Setelah mendapatkan roda kereta bayi, Gao Leihua terus-menerus berada dalam kondisi antusias, tersenyum-senyum mengikuti di belakang Charlie menuju suku Singa Emas.
Namun perasaan bahagia Gao Leihua tidak bertahan lama, karena Rhine·Charlie telah memimpin semua orang berputar-putar di hutan sepanjang sore...
"Charlie." Suara Gao Leihua terdengar mengerikan seperti hutan angker.
"Paman Charlie!" Suara manja Yue Rui seolah membawa aura.
"Kakak Charlie~" Suara parau Xiao San terdengar seperti penyihir wanita yang menyeramkan.
"Haha! Yang lain, yang lain, hampir sampai, benar-benar hampir! Kali ini pasti tidak akan tersesat!" Charlie mengelap keringat, tapi sepertinya kalimat ini sudah diucapkannya lebih dari tiga digit kali sepanjang sore.
"Jika kau masih salah jalan, hehe!" Jari Gao Leihua bergerak lentur, seberkas kilat hitam berloncatan di tangannya!
"Tidak, aku bersumpah atas nama Dewa Hewan, jalan kali ini pasti benar!" Rhine·Charlie mengusap keringat dengan kasar, menggendong kapak perangnya lalu melangkah maju dengan paha kekarnya!
"Sudahlah, Dewa Hewan kalian, sejujurnya moralnya juga tidak bagus." Gao Leihua berbisik pelan, sengaja tak didengar Rhine·Charlie. Setelah menghela nafas, ia memandang boneka bayi imut di pelukannya yang sedang tertidur lelap...
"Cepat tunjukkan jalan, kami percaya sekali lagi." Yue Rui dan Xiao San pasrah berkata pada Rhine·Charlie.
“Hei, yang lain, kali ini kamu harus percaya padaku!” Rhein Charlie menepuk dada, lalu melangkah maju dengan langkah lebar untuk menunjukkan jalan di depan.
Rhein Charlie mulai memandu di depan, Gao Leihua dan tiga orang lainnya pun terpaksa mengikuti lagi!
Setelah berjalan beberapa saat, Gao Leihua kini hanya merasakan kantuk yang nyaman, berjalan hanya mengandalkan gerakan naluri tubuh belaka. Yue Rui dan Xiao San di belakang juga tak jauh berbeda, ekspresi ketiganya saat ini bisa digambarkan sebagai "mayat hidup".
“Aduh!” Tak lama berselang, tiba-tiba terdengar jerit kesakitan dari Xiao San di belakang, disusul suara tubuhnya jatuh ke lantai.
“Ada apa?” Gao Leihua langsung siaga, buru-buru menoleh ke arah Xiao San. Terlihat Xiao San sudah terjatuh, sepertinya paha kirinya terkilir. Ia duduk bersila sambil memegangi pergelangan kaki kirinya.
“Biar saya lihat, ada apa?” Gao Leihua tiba di sisi Xiao San, kemudian dengan cepat menggendong bayi di pelukannya ke punggung. Ia menggunakan ikat pinggang untuk mengikat bayi itu erat-erat di tubuhnya.
Gerakan Gao Leihua ini membuat Yue Rui dan Charlie mengeluarkan keringat dingin. Yang lebih membuat mereka terkejut adalah bayi itu sama sekali tidak bereaksi. Selama proses pengikatan di punggung Gao Leihua, si bayi hanya mengerang kesal sebentar lalu melanjutkan tidur. Dari ekspresinya sekarang, sepertinya bahkan jika dilempar ke penggorengan pun si bayi takkan banyak bereaksi! Yue Rui berpikir nakal.
Gao Leihua mendekati Xiao San dan berjongkok sambil memegang kaki kirinya: "Kenapa? Terkilir?"
"Tidak, tidak, aku baik-baik saja." Xiao San secara refleks menarik kembali kakinya yang mungil.
“Haha, takut apa? Mungkinkah kau takut aku melihat kakimu?” Gao Leihua tersenyum tipis, tanpa peduli penolakan Xiao San menyingsingkan lipatan celananya. Kemudian dia mengerutkan alis: “Lihatlah, sudah bengkak begini!” Mungkin tulang dan ototnya terkilir, paha kiri Xiao San seketika membengkak seperti bakpao kecil.
“Sakit?” Suara Gao Leihua lembut menanyakan, sementara tangan kanannya dengan lembut menekan bagian yang bengkak dan memerah. Kilat mikro yang kuat berkilauan dari tangannya, meredakan pembengkakan di paha kiri Xiao San.
“Kak, Kak Gao Leihua.” Xiao San memanggil dengan suara gemetar. Perlu diketahui di benua ini, kaki gadis bukanlah area yang bisa sembarangan disentuh pria. Ini adalah area terlarang yang hanya boleh disentuh oleh suami mereka sendiri.
“Ada apa? Xiao San?” Gao Leihua tersenyum lalu menepuk paha kiri Xiao San dengan santai: “Xiao San, bukan maksudku mengkritik, tapi kau tidak hanya bertubuh kurus, paha ini juga mirip perempuan. Wuih, putih dan halus! Kalau bukan karena dua buah otot dadamu, hampir saja kusangka kau perempuan!”
