Setelah sampai, pria pirang itu dengan santai duduk di tanah. Dengan natural ia mengambil sate daging dari tempurung kelapa dan menggigit dengan keras. Setelah menyelesaikan rangkaian gerakan ini, barulah ia menatap Gao Leihua: "Hai Tuan, siapa namamu?"
"Gao Lei Hua, kau?" Gao Lei Hua membalas sekenanya, saat ini seluruh otot tubuhnya sudah menegang, siap kapan saja memberikan "saingan cinta" ini sebuah pelajaran pertama yang keras.
"Haha, namaku Yuehua Tian." Pria tampan pirang itu memperkenalkan diri: "Lei Hua, bagaimana mungkin kau ada di sini? Tempat ini seharusnya pulau terpencil kan."
"Hm, aku terdampar di sini setelah kecelakaan." Gao Lei Hua mengangkat alisnya sambil membalas.
"Ha, ternyata begitu." Yuehua Tian tersenyum, lalu menoleh ke arah Jingxin.
"Yey~~ Jingxin, kenapa kau selalu bersikap seperti ini. Melihatku langsung memasang wajah dingin, tidak baik lho! Ayo, tersenyumlah!" Yuehua Tian duduk bersila, di hadapan Gao Lei Hua mulai "menggoda" Yue Jingxin.
Yue Jingxin menatap dingin sambil mengangkat kepala, tangan kirinya masih memegang sate daging, namun tangan kanannya sudah mencengkeram pedang panjang.
“Err~~ Jingxin, tidak baik begini! Cuma minta kau tersenyum saja, buat apa main pedang-pedangan.” Yue Huatian terus menggoda Yue Jingxin sambil menyantap sate.
Swoosh! Pedang panjang di tangan Yue Jingxin tiba-tiba terhunus menghujam ke arah Yue Huatian.
"Aduh, seriusan!" Yue Huatian menyandar kebelakang nyaris menghindar dari pedangnya.
Tapi tiba-tiba pedang Jingxin menebak vertikal! Dengan keringat dingin, tubuhnya bergerak aneh ke kiri menghindar: "Nona, kau mau membunuhku?!" Tangannya mengusap keringat.
Yue Jingxin mengangkat alis lalu menarik kembali pedangnya.
"Hmm~ Jingxin, kau tetap sama!" Yue Tianhua menyelipkan sate ke mulutnya: "Lezat! Barang jelek begini enak sekali! Benar-benar tak terduga!" Setelah menelan daging panggang, dia menghela nafas takjub!
“Terlalu memuji.” Gao Leihua mengangguk lemah.
Yue Jingxin memasukkan pedangnya ke sarung lalu duduk kembali di samping, tak lagi mempedulikan Yue Huatian. Dengan tenang ia mengambil sate dan mulai menyantapnya.
……
Gao Leihua tetap duduk di tempatnya. Ia tidak memberi Yue Huatian "pelajaran pertama yang keras". Dari situasi tadi, hubungan antara Yue Huatian dan Jingxin sepertinya bukan hubungan pria dan wanita.
“Oh ya, Gao Leihua!” Yue Huatian kembali mendekati Gao Leihua, “Bagaimana caranya kau bisa bertemu Jingxin? Orang lain mungkin tak tahu, tapi aku tahu betul! Jingxin itu dingin bagai gunung es! Meski cantik, para pria langsung hilang nafsu begitu melihatnya...”
Swoosh! Sebelum kalimatnya selesai, pedang Yue Jingxin sudah menebas ke arahnya. Kali ini bilah pedangnya menyala samar-samar dengan cahaya keemasan!
“Wah, Jingxin marah!” Yue Huatian melompat ke samping menghindar dari tebasan pedang itu.
Gao Leihua tersenyum tipis dan menjawab dengan datar: "Heh, aku dan Jingxin juga baru saja bertemu. Baru saja dia menyelamatkan nyawaku, lalu aku mengajaknya makan. Hanya itu saja."
"Begitu ya~" Yuehua Tian yang sedang menghindari pedang panjang Jingxin masih sempat mengobrol dengan Gao Leihua: "Sudahlah, awalnya kukira kau dan Jingxin berpeluang. Tidak akan bahas topik ini lagi. Ngomong-ngomong, Lei Hua apa rencana selanjutnya? Kalau terdampar di sini, kapan rencana pulang?"
"Heh." Gao Leihua tersenyum getir: "Aku saat ini bahkan tidak tahu berada di mana. Jika memungkinkan, semuanya tunggu setelah aku keluar dari pulau terpencil ini dulu!" Saat ini dia seolah memahami alasan gadis pendekar cantik Jingxin langsung jijik mendengar suara Yuehua Tian. Pria itu memang sangat cerewet, sedangkan Jingxin kemungkinan sama seperti Yuxin - tipe perempuan yang tidak suka bicara. Perbedaan karakter inilah yang menyebabkan Jingxin merasa kesal dengan Yuehua Tian.
