"Memang, dalam hal kecerdikan, aku jelas kalah." Tak disangka, Du Ming malah merespons di channel dengan cepat, terlihat sangat ingin mengakui hal ini dan merasa bangga akan pengakuannya.
“Aduh! Meski kita sedang adu kecerdikan, tidak boleh kalah!” Lv Buoyuan dari area pemain Lun Hui langsung melompat. Baru saja ia mengalami kekalahan yang menyebalkan, dan sedang sangat membenci hasil pertandingan itu. Melihat Du Ming begitu terbuka mengakui kekurangan di hadapan lawan, ia sama sekali tidak bisa menerima. Soal masalah "kecerdikan", baginya itu bukanlah hal yang krusial.
"Ehem... Ini..." Fang Minghua membersihkan tenggorokannya.
"Melihat gaya Tang Rou, dia pasti sangat tidak mengapresiasi aliran licik," kata Jiang Botao.
"Omong kosong Fang Rui itu benar-benar masuk perangkapnya!" ujar Fang Minghua.
"Jadi dia dengan cepat membersihkan keraguan itu," lanjut Jiang Botao.
"Tapi kalau fokus ke hal-hal seperti ini, bagaimana dengan pertandingannya?" Lv Buoyuan terlihat tidak puas dengan campur-aduknya emosi pribadi dalam kompetisi, apalagi ini final kejuaraan yang sangat krusial.
"Jangan khawatir." Jiang Botao menepuk bahu Lv Buoyuan. "Konsentrasinya sangat penuh. Meski sempat terpikir tentang Tang Rou, yang tertanam di benaknya hanyalah 'bermain total dalam pertandingan'. Percayalah padanya!"
Lv Buoyuan masih ingin berkomentar, tapi melihat perubahan situasi di arena, akhirnya menahan diri.
Du Ming, setelah menanggapi omong kosong Fang Rui dengan kilat, langsung melancarkan serangan balik. Tanpa sedikit pun kelicikan, dengan gaya heroik ia menghadang Hai Wu Liang menggunakan Ichimonji: Pengiris Angin!
Kilatan pedang menyapu, saat ini Wu Shuang Gou Yue baru saja terkena serangan energi pikiran Hai Wu Liang yang menabrak tembok, langkahnya masih bergetar. Dalam kondisi ini, getarannya memiliki amplitudo kecil namun frekuensi cepat, serangan yang dilakukan sebelum stabil sulit untuk presisi. Tapi Du Ming, justru dalam kondisi ini berhasil melakukan serangan, kilatan pedang Ichimonji: Pengiris Angin langsung menghadapi energi pikiran Hai Wu Liang yang kembali menyerang.
Blade Master menggunakan serangan fisik, energi pikiran Ahli Tenaga Dalam termasuk serangan sihir, fisik vs sihir, kalkulasi Kekuatan Setara menjadi jauh lebih kompleks. Hai Wu Liang saat ini melepaskan Qi Guan Chang Hong, skill awakening Ahli Tenaga Dalam, kekuatannya sudah tak perlu diragukan. Sedangkan Ichimonji: Pengiris Angin dalam skill Blade Master juga memiliki Kekuatan Setara yang sangat tinggi. Hasil tabrakan kedua skill ini, justru saling tidak mengganggu, kilatan pedang seolah jatuh ke Hai Wu Liang, sementara energi pikiran Qi Guan Chang Hong tetap melanjutkan serangan ke Wu Shuang Gou Yue.
Kena!
Wu Shuang Gou Yue kembali terkena serangan, karakter yang meluncur setelah menabrak stalaktit juga sudah dipertimbangkan Fang Rui, serangan ini mengenai dengan akurasi sempurna.
Tapi Fang Rui tidak menyangka Du Ming bisa melakukan serangan dalam kondisi seperti ini, bahkan menggunakan Ichimonji: Pengiris Angin, dan bisa menebas dengan presisi tinggi, hanya saja, agak sedikit lambat.
Karena Wu Shuang Gou Yue baru saja terkena Dragon's Suppression Wave, target yang kena skill ini akan mengalami penurunan kecepatan serang dan damage. Pengaruh ini membuat Ichimonji: Pengiris Angin meski dioperasikan dengan sangat hebat, kekuatannya tidak mencapai puncak. Ia tidak cukup cepat!
Meski begitu, Hai Wu Liang tetap sulit menghindar. Serangan Du Ming ini benar-benar dioperasikan dengan sempurna, penguasaan karakternya terlalu baik. Bukan sekadar bergerak 1-2 langkah bisa menghindar. Tidak bisa menghindar, maka hanya bisa bertahan!
