"Lei Hua, tunggu sebentar. Ini rumahku." Suara lembut Yu Xin di belakang Gao Lei Hua terdengar: "Jangan bunuh orang di rumahku."
Permintaan Yu Xin terkesan keterlaluan. Bagi orang luar, wajar jika menganggap ucapan Yu Xin tak masuk akal! Seorang asing sudah menindas sampai ke titik ini, tapi Yu Xin sama sekali tak memperhatikan perasaan Gao Lei Hua, malah justru menahannya.
Tapi Gao Lei Hua tahu, inilah metode Yu Xin menunjukkan perhatian. Dan justru ekspresi dingin Yu Xin inilah yang disukai Gao Lei Hua. Terkadang, Gao Lei Hua sendiri seolah merasa dirinya punya kecenderungan SM. Hehe.
Mendengar suara Yu Xin, Gao Lei Hua menghentikan tangan kanannya. Dia memiliki simpati pada Yu Xin tanpa disembunyikan. Meski Yu Xin beberapa tahun lebih tua darinya, sudah menikah, dan punya anak. Tapi sekarang Yu Xin adalah janda, tentu Gao Lei Hua berhak mengejarnya!
"Kau beruntung. Tapi meski tak kubunuh, kau harus tinggalkan kenang-kenangan!" Gao Lei Hua tersenyum licik, mengayunkan kembali tangan kanannya. Kali ini kilat di tangannya sudah jauh berkurang!
Braak! Tangan kanan Gao Lei Hua menghantam tubuh Komandan pemula yang tertegun, melontarkannya dari dalam rumah ke luar!
Braak~! Komandan pemula itu terlembag seperti peluru meriam ke depan pintu.
"Komandan pemula memandangi Gao Leihua dengan tidak percaya, sepertinya dia tidak mengerti mengapa Gao Leihua berani menyerangnya! Bagaimanapun, Gao Leihua adalah anggota unit khusus "Departemen Tiga Belas". Hirarki di Departemen Tiga Belas sangat ketat, atasan memiliki kekuatan mengikat yang hampir memaksa terhadap bawahan. Hanya saja, dia tidak tahu bahwa Gao Leihua adalah satu-satunya pengecualian di "Departemen Tiga Belas"!
Anggota tim lama di luar rumah tersenyum merendahkan melihat komandan pemula tidak mati. Kemuaian mereka berjalan dengan santai menuju dalam rumah.
"Kakak Lei, kenapa sifatmu jadi lebih sabar setelah beberapa tahun tidak bertemu? Kok bisa mentolerir nyawa si brengsek ini?" Seorang anggota bertubuh gemuk berkata sambil tertawa.
"Minggir sana, dasar brengsek." Gao Leihua melambaikan tangan, "Ini rumah Yu Xin, aku tidak bisa membunuh orang di sini."
"Ha! Ini kakak ipar kami?" Para anggota segera berdiri siap sempurna membentuk barisan rapi begitu melihat Yu Xin.
"Hormat kepada kakak ipar!" Si gemuk berteriak dengan nada sarkastik. Seketika semua anggota memberikan hormat gerak serentak ke arah Yu Xin.
"Membosankan." Yu Xin berkata dengan pandangan dingin, tidak menghiraukan mereka. Ia melanjutkan menggendong Li'er masuk ke dalam rumah. Hanya saja, kali ini ia juga tak menjelaskan hubungan antara dirinya dan Gao Leihua kepada orang luar.
Krak! Ucapan Yu Xin seketika membuat para anggota regu yang hadir terjebak dalam suasana canggung.
"Tak apa, Yu Xin memang selalu begitu." Gao Leihua tersenyum ringan. Ia nyaris mati kegirangan karena Yu Xin tak memperkenalkan dirinya sebagai "bukan suaminya" kepada orang luar! Ini jelas pertanda jarak antara dirinya dengan target semakin menyusut! Dengan wajah berbinar penuh kebahagiaan, Gao Leihua menyaksikan Yu Xin pergi sebelum menoleh ke arah si gemuk dan kawan-kawan: "Langsung saja, apakah kedatangan kalian terkait misi terakhir itu?"
"Benar, Ge Lei." Si gemuk mengangguk. "Setelah misi ini selesai, Ge akan menjadi orang bebas."
"Jelaskan detail misinya." Gao Leihua menyuruh rekan-rekan lamanya duduk, lalu bertanya.
"Misi ada di kantong segel dalam pelukan sialan itu." Si gemuk menunjuk ke arah pria di luar yang meski tidak mati, tapi pasti harus berbaring di rumah sakit selama beberapa bulan.
"Sial, nak ini bisa dibilang beruntung. Kalau dulu, pasti sudah ditebas oleh Kakak Lei." Seorang anggota regu tertawa licik.
"Cukup, jangan menjilat. Nak ini terlalu arogan, pasti punya backing kan?" Gao Leihua keluar dari pintu, mengambil kantong segel dari pelukan komandan pemula yang seperti ikan mati itu, lalu kembali ke dalam ruangan.
"Benar, Kakak Lei. Dia putra pejabat penting di Komisi Militer. Tapi kalau sampai mati di tangan Kakak Lei, siapa yang berani protes?" Si gemuk memandang merendahkan ke arah tubuh tak berdaya di lantai.
"Kakak Lei, tingkat bahaya misi kali ini sangat tinggi." Si gemuk menatap Gao Leihua sambil berbisik pelan.
