Beban berat bertambah, skill terblokir.
Efek Formasi Abu dan Formasi Kesunyian datang bertubi-tubi. Mengejar Jun Moxiao dan Han Yanrou? Membunuh Yicunhui milik Qiao Yifan? Lupakan! Yizhiyeqiu Sun Xiang justru terpental masuk ke dua Ghost Array.
Efek kontrol kuat dari Ghost Array biasanya hanya bertahan beberapa detik. Tapi di arena profesional, beberapa detik sudah cukup untuk mengubah momentum pertandingan.
Jun Moxiao dan Han Yanrou langsung menghentikan pergerakan cepat. Dalam sekejap masuk ke mode serangan gila-gilaan. Berbagai skill serangan dari kedua karakter menghujani. HP Xiao Ge Ziruo langsung turun drastis seperti keran yang dibuka lebar.
Sun Xiang dan Wu Qi hanya bisa menatap dengan kesal.
Karakter mereka yang paling dekat dengan Xiao Ge Ziruo, tapi Ghost Array membuatnya terasa seperti di ujung dunia.
Wu Lang milik Jiang Botao sudah mulai membatasi Muyu Chengfeng. Tidak mungkin baginya untuk beralih fokus ke target lain. Bagaimanapun situasi berkembang, tekanan terhadap Su Mucheng akan tetap menjadi elemen krusial dalam pertandingan ini. Sebelumnya, Lun Hui agak kurang pertimbangan - mereka seharusnya konsisten menekan Su Mucheng dari awal sampai akhir.
Lalu ada Zhou Zekai.
Setiap kali situasi mandek, terpuruk, atau terjerumus dalam kekacauan tak terduga, Zhou Zekai selalu muncul. Dengan performa agresifnya, dia memimpin Lun Hui keluar dari kebuntuan, membalikkan keadaan, dan menentukan kemenangan. Ini seolah sudah menjadi pola tetap Tim Lun Hui.
Pada detik ini, ribuan pasang mata di dalam dan luar arena tertancap pada Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai.
Fans Lun Hui di luar arena menanti-nanti ledakan kemampuan sang bintang.
Para pemain Xingxin tak pernah lengah terhadap atlet andalan paling top Glory ini. Di antara mereka, ada satu orang yang hampir sepenuhnya fokus pada Yiqian Chuanyun, hingga sudut pandangnya nyaris tak menangkap objek lain.
An Wenyi.
Dia tak tahu bahwa formasi hantu Qiao Yifan di sisi lain sedang memblokir dua pengejar dari Lun Hui.
Dia tak sadar Ye Xiu dan Tang Rou sudah berhenti lari dan mulai menyerang habis-habisan Xiao Ge Ziruo.
Dia juga tak menyadari Su Mucheng yang sedang bermain kucing-tikus dengan Jiang Botao sambil mencari celah untuk mendukung rekan setim.
Dia bahkan tidak tahu berapa sisa HP Xiao Shou Bingliang, juga tidak memperhatikan HP Yiqian Chuanyun. Dalam sudut pandangnya, hanya gerakan Yiqian Chuanyun yang terlihat, hanya dua laras senjata Yiqian Chuanyun yang fokus diawasi.
Kiri? Kanan? Mundur? Lompat?
An Wenyi mengikuti pergerakan laras senjata itu, Xiao Shou Bingliang-nya bereaksi cepat. Sebagai yang dianggap di lingkup profesional, saat ini dia justru berhasil memantau pergerakan pemain top kelas atas seperti Zhou Zekai.
Dia bisa karena apa?
An Wenyi sendiri tidak tahu jawabannya. Mungkin hanya mengandalkan keyakinan: keyakinan untuk tidak membiarkan Zhou Zekai lolos, keyakinan untuk menang.
Juara!
Gelar juara Liga Profesional.
Setahun lalu, bahkan dua tahun lalu, hal ini bagi An Wenyi masih seperti berada di plane yang berbeda. Awalnya dia hanya pemain biasa di game online Glory, satu dari jutaan pemain kasual. Sebagai karakter Pastor, dia mengagumi Pastor nomor satu Glory, Zhang Xinjie dari Dominant Hero, lalu tertarik bergabung dengan guild, akhirnya menjadi Healer tetap di tim besar mereka.
Bagi kebanyakan pemain, menjadi anggota tetap tim guild klub sudah termasuk elit. Tapi di lingkung guild klub sendiri, dia bahkan belum menyentuh level elit. Tim elit biasanya dipimpin langsung oleh Ketua guild - level yang sulit dia capai.
