Xingxin, sebuah tim yang tak terduga.
Glory Musim Kesepuluh, juara baru yang luar biasa.
Para atlet profesional beranjak dari tempat duduk, bertepuk tangan dengan tulus.
Di momen ini, hanya ada doa. Membahas teknik dan strategi akan merusak pemandangan khas. Namun enam setengah detik tusukan beruntun terakhir Ye Xiu benar-benar luar biasa, membuat semua orang terpana. Tapi anehnya, statistik teknik untuk momen ini sama sekali tidak ditampilkan live, bahkan tidak diulang di layar besar elektronik.
Bagaimanapun, ini adalah kandang Lun Hui. Karena pertimbangan subjektif, sebagian besar aspek harus mempertimbangkan emosi tuan rumah. Kedepannya upacara penganugerahan untuk Xingxin di sini sudah cukup menyebalkan, presentasi yang bisa memperparah luka sebaiknya dihindari! Adegan terakhir ini memang epik, tapi di arena ini, hampir semua orang tak ingin melihatnya.
Tidak ada di lokasi, tapi siaran televisi sama sekali tidak waspada. Enam setengah detik itu diputar berulang-ulang, seolah takkan pernah membosankan. Statistik teknik untuk enam setengah detik ini pun sudah dikalkulasi.
Yang paling membuat penasaran dan menjadi perhatian utama tentu kecepatan tangan Ye Xiu selama enam setengah detik ini.
Secepat apa operasional yang diperlukan untuk mewujudkan serangan dengan kerapatan dan variasi seperti ini?
APM，764！
Ini adalah hasil akhir dari statistik teknik, meskipun tidak ditampilkan secara live, tapi atlet profesional memiliki berbagai saluran untuk mendapatkan statistik tersebut.
"Apakah ini masih bisa disebut manusia?"
Sekelompok makhluk non-manusia di mata pemain biasa, akhirnya mulai mengkritik Ye Xiu dengan "Si pemalas ini bukan manusia!" secara gila-gilaan.
Dibandingkan keterkejutan orang lain, beberapa anggota Yi Zhan sudah memiliki persiapan psikologis. Terutama Sun Zheping yang pernah bertarung bersama Ye Xiu di Xingxin, memiliki lebih banyak interaksi dan pemahaman tentang pengendalian Loner Jun Moxiao. Ditambah pengalamannya yang kaya, setelah melihat operasional 6.5 detik Ye Xiu, dia sudah memperkirakan kecepatan tangan Ye Xiu. Statistik teknik akhir akhirnya memverifikasi pertimbangannya.
Meski begitu, bukan berarti dia tidak terkejut, tapi lebih banyak kekaguman.
764 APM, ini pertama kalinya muncul dalam karir Ye Xiu. Meski kelas selain Loner tidak memiliki ruang gerak sebesar ini, semua orang tahu ini adalah ledakan tak terduplikasi yang melampaui batas maksimum. Bagaimana seorang veteran di ujung karir bisa melampaui semua orang, termasuk dirinya sendiri, dengan kegigihan dan keseriusan seperti apa?
Ye Xiu...
Saat ini sang pemeran utama tak terbantahkan dalam persepsi semua orang. Persiapan penghargaan sudah dimulai di lokasi, semua mata tertuju pada kursi pertandingan Ye Xiu, menunggu kapan dia akan keluar untuk naik ke panggung penghargaan.
Keriuhan stadion terisolasi dengan baik oleh sistem peredam suara kursi pertandingan. Setelah melepas headphone, World Channel terasa sunyi senyap.
Menang, akhirnya menang.
Setelah bertahun-tahun, kembali merasakan rasa juara. Rileks, gembira, yang lebih penting adalah kepuasan.
Ya, tidak ada yang lebih memuaskan Ye Xiu selain kemenangan dan gelar juara.
Saat ini, dia duduk tenang di kursinya, menikmati ketenangan total ini, menikmati kepuasan terbesarnya.
