Dari kapan ini mulai?
Saat ini, keraguan yang sama juga ada di hati Jiang Botao. Dengan bertahan untuk menyerang, ia mengarahkan serangan Tang Rou dan mengontrol ritme. Selama ini ia merasa sukses, situasi sepenuhnya dalam kendalinya. Setiap perubahan berikutnya bisa ia prediksi, tidak ada satu pun gerakan Tang Rou yang di luar perkiraannya.
Dengan keyakinan penuh, ia menunggu kesempatan dengan sabar. Harapannya, satu gelombang serangan balik bisa menghasilkan damage yang cukup untuk menentukan kemenangan. Cara ini aman sekaligus meningkatkan semangat pasukan timnya, dua keuntungan sekaligus.
Namun kesempatan itu tak kunjung datang, membuat Jiang Botao tak bisa tidak mengagumi keteguhan Tang Rou. Di panggung besar final kejuaraan, bahkan di Ronde Penentuan, menghadapi situasi sulit yang tak kunjung terpecahkan, sang rookie ini tetap tak menunjukkan kegelisahan. Ketekunannya bahkan melebihi banyak pemain senior yang lebih matang dalam hal kualitas psikologis.
Tang Rou bertahan, Jiang Botao pun tak mau mengalah. Ia tak merasa konsumsi waktu yang lama menguntungkan Tang Rou. Situasi dan ritme masih dalam genggamannya. Ia hanya perlu satu kesempatan andal: entah karena Semangat Tang Rou mulai kendor, atau ada kesalahan operasional, sekali saja itu terjadi...
Tapi tidak. Sama sekali tidak...
Serangan skill tingkat pemula berturut-turut mulai dari Longya, Tarian Tongkat Bundar, hingga Tianji semuanya masih dalam prediksi Jiang Botao. Usai Longya, banyak yang mengira saatnya membalas, tapi Jiang Botao diam.
Bukan karena ia merasa kesempatan ini belum cukup baik, melainkan dalam pandangannya, sama sekali tak ada celah di sini.
Saat itu, di hatinya hanya terbersit sedikit keterkejutan.
Longya yang disambung Tarian Tongkat Bundar, kecepatan ekstensi serangannya terlalu tinggi. Melakukan serangan balik setelah Longya pasti akan terkena Tarian Tongkat Bundar ini. Pada momen seperti ini mustahil untuk membalas, hanya bisa menghindar.
Longya dan Tarian Tongkat Bundar berhasil dihindari Jiang Botao, lalu Tianji...
Sudah terduga!
Jiang Botao tidak membiarkan Wu Lang berhenti, setelah berguling menghindari Tarian Tongkat Bundar, langsung meluncur ke udara untuk menghindari serangan Tianji ini.
Jika bisa tidak menangkis, Jiang Botao tentu tidak akan memaksa Wu Lang menangkis. Trik dasar melawan Battle Mage yang bahkan diketahui pemain biasa ini tidak akan dia lewatkan.
Tapi tepat saat itu, Fire Dance Flow yang sedang melakukan Tianji tiba-tiba menjulur ke depan.
Apakah ini halusinasi?
Pada detik-detik krusial ini, Jiang Botao tidak bisa mengambil risiko menganggapnya sebagai halusinasi. Memilih parry yang memicu Chakra atribut cahaya lawan jelas lebih bisa diterima daripada terkena Tianji hingga terpental.
Maka short sword Tian Lian pun diangkat untuk menangkis.
Dan ini membuktikan bahwa itu bukan halusinasinya.
Tianji dari Fire Dance Flow menyambar Tian Lian, Chakra atribut cahaya langsung melesat begitu terbentuk. Sekalipun Jiang Botao waspada, mustahil menghindar - Magic Chakra memiliki efek pelacak bawaan!
Chakra mengenai sasaran, serangan Han Yanrou semakin cepat, gempurannya terus berlanjut.
Satu kali Chakra yang mengenai tidak membuat Tang Rou menemukan kesempatan untuk memberikan damage beruntun pada lawan. Penonton biasa tidak terlalu memperhatikan ini, lagipula Tang Rou selalu mendominasi sisi serangan. Dalam situasi seperti ini, Wu Lang milik Jiang Botao memang tidak benar-benar utuh. Sebelumnya dia juga pernah terkena serangan, HP-nya sudah berkurang sekitar tujuh persen.
Tapi para atlet profesional semua paham, kali ini berbeda, sama sekali berbeda.
Karena kali ini, Jiang Botao kehilangan kewibawaannya, tidak lagi memiliki kepastian seperti biasanya. Parry terhadap Tianji dilakukan dengan terburu-buru, ini menunjukkan perubahan situasi di luar perkiraannya.
