Bayangan tubuh tinggi Death Knight menutupi seluruh tubuh Leng An Lei, pedang raksasa berkarat dan berat itu menghujam dengan desiran angin.
Menghindar, Lin Jingyan hanya bisa membuat Leng An Lei menghindar. Death Knight bukan Goblin, efek hantaman pedang ini tidak akan "sedikit", bahkan bisa langsung membuat tumbang.
Bunga Dunia Iblis, Goblin, Death Knight.
Tiga summoning ini tentu tidak sampai membuat Lin Jingyan tak bisa melawan, tapi dalam situasi seperti ini mustahil Xiao Shou Bingliang milik An Wenyi sama sekali tidak bisa menggunakan skill. Skill dengan chanting panjang mungkin masih bisa diinterupsi, tapi tiga cure spell (kecil, besar, suci) dalam skill heal Pastor semuanya instan. Untuk mengisi HP Jun Moxiao setelah serangan She Ming Yi Ji, An Wenyi sengaja menyimpan skill heal instan ini.
Xingxin berhasil menstabilkan situasi!
Semua orang menyadari hal ini, dan yang membantu Xingxin mencapainya adalah Luo Ji. Pemain baru dengan sedikit pengalaman bertanding ini justru bersinar terang dalam dua pertarungan tim besar playoff melawan Dominant Hero.
Pertama dengan Aliran Pembongkaran yang mustahil, kali ini? Dia memanfaatkan kelebihan paling fundamental Summoner.
Tangan Luo Ji gemetaran, ia bisa merasakan napasnya yang tersengal-sengal. Pertandingan sudah berjalan setengah jam, namun rasa gugupnya tak juga hilang. Tapi pikirannya justru jernih secara tak wajar, dengan tangan yang tak bisa berhenti bergetar itu, ia perlahan-lahan melakukan apa yang menurutnya harus dilakukan.
Bahkan ia sendiri tak sepenuhnya paham seberapa besar pengaruh tindakannya terhadap situasi. Ia hanya terus mengingatkan diri: harus dilakukan! Lakukan semua hal yang bisa dilakukan sesuai pengamatannya, jangan sampai melakukan kesalahan!
Semua yang dilakukannya akan terjadi dengan setia di lapangan, terpantul jelas di mata semua orang.
Tak ada satu detail pun yang terlewat, kinerjanya sudah hampir sempurna. Meski mengoperasikan dua jalur sekaligus dengan tiga summoning di tiap sisi cukup menyulitkan, untungnya saat ini summoning-nya tak memerlukan operasional yang terlalu presisi.
Jika terus begini, Xingxin akan menang!
Para atlet di grup kelas profesional mulai sepakat. Luo Ji si "orang biasa" ini, yang bebas dari gangguan di lapangan, leluasa memanggil summoning dan mengoperasikannya, telah menyebabkan kerusakan paling parah pada fokus utama yang sedang diincar Dominant Hero.
Apakah Dominant Hero akhirnya akan kalah di tangan rookie ini?
Dalam dua pertandingan tim, Luo Ji telah memainkan peran penentu.
Akan kalah?
Tidak!
Belum!
Han Wenqing, Desert Dust menyerbu! Dari jarak yang sangat jauh bagi seorang Master Bela Diri, akhirnya dia kembali dengan kecepatan maksimalnya. Saat ini dia juga tidak terikat batasan apapun, langsung menyergap Jun Moxiao? Membantu Hundred Blossoms Spectacle menghalangi serangan Muyu Chengfeng dan summoning sambil melepaskan tembakan jarak jauh? Atau memberi assist Lin Jingyan untuk melanjutkan crowd control terhadap Xiao Shou Bingliang?
Pilihan Han Wenqing harus cepat, namun tiba-tiba Zhang Jiale melihat Luo Ji (Mei Guang) sedang memegang tongkat sihir sambil bergumam sendiri. Ini bukan sedang mengendalikan summoning, melainkan jelas-jelas melakukan Chanting.
Skill apa ini?
Zhang Jiale tak langsung ingat, namun pengalaman bertahun-tahun membuatnya merasakan sinyal bahaya. Dia yakin jika Chanting Mei Guang kali ini tidak diinterupsi, segalanya akan berakhir.
BRAK BRAK BRAK!
Tak peduli yang lain, Hundred Blossoms Spectacle melepaskan tiga peluru ke arah Mei Guang. Namun seketika dia sudah tumbang ke tanah diterjang Serigala Es.