Bawah sadarnya langsung ingin merokok, tapi saat merogoh saku, dia tersadar.
Kini bukan seperti dahulu, di kursi pertandingan sekarang mana mungkin bisa merokok? Sistem pemadam otomatis akan menghancurkannya dalam hitungan menit.
Terlalu lama tidak menjadi juara, sampai ketinggalan perubahan zaman!
Ye Xiu berpikir dengan sinis. Tujuh tahun, jeda tujuh tahun. Tujuh tahun lalu Liga Glory masih jauh tertinggal dalam berbagai fasilitas, aturan-aturan juga masih dalam proses penyempurnaan bertahap. Saat itu, sebatang rokok setelah pertandingan melebihi kenikmatan dewa. Terutama rokok setelah menjuarai, itu benar-benar relaksasi terindah.
Tapi sekarang...
Tidak ada solusi, keluarlah dulu!
Ye Xiu bangun dan akhirnya keluar dari kursi pertandingan.
Cahaya!
Cahaya yang tak terhitung jumlahnya sudah lama menunggu momen ini. Begitu Ye Xiu muncul di depan pintu kursi pertandingannya, lampu-lampu itu langsung berkumpul dengan cepat, menyoroti tubuhnya. Suasana di stadion riuh rendah oleh jeritan histeris dan tepuk tangan. Meski berada di lokasi tandang, fans Xingxin berhasil menciptakan gelombang semangat yang membara. Saat Ye Xiu melangkah keluar dari kursi pertandingan, semua mencapai puncaknya. Sorotan lampu live menyinari dirinya, fans Xingxin bersorak gembira, sementara fans Lun Hui pun memberikan tepuk tangan penghormatan.
"Bos!" Baozi berlari kencang mendekat. Seluruh pemain Xingxin lainnya telah keluar dari kursi pertandingan mereka. Anggota tim yang sebelumnya duduk di area pemain pinggir arena juga sudah berkumpul di lapangan.
Gelar juara, sensasi yang sudah lama tak dirasakan.
Tapi situasi seperti ini sama sekali belum pernah dialami Ye Xiu sebelumnya. Meski memiliki pengalaman bertanding yang luar biasa banyak dan meraih gelar juara liga terbanyak sepanjang sejarah liga, ia belum pernah sekalipun merayakan kemenangan langsung bersama rekan setim usai pertandingan. Belum pernah menerima piala secara langsung di depan publik. Di masa-masa bersama Jia Shi, ia selalu datang diam-diam dengan gaya low profile, bertanding dalam kesunyian, lalu pergi tanpa jejak.
Sepuluh tahun, keempat kalinya meraih gelar juara liga. Baru kali ini Ye Xiu berdiri langsung dalam sorotan publik, menerima segala aura dan doa.
Anggota tim Xingxin saling menepukkan telapak tangan dan berpelukan. Ada yang menangis haru, ada yang tertawa bahagia. Di saat-saat seperti ini, tindakan seberapa tidak terkendali pun akan dimaklumi orang. Gerakan apapun yang mereka lakukan tak akan membuat siapapun merasa malu.
Anggota tim Lun Hui telah berbarik dengan diam di sisi lain arena. Kegembiraan Xingxin adalah kepahitan mereka. Tapi mereka tetap berdiri di sana, tidak meninggalkan arena maupun mengganggu perayaan Xingxin. Mereka kalah dalam pertandingan ini, kalah di seluruh musim, kalah dalam upaya membangun Dinasti Lun Hui yang nyaris terwujud. Namun mereka tetap menjaga derajat kesopanan.
"Selamat." Akhirnya mereka menjabat tangan anggota Xingxin, memberikan ucapan selamat sebagai pihak yang kalah sebelum pergi. Mereka adalah tuan rumah di sini, tapi bukan pemeran utama saat ini.
Upacara penghargaan akhirnya siap setelah kepergian Lun Hui. Podium penghargaan didirikan di tengah arena, dan anggota Xingxin satu per satu naik ke atas panggung.
