Bagai badai yang datang tiba-tiba, Ye Xiu dan Zhou Zekai akhirnya berhadapan.
Pertama dan yang terdepan, duel ini tentu sangat kaya akan topik, tapi sejujurnya awalnya bahkan media pun tidak terlalu berharap akan terjadi di arena duel.
Mengingat penampilan debut Ye Xiu sudah menjadi pola tetap, sementara Lun Hui selalu konsisten menempatkan Raja Senapan inti mereka di posisi ketiga atau keempat. Kesempatan dua orang ini bertemu di arena pertarungan sangat kecil. Bahkan jika Lun Hui ingin memecahkan mitos kemenangan beruntun Ye Xiu, mereka masih memiliki duelist andal lain yang layak diandalkan: Sun Xiang. Mengirim Sun Xiang untuk debut lalu Zhou Zekai tetap bertahan di posisi ketiga atau keempat, terlihat lebih seperti strategi yang akan diatur Lun Hui.
Kisah antara Sun Xiang dan Ye Xiu juga cukup epik, namun sejak duel final di Tantangan Rookie musim lalu, topik ini sudah mencapai puncaknya. Ye Xiu yang meninggalkan Jia Shi memimpin Xingxin yang dibentuknya sendiri mengalahkan Jia Shi, memberikan tamparan keras pada Jia Shi dan penerusnya Sun Xiang.
Bagi media, kisah ini sudah cukup memuaskan. Mereka tidak ingin mengulang-ulang topik yang sama. Hanya setelah melihat duel antara yang pertama dan yang terdepan tampaknya mustahil, mereka kembali mengangkat kisah lama ini: membahas perkembangan Sun Xiang di Lun Hui, apakah dia sudah keluar dari bayangan masa lalu.
Hasilnya sekarang, semua persiapan tidak terpakai, tapi media sama sekali tidak menyesal.
“Dibanding duel duo terdepan sepanjang masa, serangan balik Sun Xiang ke Ye Xiu ginian siapa yang mau nontin?!”
Semangat!
Semua orang semangat.
Bahkan mereka yang merasa pengaturan Lun Hui kurang profesional, dalam hati tak bisa menahan antisipasi akan duel ini.
Dua atlet yang dijuluki sebagai pemain Glory terkuat – siapakah yang lebih unggul? Pertarungan langsung tentu jadi bukti paling meyakinkan, meski mengambil kesimpulan dari sekali pertandingan terkesan gegabah...
Kok belum mulai juga?
Kedua pemain sudah duduk di kursi pertandingan, namun karena waktu belum tiba, wasit belum mengumumkan mulai. Penonton sudah tak sabar.
“Langsung mainkan Zhou Zekai?!!” Para atlet profesional di sisi lain juga berdiskusi. Pertarungan ini membuat mereka penuh antisipasi dan rasa ingin tahu.
Tapi wasit hari ini terlihat tak peka. Meski tahu semua tak sabar menanti duel ini, ia tetap patuh pada jadwal, menunggu sampai pukul setengah sembilan tepat.
Pertandingan dimulai!
Efek suara dan cahaya di lokasi langsung aktif seketika, membangkitkan emosi penonton.
Sebenarnya mana perlu?
Final kejuaraan dengan topik duel segini panas, sudah cukup membuat semua orang terbakar semangat. Efek cahaya dan suara? Di detik ini tak ada yang lebih menggugah dari tepuk tangan dan teriakan histeris penonton.
Karakter selesai loading.
Map selesai loading.
“Penonton di depan televisi? Saat ini justru mendengar komentar kedua komentator Pan Lin dan Li Yibo yang seperti debat kusir. Duel ini memiliki terlalu banyak aspek yang bisa dibahas, keduanya saling berebut berbicara dengan aktif, mewujudkan bombardir kata-kata tanpa jeda.”
“Map, Gua Hutan Batu.”
“Kualitas komentator memang mumpuni, meski perebutan pembicaraan begitu sengit, kontennya tidak melenceng. Hal-hal yang perlu diperkenalkan sama sekali tidak terlewat. Kini map selesai loading, peta arena yang dipilih kandang Lun Hui adalah Gua Hutan Batu.”
“Oh… map ini…”
“Stalaktit di gua tidak benar-benar sepadat pepohonan di hutan, jadi meskipun kelas senjata jarak jauh di map ini masih memiliki ruang pemanfaatan yang cukup.” Di sisi Li Yibo yang sejenak ragu dalam memilih kata-kata, langsung direbut oleh Pan Lin.
