Sekompak-kompaknya aku, aku tetap Healer Xingxin!
An Wenyi telah kembali tenang, mengembalikan ketenangan dan rasionalitasnya. Ia segera mengamati situasi di lapangan.
Kondisi Xingxin memang buruk, mereka terpecah menjadi beberapa bagian. Bahkan Su Mucheng dengan karakter artileri meriam Muyu Chengfeng yang memiliki jarak serang super jauh, kini terputus dari tim.
Di bagian mana bantuanku paling dibutuhkan?
An Wenyi segera mengamati setiap pecahan formasi.
Muyu Chengfeng milik Su Mucheng terjepit oleh Yizhiyeqiu Sun Xiang. Meski mendapat bantuan Healer, sulit bagi Artillery God untuk Menerobos paksa blokade Battle Mage jarak dekat.
Bagaimana dengan Ye Xiu dan Tang Rou?
Mereka sedang menghadapi Jiang Botao dan Wu Qi dari Lun Hui. Wu Lang milik Jiang Botao telah sepenuhnya terbebas dari pembatasan, membentuk koordinasi dengan Wu Qi. Kedua belah pihak saling serang dan bertahan, belum bisa dipastikan pemenangnya. Namun di belakang Jiang Botao dan Wu Qi, Xiao Ge Ziruo Fang Minghua terus memberikan dukungan, ditambah Yiqian Chuanyun Zhou Zekai yang sesekali memberi support. Dalam jangka panjang, jelas sisi ini sangat membutuhkan dukungan Healer.
Tapi An Wenyi tidak berhenti menganalisis situasi. Pandangannya akhirnya beralih ke Yicunhui Qiao Yifan.
“Meski Su Mucheng saat ini terjebak mati-matian oleh Sun Xiang, tapi yang paling frustasi dan terjepit di lapangan saat ini justru Qiao Yifan.”
“Situasi Qiao Yifan saat ini adalah memiliki skill dan MP tapi tak bisa digunakan. Ghost Array dari Ghostblade harus melalui chanting, yang sangat rentan diinterupsi tanpa perlindungan atau tempat bersembunyi. Saat ini Zhou Zekai mengawasi ketat Qiao Yifan. Serangan Quick Shot dan Barrage Tembak Liar sebelumnya membuat Yicunhui pontang-panting menghindar. Meski dua skill itu sudah berakhir, Zhou Zekai tetap mengunci pergerakan Yicunhui. Begitu Yicunhui mengangkat pedang untuk chanting, peluru pasti langsung meluncur.”
“Qiao Yifan terpaksa terus memanipulasi pergerakan Yicunhui mencari celah pertahanan atau objek perlindungan. Tapi Zhou Zekai sama sekali tidak mengendur. Saat Yicunhui bergerak, Yiqian Chuanyun-nya juga menyesuaikan posisi. Memanfaatkan jangkauan Sharpshooter, radius pertahanan Yiqian Chuanyun saat ini luar biasa besar. Radius sebesar ini mungkin kurang efektif untuk banyak kelas, tapi cukup untuk mengunci Ghostblade yang bergantung pada chanting.”
“Qiao Yifan lebih membutuhkan bantuan!”
“Melihat Yicunhui kesulitan menghindari pengawasan ketat Zhou Zekai dan Yiqian Chuanyun, An Wenyi menarik kesimpulan.”
“An Wenyi segera bertindak. Xiao Shou Bingliang mulai bergerak.”
“Dia mau ngapain?”
Para atlet profesional melihat ucapan Ye Xiu kepada An Wenyi, tapi mereka juga tak tahu seberapa besar efeknya. Namun Xiao Shou Bingliang tak lagi panik tak karuan, hanya gerakan cepatnya yang tiba-tiba setelah itu justru membuat semua orang bingung akan maksudnya. Arah pergerakannya sepertinya bukan untuk mencapai jarak casting yang optimal.
"Ini..."
Seiring Xiao Shou Bingliang yang terus mendekati targetnya, para pemain mulai menyadari sesuatu.
Yiqian Chuanyun!
Xiao Shou Bingliang milik An Wenyi ternyata bergerak menuju Yiqian Chuanyun-nya Zhou Zekai.
"Si pemalas ini!!" Semua orang terpaku.
Sungguh pembalikan situasi yang dramatis! Seorang yang diabaikan oleh Lun Hui, tiba-tiba menyerang sang legenda yang paling bersinar di lapangan. Benarkah dia nekat sampai segitunya?
