Zhou Zekai tidak mundur, Zhou Zekai tetap maju. Tapi kali ini benar-benar menghadapi tantangan secara langsung. Para atlet profesional yang telah menganalisis untung-ruginya, menyadari pertempuran dalam kondisi chaos ini merugikan Zhou Zekai.
Tapi banyak penonton di lokasi tak menyadari masalah ini. Di hati para fans loyal, Kapten mereka adalah tak terkalahkan, tanpa celah pertahanan, sama sekali tak bisa dipahami dengan logika biasa.
Fakta ini juga diakui para atlet profesional. Top player level Zhou Zekai memang tak bisa dinilai dengan standar umum. Mengendalikan tembakan peluru seperti pedang, kecepatan dan presisi ini - apakah itu masuk akal?
Semua sudah terbiasa tak menilainya dengan logika normal, tapi dirinya sendiri justru tak melupakan kaidah dasar. Benar-benar tak menyisakan celah atau kesempatan bagi lawan. Tapi sekarang, Fang Rui memanfaatkan titik di map ini untuk menciptakan kelemahan secara logika dasar.
Setelah beberapa saat ragu, Zhou Zekai akhirnya tak memilih taktik menunda. Yiqian Chuanyun dash maju dengan tegas.
"Si pemalas ini berniat memecahkan logika biasa begitu saja?" pikir para atlet profesional, sementara tepuk tangan gemuruh sudah bergemuruh di arena.
Dash maju, tapi tak menembak.
Laras senjata hitam mengarah ke Hai Wu Liang, semakin dekat, tapi api tak kunjung menyembur.
Fang Rui sudah sangat siap untuk bertarung melawan Zhou Zekai dalam situasi seperti ini. Melihat Zhou Zekai tidak menarik diri malah menggas Yiqian Chuanyun maju, dia menyambut dengan antusias. Hai Wu Liang langsung berguling, menghindari dua serangan sekaligus aktif mendekati Yiqian Chuanyun.
Tepat saat dia berguling merendahkan badan, peluru menyemburkan api muncul dari belakangnya. Serangan dari NPC Artillery God ini, setelah dihindarinya, langsung dialihkan ke Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai.
Yiqian Chuanyun memiringkan badan dengan ringan ke samping, menghindari serangan. Hai Wu Liang yang sedang berguling di tanah tiba-tiba meluncur ke atas, kedua telapak tangan menghujani.
Heaven Cannon Blast!
Fang Rui si pemalas ini ternyata menyambungkan serangan Hai Wu Liang dengan serangan NPC Artillery God. Heaven Cannon Blast langsung menyergap posisi menghindar Yiqian Chuanyun. Dia sama sekali tidak mempedulikan apakah mengenai NPC atau tidak, toh NPC sudah membangun aggro padanya. Dia tak keberatan menghancurkan NPC bersama Yiqian Chuanyun sekaligus.
Radius Heaven Cannon Blast cukup luas. Yiqian Chuanyun yang baru menghindari peluru terlihat terjebak sepenuhnya. Bondong-bondong NPC di sekitarnya semakin mempersempit pilihannya. Serangan Hai Wu Liang ini bukanlah sesuatu yang bisa diambil sembarangan oleh Fang Rui. Si pemalas ini mempertimbangkan terlalu banyak hal. Dari gerakan natural berguling menghindar dua serangan, memancing peluru Artillery God di belakang, eksekusi Heaven Cannon Blast, hingga posisi Yiqian Chuanyun yang kebetulan terjepit di ruang sempit...
Terlalu banyak, bagi pemain biasa mungkin biasa saja, tapi bagi para pro player, detail-detail pada momen ini membuat mata berkunang-kunang.
Bisakah serangan ini dihindari?
Banyak yang sudah menganggap tidak mungkin, tapi Zhou Zekai adalah pengecualian yang mematahkan persepsi umum. Yiqian Chuanyun tiba-tiba melompat disertai dua letusan BRAK BRAK.
Lompatan biasa takkan cukup cepat, tapi dengan bantuan recoil dari dua tembakan tersebut, lompatan Yiqian Chuanyun menjadi kilat. Sambil menekuk tubuh dan mengangkat kaki, Heaven Cannon Blast pun meleset tipis menyambar tubuhnya.
Tembak!
Yiqian Chuanyun akhirnya menembak di tengah kerumunan NPC, tapi dua tembakan ini sama sekali tidak menarik perhatian NPC. Bahkan yang berdempetan di sebelahnya tetap mengarahkan serangan ke Hai Wu Liang, tanpa mempedulikannya.
Menembak dua kali di tengah kerumunan NPC tanpa mengenai satupun. Zhou Zekai belum mau menyerah pada situasi, masih mencari celah di tengah kekacauan.
BRAK BRAK!
Tiba-tiba, Yiqian Chuanyun yang sedang memutar tubuh di udara menyemburkan dua percikan api dari laras senjatanya.
Peluru melesat keluar, target serangannya tentu hanya satu - Hai Wu Liang.
Kedua karakter jaraknya cukup dekat, dua tembakan ini juga dilakukan tiba-tiba. Melihat operasional Zhou Zekai yang membuat Yiqian Chuanyun melompat tadi, tembakannya harus hati-hati menghindari NPC. Semua orang awalnya mengira dia tidak akan sembarangan melakukan serangan tak pasti dalam kekacauan ini. Tapi ternyata, dalam kondisi mengambang dan goyang ini, dia malah membuat Yiqian Chuanyun menembak dua kali lagi.
Dorr! Satu suara, semburan darah.
