"Segel? Segel yang tidak bisa dihancurkan?" Gao Leihua curiga menatap langit emas ini. Meskipun lapisan emas ini terlihat cukup kuat, tapi belum mencapai level "tidak bisa dihancurkan"! Gao Leihua memperkirakan jika dia menggunakan jurus andalannya "Satu Pukulan" dengan mengabaikan konsekuensi, ada harapan besar untuk membuka segel ini! Atau jika kekuatannya sedikit lebih kuat, Poh Shan Kong juga bisa dengan mudah membuka segel ini!
"Ayah, lapisan emas ini adalah segel yang dijuluki tidak bisa dihancurkan, dibuat oleh empat Dewa Utama cahaya." Yue Rui menunjukkan ekspresi ingin menangis. Pikirannya langsung melayang kepada ibu dan kakak-beradiknya yang mungkin tak akan bisa dilihatnya lagi.
"Tidak bisa dihancurkan?" Gao Leihua mengamati segel emas ini: "Meskipun segel ini memang kuat, tapi tidak sampai tidak bisa dihancurkan, kan?"
“Saudara belum tahu ya. Segel ini sudah puluhan generasi Klan Singa Emas kami berusaha menghancurkannya. Tapi sampai sekarang, tak hanya gagal menghancurkan, bahkan membuatnya bergerak sedikit pun tak bisa!” Rhine Charlie tersenyum getir: “Lapisan tipis ini telah mengurung Klan Singa Emas kami selama ribuan tahun!”
“Benarkah sehebat itu? Enam pejuang tingkat kesucian dari Klan Singa Emas kalian bersama-sama tak bisa membukanya?” Gao Leihua juga mulai khawatir.
Rhine Charlie menghela nafas: “Segel yang diturunkan para dewa mana mungkin bisa dihancurkan tingkat kesucian, apalagi ini segel gabungan empat dewa utama. Dulu enam pejuang suci menyerang bersama, bukannya membuka segel, malah terpental oleh kekuatan balik hingga terluka parah.”
“Apakah benar-benar tak ada cara lain?” Gao Leihua mengerutkan alis. Penjelasan Rhine Charlie ini membuatnya ragu apakah bisa membuka segel itu.
“Sebenarnya, mungkin masih ada kemungkinan lain.” Rhine·Charlie menatap Gao Leihua lalu menunjuk ke arah ketiganya: “Saudara Gao Leihua bisa masuk ke sini, berarti pasti ada cara untuk keluar.”
“Heh, bukankah sudah kujelaskan sebelumnya.” Gao Leihua menggelengkan kepala sambil tersenyum getir: “Aku terserap masuk melalui retakan ruang. Kalau mau keluar, mana ada retakan ruang yang bisa digunakan?”
Rhine·Charlie berpikir sejenak: “Saudara Gao Leihua, mungkin kita benar-benar harus mempertimbangkan retakan ruang ini sebagai jalan keluar.”
Gao Leihua menggeleng: “Meski retakan ruang mungkin memberi peluang keluar, tapi risikonya terlalu besar dan sama sekali tidak aman.” Gao Leihua menghela napas pelan, retakan ruang bukan main-main. Kali ini selamat karena keberuntungan, belum tentu lagi next time. Bagaimana kalau next time tak sengaja terlempar ke dimensi lain?
“Saudara Gao Leihua, ucapanmu juga masuk akal.” Rhine Charlie merenung sejenak lalu menghela nafas: “Mungkin suku Singa Emas kami memang harus tinggal selamanya dalam segel ini!”
“Hehe, Charlie kau terlalu pesimis! Ini cuma segel biasa.” Gao Leihua tersenyum ringan: “Segala makhluk di alam semesta memang ajaib dan luar biasa, tapi pasti ada cara untuk menghancurkannya! Segala hukum alam semesta bisa dihancurkan! Kegagalan hancurkan hanya masalah waktu saja, aku tidak percaya tidak ada cara untuk merusak barang hantu ini!”
“Saudara muda memiliki semangat yang hebat.” Rhine Charlie mendengar kata-kata Gao Leihua tertawa terbahak: “Tidak ada yang tak bisa dihancurkan di dunia ini, ucapan yang bagus! Segel itu mati, manusia itu hidup! Suatu hari kami pasti bisa membuka segel terkutuk ini!”
“Ha,” Gao Leihua tersenyum tipis. Untuk sementara akan mencoba metode lain selama beberapa hari. Jika benar-benar tidak berhasil, dia akan menggunakan "Satu Pukulan"! Gao Leihua benar-benar tidak percaya ada sesuatu yang benar-benar tak bisa dihancurkan!
Memandang Yue Rui yang terlihat sedih di sampingnya, Gao Leihua menepuk-nepuknya dengan lembut: "Ada apa? Yue Rui?"
"Ayah, aku, aku..." Air mata membasahi mata Yue Rui. Saat ini dia benci mati pada dirinya sendiri. Segala kejadian hari ini berawal dari permintaannya pada Gao Leihua untuk menyelamatkan orang. Andai saja dirinya tidak memaksa Gao Leihua menyelamatkan orang, mungkin pondasi dasar masalah ini tidak akan terjadi.
"Takuti apa, gadis kecil?" Gao Leihua menangkap penyesalan dalam sorot mata Yue Rui, dadanya sesak seketika. Anak ini selalu suka memikul kesalahan ke pundaknya sendiri. Gao Leihua menarik tangan Yue Rui, memainkan ujung telinga runcingnya: "Takut tidak bisa keluar?"
"Hm." Yue Rui menghirup ingusnya, mengangguk lemah.
"Haha, gadis kecil, percayalah padaku. Aku pasti akan membawa kalian keluar. Pasti." Gao Leihua mengusap peluh di sudut mata Yue Rui, berbisik menghibur.