"Bersiap mengorbankan diri menghadang laras senjata?" tebak beberapa orang. Dalam pertandingan sebelumnya, An Wenyi sering menunjukkan sikap seperti ini. Healer yang biasanya dilindungi tim lain, di Xingxin justru kerap maju menjadi perisai hidup untuk melindungi rekan setim.
"Bukannya salah kan? Tugas healer memang menjaga seluruh tim!" ujar Zhang Xinjie dari Dominant Hero.
Benar!
Menjaga seluruh tim memang tugas utama, tapi dengan cara seperti ini apakah efektif? Cukup dengan mengarahkan laras senjata Yiqian Chuanyun, serangan momentum Zhou Zekai bisa menghancurkan si pemalas sepertimu!
An Wenyi tentu paham risiko ini. Justru inilah alasan mengapa dia memilih untuk langsung menyerbu Yiqian Chuanyun tanpa ragu.
Bukan mengabaikan aku?
Baiklah!
Aku sekarang dash ke depanmu, terus saja abaikan!
Dalam hati An Wenyi muncul sedikit mental seperti ini, tapi ini sama sekali bukan adu mulut. Ini adalah keputusan tegas yang sangat rasional. Dia yakin tindakan ini pasti akan menarik perhatian Zhou Zekai. Mengubah arah laras senjata? Menghancurkan? Tentu ini sangat mungkin terjadi, tapi An Wenyi sangat yakin: jika Zhou Zekai memerintahkan Yiqian Chuanyun mengubah arah serangan untuk menghujam dirinya, maka Qiao Yifan, Ye Xiu, Tang Rou pasti akan menggunakan kesempatan ini untuk melakukan sesuatu.
Inilah cara bertahan hidupnya di Xingxin, juga di lingkup profesional Glory. Jika hanya mengandalkan operasional skill untuk menambahkan HP ke karakter rekan setim, kontribusinya akan terlalu minim. Dia harus membakar lebih banyak aset - seperti HP karakternya sendiri.
Beberapa penonton di lokasi mulai berteriak kaget.
Si pemalas terlemah Xingxin ini, sekarang malah melesat langsung ke arah Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai! Padahal jelas-jelas karakter ini adalah Healer.
Ngapain dia?
Ingin bunuh diri dengan menabrak laras senjata Yiqian Chuanyun?
Penonton biasa sudah menyadarinya, para pemain di lapangan juga mulai mencium gelagat ini.
"Si pemalas ini..." Sebagai Healer yang harus awasi seluruh medan, Fang Minghua jadi yang pertama menemukan gerakan mencurigakan An Wenyi. Di saat-saat pertama, asumsinya adalah: si pemalas ini mulai nekat karena tekanan psikologis dari taktik 'pengosongan' mereka, memaksa menarik perhatian Lun Hui dengan cara seperti ini.
Tapi langkah stabil Xiao Shou Bingliang dan perspektif kamera yang terus berputar mengamati situasi global, membuatnya langsung tersadar: Ini sama sekali bukan tindakan nekat, melainkan keputusan tim lawan. Ini adalah upaya mereka untuk mengubah situasi lapangan.
Apa yang ingin mereka lakukan?
Xiao Shou Bingliang belum bergerak, namun tiba-tiba Yicunhui milik Qiao Yifan mulai bertindak.
Pergerakan!
Selama ini dia terus melakukan pergerakan, namun setelah dua langkah lateral ini, saat Zhou Zekai mengalihkan laras Yiqian Chuanyun ke arahnya, sebuah bayangan tiba-tiba menyambar di depannya.
Xiao Shou Bingliang?
Zhou Zekai tidak terlalu mempedulikan. Seorang Pastor, meski mendekat, tidak akan menjadi ancaman baginya.
Langkah menyamping!
Yiqian Chuanyun melangkah melintang, merebut kembali sudut kamera, lalu menembak.
Braak!
Peluru melesat, diikuti gerakan lateral Xiao Shou Bingliang.
Terlalu lambat...
Zhou Zekai memandang bayangan Xiao Shou Bingliang. Dia sudah menduga maksud An Wenyi, namun mengetahui kelemahan healer ini: reaksi dan operasionalnya cenderung lambat. Serangan berpindah posisi seperti ini mustahil diikuti ritmenya oleh An Wenyi.
Ternyata.
Saat tubuh Xiao Shou Bingliang bergerak menyamping, peluru sudah lebih dulu melintas menuju Yicunhui di ujung sana.
