"Yue Rui, sebenarnya apa identitas Ye Yan ini?" Gao Leihua bertanya dengan curiga.
"Hm, Ayah susu, Guru Ye Yan adalah mentor sihir kami. Di akademi ini, beliau termasuk segelintir orang yang benar-benar baik pada kami." Yue Rui menjelaskan: "Guru Ye Yan tidak hanya cantik, tapi juga sudah mencapai level enam sebagai penguasa kuat! Selama di akademi, aku banyak menerima bimbingannya."
"Ah, kalau begitu aku harus berterima kasih padanya. Tampaknya Yue Rui memberi penilaian tinggi padanya." Gao Leihua tersenyum tipis, dalam hati bergumam: Jangan bilang 'hanya', emak kalian sendiri juga bukan orang sembarangan. Grand Swordsman level enam, cuma kalian yang tidak tahu saja.
Memandangi Mentor Ye Yan yang sedang melambaikan tangan pada mereka, Gao Leihua tersenyum kecil. Entah mengapa, tadi saat melewatinya, dia selalu merasakan aura familiar dari wanita ini - bukan karena wajahnya dikenali, melainkan karena keunikannya yang memancarkan kesepian samar.
Seperti... perasaan yang dulu selalu dirasakannya saat menjalankan misi?
"Ah, kebanyakan mikir." Gao Leihua menepuk kepalanya sendiri, lalu berjalan mengikuti Ye Yan bersama tiga anak menuju dalam kampus.
Tepat! Pengaruh Ye Yan ternyata besar. Kali ini dua ksatria penjaga pun tak lagi menghalangi Gao Leihua.
“Haha, muka Mentor Ye Yan besar sekali! Benar-benar terima kasih.” Gao Leihua tertawa.
“Mentor?” Ye Yan tertegun sejenak lalu tersenyum: “Aku memang mentor di sini, mereka tentu memberi sedikit muka. Aku hanya bilang kau adalah temanku, mereka takkan menghalangi temanku.”
“Terima kasih, Mentor Ye Yan.” Gao Leihua tersenyum tipis.
“Tak perlu berterima kasih. Kau ayah Yue Rui, ya? Penampilanmu sangat muda.” Ye Yan membalas senyumannya.
“Ayah?” Gao Leihua tertegun, sudut bibirnya berkedut. Rupanya orang sini belum mengenal istilah "ayah susu", sampai salah mengira ayah susu sebagai ayah kandung. Namun dia tak menjelaskan, malah menjawab: “Bisa dibilang begitu.” Memandangi tiga anak yang menggemaskan di belakangnya, Gao Leihua tak kuasa menghela napas.
“Ngomong-ngomong, siapa namamu? Aku tak bisa terus memanggilmu 'kau' melulu.” Ye Yan tersenyum ringan.
“Panggil saja Gao Leihua.” jawabnya.
“Baik, Gao Leihua.” Ye Yan menyebut namanya: “Tuan Gao Leihua, bukan maksudku mengkritik. Hanya saja aku benar-benar tidak bisa diam melihat ini.” Ye Yan memandang Gao Leihua dengan tenang: “Kau adalah Ayah Yue Rui dan mereka, tapi selama bertahun-tahun ini, aku tak pernah melihatmu di sisi mereka. Sebagai seorang ayah, kau sangat lalai!”
“Terima kasih atas peringatannya.” Gao Leihua menghela nafas, karena kalimat ini simpatinya pada Ye Yan melonjak drastis: “Hal itu sudah kusadari. Mulai hari ini, aku takkan pernah membiarkan anak-anak ini menderita sedikitpun!” Ucapan Gao Leihua terdengar ringan, tapi cukup keras untuk didengar tiga anak di belakangnya. Ini adalah sumpah Gao Leihua, sekaligus janji untuk ketiga anak itu!
“Begitu saja sudah cukup.” Ye Yan menganggukkan kepala: “Yue Rui dan mereka adalah anak-anak yang pintar, selama bertahun-tahun mereka menanggung terlalu banyak penderitaan. Semoga kau bisa memberikan kompensasi pada mereka.”
“Aku tahu. Akan kulakukan.” Mata Gao Leihua memancarkan kasih sayang sekaligus kepedihan. Dia tak mengerti mengapa ayah kandung anak-anak ini tega meninggalkan mereka. Jingxin pun tak pernah memberitahukan tentang keberadaan ayah mereka sebelumnya.