Kecepatan yang sedikit melambat memberi kesempatan Fang Rui menyelesaikan manuver. Hai Wu Liang mendorong kedua telapak tangan ke depan, energi pikiran terkumpul dan meluas cepat membentuk Qi Bo Dun.
Pa!
Qi Bo Dun yang terbuat dari energi terkonsentrasi ini meski bukan benda fisik, saat kilatan pedang Ichimonji jatuh, mengeluarkan suara nyaring. Perisai energi itu pecah dengan bentuk yang terlihat jelas oleh mata.
Bertahan! Fang Rui merasa deg-degan. Dragon's Suppression Wave mengurangi kecepatan serang sehingga masih sempat memanggil Qi Bo Dun. Skill itu juga mengurangi damage sehingga perisai persis mengkompensasi kekuatan Ichimonji. Jika salah satu dari dua poin ini tidak ada, Ichimonji pasti membuat Hai Wu Liang babak belur.
Sementara itu, meski Hai Wu Liang tidak mengalami kerugian, namun karena harus menghadapi serangan ini, serangannya sendiri gagal tersambung sepenuhnya. Wu Shuang Gou Yue yang dijatuhkan oleh Qi Guan Chang Hong, langsung melancarkan Triple Slash, segera mendekati Hai Wu Liang.
Ahli Tenaga Dalam memang memiliki kemampuan pertarungan jarak dekat, tapi pada dasarnya tidak terlalu ahli dalam pertarungan fisik. Menghadapi kelas tangguh seperti Blade Master yang ahli dalam pertarungan jarak tempel, semua Ahli Tenaga Dalam mungkin akan berusaha menghindari pertarungan jarak dekat.
Tapi Fang Rui, yang seharusnya lebih menghindari pertarungan jarak dekat yang merugikan dibanding Ahli Tenanga Dalam manapun dengan gaya kecerdikannya, justru melakukan gerakan tak terduga kali ini.
Spiral Nianqi Kill!
Hai Wu Liang tidak mundur, malah melancarkan Spiral Nianqi Kill.
Energi spiral tiba-tiba menyapu area luas di depan Hai Wu Liang. Du Ming tidak menerobos, Triple Slash-nya tepat mencapai segmen ketiga. Dengan lincah berbelok, kilatan pedang Wu Shuang Gou Yue menyelinap keluar dari radius Spiral Nianqi Kill. Tanpa jeda, pedang balik tangan melesat – inilah skill besar level 75 Blade Master, Liu Xing Shi yang terkenal sebagai skill dengan kecepatan serang tertinggi.
Tapi kali ini, meteor belum sempat melesat sudah kehilangan kilaunya. Pergelangan tangan kanan Wu Shuang Gou Yue yang sedang mengayunkan pedang, tiba-tiba direbut oleh tangan kiri Hai Wu Liang.
Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong!
Bukan skill Ahli Tenaga Dalam, ini adalah skill tempel senjata yang dipilih Fang Rui hari ini.
Skill yang bisa berubah setiap pertandingan ini akan dimanfaatkan sepenuhnya oleh setiap pemain. Bukan hanya karena memberikan satu pilihan tambahan, tapi juga karena sifatnya yang belum diketahui. Jika dimanfaatkan dengan baik, penggunaan pertama setiap pertandingan akan bersinar terang. Jun Moxiao si Loner milik Ye Xiu telah memaksimalkan fitur transformasi Qianji San-nya, membuatnya bisa melakukan 12 "penggunaan pertama" seperti ini tiap pertandingan...
Kelas lain tidak memilikinya, semua hanya punya satu kesempatan. Karena ruang pilihan skill tidak seluas Loner, kadang lawan bisa menebaknya. Tapi hari ini, pemilihan mata elektronik oleh Su Mucheng dan Catch Cloud Hand yang dipilih Lv Buoyuan dari Lun Hui benar-benar menciptakan masalah besar saat digunakan pertama kali. Su Mucheng menggunakan mata elektronik untuk mengalahkan Jiang Botao dengan mudah, sementara Lv Buoyuan berhasil mendekati Muyu Chengfeng dengan Catch Cloud Hand dan menciptakan ancaman besar, sayangnya tidak bisa memastikan kemenangan.
Saat ini, Teknik Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong yang dipilih Fang Rui juga bersinar terang. Fang Rui telah memperhitungkan bahwa Du Ming bisa menghindari Spiral Nianqi Kill dengan mudah, sehingga Teknik Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong yang sudah direncanakannya berhasil menangkap skill tercepat Blade Master Liu Xing Shi dengan akurat menggunakan Hai Wu Liang.
