Nasib!
Jika orang yang memahami alasan sebenarnya di balik tindakan Baozi, mungkin akan berpikir demikian. Bagaimanapun, ini bukanlah pertimbangan berdasarkan misi, pengalaman bermain Glory, atau kesadaran, melainkan hanya naluri kekanak-kanakan. Seberapa besar ancaman tusukan gemilang yang diluncurkan Wu Qi melalui Cruel Silence, mungkin sama sekali tidak dipahami oleh Baozi.
Tapi apakah naluri kekanak-kanakan ini bisa dianggap sebagai intuisi? Hal seperti ini memang belum tentu bisa dipastikan. Yang terjadi saat ini adalah Cruel Silence berhasil dibekukan oleh jarum bius Baozi Invasion, lalu Tang Rou yang tidak pernah berhenti menyerang dengan Han Yanrou tiba-tiba mendapati Cruel Silence sudah berada di depan wajahnya, belati hampir menusuknya. Tang Rou pun kaget setengah mati. Di momen genting seperti ini, tanpa pikir panjang serangan langsung difokuskan ke Cruel Silence.
Andai bukan karena gangguan Baozi, reaksi spontan Tang Rou mungkin tidak akan sempat menyelamatkan diri. Tapi sekarang, dengan intervensi Baozi, serangan terpusat Tang Rou yang dilakukan secara mendadak justru berubah menjadi critical damage!
Kalau tidak melakukan serangan kritis, pasti akan terkena serangan. Di situasi berbahaya seperti ini, sudah pasti Tang Rou akan menunjukkan keberanian yang luar biasa.
Jun Moxiao milik Ye Xiu juga datang membantu. Tapi alih-alih ikut menyerang Cruel Silence, karakter ini justru dash menuju Yizhiyeqiu milik Sun Xiang, menghalangi bantuan yang hampir sampai dari Sun Xiang.
Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai dan Muyu Chengfeng milik Su Mucheng memiliki kesamaan. Karena posisi kedua karakter berada di area terjauh, tidak ada karakter yang langsung mendekat untuk mengganggu. Zhou Zekai segera menyesuaikan posisi baru dan menembak, berusaha memaksa Xingxin mundur dari serangan balik mereka.
Jiang Botao saat ini benar-benar terdiam tak berkata.
Ia ingat sebelumnya dirinya adalah target serangan terpusat Xingxin. Tapi dalam sekejap, karakter Wu Lang-nya malah teronggok tak terurus? Keempat karakter Xingxin bahkan tidak menghadap ke arahnya sama sekali. Ini sedang main apa? Tidak ada tujuan taktis yang jelas? Tidak ada arah yang konsisten?
Kacau, semuanya kacau.
Pertempuran sekarang benar-benar berantakan. Xingxin tidak punya target atau rencana kerjasama yang jelas, hanya menyerang seenaknya. Lun Hui terpaksa mengikuti ritme permainan Xingxin yang membuat mereka kehilangan inisiatif.
Tidak boleh terus begini!
Jiang Botao yang terabaikan justru memiliki perspektif lebih jernih. Meski Xingxin tak punya metodologi atau strategi terstruktur, mereka jelas punya tujuan. Pertempuran kacau seperti ini umum di Arena game online Glory, biasanya dilakukan pemain kacangan. Pemain Xingxin memang lebih ahli dari pemain biasa, tapi tetap tidak mengubah fakta bahwa pertarungan berantakan ini bertaraf rendah.
Tapi ini justru tujuan Xingxin. Mereka sengaja mencoba menyeret Lun Hui ke dalam ritme dan atmosfer low-tier seperti ini, lalu menggunakan pengalaman low-tier mereka yang kaya untuk mengalahkan Lun Hui. Saat ini sudah terlihat hasil awal, Lun Hui sedikit pasif karena ini tidak sesuai dengan logika bertanding yang biasa mereka gunakan. Para pro player di lapangan adalah ahli yang melangkah sambil memprediksi tiga langkah ke depan. Tapi sekarang, tiga langkah itu tidak terlihat. Xingxin melangkah, mereka mengikuti, lalu... tidak ada kelanjutannya...
Harus menguasai ritme, tidak boleh terus ditarik oleh Xingxin.
Jiang Botao sudah menyadari hal ini, ketiga anggota Lun Hui lainnya juga mulai mencium gelagat. Tapi Yizhiyeqiu milik Sun Xiang dan Cruel Silence milik Wu Qi sedang di-pressure habis-habisan, untuk sementara hanya bisa mengikuti ritme Xingxin. Namun Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai yang berada di jarak jauh bisa melakukan penyesuaian tanpa gangguan.