Namun dalam waktu kurang dari dua tahun, dia telah berdiri di arena pertandingan profesional. Dia bertarung melawan nama-nama yang dulunya berada di plane yang sama sekali berbeda dengannya. Dia berjabat tangan dengan Zhang Xinjie yang dikaguminya sebelum dan sesudah pertandingan. Dan sekarang, gelar juara liga - dia ternyata sedang berjuang untuk itu.
Kelemahan? Tidak masalah, selama bisa meraih juara, semuanya tidak penting.
Berjuang mati-matian, bertahan, belit!
Xiao Shou Bingliang yang dioperasikan An Wenyi bagai permen karet lengket. Dengan gigih membelit Yiqian Chuanyun, memblokade laras senjatanya, menghalangi sudut pandangnya.
Semangat, teruskan!
Dia telah melupakan segalanya, hanya tersisa satu keyakinan di hati. Bahkan ketika HP Xiao Shou Bingliang hanya menyisakan 1 tetes darah terakhir, dia tidak ragu - karena memang sama sekali tidak menyadarinya. Seperti di setiap momen sebelumnya, dengan tegas, tanpa keraguan, menghadang di depan Yiqian Chuanyun.
Braak!
Ini adalah tembakan terakhir yang didengar An Wenyi. Seketika, dunia berputar. Dia melihat siluet Yiqian Chuanyun melesat melewatinya, hanya sekejap, hampir menghilang.
Jangan biarkan dia lewat!
An Wenyi masih berpikir demikian, masih mengoperasikan dengan cara itu. Tangan dingin Xiao Shou Bingliang meraih dengan susah payah, seolah ingin menyeret ujung jas panjang Yiqian Chuanyun.
Berhasil meraih!
Jari-jari Xiao Shou Bingliang menyentuh ujung jas panjang Yiqian Chuanyun. Ini membanjiri hati An Wenyi dengan sukacita - apakah dia berhasil menghalangi Zhou Zekai sekali lagi?
Tapi sedetik kemudian, ujung jas panjang itu telah menghilang total dari sudut pandangnya, hanya tangan itu yang masih berusaha meraih ke depan.
Dunia telah berubah menjadi abu-abu.
Semuanya berakhir...
Xiao Shou Bingliang tumbang total, menjadi karakter pertama yang mati dalam pertandingan ini. Final kejuaraan An Wenyi berakhir di sini, musimnya berakhir di sini. Hasil akhir sudah bukan wewenangnya lagi, tapi semua pengaruhnya telah tertinggal dalam pertandingan ini. Namun saat ini hatinya dipenuhi kebingungan: Kenapa ujung jas itu tidak bisa diraihnya?
Healer Xingxin tumbang!
Berita ini dalam kondisi normal pasti akan menyemangati lawan-lawannya Xingxin. Meski healer Xingxin adalah titik lemah mereka, tapi healer tetaplah healer, perannya dalam pertandingan tim tak tergantikan. Mengendalikan healer lawan berarti menguasai seluruh pertandingan; Lalu bagaimana jika membunuh healer lawan? Itu hampir bisa dianggap sebagai pengumuman kemenangan dini.
Tapi di lokasi live saat ini, fans Lun Hui selain memberikan tepuk tangan, tidak menunjukkan kegembiraan berlebihan terhadap momen ini, sama sekali tidak ada aura "healer musuh sudah mati, dunia milik kita". Karena semua orang tahu, sekadar membunuh healer Xingxin belum cukup, yang menentukan jawaban akhir adalah apakah mereka bisa menyelamatkan healer Lun Hui mereka berikutnya.
Yiqian Chuanyun melesat maju dengan langkah cepat. Xiao Ge Ziruo berhasil dijauhkan dari jangkauannya oleh Jun Moxiao dan Han Yanrou, berkat usaha mati-matian An Wenyi yang terus mengganggu. Seorang Pastor, tapi sama sekali gagal mendekati Yiqian Chuanyun.
"Apakah ini akan memberi ide baru untuk melawan Zhou Zekai?" komentar Li Yibo santai di siaran langsung. Namun Pan Lin tak merespons. Pertandingan sengit ini menyedot perhatiannya. Kinerja canggung dan tidak ilmiah, tapi pantang menyerah dari An Wenyi membuatnya terpana. Tak ada ruang untuk candaan di hatinya.
Ide baru?
Hanya sekadar lelucon belaka. Semua orang merasa kejadian ini tak terduga. Hal tak terduga biasanya mustahil ditiru. Bahkan An Wenyi sendiri mungkin tak bisa mengulangi performa hari ini. Sebelum pertandingan ini, dirinya pun tak yakin bisa bermain seperti ini. Bahkan setelah berhasil, saat mengingatnya pun ia sendiri mungkin masih tak percaya.