Teknik Blok-Bongkar, blok diikuti bongkar, betapapun rendah tingkatnya, kerangka dasar ini tetap ada. Setelah memblokir pedang lawan, Hai Wu Liang segera menembakkan peluru meriam ke perut Wu Shuang Gou Yue.
Teknik ini digunakan dengan kekuatan yang keras, pembongkaran ini dapat membuat karakter lawan terpental langsung, tetapi tinju Hai Wu Liang begitu lembut, bahkan setelah mengenai Wu Shuang Gou Yue, tubuhnya hampir tidak bergerak sama sekali, namun ekspresi Du Ming sudah berubah. Fang Rui, meninggalkan daya ledak dari pembongkaran ini, menekan efek serangan yang mungkin dihasilkan hingga level maksimum, kemudian mengaktifkan skill utama Ahli Tenaga Dalam-nya.
Du Ming sudah sama sekali tidak bisa menghindar. Karena serangan pembongkaran itu, tangan kanan Hai Wu Liang sudah menusuk perutnya. Berbeda dengan kelas lain, Ahli Tenaga Dalam tidak perlu melakukan gerakan mengayun lengan atau memutar pergelangan untuk mengerahkan tenaga - damage-nya berasal dari energi pikiran yang mengalir melalui meridian tubuhnya. Begitu tangan sudah mengenai Wu Shuang Gou Yue, tak perlu menarik kembali tinju untuk menyerang lagi. Energi pikiran yang beredar dalam tubuh Hai Wu Langsung langsung mengalir ke tangan, jauh lebih cepat daripada gerakan tubuh apa pun yang bisa dilakukan Du Ming dengan Wu Shuang Gou Yue!
Energi pikiran diaktifkan, Jie Mai: Break Intelligence!
Menurunkan atribut Intelligence lawan, secara alami juga merusak Serangan Sihir dan Pertahanan mereka. Ahli Tenaga Dalam memang spesialis damage sihir, serangan kali ini bertujuan untuk semakin menjatuhkan pertahanan sihir Blade Master yang memang sudah tidak menonjol.
Setelah Jie Mai, gempuran baru benar-benar dimulai. Dimulai dengan Tui Yun Zhang yang ringan, disambung Spiral Qi Chong, terus berlanjut. Satu set kombo Ahli Tenaga Dalam yang sangat standar tanpa sedikitpun nuansa kecerdikan, dikeluarkan dari tangan Fang Rui hingga akhirnya diakhiri dengan skill besar: Qi Gong Bao Po!
Sambungan serangan yang tidak mengejutkan, menggunakan skill besar level 75 saat ini tentu pilihan paling sempurna. Fang Rui tidak menunjukkan kreativitas baru, dengan mantap menggunakan Qi Gong Bao Po untuk menyalurkan energi pikiran kuat ke Wu Shuang Gou Yue. Beberapa komponen ringan di armor Wu Shuang Gou Yue malah menggeliat karena energi ini, tubuhnya terlempar mundur sambil muntah darah deras.
"Akui saja, yang kalah dariku bukan cuma masalah kecerdikan!" Fang Rui tanpa sungkan mengetik provokasi di channel. Serangannya sangat efisien, sejauh ini kecuali Spiral Nianqi Kill yang meleset, semua serangan lain mengenai total ke Wu Shuang Gou Yue. Hanya dalam 1-2 kali kontak, HP Wu Shuang Gou Yue sudah tercatat drop 54%, tinggal 34%.
Bagaimana dengan Hai Wu Liang-nya?
Hai Wu Liang Fang Rui sama sekali tidak kehilangan HP, bahkan masih mempertahankan kondisi sempurna 100%!
Seluruh arena terdiam membeku.
Pria yang awalnya tidak melakukan apa-apa kecuali bersembunyi di bawah stalaktit dengan muka tebal itu, akhirnya berhasil menekan Du Ming dengan sikap sekeras ini? Du Ming yang telah menunjukkan performa luar biasa saat melawan Su Mucheng... Bahkan dalam pertandingan ini, manuver Ichimonji: Pengiris Angin-nya tetap menunjukkan kondisi yang prima. Tapi meski begitu, Fang Rui masih berhasil mendominasinya secara total.
Wu Shuang Gou Yue yang terlempar oleh ledakan Qi Gong Bao Po bangkit dari tanah, darah masih mengalir dari sudut bibirnya akibat luka dalam dari serangan energi pikiran. Tapi dia langsung melancarkan serangan balik.
Terlalu terburu-buru, ya?
Kehilangan kewarasan?