"Ayah?" Yue Rui menatap ke atas ke arah Gao Leihua, kemudian dia mengangguk lemah: "Hm!"
"Ah! Bahaya," Gao Leihua tiba-tiba teringat kambing panggang di atas tumpukan api: "Huu~ syukurlah, tidak gosong. Baiklah Yue Rui, San Mimi kambing sudah matang. Hampir terbakar habis! Yue Rui, San, kalian berdua makan dulu." Gao Leihua berbalik dan menarik dua ekor Mimi kambing dari pemanggang, meletakkannya di piring kecil lalu menyerahkan ke Yue Rui dan San.
"Haha, Ayah, aku sudah lama sekali kelaparan." Yue Rui mengusap matanya, dengan ceria menerima piring makan dari tangan Gao Leihua. Kenikmatan makanan dan hiburan darinya sementara membuatnya melupakan urusan penyegelan yang sedang dihadapinya.
San juga menerima piring dengan lembut sambil berkata: "Terima kasih."
"Heh." Gao Leihua tersenyum tipis: "San, tubuhmu terlalu kurus, makan lebih banyak agar tumbuh sehat."
Seluruh tubuh Xiao San bergetar, dia mengangguk ringan dan menerima piring makan dengan lembut, lalu duduk dengan tenang di samping Yue Rui.
Apa dia belum menyadari bahwa aku ini perempuan? Mata Xiao San di balik poni menatap Gao Leihua, lalu dia menghela nafas pelan.
Gao Leihua menunduk melanjutkan membolak-balik daging panggang, lalu menengadahkan kepala memandang langit keemasan. Perasaannya sekarang jelas lebih baik dibanding saat pertama masuk, setidaknya kini dia sudah yakin tidak terlempar lagi ke dunia lain. Paling tidak, dia masih berada di dunia tempat Jingxin berada, paling tidak, masih ada harapan!
Tangan Gao Leihua sibuk membolak-balik daging panggang sambil melanjutkan percakapan dengan Rhine Charlie: "Ngomong-ngomong Charlie, di dalam segel ini selain kalian manusia-binatang, tidak ada ras lain ya?"
“Hm, sebenarnya ada juga. Kalau dipaksakan untuk disebut, masih ada satu kelompok.” Rhine·Charlie menghela nafas: “Yaitu Suku Arwah yang turut terkurung bersama seluruh klan Singa Emas kami di sini. Hanya saja kami tidak yakin apakah mereka layak dianggap sebagai makhluk hidup? Selama ribuan tahun dalam segel ini, konflik antara mereka dan klan Singa Emas kami masih sering terjadi, sudah ribuan tahun lamanya.”
“Oh? Haha, berarti kalian dan Suku Arwah bisa disebut musuh abadi selama ribuan tahun ya!” Gao Lei tertawa.
“Musuh abadi ribuan tahun?” Rhine·Charlie tertegun, kemudian matanya berkilat sesaat dengan nuansa murung: “Ya, musuh abadi ribuan tahun. Hehe.”
Gao Leihua melirik ke Rhine·Charlie, kilasan kesedihan yang tadi terlihat di mata Rhine·Charlie tak luput dari pengamatan Gao Leihua. Tampaknya ini pria lain yang menyimpan kisah hidup. Gao Leihua tersenyum tipis, mungkinkah Rhine·Charlie ada hubungan dengan Lembah Arwah-Arwah? Gao Leihua menyadari dirinya mulai tertarik pada kecerdasan manusia-binatang ini: "Omong-omong, Rhine·Charlie, bagaimana kalian bisa disegel di sini? Kau hanya bilang disegel di saat-saat genting Perang Dewa-Iblis? Sebenarnya apa yang terjadi?"
"Ah, ceritanya panjang," Rhine·Charlie menghela nafas: "Kau tahu sedikit tentang Perang Dewa-Iblis terakhir kan?"
"Aku tahu beberapa hal," Gao Leihua menjawab: "Iblis kalah, manusia dan bangsa binatang serta peri menang dengan bantuan dewa. Begitu kan?" Gao Leihua mengingat catatan dalam kitab sejarah.
“Ya, benar.” Rhine·Charlie tersenyum getir: “Kalau begitu kalian pasti tahu tempat ini adalah lokasi penyegelan 'Dewi Arwah Penasaran' dari Tiga Dewa Utama Iblis, kan?”
“Dewi Arwah Penasaran?” Gao Leihua mengangkat kepala menatap Rhine·Charlie: “Hm, tahu kalau ini tempat menyegel Dewa Arwah Penasaran, tapi baru tahu ternyata dewa arwah ini perempuan. Hehe~ Bagaimana bisa, apakah dewi arwah ini cantik?” Gao Leihua tertawa.
“Ya, dia sangat cantik.” Begitu menyebut Dewi Arwah Penasaran, wajah Rhine·Charlie langsung berkilat ekspresi kompleks—cinta? Penyesalan? Kegeraman? Atau kesedihan samar? Intinya ekspresi ini sangat rumit, sulit dipercaya wajah kasar seperti ini bisa menunjukkan ekspresi serumit itu.
Melihat ekspresi kompleks Charlie ini, Gao Leihua langsung tertarik! Mungkinkah manusia-binatang di hadapannya ini punya hubungan tertentu dengan Dewi Arwah Penasaran?
"Lalu, seberapa cantik dan menggoda dia?" Suara Gao Leihua saat ini penuh daya magnetis, membuat siapa pun yang mendengarnya ingin segera mengungkapkan semua isi hati! Bahkan Gao Leihua sendiri merasa tindakannya memalukan, demi mengorek rahasia orang lain sampai menggunakan teknik hipnotis. Namun godaan untuk mengetahui rahasia ini terlihat sangat menarik...