Masih ada waktu! Sudut pandang Zhang Jiale masih tertuju pada Mei Guang. Tongkat sihirnya memancarkan kilau magis, namun dari sikap konsentrasinya, skill besar ini masih membutuhkan Chanting panjang. Tiga peluru ini masih bisa menyusul.
Siapa itu yang mengira, tiba-tiba siluet seseorang telah menyambar ke area kamera Zhang Jiale. BRAK BRAK BRAK, tiga peluru langsung meletus di permukaan payung-perisai Qianji San yang sangat besar dan tidak tahu malu itu.
Jun Moxiao yang HP-nya hanya tersisa 4% ini, berani dash keluar untuk memberikan perlindungan pada Mei Guang. Siapa yang menyangka?
Pelepasan Mana!
Mei Guang yang tidak terinterupsi berhasil menyelesaikan chanting. Zhang Jiale yang sedang duduk di depan komputer, seakan merasakan hawa dingin yang menusuk tulang ini.
Absolute Zero!
Bukan untuknya, tapi untuk Desert Dust. Desert Dust yang baru saja dash kembali dari area jauh dan hampir membawa kesempatan comeback untuk Dominant Hero, tiba-tiba terjebak dalam status beku absolut dari skill besar level 75 Elementalist ini.
Inilah pilihan Luo Ji - sebuah skill kontrol super kuat yang ditempelkan pada tongkat sihir Mei Guang. Di lingkungan tanpa gangguan ini, menggunakan skill chanting panjang memang sangat cocok. Tapi Luo Ji ternyata masih sedikit meremehkan lawan. Dia tidak menyangka Zhang Jiale yang sedang di bawah tekanan besar di arena masih bisa mendeteksi ancamannya dan memprioritaskan interupsi. Padahal dia mengira Zhang Jiale adalah orang yang paling sibuk dan tidak punya waktu untuk menangani ini.
Saat laras senjata Hundred Blossoms Spectacle menyemburkan api ke arahnya, jantungnya hampir membeku. Ia nyaris langsung meninggalkan skill-nya. Tepat di saat kritis itu, bayangan Jun Moxiao menghalangi di depannya, menyambar serangan Hundred Blossoms Spectacle. Perlindungan seperti ini telah sering dilihat Luo Ji dari kursi pemain di luar arena, namun kali ini, target perlindungan Ye Xiu adalah dirinya sendiri.
Absolute Zero bertindak.
Pada detik ini, Luo Ji tiba-tiba dipenuhi keyakinan akan kemenangan. Ia sadar dirinya bukanlah sosok tak berarti seperti yang selama ini dikira - segala usahanya mampu memberikan pengaruh menentukan terhadap situasi di arena.
Mengenai!
Han Wenqing menyesal karena gangguan interupsi Zhang Jiale yang lagi-lagi dihadang Ye Xiu. Saat Absolute Zero benar-benar dilepaskan, Desert Dust yang hendak menghindar sudah terlambat. Skill ini merupakan barrier ruang es yang langsung membekukan segala sesuatu di sekitar Desert Dust tanpa jeda waktu. Untuk kesekian kalinya, Desert Dust tersingkir dari pusat pertempuran.
Meski hanya tingkat satu, efek Absolute Zero yang tidak memiliki banyak penguatan elemen es terbatas, namun sudah cukup untuk menciptakan pengaruh penentu dalam situasi yang sangat genting ini. Tanpa Absolute Zero ini, mungkin tinju Desert Dust sudah menghantam tubuh Jun Moxiao saat ini. Tapi sekarang, cahaya putih pun jatuh. An Wenyi sang pemain baru juga tidak gagal di saat kritis. Status tidak bisa di-heal setelah menggunakan skill She Ming Yi Ji yang telah lama dinantikannya akhirnya terangkat, dan dia segera menyambar momen emas dengan menurunkan Cure Suci yang luar biasa dahsyat.
Cahaya critical berkedip-kedip.
HP Jun Moxiao yang meledak seketika membuat semua pendukung Dominant Hero putus asa. Meski dalam cuplikan siaran terlihat Minus Nine Degrees-nya Qin Muyun semakin mendekat, dan rentetan tembakan Sharpshooter segera bisa memberikan bantuan ke lokasi.
Tapi... terlambat...
Ye Xiu bahkan berani mengirim Jun Moxiao yang hanya punya 4% HP untuk dash menjadi perisai hidup. Sekarang setelah mendapat critical Cure Suci, apa lagi yang tidak berani dia lakukan?
Target: Hundred Blossoms Spectacle!
