Doron! Doron! Doron!
Dalam cahaya ledakan yang bertubi-tubi, Yiqian Chuanyun Zhou Zekai berguling-guling menghindar.
Dia bisa melihat serangan itu tidak ditujukan padanya. Namun banyak skill kelas jarak jauh seperti Artillery God dan Elementalist memiliki serangan area. Meski bukan target utama, serangan yang menyebar setelah mendarat tetap akan mengenai dirinya. Zhou Zekai terpaksa minggir.
Dia menghindar, Hai Wu Liang Fang Rui juga menghindar. Tapi melihat caranya dengan tenang dan strategis mengarahkan serangan ke arah Yiqian Chuanyun, para atlet profesional yang menyaksikan langsung paham – ini sama sekali bukan kecelakaan, pasti direncanakan Fang Rui.
Yang melanggar akan mati.
Mati seperti apa? Insta-kill langsung?
Setingan ini tidak dijelaskan sebelumnya, beberapa duel sebelumnya pun tidak mencoba mengetes poin ini. Tapi Fang Rui nekat melintasi garis dengan Hai Wu Liang. Langkah ini sangat berani dan riskan. Jika garis ini adalah pemisah kematian yang langsung menginsta-kill siapapun yang melanggar, maka Lun Hui akan menang tanpa pertarungan. Kerugian Zhou Zekai bahkan lebih sedikit dari babak sebelumnya, di mana Yiqian Chuanyun setidaknya kehilangan sebagian MP.
Tapi hasilnya toh tidak ada, NPC pun terpicu, mereka mulai memburu Hai Wu Liang. Sedangkan Fang Rui yang sengaja mengarahkan serangan mereka, menunjukkan dia sudah punya persiapan psikologis. Dengan kata lain, ini adalah konsekuensi yang sudah dia antisipasi sejak awal.
Di area pemain Xingxin di luar arena, Wei Chen tersenyum puas.
Ini adalah kesimpulan yang dia dan Fang Rui dapatkan setelah berdiskusi dan menganalisis. Saat Destroying Immortality milik Mo Fan memicu pasukan penyergap di atas, Fang Rui sudah mulai bersiap untuk ronde pertandingan ini, menarik Wei Chen untuk menganalisis setingan "Yang Masuk Akan Mati".
Setingan ini bukan pemberian sistem otomatis, melainkan dari desainer map, atau skema yang dibuat oleh perencana game Glory.
Menebak setingan ini sama dengan menebak logika desain game, menebak logika yang dipegang game Glory selama belasan tahun.
Belasan tahun, mungkin berbagai personil di pihak game Glory sudah berganti beberapa gelombang, tapi ada pemain yang bertahan selama belasan tahun. Wei Chen adalah salah satunya. Karir profesionalnya hanya dua tahun, sisa waktu dihabiskan di game online Glory - platform yang penuh dengan ciri khas desainer dan keunikan game ini. Bahkan dia lebih familiar dengan game ini daripada banyak personil pengembang.
Dan menurut deduksi Wei Chen, "Yang Masuk Akan Mati" ini bukan mekanisme insta-kill.
"Alasannya sederhana: dia tidak melihat perangkat atau prop di area terlarang yang bisa menciptakan insta-kill. Glory selalu mengikuti logika perilaku semaksimal mungkin. Jika ada mekanika insta-kill melintasi batas, pasti akan dirancang metode pembunuhan yang normal. Bahkan jika tiba-tiba petir menyambar dari langit, harus ada cara untuk memicunya, bukan sekadar menambahkan setingannya secara sembarangan."
Ini bukanlah deduksi yang hanya bisa dilakukan Wei Chen, tapi sangat sedikit yang berani memiliki kepercayaan diri sebesar itu seperti dirinya.
Ini adalah Ronde Penentuan final kejuaraan Glory. Jika deduksi ini salah, jika terjadi insta-kill, karakter Hai Wu Liang Fang Rui akan langsung mati. Usaha Xingxin selama seluruh musim mungkin hancur dalam sepersekian detik ini.