Keserampangan ini membuat penonton secara bawah sadar berpikir demikian. Tapi Fang Rui yang baru saja mengejek Du Ming justru menegang. Hanya dia yang tahu: serangan balik tegas Du Ming ini menyimpan ancaman nyata baginya.
"Bocah ini! Benar-benar dalam kondisi terbaiknya," Fang Rui terpaksa mengakui.
Chapter 1608 Ritme yang Terlalu Jujur
Ledakan skill bertubi-tubi membuat konsumsi skill Hai Wu Liang terkuras cepat. Dalam pertarungan di arena, manajemen konsumsi skill menjadi masalah krusial bagi kedua belah pihak. Atur diri sendiri agar tak meninggalkan celah; awasi lawan untuk mencari kelemahan pertahanan.
Fang Rui tidak bermain terlalu gegabah hingga menimbulkan celah besar, namun akhirnya tetap menggunakan banyak skill. Dalam situasi ini pilihannya terbatas, upaya menghadapinya terbatas. Jika Du Ming lebih cepat melancarkan serangan balik, ancaman yang bisa diciptakan akan lebih besar satu poin.
Fang Rui merasakan ancaman itu dengan jelas.
Serangan balik secepat ini jelas bukan tindakan impulsif, melainkan respons akurat yang sangat terfokus setelah pemikiran tenang. Ancaman ini sudah tidak bisa lebih besar lagi.
Kondisi Du Ming benar-benar prima, sedang berada di puncak ketenaran.
Maka Hai Wu Liang yang baru saja dengan gagah menyelesaikan kombo Ahli Tenaga Dalam, dalam sedetik berubah menjadi licik - berguling-guling di tanah, kabur kesana kemari, menghindari gelombang serangan balik Du Ming ini.
"Kondisi Du Ming benar-benar sangat baik," kata Ye Xiu yang menyaksikan pertandingan di luar arena, sekali lagi menyebutkan hal ini kepada orang-orang.
"Tapi si anak muda ini terlalu jujur," Ye Xiu berkomentar dengan nada kagum.
"Hmm?" Chen Guo tidak paham.
"Kurang variasi dan teknik," jelas Ye Xiu.
"Teknik yang kau maksud adalah... kecerdikan?" tanya Chen Guo.
"Bisa dibilang begitu!" Ye Xiu mengangguk setelah berpikir sejenak.
"Du Ming tahu pentingnya Serangan Mendadak saat ini, dengan tegas melakukan serangan balik. Meskipun ancamannya besar, Fang Rui langsung membaca ritme serangannya. Jika ada sedikit variasi ritme di tengah serangan ini, pasti akan membuat Fang Rui semakin kewalahan. Aliran licik adalah strategi yang sangat memperhatikan penguasaan ritme. Sebagai Master Aliran Licik, Fang Rui jelas ahli dalam hal ini. Ritme serangan Du Ming yang terlalu kaku ini, meski menguasai inisiatif, semakin terlihat kehabisan tenaga."
"Skill Blade Master juga punya cooldown. Setelah serangan beruntun, pilihan skill yang tersedia semakin berkurang sehingga ruang gerak menyempit. Di sisi Fang Rui, Hai Wu Liang terus menghindar sambil sesekali menerima damage di area non-vital. Cooldown skill perlahan terisi kembali, tapi Hai Wu Liang tetap bersembunyi tanpa tanda-tanda akan melawan, membuat Chen Guo semakin gelisah."
"Kenapa belum melawan balik?" Chen Guo bertanya pada Ye Xiu.
"Karena Du Ming juga berpikir seperti itu," jawab Ye Xiu.
Chen Guo terdiam sejenak sebelum tersadar. Apa yang dilakukan Fang Rui justru mengisi kekurangan yang dimiliki Du Ming sebelumnya. Permainan ilusi-ini adalah esensi kontrol ritme. Ketika Du Ming mengira momen balasan Fang Rui sudah matang, Fang Rui sengaja menunda aksi. Akibatnya, Du Ming sama sekali tak bisa memprediksi kapan serangan balasan itu benar-benar akan datang.
Dalam situasi ini, pikirannya tak lagi sefokus sebelumnya. Apakah terus melakukan Serangan Mendadak sampai akhir, atau menarik ritme, atau memperlihatkan celah untuk memancing lawan bertindak?
Keraguan dalam pikiran, kesulitan mengambil keputusan, semua ini pada akhirnya akan tercermin dalam operasional karakter!
Celah!
Gempuran Wu Shuang Gou Yue akhirnya menunjukkan kelemahan yang jelas. Pemain biasa mungkin belum tersadar, namun para atlet profesional yang menyaksikan langsung menegang. Hasilnya, tidak ada tindakan.