Ritme sudah lepas dari kendalinya; Situasi pun tidak sepenuhnya di bawah kendalinya.
Dorr!
Belum lama setelah terkena Chakra atribut cahaya, Wu Lang Jiang Botao tiba-tiba ditusuk tombak. Meski hanya serangan biasa dengan damage kecil, di mata atlet profesional ini bukan lagi persoalan data statis, melainkan penurunan kemampuan kontrol Jiang Botao atas situasi.
Apakah Jiang Botao tidak mengantisipasi tusukan biasa ini?
Tidak, tidak mungkin.
Serangan ini datang begitu natural, begitu jelas, mungkin bahkan pemain biasa pun tahu bisa melakukan tusukan langsung sebagai sambungan di situasi ini.
Tahu, tapi tidak bisa dihindari.
Di hati Jiang Botao bukan lagi "sedikit terkejut", melainkan perasaan krisis yang sangat mendalam.
Bukan perubahan yang bersifat menentukan, juga bukan strategi baru. Ini adalah modifikasi keras yang dilakukan melalui reaksi dan operasional pada level detail - inilah yang disebut bakat. Saat ini, Tang Rou sedang mengubah bakat ini menjadi kekuatan tempur yang tangguh. Dia tidak lagi hanya meledakkan kecepatan tangan secara agresif, tapi mengontrol setiap perubahan kecil dengan presisi.
"Dia keras kepala banget..."
Seseorang tak dikenal bergumam.
Tak ada yang menyambut, namun semua jelas memahami bahwa "keras kepala" itu sama sekali tidak merujuk pada Jiang Botao, melainkan Tang Rou.
Pada momen ini, semua tersadar: rookie Xingxin ini sudah tidak bisa lagi dianggap sebagai pemain baru. Sang rookie mungkin telah mencapai puncak Glory.
Dia seperti rookie yang bersinar tiap musim: kombinasi Pemandangan Darah dan Bunga di Musim 2, Wang Jiexi di Musim 3, para anggota Generasi Emas di pertengahan Musim 4, Zhou Zekai di Musim 5... Level yang mereka tunjukkan di tahun rookie langsung membuat mereka dijuluki "dewa". Namun seiring perkembangan liga dan persaingan yang makin ketat, rookie sulit menonjol. Sejak Musim 6, hanya Sun Xiang di Musim 7 yang mencapai level legendaris seperti seniornya. Lalu setelahnya?
Zhao Yuze si Pemain Baru Terbaik Musim 8? Sampai sekarang belum masuk All-Star!
Lu Hanwen, Pemain Baru Terbaik musim kesembilan? Karena usianya yang muda menarik perhatian, sekaligus kualitas psikologis yang ditunjukkannya mengagumkan. Semua orang yakin dia punya masa depan gemilang, tapi mungkin belum ada yang menganggapnya layak dijuluki "dewa".
Bagaimana dengan Tang Rou?
Saat membandingkan para rookie ini, semua orang tiba-tiba menyadari: situasi Tang Rou mirip tapi berlawanan dengan Lu Hanwen.
Lu Hanwen mendapat lebih banyak toleransi karena masih muda. Permintaan orang terhadapnya secara tidak sadar lebih longgar.
Sedangkan Tang Rou? Setelah insiden 1 vs 3 yang dikecam habis-habisan, kerumunan orang mengejar-ngejar sambil menghujatnya sepanjang musim. Sejak itu, tuntutan pada dirinya sangat ketat. Jika tak berhasil 1 vs 3, berbagai cemoohan dan olok-olok langsung menghujani.
Tapi 1 vs 3... Standar macam apa ini? Jika ini jadi patokan, bukan hanya kejam, ini jelas permusuhan.
Jika kita kesampingkan sikap bermusuhan yang disengaja ini, lalu meninjau performa Tang Rou sepanjang musim, gelar Pemain Baru Terbaik yang diberikan liga sama sekali tidak kontroversial.
Semangat juang yang selalu membara, kualitas psikologis tangguh, bakat mengagumkan, ditambah teknik yang terus berevolusi dan kecerdasan Glory...
Setelah menimbang semua atribut Tang Rou, semua menemukan mungkin satu-satunya yang bisa dianggap kelemahan hanyalah usianya.
Usia Tang Rou tidak muda lagi, kini sudah genap 23 tahun. Di lingkup profesional era dulu, usia segini mungkin sudah menjadi pilihan beberapa pemain untuk pensiun; di masa kini, usia ini seharusnya merupakan puncak karir dengan teknik dan EXP paling matang, durasinya bervariasi tergantung individu, namun rata-rata dalam satu dua tahun mulai mengalami penurunan.