“Mati kau!” Suara Xiao San yang semula bergetar tiba-tiba berubah marah! Tadinya dia mengira kelembutan Gao Leihua karena telah menyadari gender aslinya. Ternyata setengah hari ini, bajingan ini belum juga menyadari dirinya perempuan? Begitu teringat ini, tanpa ragu Xiao San menendang ke arah Gao Leihua.
“Waah, Xiao San, cuma bilang mirip perempuan saja kok marah besar begini?” Gao Leihua dengan lihai menangkap kaki kiri Xiao San, lalu memberikan tepukan berat: “Sudah, tidak apa-apa. Ayo bangun dan coba jalan!”
Xiao San tetap duduk lesu di lantai tanpa bergerak, hanya memainkan jari-jarinya dengan lesu.
“Eh? Xiao San, ada apa denganmu?” Gao Leihua menatap Xiao San dengan ekspresi bingung.
“Ka, Kak Gao Leihua, a-aku ini...” Xiao San tiba-tiba mengangkat kepala menatap tajam Gao Leihua, akhirnya dia mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan status sebagai perempuan! Tepat di momen mendebarkan ini...
“Haha! Saudara Gao Leihua, akhirnya kutemu jalan keluar!” Suara keras Rhine·Charlie yang tidak pada tempatnya menggema, menghancurkan semangat Xiao San yang sudah susah payah dikumpulkan.
“Ada apa, Xiao San? Mau bicara denganku?” Gao Leihua tersenyum ringan sementara dalam hati bergumam: Jangan-jangan dia mau mengungkapkan identitasnya? Kalau benar, haruskah aku bertanggung jawab? Soalnya aku sudah menyentuh dadanya, bahkan tak sengaja menggenggam beberapa kali. Memikirkan ini, keringat dingin mengucur deras. Meski wajahnya tersenyum, hatinya seperti banjir keringat!
“Ti-Tidak, tidak ada. Tidak apa-apa.” Setelah keberanian yang terkumpul dengan susah payah itu lenyap, Xiao San tak lagi bisa berbicara. Maka, Xiao San hanya memandang Rhine·Charlie dengan pandangan penuh dendam, sambil mengutuknya dalam hati.
Hanya Yue Rui di samping yang memandang Xiao San dengan penuh makna, sambil mengedipkan mata dengan lembut...
“Haha, perhatikan baik-baik! Gerbang keluar ada di sini! Baik, kita akan segera melihat suku kita! Sekarang bukalah mata lebar-lebar dan lihatlah dengan jelas! Inilah Suku Singa Emas yang agung!” Rhine·Charlie membawa semua orang ke tepi pepohonan, lalu berkata dengan semangat membara: “Melangkah keluar dari pepohonan ini, kita akan sampai di suku kami!”
"Akhirnya, kita segera tiba!" Yue Rui mengusap kaki panjang yang sakit, lalu matanya menatap bayi kecil di pelukan Gao Leihua. Andai saja tidak ada bayi ini, mungkin Yue Rui sekarang sudah tertidur nyenyak di punggung Gao Leihua! Dengan menarik sudut bibir, ia mulai menyesal telah menerima bayi ini!
"Aku kembali! Suku!" Rhein Charlie di samping bergumam penuh perasaan, penampilannya seperti anak perantau yang lama tak pulang ke rumah. Sepertinya dia ingin melantunkan puisi!
"Hmm? Ah!" Tiba-tiba bayi dalam pelukan Gao Leihua mengangkat kepala, dengan bingung mengusap matanya. Namun tiba-tiba dia seperti merasakan sesuatu, menjerit kaget lalu menyembunyikan kepala mungilnya di dada Gao Leihua dan tak mau mengangkatnya lagi!
"Ada apa? Bayi?" Gao Leihua curiga menepuk si kecil yang terlihat ketakutan! Sebelum sempat menghibur, teriakan kaget Rhein Charlie terdengar dari depan!
"Ah~~ Ini, apa yang terjadi!!" Suara Rhein Charlie segera sampai ke telinga Gao Leihua dan dua orang lainnya.
"Kenapa?" Gao Leihua cepat-cepat melangkah maju menembus hutan! Lalu memandang ke arah yang sedang dilihat Rhein Charlie!
Di lereng bawah hutan terbentang cekungan! Di sana berdiri kokoh sebuah benteng batu megah, dikelilingi rumah-rumah warga yang tersebar dan tembok pertahanan tinggi!
Inilah seharusnya perkampungan Klan Singa Emas! Mungkin lebih tepat disebut kota daripada perkampungan!
Hanya saja, saat ini suku Singa Emas seolah sedang terjadi sesuatu. Karena saat ini ada lima naga tulang raksasa yang sedang berputar-putar di angkasa atas suku, sementara tak terhitung kerangka berjuang maju menuju suku——dan melakukan pengepungan!
Seluruh cekungan besar dipenuhi oleh arwah-arwah tak terhitung, semua arwah telah mengelilingi seluruh suku Singa Emas...
