Fang Minghua menyadari maksud Xingxin, hatinya langsung cemas. Dia sangat paham kemampuan mobilitas karakter Lun Hui. Secara teori, Assassin, Battle Mage, dan Sharpshooter Zhou Zekai seharusnya memiliki mobilitas yang bagus. Di lapangan, hanya karakter Xiao Ge Ziruo miliknya dan Wu Lang milik Jiang Botao yang agak tertinggal.
Hasilnya, Xiao Ge Ziruo miliknya sekarang sama sekali tidak perlu lari sendiri. Jun Moxiao milik Ye Xiu dan Han Yanrou milik Tang Rou secara bergantian menggunakan skill efek Blow Away dan Knock Back selama bergerak cepat untuk membantunya berpindah. Sekarang Xiao Ge Ziruo bergerak lebih cepat daripada saat dia sendiri melakukan Sprint.
Keduanya, ditambah gangguan Su Mucheng terhadap pengejar di belakang, serta koordinasi yang memberikan assist ketika ada kesempatan, membentuk pola permainan yang sangat komprehensif.
Kombinasi kelas Battle Mage dan Artillery God?
Pasangan terbaik Ye Xiu dan Su Mucheng?
Semuanya kini tercakup dalam pola permainan ini, chemistry dan metodis! Kekejian Wu Qi dari Lun Hui yang sunyi, setelah mengaktifkan skill tertawa dan berlari sprint, ternyata hanya bisa mengejar dengan cukup ketat. Yizhiyeqiu milik Sun Xiang tanpa dukungan chakra tanpa atribut jelas jauh lebih inferior. Wu Lang milik Jiang Botao tak perlu ditanya lagi, dia semakin tertinggal jauh, posisinya terasa cukup canggung.
"Benar-benar punya nyali!!" Para atlet profesional kini ramai berdiskusi. Metode yang diambil Xingxin jelas-jelas di luar perkiraan mereka.
Final kejuaraan, terutama ronde penentuan, semua pasti akan ekstra hati-hati. Makanya ada pepatah "turnamen besar tak punya duel epik".
Tapi pola koordinasi yang digunakan Xingxin kali ini? Di mata semua orang, ini adalah strategi berisiko tinggi. Saat menyerang Xiao Ge Ziruo, mereka juga harus membawanya lari menggunakan skill, bahkan harus lebih cepat dari karakter-karakter Lun Hui yang kemampuan mobilitasnya sama sekali tak lemah. Koordinasi ini tingkat kesulitannya luar biasa, terlalu banyak aspek yang harus diperhatikan. Sedikit saja kesalahan mungkin akan berujung kegagalan.
Healer Xingxin, Xiao Shou Bingliang, saat ini sedang dihujani tembakan Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai. Xingxin sama sekali tak berniat memberikan bantuan. Jika koordinasi di sisi ini gagal, menyelamatkan Xiao Shou Bingliang mungkin sudah mustahil. HP Xiao Shou Bingliang sudah berkurang lebih dari setengah. Bahkan jika bertahan dalam formasi wilayah, Lun Hui bisa dengan tegas menyelesaikannya lewat serangan terkonsentrasi yang mengorbankan damage.
Tidak sukses, berarti binasa!
Xingxin benar-benar tanpa kompromi dalam strategi pertukaran healing ini. Mereka berjalan di atas tali, tidak menyisakan sedikit pun jalan mundur untuk diri sendiri. Salah satu langkah, dan mereka akan terjatuh ke jurang menganga yang tak bisa dipulihkan!
Jadi dibandingkan koordinasi gemilang ini, yang lebih dikagumi para atlet profesional justru keberanian Xingxin ini.
Namun karena sebagian besar stamina terkuras untuk bergerak dan membantu Xiao Ge Ziruo berpindah posisi, meski karakter Ye Xiu dan Tang Rou yang bertugas sebagai output, efisiensinya biasa saja. Bahkan kalah dengan output kekerasan Zhou Zekai seorang diri terhadap Xiao Shou Bingliang.
Setelah menimbang dengan jelas hal ini, Zhou Zekai sedikit lega, tapi tetap memantau situasi ini. Melihat tiga karakter pemain timnya sama sekali tidak bisa mengejar lawan, Zhou Zekai memutuskan untuk turun tangan memberikan bantuan. Dia menyadari taktik Xingxin ini memiliki tingkat kesulitan tinggi dengan persyaratan ketat, sedikit gangguan saja mungkin bisa menghancurkannya.
Yiqian Chuanyun-nya tidak lebih cepat dari Cruel Silence atau Yizhiyeqiu, tapi sebagai penyerang jarak jauh, bahkan dari posisi saat ini pun dia bisa menghujani peluru untuk mengganggu Ye Xiu dan Tang Rou.
Begitu ide matang, Yiqian Chuanyun tiba-tiba mundur selangkah, memiringkan badan, dan mengangkat tangan.
Braak! Suara tembakan, siluet, percikan darah!
Xiao Shou Bingliang tiba-tiba juga memiringkan badan, menghadang di depan laras senjata.
Knee Strike!
