Melihat Sun Xiang langsung menuju kursi pertandingan, para atlet profesional sempat tertegun.
Bukan karena meragukan pilihan orang ini, tapi... wasit belum mengumumkan pemain akhir dari kedua tim, namun Sun Xiang dari Lun Hui sudah berjalan ke arena?
Ini adalah bentuk ketahuan.
Karena unsur acak di pertandingan ketiga playoff, pemain yang tampil diatur secara spontan. Dengan demikian, pemain yang maju duluan berpotensi memicu kecurigaan seperti suit jepang. Format pertandingan tentu tidak memperbolehkan celah seperti ini. Proses normalnya adalah: kedua tim melaporkan pemain terlebih dahulu, wasit mengkonfirmasi, mengumumkan via layar besar di lokasi, baru kemudian pemain maju untuk verifikasi identitas oleh wasit.
Proses normal memang seperti ini, namun untuk membangunkan atmosfer live, biasanya daftar pemain yang akan bertanding diumumkan bersamaan dengan saat para pemain maju ke arena. Sebenarnya, pemain yang akan tampil sudah ditentukan secara resmi sebelumnya. Jika tidak, ketika satu tim mengirimkan seorang pemain, tim lawan langsung berpikir, "Oh, orang ini? Maka kami akan mengirim si X..."
Saat ini, Sun Xiang justru menunjukkan masalah seperti ini. Xingxin benar-benar belum melapor, tapi dia sudah berjalan menuju kursi pertandingan. Maka, menyusun strategi spesifik untuk melawan Sun Xiang sama sekali tidak melanggar aturan, malah merupakan keuntungan besar bagi Xingxin.
Bagaimana dengan Lun Hui? Mereka sudah tidak bisa mengubah apapun. Jiang Botao telah menyelesaikan prosedur pelaporan starter kepada wasit.
Ini kelalaian yang sangat fatal! Sun Xiang si pemalas ini, di pertandingan krusial seperti ini, malah melakukan kesalahan konyol sebelum pertandingan resmi dimulai?
Para atlet profesional yang familiar dengan format pertandingan dan sensitif terhadap aturan langsung menyadari keanehan dalam gerakan Sun Xiang. Tapi penonton biasa tanpa sensitivitas profesional seperti itu masih bersorak histeris menyambut penampilannya.
Jangan-jangan... ini sebuah konspirasi?
Melihat pemain Lun Hui di kursi pertandingan tidak bereaksi atas gerakan Sun Xiang, para atlet profesional pun mulai berpikir lagi. Kalau Sun Xiang saja yang linglung sih tidak masalah, tapi masa seluruh anggota Lun Hui tidak menyadari masalah ini? Tapi kalau ini konspirasi, reaksi mereka justru tidak sesuai - seharusnya mereka pura-pura kesal dengan tindakan Sun Xiang dong? Lalu tiba-tiba ganti personel setelah Xingxin membuat persiapan spesifik. Sun Xiang cuma jalan-jalan di arena pertandingan, itu sama sekali tidak melanggar peraturan.
Inilah konsekuensi dari desain bermain politik yang seharusnya, tapi Tim Lun Hui sama sekali tidak terlihat begitu. Tim Xingxin juga tidak bereaksi berlebihan. Ye Xiu mendatangi wasit, melaporkan pemain pertama yang akan bertanding, lalu berjalan menuju kursi pertandingan.
Ternyata Ye Xiu yang tampil sebagai starter Xingxin, meskipun formasi starter Lun Hui sudah ketahuan sebelumnya, ini tetap pengaturan yang mudah ditebak semua orang. Kemudian, Sun Xiang dan Ye Xiu pun masuk ke kursi pertandingan satu per satu.
Royal, percaya diri!
Lun Hui menunjukkan aura raja legenda sang juara, tanpa bermain politik di luar arena seperti yang dibayangkan orang. Dengan gagah mereka mengerahkan starter tim dan melangkah mantap ke kursi pertandingan.
Tidak ada konspirasi.
Benarkah tidak ada konspirasi?
"Tidak ada konspirasi itu sendiri adalah konspirasi." Yu Wenzhou dari Tim Blue Rain tiba-tiba berkata demikian.
“Atau bisa dibilang, jika menurutmu tidak ada konspirasi, maka memang tidak ada; jika menurutmu ini konspirasi, maka konspirasi itu datang.” Sambutnya kemudian.
