Setelah turun dari kapal, Gao Leihua tiba-tiba teringat satu masalah yang sangat serius!
Dia baru pertama kali datang ke dunia ini! Tak punya uang, tak punya pengaruh, tak punya tempat tinggal, tak punya pekerjaan! Dan tempat ini bukan pulau terpencil! Dia juga tak bisa mendapatkan makanan dari sini!
"Ah!" Gao Leihua mengerang frustrasi, "Mungkinkah Yang Mulia Gao Leihua, petarung tingkat tujuh termasyhur ini, harus mati kelaparan di sini?" Gao Leihua tiba-tiba berpikir sangat tidak masuk akal. Sebenarnya dia sama sekali tak perlu khawatir dengan masalah ini, Yue Huatian adalah orang pintar, demi merangkul Gao Leihua tentu dia akan mengaturkan segalanya untuk Gao Leihua dengan sepenuh hati!
Tapi Gao Leihua tidak tahu kalau Yuehuatian sudah mengatur segalanya untuknya. Alasan dia berpikir seperti ini karena merasa baru saja berkenalan dengan Yuehuatian. Menurutnya, mereka sudah cukup baik mengantarnya ke daratan utama! Dia juga tidak mengira Jingyue dan Yuetianhua akan mengatur tempat tinggal untuknya. Itulah yang membuat Gao Leihua punya niat seperti ini.
"Yang, Jing Xin." Akhirnya, Gao Leihua yang merasa tidak punya jalan keluar memutuskan untuk tidak sopan melakukan nego dengan Jing Xin.
"?" Meski tidak bicara, mata permata biru Jing Xin menatap Gao Leihua, memberi isyarat agar dia mengutarakan masalahnya.
"Itu, Jing Xin. Bisakah aku tinggal sementara di rumahmu beberapa hari? Aku belum punya pekerjaan di sini, dan juga," Gao Leihua lemah berkata: "Aku tidak punya tempat tinggal." Meski tahu ini tidak sopan, dia tetap memaksa mengatakannya. Dalam konsep Gao Leihua, seorang pria dewasa tinggal serumah dengan perempuan adalah bentuk "kohabitasi"!
Jingxin memandang Gao Leihua dengan curiga. Sebenarnya sejak awal dia memang bermaksud menempatkan Gao Leihua di rumahnya. Hanya saja tidak mengerti mengapa Gao Leihua masih bertanya seperti itu. Namun dia tetap mengangguk sebagai isyarat persetujuan.
"Ha! Makasih ya!" Wajah Gao Leihua sedikit memerah. "Tenang, begitu dapat pekerjaan, aku akan segera pindah! Tidak akan merepotkanmu!" serunya dengan riang.
Sudut bibir Jingxin berkedut halus. Kemudian dia memimpin Gao Leihua menuju rumahnya di Kekaisaran Cahaya.
……
"Ini... rumahmu?" Gao Leihua terbengong-bengong memandangi kediaman megah bergaya timur di hadapannya. Ini lebih mirip istana! Di Tiongkok kuno, bangunan seperti ini layak disebut kompleks bangsawan!
Jingxin mengangkat bahu acuh, lalu mendorong pintu gerbang besar itu.
"Emm." Dengan satu tangan menggendong Jin Sha'er dan tangan lainnya memeluk slime kecil, Gao Leihua bergegas mengikuti langkah Jingxin.
Baru masuk pintu rumah, dari kejauhan Gao Leihua sudah mendengar suara bocah lelaki: "Ibu, kau pulang ya."
"Glek!" Gao Leihua seketika merasa langit berputar dan bumi terbalik, Ibu? Mungkinkah itu memanggil Jingxin?
Gao Leihua menggendong Xiao Sha'er mengikuti ke kamar dalam. Tepat! Di dalam ruangan, Jingxin sedang menepuk-nepuk kepala seorang bocah lelaki sambil tersenyum.
Bocah lelaki itu sekitar 13-14 tahun, rambut hitam, mata hitam. Kalau bukan karena fitur wajahnya yang beraliran Barat, Gao Leihua hampir menyangka dia orang Timur!
Gao Leihua menatap kosong ke arah Jingxin. Menurut analisis tajamnya sebelumnya, Jingxin pasti masih perawan! Dia sangat yakin dengan kemampuan observasinya!
Aroma tubuh perempuan, lekuk tubuh, gerakan, aura - dari berbagai aspek ini bisa terlihat apakah seseorang masih perawan!
Tapi kali ini Gao Leihua seolah salah menilai, karena anak Jingyue saja sudah sebesar ini! Jingxin ternyata sudah menjadi ibu?!
“Bu, siapa anak kemayu ini?” Bocah lelaki itu melirik Gao Leihua dengan tatapan penuh permusuhan.
Gao Leihua mengernyit, meski penampilannya sekarang memang kemayu, tapi tak perlu langsung menghancurkan kepercayaan dirinya begitu! Dalam hati ia merenung dengan frustrasi, andai wajah maskulin penuh pesonanya masih ada, berderak~ Namun kini ia hanya bisa berkhayal dalam hati, sebab wajah gagahnya telah lenyap.
Jingxin menggelengkan kepala, lalu menepuk kepala bocah itu dengan lembut. Ia tersenyum minta maaf pada Gao Leihua sambil mengangkat bahu.
