Serangan kuat!
Fang Rui sudah berjuang sampai segini, anggota Xingxin lainnya, kapan kalian akan menyerang?!
Saat ini, semua penonton yang tidak mendukung Lun Hui hampir berseru dalam hati seperti ini. Mereka tak rela melihat performa dewa Fang Rui ini akhirnya terkubur karena gagal memanfaatkan kesempatan.
Cuplikan berbalik.
Sudut pandang penonton di lokasi berubah.
Kesempatan, Fang Rui telah menciptakannya, benar-benar menciptakannya. Selanjutnya tinggal masalah memanfaatkannya. Jika sebelumnya pihak Xingxin bermain cukup stabil karena tidak menyangka Fang Rui akan menunjukkan kinerja legendaris seperti ini, maka dalam pertempuran yang sudah berlangsung begitu lama dimana Fang Rui masih terus menunda bantuan Lun Hui, tidak masuk akal jika Xingxin tidak mulai mengerahkan tenaga sekarang.
Serangan kuat!
Banyak orang menggenggam tinju, penuh antisipasi terhadap momen ini. Fans Xingxin di lokasi sudah berbaris berdiri, tapi sama sekali tidak mengeluarkan suara. Mereka hanya menatap tajam ke arena, mengamati pertempuran tak henti di gudang limbah.
Ye Xiu, Su Mucheng, Qiao Yifan, An Wenyi.
Jun Moxiao, Muyu Chengfeng, Yicunhui, Xiao Shou Bingliang.
Saatnya telah tiba!
Ayo maju!
Gunakan segala kekuatan, raih kemenangan dalam pertandingan ini!
Dentuman meriam tak pernah berhenti dalam pertempuran yang terus berkecamuk ini, tapi di momen ini, semua orang seolah mendengar ritme berbeda dari suara tembakan. Serangan berat Muyu Chengfeng mulai maju ke garis depan, sementara Jun Moxiao milik Ye Xiu akhirnya meninggalkan Xiao Shou Bingliang yang selama ini dijaganya tanpa pernah lepas.
Meriam Penembus Armor! Charge Stab!
Dalam perlindungan tembakan Muyu Chengfeng, Jun Moxiao langsung menerjang keluar, tepat menghantam Yizhiyeqiu yang mencoba mendekati Xiao Shou Bingliang. Menghadapi karakter yang selalu memiliki makna khusus baginya, Ye Xiu tidak ragu-ragu sama sekali. Pedang tajam di tangan Jun Moxiao menusuk langsung ke dada Yizhiyeqiu, mendorongnya dengan keras ke belakang.
Xiao Shou Bingliang juga mulai melakukan chanting pada saat ini. Tirai cahaya suci mulai menyebar dan melingkupi area seiring dengan chanting. Ini adalah skill penyembuhan kelompok Pastor: Divine Blessing Light. Skill diaktifkan sejak chanting dimulai dan berakhir ketika chanting selesai. Semua karakter dalam radius cahaya selama durasi skill, termasuk Pastor sendiri, akan mendapatkan penyembuhan kuat. Konsumsi MP untuk chanting berkelanjutan sangat besar, sampai bisa mempengaruhi masa aktif Healer. Dari segi efek penyembuhan, rasio harga-kinerja skill ini tidak tinggi, ditambah terbatas pada area tertentu. Karena itu di lingkup profesional, skill ini jarang digunakan. Pemain Healer profesional lebih suka menggunakan kesadaran dan operasional untuk menguasai situasi pertempuran, mencapai efek penyembuhan multi-titik yang sama.
Tapi bagi An Wenyi, inilah titik lemahnya. Meski telah berusaha meningkatkan kemampuan di bidang ini, mustahil menjadi dewa Healer hanya dalam satu setengah tahun.
An Wenyi sangat memahami kelemahannya sendiri, sehingga dia memilih "Divine Light" yang dianggap sebagai skill grup sakti oleh pemain biasa, namun tak sudi digunakan oleh atlet profesional.
Seketika, karakter Jun Moxiao, Xiao Shou Bingliang, dan Yicunhui semuanya tercakup dalam tirai cahaya. Muyu Chengfeng milik Su Mucheng tetap tidak terancam berkat kelebihan jarak, sehingga tidak masuk dalam radius, dan juga tidak berniat untuk berpindah posisi.
