Susunan pemain Lun Hui tidak mencakup Lv Buoyuan, hal ini langsung terlihat oleh semua orang saat enam pemain maju. Namun tidak ada yang terlalu terkejut. Bagaimanapun, performanya yang terus menurun sudah menjadi rahasia umum, sehingga wajar saja dia hanya duduk di area pemain.
Tapi di sisi Xingxin, ketika enam orang maju tanpa Fang Rui, hal ini langsung mengejutkan banyak pihak, termasuk fans Tim Lun Hui yang heran mengapa Xingxin tidak mengirim Fang Rui.
Karena performa Fang Rui di beberapa pertandingan terakhir sangat mencolok. Di babak sebelumnya, gelar Pemain Terbaik sudah cukup membuktikan semuanya. Hari ini, meski pembalikan situasi di arena pertandingan akhirnya diselesaikan oleh Tang Rou dengan 1 vs 3, tapi tanduk penyerangan pertama justru ditiup dari Fang Rui.
Momentum 1 vs 3 sedang di puncak, siapa yang berhasil mengalahkan Zhou Zekai dengan Yiqian Chuanyun yang masih memiliki HP 40% lebih? Fang Riu!
Siapa yang menguras sebagian besar HP Cloudy Mountain milik Lv Buoyuan? Masih Fang Rui.
Dengan performa luar biasa seperti ini, masa tidak dimainkan di pertarungan akhir?
Di pinggir arena mulai terdengar perbincangan, sementara yang mengikuti berita pasca-pertandingan langsung teringat pada konferensi pers setelah babak sebelumnya. Saat ditanya tentang Fang Rui, Ye Xiu memang menyatakan bahwa Fang Rui sudah kelelahan di pertandingan itu, dan kemungkinan tampil di babak terakhir masih belum pasti.
Banyak yang menganggap ini sebagai Smoke Bomb. Terutama saat Fang Rui akhirnya tampil di arena pertandingan, beberapa orang yang ingat kejadian itu kembali membicarakannya.
Tapi sekarang, Fang Rui akhirnya duduk di area pemain. Ketika rekan setim Xingxin melakukan sprint terakhir, pemain dengan gaji tertinggi dan karakter terkuat di tim mereka ini justru berdiri di pinggir sambil menonton.
Memandang punggung enam orang yang maju ke arena, Fang Rui merasa tidak rela. Tapi dia sangat paham, saat ini daripada menantang semangat dan kegigihannya sendiri, lebih baik percaya pada rekan setim. Semua anggota Xingxin sangat luar biasa, siapa bilang harus bergantung padanya?
"Kesempatan tampil sehebat ini, kuserahkan pada kalian anak muda!" Setelah kembali ke ruang persiapan, Fang Rui berkata dengan sombong.
Dia sendiri tak melihatnya, tapi dari kekhawatiran yang terpancar di mata beberapa rekan yang tak bisa berbohong, dia tahu kondisi mentalnya saat ini sudah tak bisa disembunyikan lagi.
"Bagus sekali, serahkan padaku!" Baozi berseru gembira.
Fang Rui tersenyum lega. Jika semua orang seperti Baozi, dunia ini pasti sangat manis, pikirnya.
"Senior sudah bekerja keras." Qiao Yifan lebih tulus, dia jelas termasuk tipe yang benar-benar mengerti kebenaran sejati.
Fang Rui menepuk bahu Qiao Yifan dengan sikap sama tulusnya: "Tanpa aku, kalianlah yang akan bekerja keras."
Semua orang tertawa, tapi setelah tawa reda, mereka juga merasa meski ucapan ini tidak tahu malu, tapi jujur. Kekuatan Fang Rui dan karakter Hai Wu Liang-nya memang lebih unggul dibanding rookie dan karakter baru Xingxin lainnya. Tanpa dia, yang lain pasti akan kesulitan.
"Kalau begitu kami akan berusaha lebih keras." Ye Xiu mengangguk, mulai menyebut nama: "Pertandingan tim: Aku, Mu Cheng, Qiao Yifan, An Wenyi..."
Awalnya menunjuk empat orang, semua yang dipanggil namanya mengangguk.
Pandangan Ye Xiu kemudian beralih ke Tang Rou: "Lelah tidak melawan tiga orang?"
"Aku masih tenggelam dalam penyesalan!" kata Tang Rou.
Benar, penyesalan! Setelah 1 vs 3, ucapan Tang Rou hampir membuat semua orang mengira itu provokasi, tapi faktanya itu murni penyesalan. Dia hanya merasa masih bisa menantang lebih banyak lawan, sayangnya format pertandingan membuatnya kehabisan lawan.