Fang Rui ternyata masih belum bertindak, malah membiarkan Hai Wu Liang terus berguling seperti orang kesurupan.
"Orang ini kok begini sih!" Bahkan atlet profesional yang menyaksikan pun merasa terburu-buru. Bagaimana dengan Du Ming di lapangan? Begitu menyadari celah itu, dia panik dan sibuk mencari cara memperbaiki. Ternyata, Fang Rui tetap diam.
"Tidak melihat? Tidak mungkin! Rencana apa lagi yang direncanakan si pemalas ini?"
Tapi bagaimanapun, sungguh beruntung lolos dari bahaya. Harus lebih waspada. Begitu pikir Du Ming, tiba-tiba... Spiral Nianqi Kill! Tiba-tiba muncul di depan Wu Shuang Gou Yue.
"Sial!"
Reaksi para atlet profesional jauh lebih intens daripada pemain biasa. Penonton awam yang bahkan tak menyadari celah sebelumnya, tentu sulit memahami makna manuver Spiral Nianqi Kill yang tiba-tiba ini.
Ini seperti saat Du Ming bergantung di tepi jurang, Fang Rui tidak bertindak; Begitu Du Ming baru saja naik dan bersyukur lolos dari maut, Fang Rui langsung mendorongnya kembali.
Betapa liciknya, betapa kejinya!
"Benar-benar tidak bisa dilihat!" teriak Dai Yanqi dari Tim Thunderclap, banyak pemain muda di sampingnya mengangguk setuju. Para pemain yang masih hijau ini masih jauh dari pemahaman tentang taktik kecerdikan Fang Rui.
Energi pikiran berputar, bergelora dahsyat. Du Ming benar-benar tidak menyangka serangan datang di saat seperti ini. Tapi, masih bisa dihindari!
Performa Du Ming hari ini luar biasa. Menghadapi serangan mendadak ini, reaksi dan operasionalnya benar-benar bisa mengimbangi. Wu Shuang Gou Yue mundur miring dengan cepat, nyaris menghindari Spiral Nianqi Kill. Saat hendak membalas dengan pedang, tiba-tiba ragu.
Situasi ini mirip sekali dengan kejadian sebelumnya? Bukankah balasan kilat setelah menghindari Spiral Nianqi Kill justru akan masuk ke skill Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong lawan?
Beberapa pemain berpengalaman yang melihat keraguan sepersekian detik Du Ming ini langsung mengeluarkan kekaguman serupa Ye Xiu: "Anak muda terlalu jujur..."
Untuk serangan mendadak ini, Fang Rui punya banyak skill yang bisa dipilih. Tapi si pemalas ini sengaja memakai "Spiral Nianqi Kill" demi menciptakan situasi mirip dan membangkitkan kenangan buruk Du Ming.
Masuk atau mundur, saat ini harus se-tegas mungkin. Keraguan, itu justru akan jatuh ke dalam perangkap Fang Rui. Bahkan jika keraguan hanya sepersekian detik, si Fang Rui ini menunggu tepat momen itu!
Spiral Qi Chong!
Skill yang mirip dengan Spiral Nianqi Kill, bedanya skill ini mendorong karakter maju. Saat ini tepat menutupi celah pertahanan yang tercipta setelah Wu Shuang Gou Yue menghindar dari Spiral Nianqi Kill. Du Ming seharusnya tidak terkena, tapi di momen paling krusial, dia justru ragu sejenak...
Kena!
Energi spiral yang berputar tidak sepenuhnya sunyi. Saat menghantam Wu Shuang Gou Yue, gesekan dengan armor ringannya menimbulkan suara nyaring yang menusuk. Wu Shuang Gou Yue terkena skill, Ahli Tenaga Dalam licik itu tiba-tiba berubah agung. Skill demi skill dilancarkan, gelombang energi terus menerus menghujam tubuh Wu Shuang Gou Yue. Dari jarak dekat hingga jauh, energi naga mengamuk melahap HP musuh.
Du Ming menolak menyerah!
Pertarungan belum sampai ronde akhir, target yang ingin ditemui belum tercapai, bagaimana mungkin kalah?
Xianren Zhilu!
Tiba-tiba, Wu Shuang Gou Yue mengayunkan pedangnya, menerobos energi pikiran, dan langsung menusuk dada Hai Wu Liang. Mengambil Senjata dengan Tangan Kosong? Ayo! Du Ming sudah menyiapkan seratus cara untuk meng-counter skill Xianren Zhilu. Tapi tak disangka, Hai Wu Liang menggetarkan kedua lengannya, membusungkan dada, melangkah maju dan langsung menahan tusukan ini dengan tubuhnya.
