Setelah mundur dua langkah, sebuah anak panah hitam menancap di tempatnya berdiri tadi, bulu ekornya masih bergetar lemah.
“Siapa?!” Gao Leihua berbalik sambil meneriakkan teriakan liar! Seandainya tadi tak menghindar cepat, panah itu sudah menembus tubuhnya!
“Hahaha! Masih cukup lincah juga kau.” Dengan tawa arogan, seorang pria berambut cokelat mendekat perlahan, di belakangnya berdiri regu ksatria berbaju zirah berat.
“Hei nak, sebutkan harga. Burung Kekuatan ini aku mau.” Pria itu mendekati Gao Leihua, dengan sangat wajar mencabut anak panah hitam dari tanah.
“Siapa kau?” Gao Leihua berdiri tenang di pinggir, menatap dingin pria berambut cokelat itu.
“nak, nama ku belum pantas kau ketahui.” pria berambut cokelat melirik Gao Leihua: “sebutkan harganya, berapa uang untuk Burung Kekuatan ini. Ambil uangnya lalu pergilah.”
Di saat yang sama, regu pendekar pedang di belakang pria berambut cokelat mulai mengerumuni mereka.
Tadi, saat Gao Leihua menjatuhkan Burung Kekuatan dengan satu pukulan, mereka sempat terkejut. Tapi kemudian mereka tak merasakan sedikitpun aura pertempuran atau getaran magis dari tubuhnya. Alhasil, mereka secara alami menganggap Gao Leihua sebagai buah persik lunak yang bisa diintimidasi.
“Selain itu,” pria berambut cokelat menoleh ke Gao Leihua: “serahkan juga senjata dewamu itu! Kurasa kau pasti punya senjata dewa yang digunakan untuk membunuh burung ini.”
Sorot mata hitam pekat Gao Leihua semakin menggelap, sehelian aura pembunuhan mengitari dadanya. “Tak ada yang boleh arogan di hadapanku,” ucap Gao Leihua sambil menarik sudut bibirnya dengan dingin.
“Apa?” pria berambut cokelat seolah tak mendengar dengan jelas lalu bertanya.
Plak! Gao Leihua sudah muncul di hadapan pria berambut cokelat, sebuah tamparan keras langsung melemparkan tubuhnya!
Braak! Pria itu jatuh tersungkur ke tanah, beberapa gigi patah dan darah mengalir dari mulutnya.
"Kau! Kau!" Pria itu menunjuk Gao Leihua sambil berteriak.
"Sudah kubilang, tak seorang pun boleh arogan di hadapanku!" Gao Leihua berbisik pelan, namun suaranya menggema ke seluruh ruangan. Kilat samar mulai menyelimuti tubuhnya.
"Lindungi tuan muda!" Pasukan pengawal langsung terbelah menjadi dua regu - satu mengitari pria berambut cokelat, satunya lagi bergerak cepat mendekati Gao Leihua.
"Bego." Gao Leihua menyeringai melihat baju zirah mereka. Bersenjata lengkap? Hehe! Apa mereka tidak tahu logam adalah konduktor listrik terbaik? Memakai baju zirah logam di hadapanku sama saja dengan bunuh diri!
“Nak, kau berani memukul Tuan Muda kami. Bersiaplah mati dengan patuh!” Pemimpin regu ksatria pedang yang berwujud komandan menyeringai sadis mendekati Gao Leihua, pedang panjang berkilauan di tangannya terlihat menyilaukan.
“Bersiap mati?” Gao Leihua memandangnya dengan pandangan merendahkan: “Pertama, kalian yang mulai cari masalah. Kedua, yang akan mati bukan aku, melainkan...”
“Kalian!” Gao Leihua berteriak sambil mengangkat tangan kanannya: “Kilat Neraka!”
Saat itu regu ksatria pedang sudah mengepung Gao Leihua dalam formasi melingkar, namun tiba-tiba semburan kilat memancar dari tubuh Gao Leihua, menyebar ke segala penjuru!
Korban pertama tentu saja para ksatria malang berbaju zirah logam ini!
Sebenarnya semburan kilat ini cukup sulit untuk menghancurkan sekelompok orang, tapi mereka sialnya mengenakan zirah logam berat. Ini jelas bukan kesalahan Gao Leihua!
