Saat Pan Lin dan Li Yibo berdiskusi, karakter Su Mucheng dan Zhou Zekai akhirnya hampir bertemu. Momentum Zhou Zekai masih kuat, tapi aura Su Mucheng juga tak kalah. Muyu Chengfeng, Artillery God jarak ultra jauh ini, mengambil sikap seperti kelas jarak dekat yang siap menerjang perangkap.
Tepat sebelum dua karakter bertemu, Muyu Chengfeng tiba-tiba berhenti bergerak.
Apa ini?
Penonton bingung, tapi reaksi atlet profesional secepat kilat! Apalagi yang melihat dari perspektif penonton, langsung menyadari maksud Su Mucheng.
Ngarai tidak benar-benar lurus, ada beberapa bagian yang berkelok-kelok. Jika Su Mucheng terus menggerakkan Muyu Chengfeng maju seperti sebelumnya, hasil akhirnya akan sama dengan pertandingan sebelumnya: kedua karakter akan bertemu di luar jangkauan maksimum mereka. Meskipun Muyu Chengfeng memiliki jangkauan lebih jauh dibanding Jun Moxiao dan Yiqian Chuanyun, skenario ini tetap akan terjadi.
Namun kali ini, Su Mucheng menghentikan Muyu Chengfeng sedikit lebih awal. Dengan menunggu di posisi ini, Zhou Zekai harus melewati beberapa belokan ngarai untuk mencapai posisi Muyu Chengfeng. Ketika sudut pandang kedua karakter akhirnya saling berhadapan, jarak antara mereka akan jauh lebih dekat daripada jangkauan maksimum biasa.
Jarak ini segera disadari oleh para atlet profesional - sebuah jarak ideal bagi penyerang jarak jauh untuk memaksimalkan damage. Pilihan Su Mucheng ternyata mengabaikan pendekatan bertahap, pertarungannya melawan Zhou Zekai langsung mencapai klimaks dengan daya ledak tertinggi sejak awal.
Tidak!
Bukan hanya itu!
Mengingat performa luar biasa Su Mucheng dalam menguasai "garis tembakan" karakter Artillery God di beberapa pertandingan terakhir, para atlet profesional dari berbagai tim besar telah lama mempelajari titik ini. Pada momen ini, melihat jarak tersebut, mereka segera menyadari bahwa jarak ini bukan hanya jarak optimal untuk serangan jarak jauh, tetapi juga merupakan batas maksimum garis tembakan yang bisa dikendalikan Su Mucheng. Artinya, bagi dirinya, jarak ini bukan sekadar cukup, melainkan: batas maksimal!
Stabilized Artillery Mount!
Menghitung waktu pergerakan Yiqian Chuanyun dengan presisi, Su Mucheng tiba-tiba mengaktifkan skill Stabilized Artillery Mount pada Muyu Chengfeng. Detik berikutnya, Yiqian Chuanyun muncul.
Doron Doron Doron Doron!!
Muyu Chengfeng langsung melepas seluruh serangan. Hampir tidak ada yang bisa membedakan urutan skill-nya. Posisi kemunculan Yiqian Chuanyun langsung diselimuti cahaya ledakan dan asap perang yang bergulung. Klimaks ini datang lebih dahsyat dari perkiraan semua orang, daya ledak output Muyu Chengfeng langsung mencapai puncaknya.
Posisi Yiqian Chuanyun tentu saja tidak ideal. Tidak ada seorang pun yang bisa dengan santai menghadapi garis tembakan yang dikendalikan Su Mucheng.
Namun sebenarnya untuk menghindari garis serangan Muyu Chengfeng saat ini tidaklah sulit, cukup menarik diri sedikit dan berputar.
Yiqian Chuanyun muncul di tikungan ngarai ini, langsung masuk ke kamera Muyu Chengfeng dan diserang seketika. Artinya, dengan mundur sedikit saja, dia bisa langsung menghilang dari pandangan Muyu Chengfeng, membuat garis tembakan sekuat apapun menjadi tidak efektif.
Tapi semua atlet profesional tahu: Meski metode ini sederhana dan efektif, Zhou Zekai tidak akan melakukannya.
Karena yang dia kejar bukan hanya hasil, tapi juga momentum pertarungan. Mundur sekarang untuk menghindari serangan Su Mucheng memang bisa mengurangi momentumnya sendiri satu poin, tapi momentum Lun Hui akan berkurang dua bahkan tiga poin.