Sialan!
Du Ming mengumpat kesal. Skill Xianren Zhilu yang sangat dinantikannya tak kunjung datang, malah skill Baja Tulang Punggung yang muncul...
Tidak ada jalan lain...
Efek knockback dari Xianren Zhilu tak berguna menghadapi status Super Armor. Energi pikiran mengamuk, menghabiskan sisa HP Wu Shuang Gou Yue sampai habis.
Xingxin, Fang Rui, menang!
Babak 1.609: Mengabaikan Secara Langsung
Fang Rui meraih kemenangan yang cukup gemilang. HP Hai Wu Liang masih tersisa 77%. Du Ming turun dari panggung dengan wajah muram, tapi masih mendapat tepuk tangan dari penonton Lun Hui. Meski kalah telak di babak ini, kemenangannya atas Su Mucheng sebelumnya sangat memukau. Fans tidak akan mudah melupakan performa gemilang pemain hanya karena satu kekalahan.
Du Ming tetap merasa terpuruk. Selain kemenangan, sebenarnya ada tujuan pribadi yang ingin dicobanya di pertandingan ini. Saat kembali ke area pemain usai bertanding, matanya masih melirik ke arah bangku Xingxin.
"Sudah tak ada harapan."
"Jual saja ke Xingxin."
“Haha, aku berpikir, kalau saat jual Xingxin malah jadi transfer pertukaran dengan Tang Rou, pasti lucu banget.”
Final kejuaraan, tertinggal cukup signifikan di arena pertandingan, tapi para pemain Lun Hui masih bisa tertawa. Harus diakui tim ini telah mengembangkan kepercayaan diri yang sangat kuat. Menghadapi situasi apapun, mental mereka tetap stabil. Memimpin atau tertinggal, semua adalah bagian dari pertandingan. Mereka bisa berpartisipasi dengan sikap optimis dan menikmati proses, sambil memperjuangkan kemenangan akhir.
“Giliranku.”
Sun Xiang berdiri. Hubungan dan sejarahnya dengan Xingxin maupun Ye Xiu bukanlah hal yang bisa diceritakan sebentar. Tapi di dua babak arena pertandingan final yang sudah berjalan, dia belum bertemu Ye Xiu, membuat pertandingan agak kehilangan bahan obrolan. Sekarang, sebagai pemain terakhir arena pertandingan Lun Hui, dia harus menghadapi tantangan dua anggota Xingxin yang tersisa. Situasinya tidak bisa terlalu optimis.
Tapi fans Lun Hui tampaknya sangat percaya diri dengan anggota baru yang baru bergabung musim ini ini. Mereka bertepuk tangan meriah untuknya. Sun Xiang juga menunjukkan aura percaya diri, melambaikan tangan ke penonton sepanjang jalan menuju kursi pertandingan.
Arena pertandingan, Ronde Penentuan, masih ada dua lawan.
Sun Xiang tentu sangat paham akan hal ini. Sebelum masuk ke kursi pertandingan, matanya tak sengaja menoleh ke area pemain Xingxin, memandang Tang Rou dari Xingxin.
Tatapannya pada Tang Rou tentu sangat berbeda dengan Du Ming. Di mata Du Ming terpancar harapan, sementara sorot mata dan senyuman Sun Xiang penuh provokasi "Ayo bertarung!". Meski tak asing dengan semangat juang garang Tang Rou, tapi pada akhirnya Tang Rou masih rookie. Sebagai Shen papan atas yang menantang rookie, tindakan Sun Xiang ini kurang logis. Namun provokasinya kali ini punya makna tersirat - dia sama sekali mengabaikan Fang Rui yang masih memiliki 77% HP.
Fang Rui yang notabene berlevel All-Star, grandmaster aliran licik, secara identitas jauh lebih layak jadi target tantangan Sun Xiang dibanding Tang Rou. Tapi kini dia justru jadi target yang dianggap sudah mati sebelum bertanding oleh Sun Xiang.
Penonton Lun Hui di live langsung semakin histeris, tepuk tangan dan teriakan memecah arena.
Di area pemain Xingxin, semua saling pandang. Meski diabaikan, tapi mengingat yang diabaikan adalah Fang Riu - dan si pemalas ini masih di kursi pertandingan tanpa tahu apa-apa - selain kesal, ada juga rasa geli yang tak tertahan.
"Pengin banget kasih tau dia soal ini." Suara Su Mucheng terdengar.
"Jahat banget sih. Cukup doakan dia dalam hati saja." Ye Xiu menanggapi.
"Pertandingan arena kali ini... aku benar-benar nggak semangat maju." Kalimat ini luar biasa keluar dari Tang Rou yang biasanya selalu haus tantangan.