Dengan demikian, Divine Light hanya menyembuhkan tiga karakter, terlihat semakin boros. Namun semua orang bisa melihat bahwa penggunaan skill ini oleh Xingxin adalah sinyal untuk melancarkan serangan besar-besaran.
BRAK BRAK BRAK BRAK BRAK!
Dentuman senjata terus bergema!
Seberapa kasar dan tidak berkualitas teknik penyembuhan An Wenyi, bagi trio Lun Hui saat ini, healer tetaplah ancaman terbesar yang harus dihadapi.
Dua pistol Yiqian Chuanyun menyemburkan api, seluruh peluru diarahkan ke Xiao Shou Bingliang. Selama proses chanting Divine Light, karakter tidak bisa bergerak - jika chanting terinterupsi, skill otomatis terhenti. Jun Moxiao yang selama ini menjaga Xiao Shou Bingliang, akhirnya meninggalkan posisinya. Lun Hui bahkan di tahap ini masih tetap menjaga metodologi mereka. Yizhiyeqiu milik Sun Xiang menyeret pergi Jun Moxiao, Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai langsung menanggapi dengan menyerang Xiao Shou Bingliang - fokus serangan mereka tak pernah melenceng sedikit pun.
Tapi, Jun Moxiao pergi, Guardian baru malah menerjang maju.
Yicunhui mengaktifkan Skill Afterimage, mengenakan armor dewa penarik damage dan merangsek ke depan Xiao Shou Bingliang. Setelah An Wenyi menggunakan Xiao Shou Bingliang menahan tembakan untuknya, kali ini giliran Qiao Yifan memakai Yicunhui melindungi Xiao Shou Bingliang dari serangan.
Mereka tak punya bakat luar biasa atau teknik megah. Tapi dengan metode konyol ini, mereka tetap bisa melawan lawan di arena. Sekalipun lawannya Zhou Zekai - pemain terdepan Glory yang seperti dewa. Tapi saat ini, mereka tahu Zhou Zekai pasti lebih terburu-buru - metode konyol mereka justru membatasi gerakan sang legenda!
Dentuman senjata tak bisa menghentikan gempuran Xingxin. Serangan balik total dimulai. Dengan duo emas Ye Xiu & Su Mucheng membuka jalan di depan, didukung metode kikuk dua Qiao Yifan & An Wenyi di belakang. Tiba-tiba semua sadar: Pemikiran untuk mengganti Xingxin dengan pemain elite seperti Shen Lun Hui agar mudah menang ternyata sikap angkuh belaka!
Qiao Yifan dan An Wenyi memang bukan Shen. Level mereka belum puncak. Tapi mereka punya gaya permainan unik, metode bertanding versi mereka sendiri.
Pemain Healer hebat seperti dewa bisa melakukan penyembuhan area luas dengan kesadaran luar biasa dan reaksi super cepat. An Wenyi sekarang menggunakan Holy Light yang diremehkan banyak orang karena dianggap punya banyak kelemahan, tapi tetap memberikan efek yang sama.
Pemain Ghostblade hebat seperti dewa bisa menyusun Ghost Array bak jaring raksasa dengan kendali yang sempurna, membuat lawan tak bisa bergerak. Tapi Qiao Yifan, meski hanya mengorbankan Ghostblade-nya untuk menghadang peluru, tetap muncul di posisi paling kritis di momen paling genting, menggagalkan niat lawan dengan telak.
Mereka bukan yang terkuat, tapi mereka punya keunggulan masing-masing.
Apa yang mereka capai mungkin bukan yang terbaik, tapi pengaruhnya terhadap pertempuran sama-sama signifikan.
Kemenangan semakin mendekat langkah demi langkah. Ini kandang Lun Hui - "kandang setan" yang tak pernah kalah sepanjang musim ini. Tapi sekarang, di detik ini, Xingxin - tim yang terus menciptakan keajaiban dan sejarah sejak Tantangan Rookie musim lalu - akan memecahkan rekor baru lagi di musim ini.
Di final kejuaraan babak kedua, mereka menaklukkan kandang Lun Hui, mengakhiri rekor kemenangan kandang penuh Lun Hui musim ini. Dalam pertandingan ini, orang-orang menyaksikan begitu banyak hal, tapi yang paling berkesan adalah performa Fang Rui yang luar biasa seperti dewa, yang langsung menentukan match point dengan kelebihannya.
Tangan Emas?
Hari ini, di hari yang sama ini, semua orang menyaksikan sepasang Tangan Dewa!