Hasil dari pertimbangan yang salah terlalu mengerikan. Berapa banyak orang yang berani menanggung konsekuensi seperti itu?
Wei Chen berani!
Dia hanya membuat sebuah pertimbangan, tapi pada momen ini, dia seperti sang Kapten yang dulu memimpin Blue Rain. Pada dasarnya, dia adalah orang yang memiliki keberanian dan keyakinan untuk memikul segala tanggung jawab.
"Tepat seperti ini." Di pinggir arena, dia dengan yakin memberi tahu Fang Rui.
Maka Fang Rui maju, dan dalam sekejap menginjakkan kaki, sepenuhnya mempercayakan hidup-mati Hai Wu Liang pada pertimbangan Wei Chen.
Pertimbangannya tepat!
Tidak ada insta-kill, melainkan pemburuan setelah NPC penyegaran.
Inilah deduksi yang paling logis, dan itulah yang diinginkan Fang Rui.
Selanjutnya, seperti situasi sekarang: NPC telah menyegar, tapi serangan mengarah ke Hai Wu Liang. Namun Zhou Zekai pada momen ini juga menjadi kikuk dalam bertindak.
Situasi yang dihadapinya sangat mirip dengan ronde pertama saat Ye Xiu melawan Sun Xiang. Bedanya, di ronde itu Lun Hui yang diganggu NPC, sedangkan di ronde ini Xingxin-lah yang diganggu NPC. Di ronde itu, Yizhiyeqiu milik Sun Xiang dari Lun Hui diganggu secara pasif, sementara Hai Wu Liang milik Fang Rui dari Xingxin sengaja memancing gangguan NPC.
Apa tujuan sengaja memancing seperti ini? Bukankah ini sama seperti Mo Fan di ronde sebelumnya yang harus menghadapi serangan gabungan NPC dan Zhou Zekai?
Mereka yang bisa memikirkan hal ini akan segera menemukan perbedaannya.
Di ronde sebelumnya, Mo Fan memicu pasukan penyergap di puncak gunung. Serangan Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai sama sekali tidak mengenai pasukan penyergap tersebut.
Tapi di ronde ini, NPC yang muncul berada di bidang yang sama. Jika Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai menyerang Hai Wu Liang milik Fang Rui, cukup dengan menghindar sejenak, peluru akan jatuh ke tubuh NPC dan membuat NPC menganggapnya sebagai target prioritas.
Jadi di ronde ini, Zhou Zekai tidak mungkin membentuk aliansi serangan dengan NPC.
Lalu bagaimana cara mengatasinya?
Begitu pertanyaan ini muncul, bayangan adegan arena pertandingan pertama langsung terlintas di benak semua orang. Semua kejadian itu baru saja terjadi, masih sangat jelas dalam ingatan.
"Di ronde itu, Ye Xiu tidak ingin serangannya menarik perhatian NPC, jadi dia menyuruh Jun Moxiao memanjat tebing dan mengawasi dengan tenang. Hasilnya, Yizhiyeqiu milik Sun Xiang dalam pertempuran kacau melawan NPC langsung mengaktifkan Will of the Fighter tingkat maksimal, plus lima Chakra penuh, kekuatan tempur mencapai puncak. Selanjutnya... masalah selanjutnya belum perlu dipikirkan. Setidaknya semua orang sekarang paham, kepungan NPC ini tidak cukup untuk menimbulkan masalah besar bagi atlet profesional. Jika Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai tetap mengawasi, hasil akhirnya adalah Hai Wu Liang milik Fang Rui yang akan membersihkan semua NPC ini. Meski tidak sampai hancur total, pasti akan banyak sumber daya terkuras, lalu Zhou Zekai bisa menyerang dalam kondisi segar."