“Tidak seharusnya dikatakan 'cukup', struktur ruang yang dibangun stalaktit di map ini seharusnya dikatakan sangat cocok untuk performa kelas senjata jarak jauh. Jarak jauh tipe ini bukan berarti paling baik di ruang datar terbuka lebar, tempat berlindung yang tepat juga memperkaya strategi permainan mereka.” Li Yibo marah-marah merebut pembicaraan, sekali bicara langsung tuntas.
“Sebagai Tim Lun Hui yang memiliki Zhou Zekai, pilihan map ini jelas memiliki bias yang signifikan.” Pan Lin buru-buru menambahkan.
"Di sisi Xingxin, Loner Ye Xiu meski bisa menyerang jarak jauh maupun dekat, tapi dari sudut pandang pertempuran nyata, ancaman pertarungan jarak tempel Loner jauh lebih besar dibanding serangan jarak jauh. Jadi ruang pemanfaatan di map ini untuk Loner tidak seideal kelas senjata jarak jauh yang fokus pada jarak jauh," kata Li Yibo.
"Dalam pemilihan peta, Lun Hui sudah lebih dulu merebut kelebihan tertentu," kata Pan Lin.
Saat itu baru melihat map, bahkan progress casting loading belum sempat selesai, kedua komentator sudah saling menyahut dan mengucapkan banyak hal dalam sekejap.
"Baik, loading selesai, pertandingan resmi dimulai." Jenis laporan tahapan seperti ini biasanya menjadi pekerjaan Pan Lin sebagai komentator. Dalam hal ini dia lebih presisi merebut kalimat, Li Yibo yang awalnya juga ingin bicara, ternyata kalah cepat dari Pan Lin.
Gua Batu Zhonglin merupakan adegan gua tertutup. Seluruh map berbentuk lingkaran, stalaktit yang menumpuk atau tergantung terbalik terlihat di lantai dan langit-langit, ini menjadi satu-satunya ciri khas map ini.
Seperti analisis Li Yibo, stalaktit-stalaktit ini tidak terlalu rapat. Bagi pemain senjata jarak jauh terlatih yang sudah menguasai map, ruang yang dibentuk stalaktit memungkinkan mereka bertarung dengan fleksibilitas luar biasa, menjadikannya map yang mengutamakan teknik daripada kekuatan maksimal.
Zhou Zekai, yang dijuluki pemain terdepan Glory, apalagi statusnya di cabang senjata jarak jauh sudah tak perlu diragukan. Ditambah ini adalah peta kandang Lun Hui, level kemampuannya di map ini sama sekali tidak diragukan siapapun.
Yiqian Chuanyun melangkah dengan ringan, siaran televisi memberikan kamera utamanya, membuat semua orang dapat melihat sikap pergerakannya yang tanpa keraguan.
Bagaimana dengan sisi Ye Xiu? Tampaknya tidak sepercaya diri dan teguh seperti Zhou Zekai. Jun Moxiao terlihat sangat hati-hati sejak langkah pertama, kamera berputar-putar terus memantau medan tempur yang dilewati, jelas menunjukkan ketidakmahiran pada map ini dibanding Zhou Zekai. Dalam kondisi seperti ini, memilih strategi posisi tempur dengan manuver adalah pertimbangan yang umum, Ye Xiu pun tak terkecuali, hanya saja lingkaran pergerakan Jun Moxiao sangat besar, ini sama sekali bukan rute untuk mengelilingi sayap atau belakang lawan, lebih terlihat seperti menghindar jauh dari lawan.
Akhirnya, satu menit berlalu. Seandainya kedua belah pihak langsung menyerbu jalur tengah, pertarungan pasti sudah pecah. Tapi sekarang? Dalam duel yang sangat dinantikan ini, setelah satu menit pembukaan, kedua pihak bahkan belum bertemu, sungguh manuver Ye Xiu yang terlalu berlebihan.
"Ini mungkin ingin memahami situasi map terlebih dahulu..." Pan Lin mengomentari pergerakan Jun Moxiao yang menempel pinggir arena membuat lingkaran penuh.
"Map ini mungkin kurang familiar bagi Ye Xiu, tapi struktur atau kondisi serupa seharusnya pernah dia alami! Untuk beradaptasi, tidak perlu waktu sebanyak ini. Tampaknya dia sangat hati-hati dalam pertandingan ini." Kata Li Yibo.
"Tentu harus hati-hati, lawannya adalah Zhou Zekai!" Pan Lin menimpali.
Zhou Zekai!
