Ini sudah direncanakan sejak awal.
Begitu menyadari tujuan Ye Xiu dan Su Mucheng, para pro player langsung menangkap lebih banyak makna tersembunyi.
Sikap Su Mucheng yang terus menerus menunjukkan niat menyerang Wu Lang milik Jiang Botao sebenarnya adalah umpan. Menghadapi Artillery God, jarak dekat justru lebih aman. Pemain kelas pertarungan jarak dekat mana pun akan memilih strategi ini dalam situasi seperti itu.
Lalu bagaimana dengan Ye Xiu?
Pergerakan Jun Moxiao mencari celah sejak awal sebenarnya sudah memulai skema pengarahan terhadap Zhou Zekai. Zhou Zekai paham posisi mana yang bisa memberi sudut kamera untuk menembus perlindungan, begitupun Ye Xiu tahu di balik perlindungan mana Yiqian Chuanyun bisa dipancing ke posisi yang diinginkannya.
Lalu, dash maju, serang habis-habisan, desak terus.
Untuk meningkatkan tekanan terhadap Jun Moxiao, Zhou Zekai secara natural akan menarik Yiqian Chuanyun mundur guna mempertahankan jarak antar kedua pihak.
Tak bisa dikatakan ada kesalahan dalam respons pemain Lun Hui. Pemain manapun dalam situasi serupa mungkin akan mengambil langkah sama. Siapa sangka duo ini ternyata merancang serangan sedahsyat ini?
Saat awan jamur membubung, seluruh arena tertegun.
Tak ada yang melihat Muyu Chengfeng mengarahkan pemantik api untuk serangan. Begitu disadari, Peluru Kendali Pengindera Panas sudah meraung jatuh dari langit.
Menghindar?
Itu hanya refleks naluri saat menghadapi serangan. Kunci menghindari Peluru Kendali Pengindera Panas terletak saat pemantik api masih dalam proses pengarahan. Begitu posisi terkunci, kecepatan peluru yang jatuh sudah jauh melampaui kemampuan gerak karakter.
Upaya menghindar hanya formalitas, paling mentok cuma bisa keluar dari inti ledakan untuk mengurangi damage sekadarnya.
Pada momen ini, trio Lun Hui justru fokus eksekusi: serang balik!
Pembatasan terhadap Muyu Chengfeng pasti akan ditembus setelah serangan ini, dan dalam serangan kali ini mereka bahkan akan menerima pukulan berat. Saat ini yang harus dilakukan dengan mengorbankan segalanya adalah membunuh Muyu Chengfeng.
Formasi pengendalian yang sebelumnya digunakan terhadap Muyu Chengfeng akhirnya tetap berhasil. Di tengah kondisi seperti ini, serangan yang dilancarkan ketiga orang tetap tidak memberi ruang bagi Muyu Chengfeng untuk menghindar.
Semua yang ada di dalam awan jamur sulit dilihat jelas oleh penonton. Hanya terlihat siluet yang bergerak-gerak dan skill dengan efek cahaya berkedip. Trio Lun Hui di saat ini sudah tidak mempedulikan kontrol medan, mereka semua menggunakan skill serangan yang sangat kuat. Kemudian terlihat HP keempat karakter mulai turun drastis.
HP siapa yang akan jatuh sampai nol? HP siapa yang akan berhenti di tengah penurunan?
Hati semua orang melayang di udara sambil menatap empat bilah HP itu. Baik siaran televisi maupun layar besar di lokasi, semuanya menampilkan close-up bilah HP keempat karakter.
Nol!
Satu dari empat bilah HP telah mencapai nol dengan kecepatan tertinggi.
Apakah itu Wu Lang milik Jiang Botao?
Jawaban bawah sadar semua orang, mengingat HP-nya yang tersisa paling rendah, sebelas persen, seharusnya tidak cukup untuk bertahan dari serangan Peluru Kendali Pengindera Panas.
Tapi, bukan!