“Eh, Mama membawa tamu?” Seorang gadis berusia 14-15 tahun turun dari lantai atas. Matanya langsung tertuju pada Gao Leihua: “Mama, siapa anak kemayu ini?”
Braak! Gao Leihua akhirnya tak tahan dan runtuh keras ke lantai!
……
Setelah lama berusaha, Gao Leihua akhirnya mengerti bahwa kedua anak ini adalah anggota keluarga Jingxin. Selain mereka berdua, Jingxin masih memiliki dua putra lainnya.
Pertama, anak lelaki berambut hitam dan bermata hitam ini bernama Shajia, 14 tahun. Dia adalah putra sulung Jingxin.
Jingxin juga memiliki putra kedua yang belum pulang ke rumah. Putra kedua bernama Yue Shi, tahun ini berusia 12 tahun.
Terakhir ada putra bungsu berusia 2 tahun yang masih tertidur di lantai atas. Namanya Ludongfa.
Kemudian gadis yang turun dari lantai atas ini bernama Yue Rui, 15 tahun, sekaligus yang tertua di antara semua anak.
Namun sekarang bertambah seorang putri - manusia naga setengah Jin Sha'er.
Gao Leihua mengusap keringatnya, sambil takjub dengan taktik perawatan wanita di dunia ini! Jingxin yang sudah melahirkan empat anak masih bisa mempertahankan postur tubuh dan penampilan wajah yang begitu baik! Benar-benar ibu muda kelas tertinggi!
Hanya saja, Gao Leihua menyadari dalam perkenalan tadi tidak disebutkan tentang ayah dari anak-anak ini!
Gao Leihua dengan tenang memandang Jing Yue, saat ini dia kembali menemukan kesamaan lain antara Jing Xin dan Yuxin. Sama seperti dua gunung es legendaris, keduanya adalah ibu lajang! Mungkinkah semua ibu lajang memiliki sikap sedingin ini? Gao Leihua bertanya-tanya dalam hati.
Jing Xin melirik lembut ke arah Gao Leihua, lalu memberi isyarat tangan pada anak-anak.
Maksud Jing Xin adalah meminta Gao Leihua menjaga anak-anak, sekaligus menyuruh anak-anak mematuhi perkataan Gao Leihua.
"Mami, kami tak perlu dijaga orang lain, apalagi anak kemayu berniat buruk seperti ini!" Putri sulung Yue Rui menjadi yang pertama menyatakan penolakan!
"Aku setuju dengan kakak." Anak laki-laki berambut hitam Shājiā memandang dingin Gao Leihua dengan wajah menyebalkan.
Pandangan merendahkan anak-anak terhadap Gao Leihua semakin nyata. Di dunia yang mengagungkan kekuatan nyata ini, sosok seperti Gao Leihua yang bertubuh biasa namun mengenakan seragam pendekar pedang hanya pantas disebut anak kemayu!
Jingxin mengangkat bahu dengan ekspresi permintaan maaf, lalu dengan sikap tidak bertanggung jawab langsung berjalan masuk ke dalam rumah. Hanya menyisakan Gao Leihua yang masih menggendong Jinsha'er di titik awal.
Setelah Jingxin pergi, Gao Leihua terkekeh ringan sambil berdiri dari tanah. Merawat anak-anak, situasi seperti ini benar-benar mirip dengan di Bumi. Sepertinya, dirinya kembali menjadi ayah susu. Hah.
"Sudahlah, tak perlu terus memandangiku seperti ini." Gao Leihua menepuk-nepuk debu di bajunya, lalu menggendong Jinsha'er dengan baik.
"Kami tak butuh penjagaanmu!" Shajia berambut hitam itu seolah melanjutkan ekspresi dingin khas Jingxin.
Yue Rui di sampingnya juga memandang Gao Leihua dengan merendahkan: "Lagipula, apa kau punya kekuatan untuk merawat kami?"
Gao Leihua mengangkat bahu tanpa komentar. Karena, hubungan saling bergantung dengan anak-anak bukan diwujudkan melalui ucapan! Untuk mendapatkan kepercayaan mereka, dia harus membuktikan dengan tindakan: "Bagaimana pun." Gao Leihua meletakkan slime kecil di bahunya, gerakan ini justru mendapat tatapan merendahkan dari Saga dan Yuerui.
"Bagaimana pun," Gao Leihua tersenyum: "Aku sudah menerima titipan dari ibu kalian, dan akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga kalian!"
"Hmph!" Kedua anak itu mendengus kesal, lalu berjalan menuju lantai atas tanpa peduli pada Gao Leihua yang tertinggal sendirian.
"Sepertinya kemandirian mereka sangat kuat." Gao Leihua memandang kedua bocah itu dengan senyuman tipis. Dari balik mata mereka, dia melihat kerapuhan yang tersembunyi. Ketegaran di permukaan hanyalah tameng untuk menyembunyikan kelemahan batin.
“Anak-anak yang menghibur, mirip sekali dengan Li’er di awal.” Gao Leihua bergumam, dia tidak menyalahkan anak-anak ini. Karena mereka memprihatinkan. Karena, mereka tidak memiliki, kasih sayang ayah...