“Seperti ini.” Yue Huatian melompat ke kiri dan kanan sambil menghindari pedang panjang Yue Jingxin, lalu menjawab: “Kalau begitu Lei Hua, maukah kau ikut bersama kami?”
“Hm? Ke tempat mana?” Gao Leihua bertanya.
“Aduh~~ Sakit~ Sakit~” Yue Huatian tiba-tiba menjerit kesakitan. Saat asyik mengobrol dengan Gao Leihua, pedang Yue Jingxin melukainya hingga dia merintih.
Jingxin tersenyum dingin, memasukkan pedang ke sarung. Lalu melanjutkan usaha besar memanggang dagingnya di samping.
“Eh~~ Jingxin, aku berdarah nih, tolong obati dong!” Yue Huatian memelas dengan wajah memelas.
Jingxin memalingkan wajahnya ke sisi lain, terus memakan daging panggangnya.
“Ya sudah, peduli!” Yue Huatian menggerutu, lalu mendekati Gao Leihua sambil mengambil seikat daging panggang: “Aku dan Jingxin ke sini untuk mengunjungi sebuah Long Xue (Sarang Naga) di tempat ini.”
"Gua Naga?" Gao Leihua langsung bersemangat! Dari banyak novel yang pernah dibacanya, Gua Naga biasanya merepresentasikan beberapa hal——MM Suku Long (Naga), kekayaan, Senjata Dewa!
"Hm, benar. Aku dan Jingxin datang ke sini untuk mengunjungi Gua Naga." Yue Huatian menggigit sate daging lalu melanjutkan, "Tujuan ke Gua Naga adalah untuk membawa pulang seorang anak."
"Anak?"
"Hm, seorang bayi perempuan." Kata Yue Huatian, "Setelah membawa anak itu keluar, aku dan Jingxin akan meninggalkan pulau. Kalau kau tidak ambil pusing, Leihua, kau bisa ikut bersama kami."
"Hm! Bagus sekali! Aku sedang bingung bagaimana caranya pulang." Gao Leihua menjawab, meski tak tahu bagaimana Yue Huatian dan Jingxin bisa datang ke sini, tapi karena mereka bilang begitu, berarti mereka punya solusi untuk membawanya keluar dari pulau.
"Baiklah, setelah selesai makan dan merapikan barang, bersiaplah untuk berangkat!" Kata Yue Huatian.
“Baiklah.” Gao Leihua menjawab, lalu mulai membereskan barang-barangnya! Sebenarnya tidak banyak yang harus dibersihkan, seluruh harta benda yang dimilikinya saat ini cuma dua pedang panjang tulang rusuk, sebuah pisau tempur super X, dan beberapa buah kelapa.
Si kecil di samping juga sudah menyiapkan barangnya, di tangan mungilnya tergenggam sebuah kristal hijau. Ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan yang hijau kemarin.
Tidak perlu diragukan lagi, pastilah ini hasil galian dari kepala serigala angin tadi. Kecepatan si kecil ini benar-benar luar biasa.
Saat itu, Yuehua Tian dari sebelah mendekat. Matanya menatap tubuh Anjing Berkepala Tiga Mati di tanah: “Eh? Anjing Berkepala Tiga Mati?” Yuehua Tian terkesima, “Leihua, apakah kau yang membunuh makhluk ini?”
“Hm.” Gao Leihua mengangguk.
“Astaga, ternyata benar pepatah ‘kesaktian sejati tak mencolok mata’!” Yuehua Tian berkomentar takjub, “Kenapa tubuh Anjing Berkepala Tiga Mati ini dibiarkan saja? Seluruh tubuh makhluk gaib super ini adalah harta berharga!”
"Harta?" Gao Leihua memandangi bangkai anjing ini: "Seberapa besar ini, bagaimana aku membawanya?"
"Haha! Ini, untukmu!" Yuehua Tian melepas sebuah cincin dari jarinya dan memberikannya pada Gao Leihua: "Daging yang kau berikan tadi pasti dari Death Cerberus ini. Makhluk gaib super ini seluruh tubuhnya berharga, bahkan sepotong dagingnya pun bernilai! Sebagai balasan, cincin ruang ini kuberikan padamu!"
"Ci-cincin ruang!" Gao Leihua menerima cincin ini dengan terkejut! Tak disangka ini adalah cincin ruang legendaris yang sering disebut-sebut! Inilah perlengkapan wajib setiap penguasa dalam novel - cincin ruang...