Sedangkan Tang Rou, ini baru musim pertamanya. Levelnya bahkan masih dalam fase peningkatan, tapi usianya mungkin sudah tidak memungkinkannya mencapai puncak...
Sungguh disayangkan.
Pikiran ini melintas di benak semua orang.
Tapi di balik rasa penyesalan itu, seolah... ada secercah kelegaan.
Bagaimanapun ini adalah lawan. Meski pikiran seperti ini kurang mencerminkan sikap pria sejati, tapi siapa yang mau memaksakan diri menjadi tragedi "terlahir di era yang salah"? Para Shen papan atas yang akhirnya pensiun dengan muram karena sezaman dengan Ye Qiu hingga tak berprestasi, dalam hati mereka pasti selalu ada pikiran "andai saja tidak ada Ye Qiu".
Kini, Tang Rou justru memicu ketakutan menghindar yang sama di antara para ahli.
Semua ingin lari dari kenyataan, Jiang Botao, apa kamu masih bisa bertahan?
Tidak bisa bertahan lagi!
Begitu pikiran semua kembali ke arena, mereka melihat Wu Lang milik Jiang Botao terus terdesak mundur. Sebelumnya, mundurnya adalah taktik menarik diri selektif untuk mengalihkan gempuran Tang Rou; kini mundurnya adalah kepasrahan, selain mundur, tak ada pilihan lain.
Tidak boleh mundur lagi!
Jiang Botao sangat memahami hal ini. Jika situasi saat ini terus berlarut-larut, pengurasan Wu Lang akan semakin besar. Satu gelombang serangan balik mungkin tidak cukup untuk menentukan kemenangan. Sekarang dibutuhkan ketegasan, perlu menghadapi secara konfrontasi untuk menerobos gempuran Tang Rou.
Akan ada kesempatan, bukan?
Jiang Botao mengamati dan merenungkan.
Strategi lunaknya selama ini mungkin telah membentuk kebiasaan berpikir lawan. Jika tiba-tiba melakukan serangan frontal meski tidak bisa melakukan counter, setidaknya bisa mengacaukan ritme lawan.
Domineering Smash!
Fire Dance Flow di tangan Han Yanrou kembali menyapu, Jiang Botao telah menyelesaikan kalkulasinya.
Inilah saatnya.
Langsung eksekusi, persiapan berlebihan justru akan membuat lawan waspada. Yang dibutuhkan sekarang adalah kejutan, serangan tak terduga, menciptakan kesempatan di saat yang mustahil.
Wu Lang melompat ke depan, seolah menghadang angin kencang dari sapuan Domineering Smash. Saat melayang di udara, Wu Lang segera menekuk kaki dan menempatkan Fire Dance Flow di bawah tubuhnya.
Tapi ini belum cukup!
Jiang Botao sadar, dari jarak sedekat ini ia bisa merasakan reaksi dan operasional Tang Rou. Meski terlihat menghindar, Tang Rou pasti masih bisa melakukan penyesuaian terhadap Domineering Smash ini.
Tapi tidak masalah, karena serangan Wu Lang sudah diluncurkan. Serangan ini memang tidak ditujukan untuk terobosan, hanya untuk mengacaukan. Bahkan pertukaran yang menyebabkan kedua pihak terluka tetap dianggap sebagai keberhasilan baginya.
Bersikap keras!
Jiang Botao menunjukkan sikap kerasnya.
Tang Rou tidak mundur. Tentu saja dia tidak akan mundur. Selama dia bertahan, tidak ada yang bisa membuatnya memilih untuk menyerah.
Kilatan pedang berkelebat, energi gelombang melesat. Wu Lang mengeluarkan serangan Wave Slash.
Domineering Smash?
Domineering Smash seolah terhenti sebentar, namun kemudian tidak ada perubahan. Hanya tangan Han Yanrou yang lain yang terangkat, MP langsung bersirkulasi dengan cepat.
Bahaya!
Jiang Botao menyadari apa yang terjadi. Hatinya cemas membara, hanya berharap serangan pedang ini masih bisa menyusul. Tapi pada akhirnya, ketika energi gelombang menyembur, yang terkunci hanyalah sisa-sisa aliran MP...
Teleportasi instan.
Skill tempel senjata.
Seorang Battle Mage memilih Teleportasi instan bukanlah hal yang terlalu mengejutkan. Sun Xiang juga sering menggunakan skill ini. Jiang Botao tidak mengabaikan skill ini, dia hanya tidak menyangka pada jarak sedekat ini, dengan serangan yang sudah di depan mata, berani menggunakan Teleportasi instan?