Tidak lagi memberi perlindungan pada dua orang itu, tidak lagi mencoba menghalangi gempuran Xingxin, serangan Yiqian Chuanyun tiba-tiba memiliki target yang jelas.
Jun Moxiao!
Jun Moxiao milik Ye Xiu.
Bagus.
Jiang Botao dalam hati memuji. Pertimbangan Zhou Zekai ternyata cepat dan presisi. Fokus serangan ke Jun Moxiao memang solusi terbaik untuk meng-counter situasi saat ini. Di balik serangan sembarangan Xingxin, sebenarnya ada metodologi tersembunyi yang sepenuhnya dihandle oleh Ye Xiu sendiri. Jun Moxiao-nya menggunakan skill low-tier dengan pergantian ritme cepat sebagai benang merah yang menjalin seluruh strategi.
Sniper attack ke Jun Moxiao, gaya bertarung kacau Xingxin ini akan jatuh ke level rendah. Sun Xiang dan Wu Qi tidak akan kesulitan menemukan celah terobosan.
Secara berurutan, Zhou Zekai dan Jiang Botao melancarkan serangan menjepit. Keduanya tidak berkomunikasi di channel tim, tapi koordinasi serangan ini menunjukkan chemistry sempurna. Meski Zhou Zekai dan Sun Xiang adalah pasangan terbaik musim ini, Jiang Botao yang menjadi perekat Zhou Zekai dengan seluruh tim Lun Hui sejak bergabung, jelas merupakan pemain dengan chemistry terbaik bersama Zhou Zekai. Hanya saja di lapangan, dia tidak seterang Zhou Zekai atau Sun Xiang. Kerja sama dan chemistry-nya selalu terlihat dalam kesederhanaan.
Seperti saat ini, Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai meluncurkan serangan brutal ke Jun Moxiao. Sementara Jiang Botao tampak tidak terburu-buru. Gerakan Wu Lang terlihat tertunda sepersekian detik, tapi justru penundaan inilah yang memblokir jalur mundur Jun Moxiao.
Yang mendominasi panggung dengan kemegahan akan tetap Yiqian Chuanyun Zhou Zekai. Sedangkan Jiang Botao mengerjakan pekerjaan kotor dan melelahkan di balik kemegahan tersebut. Diam-diam dia mendorong Zhou Zekai, persis seperti yang terus dilakukannya sejak bergabung dengan Lun Hui.
Menghindar!
Serangan brutal Yiqian Chuanyun memaksa Ye Xiu menggerakkan Jun Moxiao untuk menghindar.
Tapi di sebelah kanan ada Han Yanrou dan Baozi Invasion, menghindar ke ujung ini, memburu dan membunuh akan mengacaukan ritme kedua orang itu. Di belakang, pedang gelombang Wu Lang sudah menyusul, dia juga tak bisa mundur untuk melakukan penyesuaian. Pilihan yang tersisa sepertinya hanya satu, ke kiri...
Ke kiri, akan terpisah dari gempuran tiga orang yang menyatu; ke kiri, dalam perhitungan Lun Hui, pasti akan ada serangan yang lebih sulit ditangani menantinya.
Tapi selain itu, apakah ada pilihan lain?
Maju?
Xingxin hari ini telah berkali-kali menunjukkan keberanian mereka. Saat tertekan seperti ini, melawan arus dengan kekuatan fisik adalah hal biasa bagi mereka, bahkan healer mereka pun terlihat penuh tenaga. Mengingat Jun Moxiao yang menghindar peluru sambil bertransformasi dengan Qianji San, banyak orang sudah bersemangat, tapi kali ini Ye Xiu mengecewakan mereka.
Jun Moxiao tidak menyerbu semburan api Yiqian Chuanyun, tapi juga tidak bergerak ke kiri sesuai keinginan Lun Hui.
Dia mundur!
Jiang Botao terkejut.
Ye Xiu tidak memilih untuk menyerbu frontal menghadapi tembakan Yiqian Chuanyun, dia memilih mundur, ini untuk menerobos area blokade Wu Lang.
Kejutan besar!
Semua sudah siap mental menghadapi tembakan tajam Yiqian Chuanyun, tapi mundur dan menerobos dari sisi Wu Lang, situasi ini justru tak terpikirkan oleh siapa pun.
Karena aksi Jiang Botao terlambat satu ketukan.
