Pertandingan berakhir di tengah tepuk tangan. Pada konferensi pers setelahnya, Lun Hui melanjutkan sikap mereka seperti saat berbasa-basi dengan pemain Xingxin pasca-pertandingan - kalah, namun tetap penuh kewibawaan. Mereka tidak menunjukkan kehilangan kendali, menampilkan semangat yang pantas dimiliki tim juara dengan sangat elegan. Terutama terkait rekor tak terkalahkan di kandang yang terhenti, meski menyatakan penyesalan, mereka juga mengungkapkan bahwa ini justru bisa melepas sebagian beban.
Sementara itu di pihak pemenang, Tim Xingxin, para wartawan memiliki segudang pertanyaan yang ingin diajukan. Hasilnya, Fang Rui - pemain Xingxin yang paling menjadi sorotan dalam pertandingan ini - secara mengejutkan sama sekali tidak muncul di konferensi pers.
Ini jelas tidak masuk akal.
Pemain dengan kinerja buruk yang dilindungi untuk tidak menghadiri konferensi pers setelah pertandingan masih bisa dimaklumi. Tapi untuk pemain yang tampil gemilang, muncul di sesi tanya jawab untuk kembali bersinar adalah hal yang disukai baik oleh wartawan maupun tim. Fang Rui bukanlah pemain baru lagi, sama sekali tidak perlu perlindungan seperti ini.
Mengingat beberapa gerakan tidak biasa Xingxin di panggung setelah pertandingan, para wartawan pun mulai menyadari sesuatu. Setelah memberikan ucapan selamat dan pujian atas kemenangan Xingxin, segera ada yang bertanya dengan nada setengah bercanda tentang alasan Fang Rui bersembunyi dan tidak mau menemui orang.
Kemudian, mereka mendengar jawaban yang sebagian sudah mereka tebak: Fang Rui mengalami kelelahan parah akibat pengurasan tenaga yang besar.
Tapi, yang memberikan jawaban ini adalah Ye Xiu, hal ini langsung membuat para wartawan media mulai menganalisis dalam hati.
Sebelumnya tidak ada yang punya pengalaman berurusan dengan Ye Xiu, tapi setelah musim ini dimulai, para wartawan media besar mengeluh tidak henti-hentinya, menyadari bahwa orang ini tidak mudah dihadapi. Apakah jawabannya kali ini asli atau palsu? Mungkinkah ini Smoke Bomb untuk pertarungan akhir nanti?
Begitu memikirkan ini, para wartawan sudah paham, terlepas dari benar atau tidaknya, taktik pengalihan perhatian lawan sudah diluncurkan. Fang Rui akan turun atau tidak di pertarungan akhir, silakan tebak sendiri, Lun Hui!
Mengingat niat jahat seperti ini, pasti tidak akan dapat informasi tentang kondisi Fang Rui. Setelah menanyakan beberapa pertanyaan percobaan, ternyata berbagai jawaban samar-samar mereka sangat disengaja. Para wartawan sadar dan tidak terlalu memusingkan masalah ini. Meski Fang Rui paling menonjol di Xingxin, performa anggota lain juga gemilang, masih banyak yang bisa ditanyakan...
Wawancara pasca-pertandingan dengan Fang Rui gagal, tapi di artikel media besar keesokan harinya, Fang Rui justru menjadi bintang utama. Esports Weekly bahkan menggunakan judul utama "Fang Rui! Perubahan Kelas! Kembali ke Status Dewa!" di halaman depan untuk mengakui status dewa-nya.
Karena perubahan kelas, performanya yang naik-turun, serta strategi Ahli Tenaga Dalam yang licik dan unik, Fang Rui akhirnya gagal masuk lineup All-Star musim ini meski membawa karakter Ahli Tenaga Dalam teratas Hai Wu Liang. Sejak hari itu, perdebatan tentang apakah dia akan tenggelam dalam perubahan kelas ini tak pernah berhenti. Saat kinerjanya luar biasa, banyak yang memberi pujian; tapi ketika performanya buruk atau biasa-biasa saja, tak sedikit pula yang merendahkan.
Sebagai media otoritas di dunia esports, (Esports Home) tentu pernah membuat laporan terkait perubahan kelas Fang Rui. Dengan tingkat profesionalisme yang tinggi, media ini menganalisis secara menyeluruh tanpa langsung menarik kesimpulan gegabah. Namun hari ini, hanya berdasarkan performanya dalam satu pertandingan ini, (Esports Home) secara gamblang langsung mengakui keberhasilan transformasinya.
Fang Rui! Perubahan Kelas! Kembali Dijuluki "Dewa"!
Saat sarapan, Chen Guo sudah mendapatkan edisi terbaru Esports Weekly. Biasanya berita tim atau pemain idamannya menjadi headline utama akan membuatnya sangat bersemangat. Bahkan dia mengumpulkan koran-koran yang memuat headline Xingxin musim ini sebagai kenang-kenangan. Tapi melihat judul utama yang mencolok hari ini, Chen Guo tak bisa merasa sesemangat biasanya.
Karena kondisi Fang Rui benar-benar terlihat tidak baik. Meskipun setelah keluar dari kursi pertandingan hari itu dia menyapa penonton dan mengejek Lun Hui, lalu di sisi anggota tim juga membual dengan bangga, tapi setelah kembali ke ruang persiapan, Fang Rui langsung tidak bisa bergerak. Seperti tenaga yang dikumpulkan tiba-tiba habis, terlihat sangat lemas dan kelelahan, semua orang bisa melihatnya.