Xiao Shiqin mengangguk, Wang Jiexi juga mengangguk, Zhang Xinjie tidak berkomentar, tetapi tak satu pun dari mereka melanjutkan pembicaraan.
Lebih banyak orang masih bingung, baru mulai sedikit memahami setelah berpikir keras, serasa otak mereka tak cukup menampung.
“Hati yang kotor ya…” Mereka yang paham liku-liku ini dalam hati menghela kagum, sementara wasit mengumumkan: Ronde Penentuan final kejuaraan, pertarungan arena pertama resmi dimulai!
Map selesai loading, karakter masuk.
Ngarai sempit berkelok-kelok membentang utara-selatan. Yizhiyeqiu milik Sun Xiang muncul di mulut utara ngarai, Jun Moxiao di selatan.
Di belakang dua karakter itu biasanya batas map, namun siaran televisi khusus memberikan close-up:
“Batas map” di belakang kedua karakter ternyata dua markas NPC. Di pintu masuk tergantung papan kayu bertuliskan kata besar mengerikan: Wilayah Militer, Masuk Sembarangan – Mati!
Para pemain yang menonton langsung paham: Batas map ini ibarat jurang atau Abyss, area yang akan memberikan damage saat karakter masuk. Seting seperti ini biasa di map pertarungan Glory, hanya diwujudkan dengan cara berbeda di map ini.
Namun apakah adegan seperti ini akan menjadi jalan buntu seperti jurang dan abyss yang begitu berbahaya sehingga tak bisa selamat jika terjatuh? Tak ada yang tahu. Dalam pertandingan penting seperti ini, mustahil untuk mencoba sendiri. Jika ingin mencoba, caranya adalah dengan mengirim karakter lawan ke dalam untuk diuji. Saat Ye Xiu dan Sun Xiang sama-sama menemukan setingan seperti ini di belakang, mereka segera menyuruh karakter masing-masing menjauh.
Kemudian Yizhiyeqiu milik Sun Xiang bergerak maju dengan stabil. Meski Ye Xiu bisa menggunakan bentuk ninjato Qianji San Jun Moxiao untuk memanjat, penanganannya kali ini justru sama persis dengan Sun Xiang, yaitu membuat Jun Moxiao bergerak maju dengan mantap.
Penanganan awal kedua pemain hampir identik. Selanjutnya terlihat dua karakter: satu dari utara ke selatan, satu dari selatan ke utara, sama-sama melihat-lihat ke sekeliling, sama-sama menengok kiri-kanan. Kalau bukan karena set peralatan yang berbeda, hampir tak bisa membedakan siapa yang mana.
Akhirnya, kedua karakter semakin mendekati pusat arena. Tanpa liku-liku, mereka segera melihat lawan yang berjalan mendekat dari depan.
Langkah kedua belah pihak langsung menjadi lebih hati-hati.
Tak ada jalan berliku, tak bisa melakukan manuver. Pertemuan di jalan sempit ini adalah benturan langsung tanpa ruang untuk menghindar.
Mendekat, langkah demi langkah.
Serangan Jun Moxiao bisa menjangkau jarak jauh. Saat ini sudah memasuki radius serangannya, tapi Ye Xiu tidak meluncurkan serangan dengan gegabah, tetap mempertahankan ritme ini sambil membuat Jun Moxiao terus melangkah maju.
Di sisi Sun Xiang tentu tidak akan meluncurkan serangan. Battle Mage adalah karakter yang membutuhkan jarak dekat tertentu untuk sepenuhnya mengeluarkan kekuatan tempurnya. Namun seiring jarak yang semakin mendekat, dia perlahan sudah memiliki pilihan, misalnya skill Haolong Pojun yang bisa menerobos jarak antara dua karakter dalam sekali serangan. Tapi Sun Xiang tetap diam tak bergerak.
Tidak hanya tidak menyerang, seketika, kedua karakter seperti janjian tiba-tiba bergerak serong: satu ke kiri, satu ke kanan.
Jarak vertikal hampir terhapus, tapi tiba-tiba kedua karakter bergerak serong, kembali membuka jarak di sisi horizontal.
Apakah keduanya bermaksud saling minggir seperti ini untuk terus mempelajari map?
Melihat adegan ini, banyak penonton langsung berasumsi demikian. Tapi para atlet profesional tahu bahwa pengintaian seperti ini tidak terlalu diperlukan. Jika untuk anggota tim di luar arena, mereka memiliki perspektif penonton yang sama, sehingga hasil pengintaian selama pertandingan dibagi. Bagian ngarai yang belum dijelajahi Jun Moxiao itu, para pemain Xingxin sudah melihat melalui perspektif Yizhiyeqiu milik Sun Xiang. Yang sama sekali tidak tahu hanyalah Ye Xiu sendiri.