Reaksi yang tampak lebih lambat dari Zhou Zekai ini justru menunjukkan keunggulannya. Ketertinggalan satu ketukan membuat aksinya lebih terfokus, karena dia baru bergerak setelah melihat serangan yang dilancarkan Zhou Zekai. Sikapnya yang tidak ingin mencuri perhatian membuat gerakannya terkesan sederhana, namun jauh lebih efektif.
Bahkan bisa dikatakan demikian.
Meski tembakan Yiqian Chuanyun tajam, koordinasi dari Wu Lang justru lebih mengancam.
Hanya ada satu syarat: ancaman ini harus bergantung pada gempuran dahsyat Yiqian Chuanyun. Tanpa tekanan dari serangan ini, ancaman tersebut tidak akan ada.
Gaya Jiang Botao sangat kontras dengan Wu Qi. Dia tidak menyembunyikan niat membunuh di balik kemegahan biasa, melainkan mengisi serangan spektakuler rekan setimnya—terutama Zhou Zekai—dengan pendekatan yang lebih pragmatis.
Kepragmatisannya justru terasa lebih kokoh dan andal. Sementara orang berpikir untuk menantang kegarangan Zhou Zekai, tak seorangpun yang berani menghadapi 'dinding besi' ini. Tapi Ye Xiu justru melakukan hal itu.
"Si pemalas ini ngapain?"
Para atlet profesional berdecak kagum. Mereka paham betul gaya Jiang Botao dan pola koordinasinya dengan Zhou Zekai. Semua tahu bahwa dalam situasi seperti ini, area pertahanan Jiang Botao justru lebih berbahaya.
Tapi setelah serempak berteriak kagum, semua saling pandang bingung.
"Pemikiran terbalik?" ujar Yu Wenzhou.
“Itu juga cukup berani.” Huang Shaotian berkata. Sebagai oportunist paling terkenal di Glory, dia bisa memahami logika Ye Xiu yang "menganggap bukan kesempatan sebagai kesempatan". Tapi ini tidak berarti pilihan tersebut adalah pilihan yang bagus, hanya bisa dikatakan sebagai pilihan yang sangat berani.
Semua orang tidak menganggap ini sebagai kesempatan, semua orang tidak akan membuat pilihan seperti ini. Lama kelamaan, bahkan Jiang Botao sendiri sudah terbiasa dengan situasi ini. Dia tidak menjadi lengah, tetapi ketika Jun Moxiao Ye Xiu dash maju, dia menyadari bahwa menghadapi situasi seperti ini sangat asing baginya, kaku sekali. Dia sadar sebenarnya dia hampir tidak punya pengalaman menghadapi serangan frontal seperti ini, karena sebagian besar lawan sudah mundur ketakutan. Yang nekat menerobos biasanya hanya kesalahan penilaian sesaat yang menabrak tembok besi.
Ye Xiu bukan melakukan kesalahan. Ye Xiu sengaja melakukannya. Yang ditunjukkannya tetap satu kata: cepat.
Mundur sambil berbalik arah, berbalik sambil mengaktifkan skill, menggunakan skill sambil bergerak cepat.
Jiang Botao melihat semua ini, tapi sama sekali tidak bisa mengikuti ritmenya. Kesadaran dan operasionalnya saat ini seolah masuk cooldown. Operasinya tidak berhenti, tapi dia sendiri tahu: lambat, terlalu lambat. Dibanding kecepatan ekstrim Ye Xiu, dia jauh tertinggal.
Tak terasa, Jun Moxiao sudah berada di depan mata. Serangan pedang gelombangnya yang dianggap mentok itu, bagai kertas lusuh yang melayang-layang di garis luar. Peluru Yiqian Chuanyun masih mengejar dari belakang Jun Moxiao, namun saat ini Jiang Botao yang bingung merasa peluru-peluru itu seolah ditujukan padanya, seperti upaya perlindungan untuk serangan mendadak Jun Moxiao.
Charge Stab!
Jun Moxiao menubruk Wu Lang keluar. Seketika, Tang Rou dan Baozi dengan karakter mereka berbalik arah serangan tiba-tiba, menyusur arah ini dengan dash. Serangan berat dari sisi Su Mucheng bahkan sudah mulai menembakkan rentetan peluru bertubi-tubi ke Wu Lang.
Lalu...serangan terpusat lagi?
Jiang Botao benar-benar pusing dibuatnya dengan ritme Xingxin ini. Terlihat tak berstrategi, namun tiba-tiba bisa menghasilkan ledakan serangan terkonsentrasi seperti ini. Perubahan taktis yang terus-menerus ini membuat Lun Hui terus kejar-kejaran ritme mereka, inisiatif pertarungan sudah sepenuhnya jatuh ke tangan lawan!
