Suara sorak-sorai dan tepuk tangan yang meriah memecah keheningan di lokasi. Kesempatan pembunuhan yang direbut Wu Qi ini membuat penonton Lun Hui bersemangat. Mereka tak perlu analisis mendalam - hasil ini saja sudah memuaskan.
Para atlet profesional justru menunjukkan ekspresi takjub.
Mereka semua memiliki Perspektif penonton, semua gerakan orang di lapangan ada dalam pandangan mereka. Apakah Wu Qi dengan Cruel Silence-nya pernah melakukan gerakan yang menonjol?
Tidak.
Tidak ada yang memiliki perasaan seperti itu.
Meski ada karakter yang aktif di lapangan, tapi yang diperhatikan semua orang adalah serangan beruntun dari Yiqian Chuanyun Zhou Zekai, lalu Wu Lang Jiang Botao, hingga Wu Shuang Gou Yue Du Ming yang melakukan fokus fire.
Cruel Silence sedang aktif bergerak, tapi seperti Qiao Yifan yang tidak merasakan ancamannya, para atlet profesional di luar arena yang menyaksikan dengan Perspektif penonton ini ternyata juga tidak menyadarinya.
Apakah ancaman itu tidak ada?
Jawabannya tentu tidak. Konsekuensi saat ini adalah bukti terbaik - Cruel Silence sudah menyerbu sampai di belakang Yicunhui, serangan dari belakang bertubi-tubi, kesempatan output sempurna. Jika ini bukan ancaman, lalu apa?
Ancaman itu ada, tapi semua orang tidak menyadarinya.
Seorang pembunuh diam-diam yang tanpa ekspresi, justru merupakan pembunuh paling sempurna.
Tapi Wu Qi, apakah dia pemain yang tidak mencolok? Sejujurnya tidak banyak yang berpikir demikian. Sebagai anggota utama yang dua kali juara liga, mustahil dia diabaikan. Tapi dalam formasi Lun Hui ini - Zhou Zekai, Jiang Botao, Sun Xiang, Lv Buoyuan, keempat anggota All-Star dengan popularitas menyilaukan - Wu Qi meski cukup tenar, tetap terlihat lebih redup.
Dia bukan pemain yang tidak mencolok, tapi dalam formasi Lun Hui, dia sangat tidak diperhatikan.
Dirinya sebenarnya tidak tanpa ancaman, namun gempuran terus-menerus yang menegangkan dari anggota Lun Hui lainnya telah menutupi ancamannya.
Meski tidak seaktif anggota lain, dia juga tidak sengaja menyembunyikan pergerakan. Dia menemukan ritme yang tepat, membuat Cruel Silence tampak tak berbahaya di tengah pertempuran sengit ini.
Dan... dia berhasil!
Sejak awal, Healer Xingxin jarang melakukan tugas penyembuhan proper. HP karakter mereka dibiarkan berkurang sedikit demi sedikit. Yicunhui milik Qiao Yifan yang terus dijaga ketat oleh Zhou Zekai memang sudah kehilangan sebagian HP. Kini dengan keberhasilan Wu Qi mendekat, serangan belakang kejamnya langsung menurunkan HP Yicunhui di bawah 50%.
Qiao Yifan teringat perkataan Wang Jiexi. Tampaknya Wu Qi memang memiliki bakat seperti yang pernah disebutkan seniornya dulu. Karena dia yakin betul bahwa dirinya tidak mengabaikan Wu Qi, dia benar-benar memperhatikan Cruel Silence, namun... dia tidak menyadari ancaman Cruel Silence, atau ancaman itu tidak cukup diprioritaskan. Menurutnya, ancaman dari pemain Lun Hui lainnya lebih perlu ditangani terlebih dahulu.
Apakah dulu Micro Grass mengharapkannya tumbuh menjadi pemain Assassin seperti ini?
Qiao Yifan tidak mengetahui jawaban atas masalah ini, juga tidak terlalu merenungkannya. Kini ia telah sepenuhnya beralih ke Ghostblade, dan memiliki penguasaan yang sangat baik terhadap kelas ini. Assassin telah menjadi masa lalu baginya. Meski tidak meninggalkan ilmu yang dipelajari saat itu, ini tidak berarti ia akan kembali ke jalan lama.
Mungkin ia memang pernah melewatkan sesuatu di Micro Grass, tapi ia tak akan menyesalinya. Ia hanya akan lebih menghargai apa yang ada di hadapannya sekarang.
Semua yang ada di depan mata diperoleh dengan susah payah. Semua yang ada di depan mata membuatnya puas. Semua yang ada di depan mata harus dijaga dengan totalitas.
Yicunhui berguling-guling, melompat-lompat.
Mengubah arah, berhenti mendadak, sprint...
Qiao Yifan menggunakan semua teknik pergerakan yang dikuasainya. Tapi Wu Qi seperti bayangan yang menempel, terus membuat Cruel Silence berada dalam jarak tempel di belakang Yicunhui.