“Hmm, kami selalu menantikan ini di setiap pertandingan.” An Wenyi berkata. Tang Rou biasanya berada di urutan kelima dalam arena pertandingan Xingxin. Ketidakhadirannya berarti Xingxin setidaknya berhasil meraih 2 kill di arena, hasil yang memang diharapkan banyak orang. An Wenyi menyampaikan kejujuran dengan sangat rasional.
“Aku lebih menanti-nanti bos melawan lima sekaligus.” Kekaguman Baozi pada Ye Xiu benar-benar sejelas matahari dan bulan, bahkan membuat Ye Xiu sendiri merasa sangat malu.
“Perhatikan Fang Rui.” Ye Xiu segera mengembalikan topik pembicaraan.
Karakter dari kedua tim mulai loading, pertandingan resmi dimulai tak lama kemudian.
“Menyerahlah!” Fang Rui langsung memulai omong kosongnya. Sayangnya dia tak tahu bahwa di mata Sun Xiang, dirinya sudah dianggap mayat.
“Hehe.” Sun Xiang memang enggan banyak bicara dengan mayat. Yizhiyeqiu dash dengan gagah menuju tengah map, dan sama sekali tak menemukan Hai Wu Liang-nya Fang Rui - hal yang sama sekali tidak mengejutkan.
“Bersembunyi di mana lagi ini?” Sun Xiang mengirim pesan santai di channel.
“Tempat yang tak pernah kamu bayangkan.” Jawab Fang Rui.
“Oh ya?” Sun Xiang bicara sementara Yizhiyeqiu terus bergerak. Sudut kamera berputar sesekali terlihat sangat acak, sama sekali tidak menunjukkan urgensi untuk menemukan Hai Wu Liang.
Tak lama Yizhiyeqiu tiba di bawah stalaktit. Para penonton tiba-tiba merasa familiar dengan pemandangan ini. Sebelum sempat mengingat-ingat, Yizhiyeqiu sudah mulai melompat - satu lompatan, dua, tiga, empat.
Empat fluktuasi, Yizhiyeqiu berdiri di puncak stalaktit.
Semua orang langsung tersadar - bukankah ini persis seperti yang dilakukan Du Ming sebelumnya? Apakah Sun Xiang bersiap mengulangi metode yang sama?
"Apa maksudnya? Mengulang strategi yang sama untuk menunjukkan dia lebih hebat dari rekan setim?" Chen Guo berkata dengan nada merendahkan. Kebenciannya pada Sun Xiang bahkan membuatnya membela pemain lain dari Lun Hui.
"Lihat dulu baru bicara." Ye Xiu tidak terburu-buru mengambil kesimpulan.
Chen Guo memonyongkan bibir, melanjutkan pengamatannya di arena.
Yizhiyeqiu melompat, mengikuti rute yang pernah dilalui Wu Shuang Gou Yue milik Du Ming di babak sebelumnya. Lompatannya tetap mulus, menunjukkan para pemain Lun Hui telah berlatih keras di map ini.
Yizhiyeqiu...
Melihat nama karakter itu, Chen Guo selalu merasa pedih. Ini adalah karakter yang sangat dicintainya, tak terhitung kali dia bersorak dan memberi semangat. Untuk sang karakter, dan terutama operator di belakangnya. Kini operator Yizhiyeqiu telah berubah, namun perasaan para fans loyal tak mudah diputus. Para penggemar setia selalu terbiasa melihat pemain andalan mereka berdampingan dengan karakter ikoniknya di atas panggung. Perubahan seperti ini selalu menyakitkan.
Yizhiyeqiu tidak hanya berganti operator, tapi ke pemain yang sangat dibencinya, bahkan kini menjadi lawan yang harus dikalahkan. Perasaan campur aduk menggelayut di hati Chen Guo.
Tapi dia tidak bisa menunjukkannya, karena dia tahu dibandingkan Ye Xiu, perasaannya terhadap Yizhiyeqiu mungkin sama sekali tidak berarti.
Di final Tantangan Rookie tahun lalu, menghadapi Jia Shi, Ye Xiu harus berhadapan langsung dengan Yizhiyeqiu. Chen Guo merasa sedih memikirkannya, bahkan diam-diam pernah mengusap air mata. Dia pernah berfantasi Yizhiyeqiu bisa bergabung ke Xingxin, bertarung berdampingan lagi dengan Ye Xiu. Meski tidak dioperasikan Ye Xiu, bahkan jika digunakan Tang Rou atau siapa pun, setidaknya mereka tidak perlu lagi bermusuhan di arena.
