Pertandingan dimulai, map dimuat, karakter masuk.
Reruntuhan yang melayang di udara, terlihat begitu dekat dengan gugusan bintang. Seluruh dunia seolah hanya punya satu warna, yaitu abu-abu keputihan dengan semburat biru muda. Bahkan karakter yang baru saja masuk map, dibawah sinar bintang ini, peralatan mereka seolah diselimuti cahaya ini.
Han Yanrou mengangkat tombak perang di tangannya, Yicunhui menggenggam erat tachi di genggamannya, menunggu instruksi Ye Xiu.
Ye Xiu yang berpengalaman, dari game online Glory hingga arena pertandingan profesional, tak ada yang belum ia alami. Tapi saat ini, hatinya dipenuhi kekaguman.
Dari akun alt level 1 di server baru Glory, dalam dua setengah tahun, akhirnya ia berdiri lagi di sini. Dua orang di hadapannya ini telah menemani sejak awal merintis jalan terobosan ini, ditambah Baozi yang siap menggantikan di bangku cadangan. Juga Su Mucheng, yang pernah mengalami kegagalan bersamanya di momen serupa sebelumnya.
Mereka inilah yang dua setengah tahun lalu masih berebut rekor dungeon dengan guild ekspansi dari tim-tim lain di server baru Glory.
Dua setengah tahun kemudian, mereka langsung berhadapan dengan tim paling top di Glory, memperebutkan gelar juara liga sebagai simbol kehormatan tertinggi.
Mereka berhasil!
Ye Xiu tahu pasti banyak orang berpikir demikian. Dari server baru, mulai dari nol, mulai dari awal lagi, akhirnya masuk final - sungguh luar biasa.
Ya, memang luar biasa.
Tapi apakah ini sudah cukup? Apakah ini sudah disebut sukses?
Belum.
Kamus Xinhua mendefinisikan sukses sebagai pencapaian hasil yang diharapkan, mencapai tujuan. Harapan dan tujuan mereka hanya satu: juara!
Jadi, jarak menuju kesuksesan masih satu langkah.
"Mulai!"
Atas perintah Ye Xiu, Jun Moxiao yang pertama melangkah. Empat anggota Xingxin lainnya langsung mengikuti.
"Gas! Ye Xiu ini sedang main dungeon atau bunuh BOSS? Masih mau gas?" komentator Pan Lin di siaran televisi tertawa sambil mengejek instruksi satu kata Ye Xiu.
"Hehe, kebanyakan anggota mereka kan direkrut Ye Xiu dari game online!" kata Li Yibo. Setahun berkiprah di liga profesional dengan performa mencolok sampai final kejuaraan, Xingxin sudah sering diwawancarai sehingga publik cukup tahu. Selain Su Mucheng dan Fang Rui yang resmi transfer, anggota lain termasuk mantan kapten Blue Rain Wei Chen, semua direkrut Ye Xiu dari game online hingga akhirnya membentuk Xingxin.
Awalnya mungkin seperti tim kerabat biasa di game online yang familiar bagi pemain umum, tapi setelah melalui berbagai pertempuran sengit, tim kerabat ini sudah berdiri di panggung tertinggi Glory.
Gas!
Target kali ini bukan rekor dungeon atau BOSS liar, melainkan Tim Lun Hui dan gelar juara liga.
Titik respawn Xingxin di sisi barat. Kelimanya membentuk formasi bergerak ke timur. Tidak ada jejak jalan jelas di map, tujuan mereka cukup pasti: piramida bergaya Aztek di sisi barat. Sesampai di dekat bangunan, mereka tidak berlama-lama di dasar atau naik ke atas, tapi berbalik ke utara mengitari sisi belakang piramida.
Di belakang piramida, permukaan air berkilauan, sungai yang tenang sama sekali tidak menunjukkan apakah ada aliran atau tidak. Xingxin hanya mencoba sebentar untuk mengukur kedalaman air, tetapi tidak mengambil jalur air, melanjutkan perjalanan ke timur menyusuri sisi belakang piramida.
Setiap orang mulai meningkatkan kewaspadaan sejak saat ini. Lima sudut kamera karakter menghadap ke lima arah berbeda, setiap gerakan di sekitar berada di bawah pengamatan Xingxin. Meski secara teori kedua tim belum mungkin bertemu bahkan dengan kecepatan gerak tertinggi, setelah insiden penyegaran posisi acak dan asimetris di pertandingan sebelumnya, baik Xingxin maupun Lun Hui telah mempertimbangkan skenario ini sejak awal, memasuki status pertarungan lebih cepat.
Tak lama kemudian, kelima anggota Xingxin muncul dari balik piramida. Sebuah bangunan piramida lain yang masih utuh memasuki bidang pandang mereka, dan kemudian terlihatlah lima bayangan karakter Lun Hui.
Pilihan awal Lun Hui adalah mencapai piramida yang lebih dekat dengan sisi mereka. Namun setelah itu, tidak seperti Xingxin yang terus menerobos, mereka mulai menganalisis topografi area tersebut. Kelima karakter melakukan pengamatan terpisah, tampak terpecah tapi sebenarnya tetap dalam formasi yang siap berkoordinasi kapan saja.