Fang Rui sangat kelelahan sehingga tidak ikut konferensi pers, perkataan Ye Xiu memang benar. Meski para wartawan tidak percaya dan menganggap ini sebagai Smoke Bomb, kali ini bahkan Xingxin sendiri terkena imbasnya. Dua hari lagi menuju pertarungan akhir, tidak ada yang bisa memastikan seberapa baik pemulihan status Fang Rui. Meski Fang Rui sendiri bersikap keras kepala, semua anggota diam-diam sudah mempersiapkan kemungkinan dia tidak bisa tampil.
Kehilangan Fang Rui jelas merupakan kerugian besar. Tak ada yang menyangka masalah ini muncul di momen krusial ini. Di Glory e-sport yang minim kontak fisik dibanding olahraga konvensional, kasus tidak bisa tampil karena masalah fisik relatif jarang terjadi.
Chen Guo menatap judul koran tanpa membaca isinya, memegang gelas susu sambil termenung di ruang makan.
"Dua hari lagi adalah pertarungan akhir, karena peringkat pertandingan reguler Lun Hui lebih tinggi dari Xingxin, pertandingan penentuan ketiga akan digelar di kandang Lun Hui. Chen Guo sejak awal langsung memesan kamar hotel untuk Xingxin sampai setelah pertandingan ketiga untuk menunjukkan keseriusannya. Sekarang, mereka berhasil, pertandingan penentuan ketiga menunggu mereka. Namun karena Fang Rui, hati semua orang tertutup bayangan. Chen Guo hampir tidak bisa tidur semalam, hasilnya sekarang membaca koran, bayangan itu muncul lagi.
"Sepagi ini?" Baru saja terdiam, tiba-tiba mendengar suara orang. Mengangkat kepala, Ye Xiu membawa sarapan dan duduk di hadapannya.
"Hmm..." Chen Guo mengangguk.
Pandangan Ye Xiu jatuh ke koran Esports Weekly yang terbentang di mejanya.
"Fang Rui! Perubahan kelas! Kembali dijuluki 'dewa'! Wah, wah, wah..." Ye Xiu membacakan judul, setelah menunjukkan kekaguman, tidak memberikan komentar pasti.
"Bagaimana kondisinya?" tanya Chen Guo.
"Mungkin masih tidur," jawab Ye Xiu.
"Maksudku, bagaimana dia nanti dalam pertandingan dua hari lagi?" Chen Guo bertanya lagi.
"Lihat situasi saat itu dulu!" kata Ye Xiu.
Tidak pasti.
Pertarungan akhir semakin dekat, tapi Xingxin justru memiliki ketidakpastian ini. Namun Chen Guo paham sekarang bukan saatnya cemas berlebihan, harus ada tekad yang bulat.
"Harusnya kita menyiapkan semua orang dari sekarang," ujar Chen Guo.
"Ini mudah," Ye Xiu tersenyum, "Untungnya pertandingan terakhir menggunakan sistem acak. Formasi tim biasanya baru ditentukan setelah map terpilih. Semua orang pasti akan mempersiapkan diri secara total."
“Tapi... apapun petanya, pernahkah kamu berpikir untuk tidak mengizinkan Fang Rui bertanding?” Chen Guo berkata.
Ye Xiu terdiam.
Chen Guo sering dibungkam oleh Ye Xiu sampai tak bisa berkata-kata. Ia kerap membayangkan kapan gilirannya membuat si pemalas ini kehilangan kata. Tapi sekarang, ketika mendapati Ye Xiu benar-benar terdiam, sama sekali tak ada rasa puas yang muncul.
Chen Guo tahu ia telah menyentuh inti persoalan.
Apapun peta acaknya, Xingxin takkan sampai menaruh Fang Rui di bangku cadangan. Meski bukan anggota inti mutlak, ia tetap bagian dari formasi poros. Apalagi dengan gaya permainan dan kemampuan Fang Rui, hampir tak ada peta yang bisa menghalangi performanya.
Hening.
Chen Guo tak melanjutkan pertanyaan. Diam-diam ia menyesap susunya, menyaksikan Ye Xiu melahap sarapan dengan cepat.
“Gas aja mau ikut atau enggak?” Ye Xiu mengelap bibirnya dengan serbet. “Yang pasti kita bakal menang.”
Chen Guo tersenyum.
Ini jelas-jelas ngotot tanpa alasan! Tapi mendengar ucapan Ye Xiu, tiba-tiba hatinya merasa tenang. Dalam ingatannya, Ye Xiu belum pernah sekalipun gagal menepati janji.
“Kalau gitu, kita juara dong?” Chen Guo bertanya.
“Emangnya buat apa kita ke sini?” Ye Xiu menatapnya dengan wajah heran, seperti melihat alien.
“Aku cek dulu si pemalas Fang Rui udah bangun belum.” Chen Guo berdiri dari kursi.
“Koran ini untuk menyemangatimu.” Ye Xiu menunjuk koran di meja.
“Kalau kamu?” Chen Guo mengambil koran.
“Aku belum kenyang.” Ye Xiu menaruh piring makan sambil melirik ke sekeliling.
Chen Guo bergegas naik ke lantai atas menuju kamar Fang Rui. Untuk final kejuaraan, setiap pemain mendapat kamar tunggal. Saat tiba di depan kamar Fang Rui, pintu terbuka lebar. Terlihat semua anggota Xingxin berkumpul di dalam...
Ada apa ini?
Chen Guo hendak masuk, namun suara Fang Rui sudah terdengar berteriak: "Apa kalian pikir aku akan mati?"