Jun Moxiao langsung menyelesaikan jarak tempel. Pada saat ini, Hundred Blossoms Spectacle baru saja bangkit dengan susah payah dari tanah, langsung terjebak dalam kombo tajam Loner. Di belakangnya, hujan peluru Muyu Chengfeng terus bergemuruh, naga kecil dan Elang Petir masih berputar di sekitarnya. Setelah serangan kuat sebelumnya yang membuat HP-nya turun drastis, berapa lama lagi dia bisa bertahan?
Efek Absolute Zero berakhir, Desert Dust keluar dari pembekuan.
Dentuman senjata jernih terdengar dari ujung lain. Minus Nine Degrees Qin Muyun akhirnya tiba.
Tapi Hundred Blossoms Spectacle sudah sekarat. Ye Xiu bahkan tidak lagi membuang waktu padanya. Jun Moxiao berbalik dan bergerak cepat langsung menyerang Desert Dust. Serigala Es Mei Guang segera mengisi kursi kosong ini, bersama dengan tembakan meriam Muyu Chengfeng, menyelesaikan serangan terakhir pada Hundred Blossoms Spectacle.
Konsekuensi: 5 vs 4, kelimanya memiliki healer.
Banyak fans Dominant Hero di lokasi sudah dibungkam. Mereka yang tak pernah ciut hati, tak pernah menyerah, kini telah melihat momentum kekalahan mereka.
Xingxin tidak meninggalkan celah untuk dimanfaatkan. Setiap agenda dikendalikan dengan baik. Dalam kondisi seperti ini masih bisa diserang balik, itu adalah kesalahan rendah yang sama sekali tidak bisa diterima.
“Jangan lengah!” Ye Xiu tepat pada momen ini mengingatkan para anggota Xingxin. Para penonton yang terus memantau pertandingan menegangkan baru tersadar bahwa channel benar-benar telah kosong begitu lama. Segala perubahan dramatis yang membuat sesak napas sebelumnya ternyata sama sekali tidak ada komunikasi di channel, tidak ada satu pun komunikasi antar anggota tim.
Xingxin menang!
Ini adalah akhir yang tak terduga. Dari pertarungan 5 vs 4 dengan healer, hingga pembunuhan final terhadap anggota terakhir Dominant Hero oleh Xingxin, dibutuhkan waktu hampir setengah jam tambahan. Xingxin akhirnya mengandalkan keunggulan healer untuk serangan frontal habis-habisan, mengorbankan dua kill sebelum akhirnya menghabisi keempat anggota Dominant Hero sepenuhnya.
Meski telah menguasai situasi secara umum, arena pertarungan tidak menunjukkan kehancuran cepat seperti yang dibayangkan banyak orang.
Baru sekarang orang-orang menyadari betapa pentingnya peringatan "Jangan lengah!" yang awalnya terlihat seperti basa-basi sederhana dari Ye Xiu.
Tim Dominant Hero, seberapa pun tertinggalnya mereka, jika Anda lengah sekecil apa pun, mereka akan berbalik menerkam.
Ye Xiu yang sangat memahami gaya Dominant Hero dan tim ini, tidak memberi kesempatan sama sekali. Dengan kepemimpinan pantang menyerah, dia memimpin para pemain Xingxin bertempur sampai detik terakhir.
Semuanya berakhir...
Sistem telah memutuskan, Xingxin benar-benar telah meraih kemenangan, memenangkan pertandingan tim ini, memenangkan round ini, memenangkan seri pertandingan ini. Xingxin, berhasil masuk final kejuaraan.
Namun arena tetap sunyi senyap.
Pemain Dominant Hero terdiam membisu, bagaimana dengan fans Xingxin? Selama setengah jam terakhir, mereka menyaksikan pertandingan dengan deg-degan. Meski keunggulan sudah jelas, ada perasaan bahwa lawan bisa menyusul bahkan melakukan comeback kapan saja. Pertandingan sama sekali tidak masuk fase waktu sampah meski Xingxin sudah menguasai permainan, membuat fans Xingxin masih belum bisa percaya bahkan setelah kemenangan dipastikan.
Hening terus menyelimuti arena, hingga para pemain dari kedua tim mulai berjalan keluar dari area pemain, hingga kedua kubu berbaris di tengah arena, hingga layar elektronik - meski bukan kandang Xingxin - menampilkan ucapan selamat untuk pemenang.
Barulah fans Xingxin tersadar.
Mereka menang, benar-benar menang! Dari Tantangan Rookie hingga kini, akhirnya mereka melangkah ke panggung tertinggi Glory. Semua ini terasa seperti mimpi.