Nama di bilah HP yang mencapai nol justru Muyu Chengfeng. Serangan terkonsentrasi total Lun Hui dalam ledakan Peluru Kendali Pengindera Panas justru lebih cepat membunuh Muyu Chengfeng.
HP Yiqian Chuanyun dan Yizhiyeqiu terus menurun. HP keduanya awalnya sekitar tiga puluh persen. Peluru Kendali Pengindera Panas tidak akan langsung membantai mereka. Bagaimana dengan karakter Wu Lang milik Jiang Botao?
HP Wu Lang justru berhenti menurun pertama kali, tersisa 0.7%! Masih 0.7%!
Wu Lang masih hidup. Artinya, situasi selanjutnya adalah Ye Xiu harus melawan tiga orang sendirian?
Kalah.
Banyak orang berpikir demikian. Meski di babak tim sebelumnya Ye Xiu pernah menghadapi tiga lawan sekaligus, kala itu dia hanya bertahan. Trio Lun Hui yang terlalu yakin "tiga lawan satu pasti menang cepat" lah yang terpancing bertahan di sana. Dia tidak benar-benar mengendalikan trio itu, apalagi mengalahkan mereka.
Kini, situasi benar-benar menuntutnya untuk mengalahkan tiga lawan. Mustahil! Semua orang sepakat. Usaha keras Xingxin yang akhirnya berujung pasrah membuat semua merasa kecewa.
Bagi Lun Hui, ini adalah berkah.
Serangan gelombang tak terduga ini tetap memberi mereka kelebihan.
Pasangan terbaik sudah hancur. Di lapangan hanya tersisa Ye Xiu, sementara trio terkuat Lun Hui masih utuh.
Gas menang!
Bolehkah ada sedikit pemikiran seperti itu sekarang?
Karakter Jiang Botao yang HP-nya tersisa 0.7% adalah yang paling bersyukur. Dia seperti berjalan di tepi gerbang kematian. Wu Lang masih hidup berkat penyesuaian posisi saat Jun Moxiao mendekat. Saat itu dia sudah punya kesadaran bertahan hidup, menempel ketat ke Muyu Chengfeng. Meski nekat, saat Jun Moxiao mendekat, dia tentu perlu menarik diri sedikit, memperlebar jarak. Ditambah lagi posisi Peluru Kendali Pengindera Panas yang dilepas Su Mucheng tentu tidak berpusat pada Wu Lang yang HP-nya paling tipis. Alhasil, Wu Lang jadi karakter Lun Hui yang paling dekat dengan tepi ledakan. Kombinasi armor berat dan refleks menghindar saat peluru jatuh membuat damage yang diterima Wu Lang paling rendah.
Hidup itu indah! Hanya dengan bertahan hidup kita bisa menikmati kemenangan secara sempurna!
Inilah pikiran jujur di hati Jiang Botao saat itu. Tapi baru sebatas pikiran, belum sempat bereaksi, tiba-tiba HP Wu Lang kembali berkurang.
Nol!
Wu Lang tumbang.
Jiang Botao mulut menganga. Dia yakin damage ledakan Peluru Kendali Pengindera Panas sudah berhenti. Skill ini punya daya ledak instan, bukan damage berkelanjutan.
Ini apa?
Kamera bergerak naik. Dalam adegan kelabu, Jiang Botao melihat di dada Wu Lang yang roboh tertancap sebuah shuriken.
Menambah tusukan...
Peluru Kendali Pengindera Panas gagal membunuhnya, tapi tusukan tambahan Ye Xiu setelahnya yang merenggut nyawanya.
Serangan ini datang begitu cepat, selisih damage dengan serangan Peluru Kendali Pengindera Panas bahkan kurang dari satu detik. Jangankan Jiang Botao yang tidak menyadarinya, bahkan jika dia sadar, tusukan tambahan yang begitu cepat dan akurat ini mustahil dihindari.
Belum ada kemenangan.
Masih belum berakhir.