Ketua liga Feng Xianjun berjalan menuju panggung didampingi pramugari, wajahnya penuh semangat.
"Luar biasa, benar-benar luar biasa." Feng Xianjun memuji setiap pemain Xingxin sambil menyerahkan cincin gelar juara liga yang menjadi simbol identitas juara ke tangan masing-masing.
"Kosakatanya kurang kaya ya!" Saat tiba giliran Ye Xiu, komentar pedas itu meluncur.
Feng Xianjun menepuk-nepuk bahu Ye Xiu. Memang kosakatanya biasa, tapi tulus. Menurutnya kata "luar biasa" adalah rangkuman terbaik untuk Xingxin dan setiap anggotanya.
"Kamulah yang paling luar biasa!" Katanya pada Ye Xiu sambil menyerahkan cincin juara yang menjadi haknya - yang keempat.
Sepuluh pemain, sepuluh cincin gelar juara liga.
Kemudian, piala juara yang menjadi simbol kekuatan keseluruhan tim dengan tulisan "Musim Kesepuluh" dan nama tim "Xingxin" yang baru ditambahkan, akhirnya juga dihantarkan ke podium.
Air mata Chen Guo yang baru saja berhasil ditahan di pinggir arena langsung kembali meluap deras.
Dia bukan pemain, tentu tidak akan berdiri di podium penghargaan, tapi sama sekali tidak merasa menyesal. Menurutnya, dirinya sudah menjadi pemenang total dalam kehidupan.
Saat ini yang berputar di pikirannya bukanlah cetak biru masa depan Xingxin sebagai juara, melainkan semua kenangan masa lalu yang menjadi milik Xingxin.
Si pemalas yang masuk ke Warnet Xingxin di malam bersalju dengan penampilan biasa saja.
Si pemalas yang menggunakan akun Zhu Yanxia-nya, mengalahkan lawan yang telah mengalahkannya 52 ronde berturut-turut dalam lebih dari 40 detik, lalu beralasan tangannya kaku karena dingin.
Si pemalas yang terlihat agak serius dan berkata padanya, "Sebenarnya aku adalah Ye Qiu".
Dialah orang itu.
Dari server baru game online Glory, menggunakan karakter baru, memulai perjalanan Glory-nya dari nol.
Memperebutkan rekor dungeon, bermain kucing-tikus dengan guild-guild klub besar yang memburunya, membangun Guild Xingxin, memulung, menjadi mata-mata, merebut BOSS liar, berlomba dalam event; lalu mendaftar Tantangan Rookie, menaklukkan semua rintangan, mengalahkan Jia Shi di final dan masuk ke Liga, kemudian ke liga profesional, dari pertandingan reguler menembus playoff, tidak terkalahkan dalam pertandingan single player, hingga di final dengan 6,5 detik menyelesaikan trio terkuat Lun Hui, memimpin Xingxin berdiri di puncak Glory.
"Selama lebih dari dua tahun ini membangun dari nol, selama lebih dari dua tahun ini akumulasi bertahap, meskipun partisipasi langsung Chen Guo tidak banyak, namun semuanya sangat jelas dalam ingatannya. Tak ada yang lebih paham daripada dirinya tentang kerja keras Ye Xiu, tak ada yang lebih mengerti daripada dirinya tentang pengorbanan Ye Xiu."
"Dan sekarang, segala usahanya akhirnya membuahkan hasil."
"Gelar juara liga, ini adalah penghargaan terbaik yang pantas ia terima."
"Sedangkan Chen Guo, menurutnya ia sangat beruntung."
"Beruntung bisa di malam bersalju itu, Ye Xiu memasuki warnet miliknya."
"Beruntung bisa di malam bersalju itu, ia menampung Ye Xiu yang datang ke warnetnya."
"Segala sesuatu tentang Xingxin dimulai dari hari itu."
"Beruntung di hari itu, bertemu denganmu, kamu yang paling hebat."