Awalnya, Gao Leihua menduga ayah mereka meninggalkan keluarga itu setahun silam. Karena anak bungsu Lu Dongfa baru berusia satu tahun. Namun dari perkataan Ye Yan, sepertinya Yue Rui dan saudara-saudaranya sudah bertahun-tahun hidup tanpa kehadiran ayah.
"Hah." Gao Leihua mengibaskan kepala, berusaha mengusir pikiran itu. Menyebalkan! Dia juga tak berniat menanyai Jingxin. Selama ini, Jingxin selalu menyampaikan segala hal yang perlu diketahui melalui berbagai cara. Memaksa menanyai hal yang tak ingin diungkapkannya pun percuma. Gao Leihua yakin setiap orang berhak menyimpan rahasia pribadi.
"Ngomong-ngomong, Tuan Gao Leihua, apakah kedatangan mendadak Anda ke akademi ini ada urusan khusus?" tanya Ye Yan dengan suara lembut.
"Hm, memang ada beberapa hal." Senyum tipis mengembang di wajah Gao Leihua: "Tapi bukan perkara penting, kok. Cuma urusan kecil. Ngomong-ngomong, Mentor Ye Yan, kalau ada waktu, aku ingin mentraktirmu makan di luar."
"Apa maksudmu ini?" Ye Yan mengerutkan alisnya: "Kau sudah menjadi ayah bagi Yue Rui dan yang lain, tapi masih ingin mengajakku makan? Apa artinya ini?"
"???" Gao Leihua mengernyitkan kening, bukankah ini cuma ajakan makan biasa? Apa hubungannya dengan identitasnya?
Untungnya Yue Rui dan saudarinya sudah terbiasa dengan tingkat ketidaktahuan Gao Leihua tentang pengetahuan umum. Yue Rui berkata lembut: "Ayah susu, mengajak seorang wanita makan artinya mengajaknya berkencan."
"Ah!" Gao Leihua garuk-garuk kepala buru-buru menjelaskan: "Guru Ye Yan, maksudku bukan begitu! Aku hanya ingin berterima kasih atas perhatianmu pada anak-anak di sekolah. Benar-benar tidak ada maksud lain."
Ye Yan memandang mata Gao Leihua. Mata adalah jendela hati manusia.
Dari sorot mata Gao Leihua, Ye Yan melihat - ketulusan.
“Baiklah.” Ye Yan dengan wajah sedikit memerah mengangguk pelan-pelan, meski maksud pria ini bukan kencan, tapi makna pergi makan bersama tetap mengandung arti kencan.
“Sudah, Ayah Susu. Aku dan Mentor Ye Yan akan ke divisi sihir. Yue Shi menuju divisi pendekar pedang berat. Sedangkan Shajia ke divisi pendekar pedang ringan. Tiga lokasi berbeda ini.” Yue Rui melambaikan tangan ke arah Gao Leihua.
Beberapa hari terakhir, yang tampak paling dekat dengan Gao Leihua tetap si gadis Yue Rui. Entah karena hampir setiap hari digendong pulang ke rumah olehnya.
“Begitu ya, baiklah. Ayo kita berangkat, Shajia.” Gao Leihua menjawab, melambaikan tangan pada Yue Rui dan Yue Shi: “Hati-hati! Kami duluan. Hehe.”
Baru setelah memastikan Gao Leihua dan Shajia cukup jauh, Yue Rui berbalik menuju divisi sihir bersama Ye Yan.
“Yue Rui, Ayahmu benar-benar masih muda. Namun, mungkin karena terlalu muda dia jadi tidak bertanggung jawab seperti ini.” Ye Yan memandang punggung Gao Leihua yang menjauh dengan nada sedikit kesal. Kesan pertama Ye Yan terhadap Gao Leihua tidak terlalu baik, karena secara bawah sadar dia menganggap Gao Leihua sebagai pria tidak bertanggung jawab. Kalau bukan karena janji Gao Leihua akan bertanggung jawab pada anak-anak, Ye Yan sama sekali tidak akan peduli dengan ajakan mentraktir makan darinya.
“Mentor Ye Yan, dia bukan Ayah kami.” Yue Rui berkata pelan, namun suaranya terlalu pelan sehingga tidak terdengar oleh Ye Yan.
“Tapi, dia jauh lebih baik daripada ayah kandung kami.” Yue Rui bergumam dalam hati, terutama kalimat Gao Leihua "Aku tidak akan membiarkan anak-anak ini menderita sedikit pun" yang terukir dalam di hatinya. Bukan hanya dirinya, mungkin Shajia dan Yue Shi juga merasakan hal yang sama...