Demikian pula, Sun Xiang saat ini hanya pernah menjelajahi setengah map secara langsung, separuhnya masih asing.
Dalam kondisi seperti ini, saling minggir untuk mempelajari separuh map yang belum dikenal?
Tidak ada atlet profesional yang memiliki pemikiran harmonis dan penuh kasih sayang seperti ini. Pada momen ini, bagi lawan di lapangan, separuh familiar dan separuh asing ini justru menjadi kelebihan sekaligus kekurangan mereka. Oleh karena itu, di detik pertemuan ini, ide yang mereka rancang adalah memaksa lawan bertarung di separuh map yang familiar bagi diri sendiri namun asing bagi lawan untuk menentukan pemenang.
Maka kedua pemain sama-sama diam, dan karakter mereka semakin mendekat. Mereka sama-sama mencari kesempatan untuk membawa lawan ke separuh map di belakang masing-masing.
Tapi tak satu pun yang berhasil menemukan celah, karena keduanya sama-sama fokus, sama-sama hati-hati, dan sama-sama tanpa cacat. Interaksi mereka terlihat penuh chemistry, namun faktanya tak satu pun melupakan bahwa mereka adalah lawan. Mereka memantau gerakan lawan hanya untuk mencari momen emas. Begitu menemukan celah atau peluang, keduanya akan menghancurkan chemistry itu tanpa ragu.
Jarak vertikal sudah benar-benar nol, sementara jarak horizontal terbuka enam langkah akibat pergerakan diagonal kedua karakter. Kedua karakter kini membelakangi tebing, tak lagi melihat ke sekeliling, fokus total mengawasi lawan di depan mata.
Gerakan terhenti. Saling berhadapan.
Jarak enam langkah ini, bagi Jun Moxiao merupakan jarak serang yang bisa dijangkau banyak skill. Bagi Yizhiyeqiu, ini juga jarak ideal untuk melancarkan serangan mendadak. Berkat panjang senjatanya, Battle Mage memiliki jarak serang yang lebih jauh dibanding tinju atau pedang.
Tapi dua orang ini masih belum bergerak, hanya saling berhadapan. Tidak ada operasional, statistik kecepatan tangan saat ini semuanya nol, dua garis kurva APM tanpa fluktuasi, mengalir perlahan dari statistik yang ditampilkan di layar besar.
Satu detik, dua detik...
Tidak ada konsumsi operasional, tapi bukan berarti tidak menguras spirit. Keduanya dalam konsentrasi penuh. Ritme bukan lagi lambat, tapi benar-benar berhenti. Siapa yang akan menyerang lebih dulu, tidak ada yang tahu. Semua hanya paham dalam situasi statis seperti ini, sangat sulit untuk memecahkan keseimbangan. Karena game berbeda dengan dunia nyata, selama tidak ada operasi, karakter bisa mempertahankan postur ini selama bertahun-tahun tanpa masalah. Tapi sekali beroperasi, mungkin justru menciptakan celah. Bagaimana cara memecahkan stagnasi absolut ini? Banyak ahli di pinggir arena, tapi tak ada yang punya solusi.
Tak ada yang menyangka kedua orang ini bisa bertahan sampai level seperti ini. Untuk menghindari celah dan menutup kelemahan, mereka terus menyederhanakan gerakan, mengurangi operasi, menurunkan kecepatan.
Akhirnya, mereka mencapai batas maksimum, sampai ke ujung jalan.
Tidak ada operasi, tidak ada celah.
Ini bukan sekadar konsekuensi permainan, tapi sebuah level kemampuan yang hanya bisa dipahami oleh para pro player.
Menghancurkan dari dalam, sangat sulit; Faktor eksternal, umumnya hanya satu, yaitu wasit yang turun tangan karena "pemain tidak melakukan aksi". Namun faktanya, situasi saling berhadapan ini bukanlah tidak bertindak, melainkan tidak bisa bertindak, tidak ada operasional, namun sebenarnya pertukaran serangan terus terjadi. Ini adalah perlawanan di tingkat spirit. Jika benar-benar dipecahkan oleh wasit karena "tidak bertindak", sungguh akan kehilangan keindahan. Untungnya dalam map hari ini, kebetulan terdapat faktor eksternal lain selain wasit.
Event penyegaran!