Ini seperti mobil balap yang sedang sprint kencang. Melewati rintangan apapun di depan dengan manuver spektakuler tanpa mengurangi kecepatan akan membuat penonton terpukau. Tapi kalau tiba-tiba menginjak rem, semua akan kecewa. Apalagi jika Yiqian Chuanyun mundur sekarang, itu seperti mengerem mendadak lalu mundur untuk mengulang start. Bukan cuma mengecewakan, tapi benar-benar kekecewaan yang luar biasa!
Zhou Zekai takkan melakukan ini. Meski lebih aman, yang dia dan Lun Hui bangun saat ini adalah momentum tak terbendung, dominasi mutlak. Sebagai kapten dan anggota inti tim, dia harus konsisten dan tegas. Di momen krusial seperti ini, dia bukan tipe yang gagal di saat penting. Karakternya yang lebih banyak bertindak daripada bicara telah menyuarakan tekad ini kepada seluruh anggota tim.
Sprint!
Yiqian Chuanyun tetap menerjang maju, dalam garis tembakan Artillery God, dia bertempur saling tembak dengan lawan. Pilihan ini sangat tidak rasional. Di game online, orang yang bertindak seperti ini pasti dianggap pemula dan diremehkan lalu digurui oleh para veteran.
Namun sekarang, pemain terdepan Glory justru memilih strategi ini di Ronde Penentuan final kejuaraan, membuktikan pepatah: Di arena pertandingan, tidak ada yang mutlak benar atau salah.
Kalau pemula bertindak seperti ini pasti dihina, tapi bagaimana dengan Zhou Zekai? Siapa berani sembarangan mengkritiknya? Melihat strategi Zhou Zekai, pemain biasa hanya bisa menunjukkan ekspresi takjub. Di mata mereka, ini adalah kemampuan di luar jangkauan orang biasa, pantas disebut pemain terdepan Glory, ahli sejati!
Tepuk tangan live bergemuruh seperti ombak.
Seperti diprediksi para atlet profesional, strategi ini memang tidak bijaksana, tapi benar-benar memukau. Penonton paling senang menyaksikan hal mustahil diubah menjadi mungkin!
Doron Doron Doron Doron!
Braak... Braak...
Muyu Chengfeng yang telah memperoleh buff Stabilized Artillery Mount mengeluarkan rentetan tembakan lebih dasyat dari biasanya. Serangan balasan Yiqian Chuanyun di tengah gempuran ini terdengar sangat menyepi.
Tapi Zhou Zekai tidak mundur.
Sejak turun ke lapangan hari ini, tidak ada kata "mundur" dalam pikirannya. Apapun situasinya, rasional atau tidak, "berani maju sendirian melawan ribuan orang" - itulah semangat yang dimilikinya.
Meskipun dia adalah seorang Sharpshooter, meskipun kelasnya tidak memiliki kemampuan untuk melakukan serbuan seperti ini, tapi dia tetap bisa menunjukkan momentum seperti itu. Hal ini membuat orang tidak bisa tidak teringat, sebelum Sun Xiang dan Yizhiyeqiu datang ke Lun Hui, Tim Lun Hui memang selalu kekurangan penyerang terkuat frontal seperti ini.
Tapi dengan formasi seperti ini, Lun Hui justru berhasil merebut dua gelar juara liga berturut-turut.
Di final, mereka mengalahkan Blue Rain yang anggota timnya memiliki ciri khas masing-masing namun menyatu dengan cara paling harmonis. Mengalahkan Dominant Hero yang sangat berpengalaman dan mengerahkan segala upaya untuk meraih juara.
Saat itu, siapakah penyerang terkuat di tim mereka?
Zhou Zekai!
Selain Healer, dia bisa melakukan segalanya.
Ini bukan sekadar omong kosong, bukan ungkapan yang berlebihan. Zhou Zekai benar-benar memiliki kemampuan seperti itu, dia memang menunjukkan kinerja serba bisa.
Serangan frontal!
Saat ini dia seperti pejuang jarak dekat, menghadapi Artillery God seolah-olah tidak ada pilihan lain selain terus maju.
Yiqian Chuanyun bergerak maju.