Tapi kini dalam visi Zhou Zekai, Yicunhui telah menghilang lagi.
Bergerak menyamping lagi, berpindah posisi lagi.
Zhou Zekai sekali lagi merebut visi, Yiqian Chuanyun sekali lagi mencuri serangan, sementara Xiao Shou Bingliang milik An Wenyi kembali menghalang. Namun sama seperti sebelumnya, reaksinya tidak cukup untuk menahan serangan Yiqian Chuanyun.
Tapi Zhou Zekai sudah mulai mengerutkan kening.
Meski An Wenyi gagal menghalangi serangannya dan tetap tak bisa melindungi Qiao Yifan dalam melepas Ghost Array Yicunhui, dia berhasil membebani Zhou Zekai dengan operasional tambahan. Antara Yiqian Chuanyun dan Yicunhui kini seolah ada perlindungan bergerak, memaksa Zhou Zekai melakukan manuver penghindaran.
Langsung fokus serangan, hancurkan Xiao Shou Bingliang.
Ini solusi asal-asalan banyak orang, tapi dengan begini perhatian Zhou Zekai akan teralihkan ke Xiao Shou Bingliang, membuka celah bagi Qiao Yifan lepas dari crowd control.
Tidak semudah itu... Saat seperti ini, perlu seseorang yang bisa membatasi Qiao Yifan. Pastor menyebalkan ini bisa dihabisi dalam hitungan detik!
Tapi... tidak ada.
Karena Yicunhui Qiao Yifan sudah dipaksa ke garis luar, hanya Yiqian Chuanyun-nya yang memiliki radius pertahanan sebesar ini di tim Lun Hui.
Ini seharusnya kelebihan, tapi kini malah dimanfaatkan lawan, membuatnya tak berdaya.
Yang memaksanya terjebak dalam situasi sulit ini justru anggota terlemah Xingxin - karakter yang pernah mereka abaikan begitu saja.
An Wenyi, Xiao Shou Bingliang...
Bagaimanapun juga, tidak bisa terus-menerus bermain kucing-tikus dengannya. Masalah ini harus diselesaikan, bahkan jika Qiao Yifan sempat mendapat sedikit celah, itu pun sudah menjadi konsekuensi yang harus diterima.
Zhou Zekai sedang merencanakan aksi selanjutnya tiba-tiba bayangan lain terjatuh di hadapan Xiao Shou Bingliang.
Xiao Ge Ziruo?
Fang Minghua dengan karakter Pastornya Xiao Ge Ziruo dari guild Lun Hui tiba-tiba merangsek ke dekat Xiao Shou Bingliang, melambaikan salib Angel's Protection di tangannya seolah ingin menampar.
Ini... duel fisik antar healer?
Semua penonton tertegun. Pertandingan macam apa ini? Dua healer dari kedua tim ini sudah mulai kehilangan kewarasan?
Satu nekat menerobos ke depan untuk menghadapi laras senjata musuh, sementara yang lain mengayunkan salib seolah itu senjata tumpul untuk bertarung fisik...
Harus segitunya?
Penonton biasa kebingungan. Bukankah ini seharusnya pertarungan puncak paling bergengsi? Kenapa adegannya jadi terlihat norak begini?
Justru di saat itu Zhou Zekai menghela napas lega.
Fang Minghua memahami kesulitannya - menghadapi Xiao Shou Bingliang ini, Zhou Zekai serba salah antara menyerang atau membiarkan.
Mengambil alih sementara kontrol atas Yicunhui milik Qiao Yifan? Xiao Ge Ziruo Fang Minghua memang tak punya kemampuan itu. Tapi datang mengganggu Xiao Shou Bingliang, ia masih bisa menyempatkan diri. Sesama Pastor memang tak bisa menandingi kelas DPS, tapi dalam duel fisik seperti ini, Fang Minghua merasa dirinya mungkin sedikit lebih unggul dibanding An Wenyi.
Maka, di final kejuaraan yang menjadi simbol tingkat profesional tertinggi, muncul adegan aneh dimana para Pastor bertarung fisik.
Bukan menggunakan skill, melainkan beradu jarak tempel, mengayunkan salib di tangan masing-masing, memulai perkelahian dengan serangan biasa.
Bukan berarti Pastor tidak memiliki skill serangan atau crowd control, namun melihat sikap teguh namun tetap hati-hati An Wenyi, Fang Minghua merasa hanya pertarungan jarak dekat seperti ini yang paling bisa diandalkan.