Peluru Kendali Pengindera Panas hanyalah pembuka. Ye Xiu dan Su Mucheng sudah memperhitungkan bahwa dalam situasi terkepung seperti itu, Muyu Chengfeng mustahil lolos meski berhasil melancarkan serangan itu, dan pasti akan dibunuh oleh gelombang serangan terkonsentrasi tanpa ampun dari Lun Hui.
Tapi Ye Xiu sudah mempersiapkan tusukan tambahan.
0,7%! Wu Lang hanya selisih 0,7% dari kematian. Selisih tipis ini bahkan membuat Jiang Botao sendiri ragu apakah karakternya bisa selamat di detik itu. Namun Ye Xiu menilai dengan akurat - shuriken tusukan tambahan itu datang dengan presisi tak terbantahkan.
Hati-hati!
Belum selesai!
Sekarang giliran Ye Xiu yang mulai menambah tusukan!
Jiang Botao mati-matian ingin menyampaikan informasi ini ke dua rekan setimnya di arena. Dia tahu efek serangan Peluru Kendali Pengindera Panas masih sangat kuat. Saat ketiganya asyik menyerbu Muyu Chengfeng, mereka hanya punya insting untuk menjauhi ledakan - tak ada ruang untuk manuver lain. Ye Xiu bermaksud menyelesaikan tiga orang ini dalam sekejap, memanfaatkan momentum gelombang kejut ledakan tersebut.
"1 vs 3" adalah misi mustahil, namun dalam situasi khusus ini, Jiang Botao merasakan krisis besar. Karena dia merasakan kepercayaan penuh antara Ye Xiu dan Su Mucheng, serta berbagai keyakinan diri. Ye Xiu yakin Su Mucheng pasti bisa merebut map cannon, Su Mucheng juga yakin Ye Xiu pasti bisa menyelesaikan tusukan tambahan sendirian setelah Muyu Chengfeng tumbang.
Glory bukan game satu orang, ini prinsip yang selalu dipegang Ye Xiu. Hingga saat ini, saat hanya tersisa dirinya di arena, tekad yang dijalankannya tetap sama. Di konsekuensi akhir yang diciptakan kerja keras semua orang, dia memberi titik akhir pada usaha semua orang.
"Hati-hati!!" Jiang Botao hanya menyesal suaranya tak bisa terdengar. Efek cahaya ledakan belum hilang, kamera yang telah melayang di udara Jiang Botao membelalak melihat siluet secepat kilat menyatu dengan bayangan lain.
Bahkan di balik asap perang, Jiang Botao bisa mengenali bayangan itu - Yiqian Chuanyun milik Zhou Zekai yang sangat dikenalnya.
Knee Strike Kuat!
Sky Strangle!
Dua skill berturut-turut ini berasal dari senjata jurus tinju yang ditempelkan.
Saat Knee Strike Kuat mendekat, Zhou Zekai sudah menyadari. Dia cepat menyesuaikan langkah Yiqian Chuanyun yang terhempas ke udara oleh gelombang ledakan, bersiap menembak Jun Moxiao yang sedang dash. Tapi saat dentuman senjata berbunyi, kaki Jun Moxiao sudah mengikat lehernya.
Berputar!
Jun Moxiao memutar tubuh di udara, peluru yang ditembakkan Yiqian Chuanyun semua meleset ke tanah. Ye Xiu bahkan tak menunggu skill ini mendarat, langsung membatalkan skill-nya. Badannya masih berputar saat pedangnya sudah menyambar, Mountain Crusher.
Di udara tanpa pijakan, Mountain Crusher tentu tak menghasilkan efek lompatan. Hanya menjadi serangan tebasan vertikal yang tepat menghantam Yiqian Chuanyun.
Kedua tubuh mereka terjun bebas, namun Jun Moxiao kembali mengubah skill-nya. Pedang yang sedang menebas tiba-tiba berbalik, Upper Slash!