"Sudah jelas terlihat." Gao Leihua tersenyum getir. "Keberadaanku sudah sepenuhnya mengancam eksistensi para bajingan di atas sana. Pada dasarnya, aku adalah bom nuklir berjalan. Masak mereka tidak waspada? Sekarang, perjanjian tiga tahun dengan 50 misi yang kujanjikan hampir berakhir. Pasti mereka memberiku misi dengan tingkat kematian 99 persen."
"Lantas, Kak Lei tetap mau pergi?" Si gemuk geram. "Kalau Kak Lei menolak, siapa yang berani menghalangi? Kau kan pemilik kemampuan misterius tingkat tujuh!"
"Ah, sudahlah. Seorang pria harus menepati janji. Janji seorang lelaki wajib ditunaikan bahkan dengan taruhan nyawa!" Gao Leihua melambaikan tangan. "Meski peluang selamat cuma 1 persen, aku pasti akan jadi yang bertahan!"
"Tapi," nada bicaranya berubah, "aku bukan dewa. Jaga-jaga saja. Jika sesuatu terjadi padaku, lindungi baik-baik ibu dan anak ini."
“Tenang saja, Kakak Lei!” si Gemuk menepuk dada berkata: "Bukan cuma kami beberapa orang, saudara-saudara di organisasi pasti akan menjaga baik-baik kakak ipar! Siapapun yang berani menyentuh kakak ipar, kami pasti membuatnya membayar harga yang sangat mahal! Bahkan Komandan Batalyon sekalipun!"
"Bagus! Dengan ucapanmu ini, hatiku jadi tenang!" Gao Leihua dengan penuh semangat menepuk bahu si Gemuk, terutama karena panggilan "kakak ipar" dari si Gemuk membuatnya senang! Meski sudah lama tidak bertemu dengan rekan-rekan seperjuangan masa lalu ini, persahabatan di antara mereka tak bisa terkikis oleh zaman!
"Lei Hua, misi apa sih ini." Si Gemuk tidak nyaman dengan topik berat ini, mulai mengalihkan pembicaraan.
“Misi level SSS, negara M menyediakan tiga butir peluru kualitas M874 terbaru ke negara R. Nilai masing-masing dari tiga peluru kualitas M874 ini sekitar 5 triliun dolar! Atasan memerintahkan saya untuk menyita ketiga peluru M874 ini. Jika tidak bisa disita, hancurkan sampai ke akar-akarnya.” Gao Leihua tersenyum getir. Menyita tiga peluru kualitas yang dijaga ketat sendirian? Omong kosong! Hah, sepertinya hanya ada satu pilihan - menghancurkannya.
“Bajingan brengsek ini berani mengatur misi seperti ini!” Para anggota regu bergemuruh kemarahan.
Gao Leihua mengangkat bahu: “Tidak, mereka benar. Justru menurutku keputusan mereka tepat. Andai aku di posisi mereka, aku juga akan bertindak sama. Kekuatan yang tidak bisa dikendalikan sendiri, lebih aman dihancurkan. Ini bukan kesalahan mereka.”
“Tapi Kakak Lei, mereka keterlaluan. Misi seperti ini mustahil dikerjakan sendirian!” Si Gemuk mulai panik: “Bagaimana kalau kami ikut membantu, Kakak Lei?”
"Cukup, tak usah." Gao Leihua melambaikan tangan. "Jika kalian ikut, malah akan membatasi gerakku. Tenang saja, ingat pesanku. Jaga baik-baik ibu dan anak ini."
"Jangan khawatir Lei-ge! Siapa pun yang berani menyakiti mereka harus melewati mayat seluruh anggota 13 Divisi kami!" Si Gemuk berbicara dengan nada serius.
"Baik, aku percaya padamu." Senyum tipis mengembang di wajah Gao Leihua. Kebaikan saudara-saudaranya selalu ia ingat. Karena itu, ia membalas kehangatan itu layaknya mentari musim semi.
Gao Leihua menyimpan surat rahasia di balik bajunya, lalu menghampiri perwira muda yang masih tergeletak di halaman.
"Hei, bangun!" Kakinya menghujam keras ke tubuh perwira itu berulang kali, memaksanya tersadar dari pingsan.
"A-Apa yang kau...! Aku peringatkan! Ayahku adalah perwir..."
Plak! Tamparan keras sudah mendarat di pipinya.
"Tak ada waktu untuk omong kosongmu. Sekarang, lakukan apa yang kuperintahkan!" Gao Leihua mengerutkan kening, tatapannya mengintimidasi sang perwira muda.
“Apa, apa halnya.” Tanpa sadar, perwira muda itu sudah tunduk pada aura Gao Lei Hua.
“Yaitu ibu dan anak perempuan di dalam rumah itu.” Gao Lei Hua menunjuk ke gubuk: “Dengarkan, mulai saat ini kau harus diam-diam melindungi mereka dengan baik!”
“Aku, berdasarkan apa kau memerintahkanku.” Sifat bodoh perwira muda itu muncul lagi.
Plak! Gao Lei Hua kembali menamparnya.
“Kuperingatkan, jika ada kesalahan sedikit saja pada ibu dan anak itu – siapapun pelakunya – kau pasti mati! Bukan hanya kau, keluargamu juga ikut sial!” kata Gao Lei Hua dengan tak terbantahkan: “Jadi patuhilah! Lindungi mereka baik-baik! Ingat, harus diam-diam! Paham?!”
“Aku, aku... aku paham.” Suara lemah perwira muda itu menjawab. Saat ini, keberaniannya untuk melawan sudah hilang. Pria di hadapannya terlalu mengerikan, kini tak ada pilihan selain menjadi pengawal gratis.
“Bagus." Gao Leihua menepuk pipi perwira muda itu. "Bekerja yang baik, aku yakin padamu! Hehe..."