Nyatanya tidak. Yizhiyeqiu akhirnya pergi ke Lun Hui bersama Sun Xiang yang dibencinya, terus menjadi lawan mereka. Lalu sekali lagi, saat mereka menuju finis, Yizhiyeqiu menjadi batu sandungan.
Yizhiyeqiu!
Di hati, Chen Guo pernah bersumpah suatu hari nanti pasti akan membawanya kembali ke Xingxin. Meski tidak digunakan, meski disegel selamanya, dia benar-benar tidak ingin melihat Yizhiyeqiu bermusuhan dengan mereka, terutama dengan Ye Xiu. Tapi setiap memikirkan ini, hatinya merasa sangat menakutkan. Karena dia tahu selain masalah modal finansial Xingxin saat ini, seandainya pun Xingxin punya dana untuk mendapatkan karakter top Glory, operator Yizhiyeqiu sekarang masih sangat muda. Mereka sudah terintegrasi dengan sukses di Tim Lun Hui, tim juara ini mana mungkin mudah melepas komponen penting mereka.
Menarik kembali Yizhiyeqiu, mungkin akan menjadi hal yang masih lama. Sebagai bos tim, Chen Guo memiliki kesabaran dan tekad yang cukup untuk menunggu hari ini. Tapi bagaimana dengan Ye Xiu? Sebagai atlet profesional, berapa banyak waktu yang tersisa baginya? Bisakah aku melihatnya bertarung berdampingan dengan Yizhiyeqiu di lapangan lagi?
Chen Guo tahu dalam hati, harapan ini sangat tipis. Yang bisa diantisipasinya mungkin hanya agar mereka lebih sedikit saling berhadapan sebagai lawan di lapangan.
Setidaknya kali ini mereka tidak bertemu dalam duel arena pertandingan. Di babak sebelumnya tidak, di babak ini juga tidak. Chen Guo hanya bisa menghibur diri seperti ini.
Yizhiyeqiu melompat dengan mulus di stalaktit, dengan cepat menyisir area di bawahnya. Namun kali ini Fang Rui tidak sepenuhnya meniru strategi pertandingan sebelumnya. Dia tidak membiarkan Hai Wu Liang diam-diam menunggu di bawah stalaktit tertentu, melainkan terus mengubah persembunyiannya. Meski belum melihat lawan, sikapnya sangat hati-hati seolah musuh bersembunyi di sekitarnya.
Dalam memanfaatkan stalaktit untuk menghalangi kamera, pemain Xingxin tak mungkin seterampil atlet Lun Hui yang terlatih. Namun Fang Rui yang ahli taktik licik telah memaksimalkan semua metode yang bisa segera dilakukan dalam radius kemampuannya. Siaran televisi di bagian ini juga telah memiliki pengalaman cukup, khusus menganalisis aksi Hai Wu Liang yang terus bertukar posisi dan menyamarkan diri dengan stalaktit. Cuplikan jarak jauh dari berbagai arah memungkinkan penonton merasakan betapa sulitnya mendeteksi pergerakan Hai Wu Liang.
Namun kesulitan ini terbangun dalam situasi di mana lawan berada pada level yang sama dengannya. Saat ini, Sun Xiang sepenuhnya meniru tindakan Du Ming dengan mengambil rute udara. Fang Rui tampaknya tidak mengantisipasi hal ini. Hai Wu Liang terus bergerak diam-diam di permukaan tanah, akhirnya masuk ke dalam jangkauan formasi udara Sun Xiang yang memiliki visi lebih luas.
Tanpa ragu, Yizhiyeqiu segera mengubah arah dan melanjutkan rute udara menuju Hai Wu Liang. Rute yang dilalui Yizhiyeqiu saat ini sudah memasuki area yang belum pernah dicapai oleh Wu Shuang Gou Yue milik Du Ming sebelumnya.
Kecepatan pergerakan Yizhiyeqiu yang terus melompat jauh lebih cepat dibandingkan Hai Wu Liang. Setiap kali Hai Wu Liang Fang Rui bersembunyi di balik stalaktit, dia selalu menunggu di posisi beberapa saat.
Akhirnya, Yizhiyeqiu menyusul. Melompat, mendarat, dengan stabil berada di puncak stalaktit yang menjadi sandaran Hai Wu Liang.
Hmm?
Fang Rui langsung merasakan aktivitas mencurigakan. Dia sudah menyadari apa yang terjadi, tapi tetap tenang. Kamera Hai Wu Liang bahkan tidak menengadah ke atas, berpura-pura tidak terjadi apa-apa sambil mengintip-ngintip ke kiri-kanan dari balik stalaktit.