Dua tembakan ini terlalu dekat dan mendadak, Fang Rui pun tak bisa menghadapinya sepenuhnya. Hai Wu Liang panik menggeser badan, menghindar dari satu peluru tapi kena satu lagi.
Hanya tembakan biasa, damagenya tidak mengerikan. Sama seperti yang lain, Fang Rui lebih memperhatikan ke mana peluru itu melesat - apakah mengenai NPC atau tidak.
Dorr! Ada suara, tapi bukan darah yang berhamburan melainkan lumpur. Peluru satunya malah menyusup di kerumunan NPC, akhirnya menghujam tanah dan masuk ke dalam tanah tanpa mengenai satu NPC pun.
Zhou Zekai tidak akan gegabah menyuruh Yiqian Chuanyun menembak tanpa keyakinan. Dia memerintahkan dua tembakan ini karena yakin bisa mengontrol.
Yiqian Chuanyun mendarat lembut, dikelilingi NPC yang hendak menyerang Hai Wu Liang. Dia sedikit memiringkan badan, sama sekali tidak menghalangi jalan. Tapi tangan kanannya memegang Huohuang dengan stabil mengarah ke depan - tepat ke posisi Hai Wu Liang.
Ada terlalu banyak NPC yang sedang bergerak, sosok Hai Wu Liang di kamera-nya muncul dan menghilang. Dia belum menembak, tapi juga tidak mengubah pose. Namun dua tembakan sebelumnya telah membuat semua orang paham: dia bukan tidak bisa menembak, dia hanya perlu kesempatan. Bahkan dalam kekacauan ini, dia masih bisa menyelesaikan tembakan yang tidak mengenai NPC dan hanya menyerang Hai Wu Liang. Operasionalnya memang sekuat itu.
"Terlalu kuat."
Kekuatan seperti ini bukan hanya membuat pemain biasa, bahkan para atlet profesional pun hanya bisa mengagumi.
"Operasionalnya kuat, tapi yang lebih hebat adalah kemampuan menguasai konsekuensi situasi." Di Tim Micrograss, Kapten Wang Jiexi sedang menganalisis kejadian ini kepada para pemainnya.
“Situasi kacau seperti ini jelas merugikan performa Penembak.” Wang Jiexi melanjutkan, “Tapi dua tembakan Zhou Zekai ini mengirimkan sinyal ke lawan: Bahkan dalam kekacauan seperti ini, aku tetap bisa menyelesaikan serangan. Ini berbeda dengan asumsi kebanyakan orang. Jadi sekarang, meski Zhou Zekai tidak menyerang, konsentrasi Fang Rui tetap hancur. Saat menghadapi gangguan NPC, dia terpaksa terus waspada kapan kesempatan serangan Zhou Zekai akan muncul.”
“Lalu solusinya apa?” tanya pemain baru di tim.
“Aktif, inisiatif.” Jawab Wang Jiexi.
Fang Rui jelas memahami prinsip ini. Di saat seperti ini, dia takkan membiarkan diri pasif, membiarkan Zhou Zekai berdiam di samping sambil mengintai kesempatan dengan tenang.
Mengubah arah, pergerakan, berguling!
Hai Wu Liang berputar-putar di antara kerumunan NPC, satu sisi menghindari serangan, sisi lain membawa pergerakannya ke arah Yiqian Chuanyun.
Zhou Zekai mengamati gerak-geriknya. Yiqian Chuanyun tidak maju maupun mundur, namun laras senjatanya terus mengikuti pergerakan lawannya.
Tekanan!
Menghadapi laras Yiqian Chuanyun Zhou Zekai yang mengarah tepat ke sasaran, tak ada yang merasa bebas tekanan. Andai bukan karena NPC yang dilindungi, hujan peluru pasti sudah menancapkan Hai Wu Liang di tempat. Dalam hal ini, para NPC justru menjadi tameng bagi Fang Rui.
Hai Wu Liang terus bermanuver dengan berbagai pose kecerdikan khas Fang Rui yang memalukan. Siaran langsung dari kamera utamanya berputar liar, membuat pemain biasa tak bisa memahami apa pun dari adegan ini - bahkan arah pun hilang. Tapi bagi yang menyaksikan adegan pertarungan, setiap langkah Hai Wu Liang terlihat begitu jelas.
Pergerakan dan posisinya tak terlihat rumit, namun rotasi kamera membuat ingin muntah.
Bukan sekadar menghindari serangan NPC. Dia mengamati, menganalisis formasi posisi dan pola serangan setiap NPC di sekitarnya - semuanya akan dimanfaatkan untuk meraih kemenangan. Rintangan Confusion terhadap kamera penembak dan jalur tembakan tak cukup membatasi Zhou Zekai. Untuk menang, Fang Rui harus melakukan sesuatu yang lebih kompleks di level yang lebih tinggi. Dia sudah tahu ini sejak awal.
Ini sangat sulit, terutama bagi diriku saat ini.
Fang Rui tahu kondisi dirinya. Awalnya dia tidak ingin tampil di arena pertandingan, ingin menyimpan semangat dan tenaga untuk formasi tim besar di pertandingan yang lebih krusial. Tapi situasi arena pertandingan terlalu buruk, dia sudah tidak bisa menunggu sampai pertandingan tim.
Tapi untuk melawan si pemalas ini, mungkin lebih melelahkan daripada bertarung dalam satu pertandingan tim!
Sudut pandang kamera yang berputar menyilaukan mata akhirnya stabil sejenak, mengunci Yiqian Chuanyun dengan erat.