"Jika dia tidak melakukan ini, tentu akan menyerang. Serangan pasti akan memancing balasan NPC, lalu kedua orang ini harus menentukan pemenang di tengah kepungan serangan NPC."
"Dari sudut mana pun, pilihan pertama jelas lebih menguntungkan. Ahli Tenaga Dalam tidak seperti Battle Mage yang semakin garang seiring pertempuran."
"Pilihan yang terlihat sederhana ini membuat Zhou Zekai yang biasanya bermain tegas dan pasti, kali ini menunjukkan keraguan. Operasional Yiqian Chuanyun-nya terlihat belum mantap, seolah masih bimbang antara dua pilihan."
"Zhou Zekai tampak ragu-ragu, apa yang dia pikirkan?" komentator Pan Lin menyuarakan pertanyaan semua penonton.
“Hehe.” Li Yibo tertawa, “Saat ini tentu menghindari pertempuran dan membiarkan Fang Rui terkuras adalah strategi terbaik. Tapi jangan lupa sikap Zhou Zekai yang selalu konsisten selama pertandingan! Maju, maju, terus maju; menyerang, menyerang, terus-menerus menyerang. Jika tiba-tiba mulai menghindar sekarang, momentumnya justru akan runtuh.”
“Jadi, Fang Rui sengaja memanfaatkan ketidakmampuan Zhou Zekai untuk mundur, lalu memaksanya bertarung dalam kekacauan?” Pan Lin bertanya.
“Sepertinya begitu.” Jawab Li Yibo sambil tersenyum.
“Kalau begitu, Fang Rui menganggap pertempuran massal ini menguntungkannya?” Pan Lan melanjutkan.
“Ha?” Li Yibo terdiam sejenak.
Pertempuran massal lebih menguntungkan Fang Rui? Bahkan dia belum sempat memikirkan masalah ini. Tapi setelah merenung sebentar, tiba-tiba ia tersadar: “Benar! Pertempuran massal menguntungkan Fang Rui. Karena kelas Zhou Zekai adalah Sharpshooter!”
Sharpshooter, penyerang jarak jauh. Serangannya tidak hanya membutuhkan visi terhadap target, tapi juga ruang dan pola goyangan yang cukup untuk peluru meluncur. Dalam kekacauan seperti ini, sangat sulit bagi Sharpshooter untuk memfokuskan serangan pada satu target - mencari sudut pandang, mengkalkulasi lintasan tembakan, terlalu banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Bahkan Zhou Zekai pun kemampuannya pasti berkurang dalam lingkungan seperti ini.
Pantas di setiap ronde dia selalu berusaha menang cepat.
Pantas di setiap ronde dia selalu bergegas begitu tegas dan pasti.
Ini tidak hanya untuk membuat Lun Hui menumbuhkan semangat pasukan, tetapi juga karena di map ini, pertempuran berkepanjangan merugikan Sharpshooter. Sebab penyegaran event di map ini akan menciptakan kekacauan seperti ini.
Pada momen ini, Li Yibo baru benar-benar sepenuhnya memahami logika Zhou Zekai.
Kekacauan merugikan Sharpshooter, ini adalah pertimbangan situasi yang sangat dasar. Namun saat melihat Zhou Zekai, mungkin banyak orang melupakan hal ini karena dia terlalu kuat - begitu kuatnya sampai pertimbangan situasi dasar ini dianggap bukan masalah bagi dewa seperti dirinya. Tapi Zhou Zekai tidak berpikir demikian. Meski memiliki kekuatan mumpuni, dia sama sekali tidak sombong. Dengan keteguhan dan ketegasan, dia bertarung penuh amarah. Dalam gempuran tak terbendungnya, dia dengan hati-hati melindungi kelemahannya di map ini.
Jadi keraguannya saat ini tidak hanya karena pertimbangan untuk mempertahankan semangat itu, tetapi juga karena metode Fang Rui bertujuan membongkar kelemahannya.