Yang terdekat dengan Yicunhui adalah Tang Rou.
Baru saja ia dengan keras kepala menghadang dua anggota Lun Hui sendirian, membuka celah bagi Qiao Yifan. Namun dalam sekejap, gilirannya yang terkepung dua lawan. Ingin membantu Yicunhui, tapi tak bisa melepaskan diri.
Silang, tukar posisi!
Sun Xiang dan Du Ming melakukan rotasi formasi. Mereka berencana menyerahkan Han Yanrou sepenuhnya ke Du Ming, sementara Yizhiyeqiu akan berbalik menjepit Yicunhui untuk mempercepat eksekusi.
Tapi Tang Rou yang sudah kesal karena tak bisa melepaskan diri dari dua lawan, mana mungkin membiarkan musuh kabur?
Ichimonji: Pengiris Angin, diabaikan!
Fire Dance Flow dikibaskan, Tang Rou memaksa Han Yanrou menerima serangan Wu Shuang Gou Yue secara paksa, sekaligus tidak membiarkan Yizhiyeqiu Sun Xiang lewat begitu saja.
Yizhiyeqiu dipaksa mundur, namun Han Yanrou yang menerima paksa serangan Ichimonji: Pengiris Angin pun terhuyung-huyung terlempar. Namun Du Ming jelas tak menyangka Tang Rou akan bersikap keras bahkan mengabaikan serangan ini, gerakan lanjutannya terasa ragu.
Alhasil Tang Rou justru memanfaatkan jarak yang didorong oleh serangan paksa ini, terhuyung-huyung berusaha mendekati Yicunhui di sisi sana.
Takkan bisa!
Bagi Lun Hui, membiarkan Qiao Yifan duel 1v1 dengan Wu Qi saat ini adalah situasi dimana Wu Qi jelas unggul. Menyerang dari dua arah tak perlu terburu-buru, mengintervensi bala bantuan Xingxin mutlak harus diprioritaskan.
Hundred Dragon Meteor Strike!
Yizhiyeqiu terus melesat dengan Sprint, tombak Quexie menorehkan jejak Afterimage di sudut gerak yang sempurna, memotong jalan Han Yanrou dengan presisi.
Dorong! Dorong! Dorong!
Dentuman meriam menggema, dukungan jarak jauh Muyu Chengfeng Su Mucheng tiba. Namun arena yang membutuhkan bantuannya saat ini terlalu banyak. Qiao Yifan jelas dalam tekanan, sementara Tang Rou di sisi ini juga mulai kehilangan formasi karena terburu-buru ingin membantu Qiao Yifan.
Seperti kata pepatah: menarik sehelai benang menggerakkan seluruh kain. Dalam pertandingan tim, seringkali karena satu orang terjebak dalam situasi pasif, seluruh tim pun ikut terimbas. Membangun keseimbangan dalam situasi seperti ini membutuhkan pengalaman yang cukup. Tang Rou jelas masih kurang dalam hal ini, pertimbangan batas yang tepat belum dikuasai. Ketika terburu-buru dan bersikap keras, malah membuat dirinya sendiri terperangkap dalam posisi pasif.
Bantuan dari Su Mucheng terlihat jauh lebih berpengalaman dibandingkan Tang Rou.
Daripada mengarahkan semua tembakan meriam Muyu Chengfeng ke pusat masalah di area Yicunhui, dia memfokuskan rentetan tembakan pada kesulitan yang juga dihadapi Tang Rou.
Jika bisa membantu Tang Rou merebut celah pertahanan, maka Tang Rou secara alami dapat memberikan bantuan ke Qiao Yifan. Selain itu, dalam proses menghalangi Tang Rou, Sun Xiang dan Du Ming jelas-jelas membangun garis pertahanan. Bukan hanya Tang Rou, bahkan Ye Xiu dan Baozi yang mencoba membantu Qiao Yifan pun harus menerobos garis ini terlebih dahulu. Dengan menjadikan titik ini sebagai fokus serangan, nilai strategis yang ditawarkan Su Mucheng bisa dikatakan sangat komprehensif.
Sedangkan untuk Qiao Yifan, dia juga tidak mengabaikannya sama sekali. Saat memusatkan serangan artileri ke area Han Yanrou, dia menyelipkan dua kali serangan mendadak ke Cruel Silence. Su Mucheng juga mencoba mengganggu ritme permainan Wu Qi, berharap bisa membantu Qiao Yifan merebut celah pertahanan.
Cahaya ledakan langsung menyebar tak henti, namun daya serang Artillery God meski dahsyat, kemampuan kontrolnya agak kurang. Bersikap keras, bukan hanya paten bagi pemain berkarakter seperti Tang Rou, Du Ming dari Lun Hui, saat ini meniru sikap keras tersebut.
Pedang Siluman Tanpa Wujud!
Wu Shuang Gou Yue mengeluarkan skill besar level 70 ini. Kilatan pedang yang saling silang, bertabrakan keras dengan peluru meriam yang mendorong.