Kepercayaan diri dan keberanian ini benar-benar di luar perkiraannya. Teleportasi instan ini, secara logika kemungkinan gagalnya lebih besar. Tapi Tang Rou tidak takut dengan konsekuensinya. Yang dia tunjukkan adalah tekad bahwa meski terkena Wave Slash ini, dia tetap bisa meraih kemenangan!
Hanya kesadaran sejati seperti ini yang memungkinkan ketegasan tanpa keraguan di momen krusial. Dan hanya ketegasan seperti inilah yang memungkinkan Teleportasi instan ini berhasil diaktifkan tepat sebelum terkunci oleh Wave Slash.
Han Yanrou menghilang sepenuhnya dari pandangan Jiang Botao.
Di belakang...
Jiang Botao langsung menebak, tapi Wu Lang saat itu masih melayang di udara, dia buru-buru membatalkan serangan, segera menggunakan Silver Light Blade untuk mengubah posisi Wu Lang di udara, namun terlambat...
Fire Dance Flow sudah menusuk pinggangnya, Tarian Tongkat Bundar!
Wu Lang dilempar kembali, tapi tidak dihantam ke tanah, Tang Rou meninggalkan damage utama skill Tarian Tongkat Bundar, hanya melemparkan Wu Lang ke hadapannya sendiri.
Skill sudah dibatalkan, Wu Lang di udara sudah bisa bergerak lagi, reaksi Jiang Botao juga cepat, tetap menggunakan Silver Light Blade yang tadi belum sempat digunakan.
Tapi yang menyambutnya adalah... Hundred Dragon Meteor Strike!
Sekelilingnya seketika dipenuhi afterimage Fire Dance Flow, Tang Rou sama sekali tidak berpikir kemana dia akan menghindar, dengan satu skill ini dia mengisi semua pilihan Jiang Botao.
Kekuatan Setara Silver Light Blade tidak berdaya di hadapan Hundred Dragon Meteor Strike, Wu Lang di udara langsung tertusuk berkali-kali.
Wu Lang terjatuh ke belakang, Han Yanrou terus maju sambil menyerang, dengan lihai menancapkan seluruh Hundred Dragon Meteor Strike ke tubuh Wu Lang.
Belum selesai...
Longya!
Setelah Hundred Dragon Meteor Strike, langsung ditusuk lagi dengan Longya.
Kena, kekakuan, serangan berikutnya sudah pasti mengenai.
Haolong Pojun!
Tang Rou mengeluarkan skill besar berikutnya, Han Yanrou memegang Fire Dance Flow menekan Wu Lang, gas gas gas, terus maju tanpa henti!
Daya yang tak terbendung, kali ini dash-nya menjangkau jarak yang cukup jauh.
Jiang Botao menunggu, menanti sepersekian detik saat skill-nya berakhir...
Doron!
Haolong Pojun melesat ke finis, energi sihir pertempuran yang terkumpul akhirnya bertabrakan dengan udara dan mengeluarkan dentuman ledakan.
Wu Lang terlempar mundur akibat guncangan, namun Tian Lian di tangannya tak menyia-nyiakan momen emas untuk melakukan serangan balik.
Pedang Gelombang Aurora!
Jurus tercepat di antara, energi gelombang terkonsentrasi seketika, melesat lurus menyapu Han Yanrou.
Refleks Jiang Botao cepat, operasionalnya gesit, presisi menangkap momen emas juga akurat.
Tapi Tang Rou tak kalah, setelah Haolong Pojun mencapai finis, Han Yanrou melakukan backstep sambil menusukkan tombak perang-nya.
Fury Dragon Piercing Heart!
Fire Dance Flow menembus energi gelombang Pedang Gelombang Aurora - yang satu fisik, yang lain sihir - dua skill bertabrakan namun saling tak mengganggu.
Dorr! Dorr!
Han Yanrou tersapu Pedang Gelombang Aurora, leather armor-nya meninggalkan bekas pedang.
Wu Lang juga gagal kabur dari kejaran Fury Dragon Piercing Heart, energi sihir pertempuran langsung menusuk tembus dari belakang tubuhnya.
Langkah Han Yanrou terhuyung-huyung, tapi segera kembali tetap tenang.
Wu Lang yang terkena Fury Dragon Piercing Heart saat masih float, langsung terlempar lebih jauh.
Mendarat, berguling, posisi tubuh segera stabil, tapi pemandangan di sekitarnya membuat Jiang Botao merasa sedikit asing.
Dia segera melihat di depan Wu Lang tertancap sebuah papan kayu.
Yang dia lihat adalah bagian belakang papan kayu yang kasar, tidak ada tulisan sama sekali.
Di sisi depan papan yang tak terlihat olehnya, tertulis empat kata besar:
Yang masuk tanpa izin, mati!