Ide baru?
Sesuatu yang terstruktur dan memiliki pola jelas baru pantas disebut ide. Keajaiban yang melawan logika biasa ini sama sekali tidak bisa disebut "ide".
Kini keajaiban telah pudar. Zhou Zekai dari Lun Hui akhirnya bebas kembali. Si pembuat keajaiban yang selalu menghidupkan guild ini, keajaiban apa lagi yang akan ia ciptakan?
Satu langkah, dua langkah, tiga langkah...
Yiqian Chuanyun meluncur mendekati dengan kecepatan kilat, tak ada yang bisa menghalangi. Meski Muyu Chengfeng milik Su Mucheng menembakkan hujan peluru, serangannya tak cukup padat dan berkelanjutan. Gangguan dari Jiang Botao sudah efektif, dia tak bisa leluasa menyerang target pilihannya seperti sebelumnya. Dia harus memprioritaskan menangani serangan dari Wu Lang terlebih dahulu agar tidak mengganggu misi utamanya.
Masuk jangkauan tembak!
Akhirnya Yiqian Chuanyun berhasil memasukkan Jun Moxiao dan Han Yanrou ke dalam radius serangannya. Selama proses ini, Ye Xiu dan Tang Rou juga tak lagi memilih kabur. Mereka sudah kehilangan kendali atas Zhou Zekai, kini mereka harus berebut detik untuk mengeksekusi serangan jarahan.
Peluru beterbangan, dalam sekejap area itu berubah menjadi hujan peluru. Keduanya mempertahankan gempuran, satu-satunya yang bisa dilakukan hanyalah membawa Xiao Ge Ziruo ke balik tembok runtuh untuk mencari perlindungan.
Tapi efeknya hanya bertahan sesaat.
Tembok itu terlalu pendek dan rendah. Yiqian Chuanyun berlari serong beberapa langkah, visinya langsung pulih kembali.
Yizhiyeqiu dan Cruel Silence akhirnya keluar dari pengaruh Formasi Abu dan Formasi Kesunyian. Meski Qiao Yifan terus menerus memasang Ghost Array untuk mengepung mereka, formasi baru ini jelas tak memiliki efek crowd control sekuat sebelumnya. Keduanya tanpa ragu memilih tanking.
"Ini mungkin batas kemampuanku." Memandangi sisa HP Xiao Ge Ziruo di kejauhan, Qiao Yifan mengobarkan skill ultimate terakhirnya.
Pesta Dewa dan Hantu!
Rangkaian Ghost Array mekar seketika, karena tidak tumpang tindih, kekuatan dewa langsung menyebar ke area yang luas. Namun karena tidak tumpang tindih pula, meski Pesta Dewa dan Hantu ini terlihat sangat megah dan berlebihan, damage serangan dan efeknya tetap lebih rendah.
Setidaknya Sun Xiang dan Wu Qi tidak gentar. Keduanya mengatasi pengaruh serangan Pesta Dewa dan Hantu dengan operasional, keluar dari kepungan, lalu menyerbu ke arah Xiao Ge Ziruo.
HP Xiao Ge Ziruo memang tinggal sedikit, tapi masih ada waktu!
Serangan jarak jauh Yiqian Chuanyun gagal menginterupsi serangan Jun Moxiao dan Han Yanrou sepenuhnya, namun setidaknya mempengaruhi gempuran mereka. Dengan efisiensi output saat ini, mustahil bagi mereka untuk membunuh Xiao Ge Ziruo sebelum karakter Lun Hui tiba di dekatnya.
Menang!
Asalkan bisa menyelamatkan Xiao Ge Ziruo.
Saat ini, banyak orang berpikir demikian. Meski perang gerilya Xingxin berhasil mengontrol Xiao Ge Ziruo, efisiensi output mereka terlalu rendah. Zhou Zekai meski hanya satu orang menyerang Xiao Shou Bingliang, tapi tanpa gangguan, serangannya terkonsentrasi.
Terlambat, Xingxin memang lari cepat, tapi output mereka tetap terlambat.
Ha... Mereka yang berharap pada Xingxin mulai menghela napas. Tapi ketika Yiqian Chuanyun menyesuaikan posisi lagi untuk menyapu kamera dan mendapatkan sudut tembak, Zhou Zekai terkejut.
Ia menyadari mereka kembali melupakan satu masalah.
Di bawah piramida, area penggantian pemain, Healer Xingxin lebih dulu tumbang. Orang keenam Xingxin, lebih dulu masuk menggantikan.
Baozi Invasion.