Zhou Zekai!
Di Stadion Lun Hui, sorakan seperti ini juga sedang meledak dengan penuh semangat. Meski menit pertama pertandingan ini sama sekali tidak ada pertarungan, sangat datar, semangat penggemar fanatik Zhou Zekai tidak berkurang sedikit pun. Duel antara yang terdepan di masa lalu dan sekarang? Topik ini sebenarnya tidak ada dalam pikiran mereka. Di hati mereka, Zhou Zekai sudah jelas yang terkuat, tak diragukan lagi. Antisipasi mereka terhadap duel ini lebih tentang mengharapkan kemenangan untuk membuat topik ini pudar total.
Satu menit berlalu, topik masih bertahan.
Satu setengah menit...
Dua menit...
Tiga menit...
Topik terus ada karena kedua orang ini sampai sekarang belum bertarung, membuat Pan Lin dan Li Yibo yang berkomentar sampai kehabisan kata.
Biasanya map untuk duel tidak terlalu besar. Tiga menit, meski berjalan acak-acakan mungkin sudah saling terlihat. Tapi hari ini keduanya seperti garis paralel yang tak pernah bertemu, sama sekali tidak ada titik persinggungan.
Bermain pasif, sengaja menghindari pertempuran?
Tidak terlihat!
Selain manuver besar Jun Moxiek yang dibuat Ye Xiu di awal, setelah itu terlihat dia juga aktif mencari lawan. Hanya saja karakter kedua orang ini selalu gagal bertemu saja.
Benarkah kebetulan sampai segitunya?
Semua orang terdiam. Wasit juga terjebak dalam keraguan yang mendalam. Dia tidak melihat pelanggaran di lapangan. Campur tangan paksa dalam situasi seperti ini membutuhkan keberanian besar. Apalagi di arena final kejuaraan, intervensinya bisa mempengaruhi pemilik mahkota kemenangan akhir.
“Dia tidak ingin melakukan intervensi seperti ini. Menurutnya, tanpa ada yang sengaja mengatur, dua karakter tersebut seharusnya akan segera bertabrakan. Namun, tiga menit berlalu tanpa kejadian.”
Tiga menit bukan waktu yang lama. Tapi di arena Glory, terutama di duel tunggal, ketiadaan aksi selama tiga menit sudah cukup untuk mematikan banyak antisipasi dan semangat. Dalam persepsi penonton, kualitas pertarungan antara dua juara ini turun drastis. Fans berat Zhou Zekai di lokasi juga menghentikan sorakan kompak mereka, mulai melontarkan cemoohan dan olok-olok. Bagi mereka, sikap Zhou Zekai tak terbantahkan sementara manuver memutar Ye Xiu di awal dianggap sebagai penghindaran. Mereka menganggap pertarungan antara juara generasi berbeda ini sebagai lelucon, menyebut para pendukung topik ini sebagai orang buta.
"Terlalu naif." Tapi para atlet profesional sama sekali tak sependapat dengan cemoohan fans ini, terutama para pemain senior berpengalaman.
Mustahil Ye Xiu menghindari lawannya, apalagi di arena profesional. Menghindar tidak akan membuahkan hasil - ini bukan game online biasa dimana kita bisa kabur dari lawan dan menghentikan duel.
Pertarungan pasti akan terjadi, hasil pasti akan ditentukan. Hanya saja tiga menit tanpa aksi ini memang terasa aneh.
"Kalian percaya?" Mereka saling bertanya. Yang menjadi perhatian mereka: apakah tiga menit ini benar-benar kebetulan?
Lebih dari separuh jawabannya: Tidak.
"Perhatikan sudut pandang bird's eye, fokus pada posisi yang dipilih Ye Xiu." Zhang Xinjie memberi instruksi kepada rekan-rekannya.
Sudut pandang ini tidak tersedia di proyeksi holografik, namun selalu ditampilkan di layar besar elektronik di lokasi. Sebelum adanya proyeksi holografik, layar besar elektroniklah yang menyediakan siaran langsung di lokasi. Selain menciptakan atmosfer keramaian, lokasi pertunjukan juga harus menyediakan pengalaman menonton yang tidak bisa didapatkan penonton rumah melalui siaran TV atau jaringan.
Sudut pandang komprehensif ini merupakan kelebihan unik yang dimiliki layar besar elektronik di lokasi dibandingkan siaran TV atau jaringan.
Saat ini, sudut pandang bird's eye view ini sedang mengungkap rahasia kebetulan selama tiga menit tersebut.