Yiqian Chuanyun mengangkat lutut. Saat ini dia tidak terburu-buru mengontrol Xiao Shou Bingliang. Situasi di sisi mungkin hanya perlu satu peluru untuk dihancurkan. Dia hanya membutuhkan celah kecil ini. Di celah sekecil ini, mungkinkah seorang Pastor membunuh Yiqian Chuanyun-nya?
An Wenyi jelas tidak bisa mengalahkannya. Saat ini, hanya ada satu keyakinan di hatinya: Bagaimanapun juga, harus menghalangi Zhou Zekai yang sedang memberi dukungan.
Xiao Shou Bingliang-nya tidak punya kemampuan tempur berarti. Trik-trik kecil saat saling serang dengan Healer Lun Hui bahkan tidak layak disebut permainan anak-anak di hadapan Zhou Zekai. Satu-satunya yang bisa dia gunakan adalah tubuh Xiao Shou Bingliang. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah menggunakan HP Xiao Shou Bingliang untuk menghalangi serangan Yiqian Chuanyun.
An Wenyi berani jamin, seumur hidupnya perhatiannya belum pernah sekonsentrasi ini. Meski Xiao Shou Bingliang terus bertahan pasif, ketika Zhou Zekai tiba-tiba membuat Yiqian Chuanyun menghindar dan mengalihkan tembakan ke tempat lain, dia selalu langsung menyadarinya dan mati-matian menghalangi.
Kadang berhasil, kadang tidak.
Tapi kali ini, dia tahu betul ini momen krusial. Dia sadar tidak boleh ada kesalahan sama sekali.
Xiao Shou Bingliang miringkan badan lalu terjang, berhasil menahan satu tembakan.
Tapi seketika disusul Knee Strike.
An Wenyi melihatnya dengan jelas, sangat jelas.
Xiao Shou Bingliang benar-benar melompat ke belakang.
Knee Strike berhasil dihindari!
Tapi posisi tempelan yang sebelumnya ketat, kini muncul satu langkah celah.
Laras senjata Yiqian Chuanyun sudah mengarah lagi, dua laras sekaligus.
Xiao Shou Bingliang melompat!
An Wenyi tidak menyuruhnya menghalangi laras senjata manapun. Karakter itu melompat, menerjang kepala Yiqian Chuanyun. Ia menghalangi mata Yiqian Chuanyun, menghalangi sudut pandang Zhou Zekai.
Seketika layar Zhou Zekai hanya melihat jubah Pastor yang berlumuran darah.
Tembakan buta?
Zhou Zekai memang memiliki kemampuan seperti itu. Tapi masalahnya target kali ini adalah objek bergerak, dan bergerak dengan sangat cepat. Bahkan dengan sudut pandang normal, dibutuhkan presisi tinggi untuk memperhitungkan timing serangan. Melakukan blind shot terhadap target seperti ini, bahkan bagi Zhou Zekai pun terlalu sulit.
Meski begitu, dentuman senjata akhirnya terdengar.
Peluru sudah terisi, ditembakkan juga. Setidaknya ini memberi secercah harapan.
Suara tembakan membuat hati An Wenyi membeku, tapi ia tak berani menoleh. Jika meleset, ia harus terus bertahan!
Tapi saat ini Yiqian Chuanyun sudah melompat, sementara Xiao Shou Bingliang sedang jatuh setelah lompatan sebelumnya. Kedua karakter menciptakan perbedaan waktu. Kali ini, bukan hanya sudut pandang Zhou Zekai, bahkan kedua laras senjata Yiqian Chuanyun sudah berada di posisi tinggi.
Tidak ada solusi lagi...
Di detik ini, An Wenyi benar-benar hanya bisa menatap pasrah. Ia sama sekali tidak punya metode lagi untuk menghalangi serangan Yiqian Chuanyun.
Sedih, pilu...
An Wenyi mendendam, mendendam pada kekuatan dirinya yang begitu lemah.
Dentuman senjata...
"Yiqian Chuanyun di udara, dua laras senjata terus menyemburkan percikan api." Tapi seketika An Wenyi melihat Ye Xiu malah berbicara di channel: "Terus semangat!"
Apa?
Kali ini, An Wenyi tak bisa menahan diri untuk menoleh ke belakang.
Jun Moxiao milik Ye Xiu sedang melakukan skill serangan kavaleri untuk terus berjalan. Bentuk perisai termasuk kelas Paladin, tentu tidak mempengaruhi penggunaan skill serangan kavaleri. Maka terlihat Jun Moxiao menahan payung-perisai Qianji San di sampingnya, berhasil menghalangi semua tembakan Yiqian Chuanyun sepanjang jalan.
"Jangan asal berpikir kalau dia menembak kita pasti kena!" Ye Xiu masih terus berbicara.
"Selain itu, seranganmu ini terlalu sembrono, Xiao Zhou?"
Sambil berkata, payung-perisai Qianji San ditutup, ujung payung dilipat, memperlihatkan laras senjata.
Tembakan!
Ye Xiu, bahkan melakukan serangan balasan ke Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai.