Saat Xingxin muncul dari balik piramida dan melihat Lun Hui, pihak Lun Hui juga langsung menyadari kehadiran Xingxin di seberang. Kedua pihak menghentikan gerakan, menjaga jarak sambil saling mengawasi dari kejauhan.
Adegan membeku, namun channel pesan mulai membanjiri dengan penyegaran pesan yang gila-gilaan.
Karena map yang benar-benar asing, persiapan detail tidak bisa dilakukan hanya dengan pengetahuan singkat sebelum pertandingan. Dalam pertempuran di map acak, komunikasi dan komando internal tim jelas lebih intensif. Saat kedua tim bertemu, pihak Lun Hui segera menyusun strategi. Pesan-pesan bermunculan cepat, ada diskusi kilat, juga kesimpulan akhir. Tapi karakter pemain tidak bergerak sampai pesan memenuhi hampir seluruh layar, akhirnya muncul perintah terakhir: "Aksi!"
Setiap instruksi sudah dilihat semua orang. Begitu perintah final diberikan, kelimanya mulai beroperasi bersamaan. Lima karakter mulai bergerak serempak.
Jarak jauh, jarak dekat, Healer - masing-masing menjalankan peran, saling terhubung. Mengoordinasikan karakteristik medan tempur yang sudah dipahami, mereka dengan cepat membentuk formasi paling optimal.
Kemudian, pihak Xingxin akhirnya juga mengeluarkan instruksi.
"Mundur." Ye Xiu berkata.
Xingxin pergi.
Mereka datang dengan gegabah dari belakang piramida, tanpa mengintip atau menyelidik. Lima karakter bergegas keluar berdesakan, berhenti saat melihat Lun Hui.
Lun Hui menyusun strategi matang, mempersiapkan segala kemungkinan pertempuran. Siap menyerang, siap bertahan, mempertimbangkan semua aspek.
Lalu Xingxin mundur.
Lun Hui aktif mempersiapkan segalanya, tapi lawan mereka menghilang...
“……”
Di channel, Zhou Zekai langka mengirim pesan, meski hanya deretan ellipsis (...). Meski memang jarang bicara, perasaan terdiam ini jelas berbeda dengan sifat pendiamnya.
"Apa maksud Xingxin ini?" Pan Lin di siaran televisi bertanya-tanya. Di sisi Lun Hui, komunikasi dan instruksi dalam channel meski banyak menggunakan singkatan seperti kode rahasia, semua anggota tetap bisa memahami dengan mencocokkan aksi. Tapi di sisi Xingxin tidak ada komunikasi. Ye Xiu bilang "mulai", mereka langsung bergerak; Ye Xiu bilang "mundur", mereka langsung menyusut kembali.
"Hmm, lihat dulu saja," kata Li Yibo. Entah "lihat dulu" ini maksudnya mengamati tujuan Xingxin, atau mengajak semua untuk menunggu dan melihat...
Saat ini yang paling ingin memahami maksud Xingxin tentu saja Lun Hui. Tapi mereka justru tidak tergoyahkan, setelah terdiam sejenak, langsung mulai menganalisis medan tempur lagi, seolah Xingxin tak pernah muncul.
Tidak ada pertukaran serangan, hanya sekadar berpapasan.
Pemain biasa bingung, komentator dan tamu siaran juga ingin "lihat dulu", tapi para atlet profesional sudah mulai berdiskusi.
"Xingxin... mungkin ingin mencoba menguji emosi Lun Hui?" kata Yu Wenzhou. Maksud Xingxin pada dasarnya adalah tujuan Ye Xiu. Bukan hanya Pan Lin dan Li Yibo, bahkan ahli level master seperti Yu Wenzhou pun tidak berani bicara terlalu pasti.
"Lun Hui terlihat sangat stabil," kata Xiao Shiqin. Hal-hal psikologis bukan sesuatu yang mudah ditembus. Tapi setidaknya dengan mengabaikan gerakan mengganggu Xingxin ini, Lun Hui tidak mudah diarahkan begitu saja.
Lalu apa selanjutnya?
Selanjutnya, adegan siaran televisi dan proyeksi holografik di lokasi langsung, semuanya terpecah menjadi dua bagian, berusaha memungkinkan semua orang melihat strategi kedua tim dengan jelas.
Lun Hui terus menganalisis medan tempur tersebut, sementara Xingxin mulai bergerak cepat ke atas dari sisi belakang piramida. Namun, ketika Jun Moxiao milik Ye Xiu mencapai sekitar setengah ketinggian, tiba-tiba berbalik arah dari sisi belakang.
Lun Hui yang sudah siaga tempur di arah ini langsung bersiap begitu melihat Jun Moxiao muncul.
"Jangan panik!" Ye Xiu malah mengirim pesan di channel publik.
"Aku cuma mau lihat-lihat," kata Ye Xiu sambil membuat karakternya Jun Moxiao duduk di lereng timur piramida...
"Kalian lanjutkan saja," Ye Xiu masih terus berbicara.
"Xiao Zhou, lihat arah jam 3 di belakangmu, podium itu cocok untuk perlindungan sniper kan?" Ye Xiu malah mulai memberi arahan ke Lun Hui.