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah. Tubuhnya dipenuhi luka bakar dari ledakan tak terhitung. Tak ada yang bisa menerobos garis tembakan Artillery God tanpa cedera. Setiap kelas jarak dekat harus mencari cara untuk menembus rintangan ini saat melawan Artillery God. Kebanyakan memilih manuver tak terduga untuk mendekati lawan sedekat mungkin. Tapi di map ini, tanpa ruang untuk manuver, Zhou Zekai dengan Yiqian Chuanyun-nya justru terus mendekati Muyu Chengfeng secara frontal - cara yang bahkan dihindari kelas jarak dekat sekalipun.
Dia mendekat, dia menyerang.
Inilah perbedaannya dengan kelas jarak dekat sejati. Tak perlu benar-benar dekat untuk meluncurkan serangan. Saat perlahan keluar dari garis tembakan, serangan Yiqian Chuanyun semakin intens, ancamannya kian membesar.
Tapi Su Mucheng tak mundur. Setiap langkah mundur Yiqian Chuanyun, garis tembak Muyu Chengfeng mengikuti. Dia mampu mempertahankan garis tembak di puncak jarak efektifnya.
Tapi daya ledak puncak tak bisa dipertahankan selamanya. Ini logika yang bahkan dipahami pemain biasa.
Sebab daya ledak tertinggi harus dihasilkan dari akumulasi skill-skill berat yang diluncurkan sekaligus, serangan yang tak mempertimbangkan siklus skill atau kondisi selanjutnya - barulah disebut sebagai ledakan puncak.
Su Mucheng adalah ledakan di puncak, sejak detik pertama. Menghadapi lawan seperti Zhou Zekai, ledakan sehebat ini tetap tidak bisa sepenuhnya menekannya, menghancurkannya, masih ada cadangan?
Su Mucheng tidak terlalu banyak berpikir.
Dia yakin Zhou Zekai dalam pertandingan hari ini hanya akan maju, tidak pernah mundur. Maka dia memilih strategi dengan celah yang jelas ini, justru untuk memaksa Zhou Zekai menghadapi kesulitan.
Namun meski begitu, tetap tidak bisa sepenuhnya memblokade Zhou Zekai. Hasil pertarungan tidak bisa diputuskan sesederhana itu. Serangan nekat Zhou Zekai ini juga bukan sekadar nekat terus-terusan mengandalkan teknik untuk mengalahkan. Dia juga melakukan tinjauan mendalam terhadap situasi, mengamati garis tembakan yang dihujani oleh Muyu Chengfeng. Tentu dia sangat paham, ledakan seperti ini tak mungkin bertahan lama. Su Mucheng pasti akan melakukan perubahan ritme, kecuali dia yakin bisa mengalahkan Zhou Zekai dalam ledakan ini.
Tapi melihat situasi saat ini, itu sudah mustahil. Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai bertahan hidup dengan gigih di tengah ledakan ini. HP-nya terus terkikis, tapi untuk menjatuhkannya, tidak semudah itu. Serangan balasannya, karena Muyu Chengfeng menggunakan Stabilized Artillery Mount, tidak perlu khawatir tentang akurasi. Meski damage-nya jauh di bawah garis tembakan lawan, dia tahu kesempatan comeback akan segera datang.
Doron Doron Doron Doron.
Tembakan masih terdengar, namun bahkan seorang pemain biasa pun kini bisa melihat bahwa rentetan tembakan Muyu Chengfeng mulai menurun. Layar besar di lokasi dan siaran televisi saat ini menampilkan Pohon Skill Muyu Chengfeng, memperlihatkan banyak skill yang masih dalam status cooldown.
Sorak-sorai menggema di lokasi, para serbuk Lun Hui tahu kesempatan mereka telah tiba.
"Sayang sekali..." para atlet profesional berdiskusi.
Putaran ini, Su Mucheng telah menghitung posisi lawan dengan cermat, menjebak mereka dalam dilema tak terhindarkan. Adakah cara penanganan yang lebih baik dari ini? Tidak ada. Semua orang mengerahkan seluruh kemampuan berpikir, tapi tak menemukan metode yang lebih efektif. Momentum ini telah memanfaatkan posisi lawan dan karakteristik kelas karakternya sendiri secara maksimal.
Jika ada kekurangan, mungkin karena eksekusi Su Mucheng terlalu sempurna. Bukan kemenangan, maka kehancuran.
Ia sama sekali tidak menyisakan jalur mundur untuk dirinya sendiri.