Setelah kilat yang menyilaukan berlalu, regu kecil berisi tiga belas orang pendekar pedang itu seluruhnya berubah menjadi arang-arang akibat serangan petir. Ketiga belas pendekar itu terjatuh membentuk lingkaran di sekitar Gao Leihua. Tak perlu dikatakan lagi, ketiga belas pendekar itu sudah mati! Asap hitam mengepul dari tiga belas mayat tersebut.
"Selanjutnya, giliranmu." Gao Leihua terus melangkah mendekati pria berambut cokelat itu.
"J-jangan mendekat! Aku adalah Pangeran Ivan dari Kekaisaran Cahaya! Kau tak boleh menyentuhku!" Wajah pria berambut cokelat itu berubah pucat saat melihat Gao Leihua mendekat. Dia menjerit histeris sambil mencoba menghentikan langkah Gao Leihua dengan status kebangsawanannya.
"Hehe, pangeran cuma omong kosong!" Gao Leihua tersenyum tipis sambil memadatkan energi petir di tangannya. "Tapi aku takkan membunuhmu sekarang. Membunuhmu justru akan menjadi pengampunan. Akan kubuat hidupmu lebih menderita daripada mati! Hehe!"
Ivan yang wajahnya pucat pasi langsung menunjuk Gao Leihua sambil meneriakkan perintah pada anak buahnya: "Serang! Cepat serang! Blokir dia!"
Tapi mana mungkin anak buah itu berani mendekat, kilat yang mengelilingi tadi sudah membuktikan kekuatan luar biasa Gao Leihua!
Baru sekarang mereka sadar, ketiadaan getaran Qi bertarung atau magis bukan berarti bukan ahli, sebaliknya justru bisa jadi ahli sejati, bahkan ahli tingkat lanjut! Hanya ahli super yang bisa menyembunyikan getaran magis mereka!
Swoosh! Gao Leihua sudah menembus barikade prajurit dan muncul seketika di depan Pangeran Ivan. Telapak tangan kanannya yang bercahaya kilat menempelkan stempel di dada sang pangeran!
"Aaa~~" Ivan menjerit kesakitan, terdengar "Brak!" saat ia muntah berbusa dan ambruk pingsan.
Gao Leihua tersenyum tipis. Telapak tangan ini tak mengambil nyawa Ivan, hanya menyisipkan kilat dalam tubuhnya. Kilat ini akan perlahan mengakumulasi energi, sekitar sebulan untuk mencapai kapasitas penuh. Saat itu akan terjadi ledakan kecil, lalu akumulasi dan ledakan berulang!
Dengan kata lain, mulai saat ini, siksaan semacam ini harus dialami Ivan setiap bulan sekali, hingga dia mati!
"Cekikikan!" Setelah semuanya selesai, Gao Leihua berdiri lalu berjalan santai menuju ayam jago besar itu. Para prajurit pedang yang tersisa otomatis membuka jalan untuknya.
Gao Leihua menghampiri ayam raksasa itu, sekali lagi meninju untuk mempertahankan status pingsannya. Kemudian menyeretnya dari kaki mulai berjalan menuju Ibukota Cahaya.
Di belakangnya, seluruh regu prajurit itu limbung dan semua terjatuh duduk! Sesaat tadi, mereka semua mengira akan mati.
Hingga akhirnya siluet Gao Leihua perlahan menghilang.
"Astaga, bagaimana kondisi luka Yang Mulia Pangeran?" Setelah Gao Leihua menjauh, seorang prajurit baru tersadar dan melihat pangeran terbaring dengan muntah berbusa.
"Bawa dulu Sang Pangeran kembali ke ibukota. Temui Nona Jingxin, minta beliau mengobati Yang Mulia." Komandan menghela napas.
Profesi Jingxin adalah Pendeta Cahaya, penduduk ibukota mungkin belum tahu bahwa pendeta cantik ini juga seorang Ahli Pedang Besar yang kuat. Semua orang hanya mengira Jingxin yang cantik itu sekadar pendeta Cahaya biasa.
Kemampuan sihir cahaya Jingxin sangat tinggi, ditambah dengan kecantikannya. Hal ini membuatnya termasyhur di ibukota.
Namun para kesatria tak tahu bahwa Gao Leihua sendiri tinggal di rumah Jingxin, dan saat ini mereka justru berencana mengantar Pangeran ke rumah Jingxin! Hehe...