Situasi sederhana yang merugikan Sharpshooter ini terlalu sering diabaikan orang, tapi Zhou Zekai sendiri menyadarinya. Kini lawannya Fang Rui juga memikirkannya. Dengan cara berisiko memanggil NPC lebih awal, dalam logika Fang Rui, NPC-NPC yang melakukan serangan terpusat padanya ini mungkin bukan musuh, melainkan sekutu.
“Jangan lari! Banyak sekutu kok masih takut?” Menghadapi serangan banyak NPC ini tidak semudah itu, tapi masih sempat menyelipkan omong kosong di sela-sela kesempatan. Fang Rui takkan melewatkan momen ini, langsung melontarkan sindiran. Dia paham Zhou Zekai pasti sudah analisis situasi, provokasi seperti ini takkan mempan. Tapi dia tahu penonton awam yang hanya paham separuh akan mengira Zhou Zekai pengecut karena kabur, citra "Si Legenda" ini bisa dihancurkan dengan retorika sederhana. Bagi Fang Rui, omong kosongnya ini justru memompa semangat tempur.
“Tidak bisa lari.” Di luar dugaan, Zhou Zekai malah membalas. Mungkin karena Yiqian Chuanyun sedang berada di radius aman sehingga punya waktu luang.
Menguras HP Hai Wu Liang perlahan adalah strategi optimal menurut logika umum. Sindiran Fang Rui sama sekali tak dihiraukannya. Tapi sebagai sesama angkatan, Zhou Zekai langsung paham maksud di balik aksi Fang Rui menginjak NPC dengan jurus Tenaga Dalam tadi.
Fang Rui tidak akan begitu saja membantai NPC untuk tontonannya. Dia akan "memimpin" NPC-NPC ini untuk mengepung dirinya sendiri. Dirinya terus menghindar, terus menghindar, tapi akhirnya bisa menghindar ke mana? Jun Moxiao milik Ye Xiu saat itu bisa bersembunyi di tebing dengan aman karena memiliki kemampuan ninja, gerakan di tebing jauh lebih luwes dibanding kelas umum, ditambah lagi Yizhiyeqiu milik Sun Xiang adalah kelas jarak dekat. Bagaimana sekarang? Yiqian Chuanyun miliknya di tebing hanya bisa mengandalkan lompatan dengan keterbatasan besar, teknik terbang dengan senjata juga sangat terbatas. Jika peluru mengenai NPC, itu akan menarik aggro, belum lagi Ahli Tenaga Dalam Fang Rui memiliki lebih banyak metode untuk menyerang target di tebing dibanding Battle Mage. Jadi situasi berbeda, Jun Moxiao Ye Xiu bisa bersembunyi aman, Yiqian Chuanyun ingin bersembunyi di tebing seperti itu? Dasarnya mustahil.
Akhirnya, terus menghindar sambil mundur sampai batas maksimum zona terlarang di ujung ngarai. Saat sudah tidak bisa mundur lagi, tetap akan dikepung dalam kekacauan ini, tetap harus menentukan pemenang dengan Fang Rui dalam kekacauan ini. Saat itu tiba, berapa banyak sih konsumsi yang bisa dihasilkan NPC-NPC ini terhadap Fang Rui?
Zhou Zekai mengamati sebentar. Hai Wu Liang milik Fang Rui bergerak licin dalam kekacauan, serangannya juga minim. Bertahan hidup jadi prioritas, pergerakan diutamakan, sengaja membawa NPC-NPC ini untuk menyerbunya. Bahkan jika sampai ke zona terlarang di ujung, kemungkinan besar kerusakannya tidak akan signifikan.
"Jangan kabur, ayo lawan!" Fang Rui kembali menantang.
Kali ini Zhou Zekai tidak merespons dengan pesan, tapi Yiqian Chuanyun justru dash kembali.
Inilah karakter aslinya yang konsisten: bertindak tanpa banyak bicara.