Yiqian Chuanyun terombang-ambing naik turun seperti roller coaster. Perubahan skill Jun Moxiao yang kilat, disertai perubahan arah serangan yang terus berubah, membuat gerakannya sama sekali tak bisa diprediksi bahkan sedetik pun. Ritme seperti ini, bahkan Zhou Zekai pun tak mampu menyesuaikan.
Secepat apa ini?
Di mata pemain biasa, ini diluar imajinasi. Seolah-olah setting game pun dihancurkan. Menurut mereka, dalam waktu sesingkat ini, satu skill pun tak mungkin bisa dieksekusi sepenuhnya?
Tapi para pro player tahu: kecepatan skill setinggi ini dimungkinkan karena Ye Xiu terus-menerus melakukan skill canceling. Setiap skill diarahkan melalui jalur terpendek dan paling langsung ke lawan, lalu langsung dibatalkan paksa sebelum skill selesai, langsung dilanjutkan skill berikutnya. Pola berulang seperti ini. Meski damage-nya mungkin tak maksimal, tapi kecepatan perubahannya mencapai tingkat ekstrim. Perubahan ekstrim inilah yang membuat Zhou Zekai sama sekali tak bisa merespon.
Secara teori memang begitu, tapi ini butuh ketepatan pertimbangan seberapa tinggi? Kecepatan tangan seberapa cepat?
Melakukan skill, pembatalan paksa, dalam proses ini, Jun Moxiao harus menambahkan operasional perubahan bentuk senjata.
Berapa kecepatan tangan yang dibutuhkan untuk ini?
Para pro player terkesima. Kombo Loner, mereka sudah pernah mengalaminya, tapi secepat ini, serumit ini, ini pertama kalinya mereka menyaksikan. Level Shen saja terasa seperti penghinaan di sini, ini level Super Shen!
Telapak Bunga Rontok, Anti-Tank Cannon, Green Machine Gun.
Sekejap mata, empat skill lagi. Sama padatnya, sama cepatnya, saat Telapak Bunga Rontok dilancarkan, hanya pro player yang bisa mendeteksinya. Kemudian, Yiqian Chuanyun sudah terbungkus cahaya ledakan Anti-Tank Cannon, sementara peluru cepat Green Machine Gun sudah menancap di tubuhnya, bersama efek terlempar dari Telapak Bunga Rontok, melayangkan Yiqian Chuanyun.
Nol!
HP Yiqian Chuanyun habis!
Tidak memberi kesempatan pada Zhou Zekai untuk menyesuaikan diri, serangan skill super intensif membuat langkah Yiqian Chuanyun dalam berbagai putaran dan goyangan frekuensi tinggi mustahil untuk dikontrol.
Mati!
Yiqian Chuanyun mati.
Tiga setengah detik lalu, Ye Xiu 1 vs 3.
Tiga detik lalu, Ye Xiu 1 vs 2.
Sekarang, 1 vs 1.
Jiang Botao, Zhou Zekai.
Kapten dan wakil kapten Lun Hui yang dua kali memimpin timnya meraih gelar juara liga, hanya butuh 3,5 detik bagi Ye Xiu untuk menumbangkan keduanya. Meskipun kedua karakter itu sudah memiliki sisa HP tipis, meskipun terkena dampak besar dari Peluru Kendali Pengindera Panas, waktu 3,5 detik ini tetap layak disebut sebagai keajaiban.
Tak ada kata yang bisa menggambarkan situasi. Suara teriakan histeris memenuhi arena. Perubahan yang terlalu cepat membuat setiap orang menangkap momen berbeda di setiap detiknya. Saat seseorang masih berteriak kaget menyaksikan sesuatu, orang lain sudah menangkap detail berbeda dari alur visual yang sama.
Bagaimanapun juga, Wu Lang dan Yiqian Chuanyun benar-benar telah tumbang tanpa daya. Selanjutnya, Yizhiyeqiu - karakter legendaris ciptaan tangan Ye Xiu sendiri - akan menjadi target akhir yang harus dihabisi.