"Baik, segera kau akan punya lima, oh bukan, enam lawan," kata Ye Xiu sambil melanjutkan, "Pertandingan tim, kita lima starter, lalu, orang keenam..."
Pandangan beralih, detak jantung Luo Ji semakin kencang, napasnya mulai memberat. Apakah aku yang akan dipilih? Final kejuaraan? Pertarungan penentuan? Diriku sendiri? Sungguh menegangkan! Tapi... juga penuh antisipasi...
Sedang berfantasi, tiba-tiba dia justru didorong ke tembok oleh Baozi.
"Minggir, hal seperti ini sudah pasti harus bos yang duluan!" kata Baozi.
"Hmm, orang keenam... Baozi saja!" Ye Xiu mengumumkan, lalu buru-buru menjelaskan ke Luo Ji, "Bukan karena kamu kalah darinya ya!"
"Aku paham..." Luo Ji mengangguk. Di sudut, wajah Mo Fan yang biasanya tanpa ekspresi tiba-tiba menunjukkan kilasan kekecewaan. Namun akhirnya dia tidak maju memperjuangkan apapun, hanya menggenggam tinjunya dengan erat.
Ye Xiu melihat, dia tahu di dalam hati Mo Fan sangat tidak rela. Dari kelimanya yang tampil di arena pertandingan, hanya dirinya yang benar-benar menjadi hadiah gratis. Hanya karena tanpa sengaja menarik pasukan penyergap di puncak tebing tanpa mengetahui setingannya, akhirnya meski sudah berusaha keras, tetap saja kalah total dalam pertarungan.
Mo Fan bukan karena statusnya tidak baik. Jika tidak ada kecelakaan itu, tak ada yang tahu bagaimana hasil ronde tersebut.
Tapi Ye Xiu akhirnya tetap tidak memilih Mo Fan untuk tampil di pertandingan tim.
Mo Fan tidak berkata apa-apa, tapi Ye Xiu tetap memberinya penjelasan. Hanya mengulang kalimat sederhana yang sudah sering diucapkan: "Di pertandingan tim, kamu masih belum cukup beradaptasi sementara."
Ekspresi Mo Fan tetap datar seperti biasa setiap kali Ye Xiu berbicara dengannya. Hanya kali ini, tinju yang sudah menggenggam erat itu semakin mengeras.
Bukan berarti dia tidak pernah ikut pertandingan tim. Di pertandingan reguler, Ye Xiu kadang masih menempatkannya. Sayangnya sepanjang musim, meski teknik individu Mo Fan mengalami terobosan, dalam aspek tim – mungkin karena sifat alaminya – meski paham pentingnya koordinasi, kinerjanya tetap kaku seperti mesin.
Tidak terbiasa, tidak bisa beradaptasi...
Orang lain bisa melihat, Mo Fan sendiri lebih jelas merasakannya. Ye Xiu hanya mengulang poin ini, tapi memiliki daya persuasi cukup kuat karena memang itulah penyebabnya.
Terakhir, Wei Chen.
Untuknya, Ye Xiu juga memberi penjelasan. Hanya tiga kata.
"Kamu paham." Kata Ye Xiu.
“Bangsat kau, jangan berani kalah!” Wei Chen menepuk bahu Ye Xiu dengan keras.
“Di musim dimana kau ada, aku selalu jadi juara.” Ye Xiu berkata.
“Sial!” Wajah Wei Chen menghitam, tapi faktanya memang begitu, hanya saja di dua musim sebelumnya Wei Chen dan Ye Xiu masih bermusuhan.
“Jadi kali ini seharusnya juga sama.” Ye Xiu melanjutkan.
“Asalkan bisa menang, Lao Fu mau jadi maskotmu.” Wei Chen bersikap heroik.
“Maskot...” Semua orang melirik Wei Chen.
“Jijik, mending kasih aku rokok!” Ye Xiu bersikap tegas.
Berangkat, pertarungan akhir!
Xingxin berjalan keluar dari ruang persiapan, sementara Ye Xiu bersama lima anggota lainnya menuju kursi pertandingan untuk final ini.
Sekali lagi, berdiri di momen kritis seperti ini.
Ye Xiu merasa familiar, tapi juga asing.
Teriakan, sorak-sorai, tepuk tangan, semuanya untuk identitas yang akan segera tercipta.
Juara!
“Kamilah!” Enam anggota Lun Hui berseru.
“Kamilah!” Enam anggota Xingxin juga berseru.
Pertandingan dimulai.
