“Apa yang terjadi ini?!” Rhein·Charlie memandang suku Singa Emas di bawah tak mampu bereaksi! Hidup dalam keadaan tersegel selama ini, meskipun Suku Arwah dan Suku Singa Emas memiliki konflik, tapi semuanya hanya konflik kecil, belum pernah terlibat konflik besar-besaran. Tapi sekarang……
"Begitu banyak arwah-arwah, mungkinkah ini yang disebut serangan arwah legendaris ke kota?" Gao Leihua memandang suku singa di bawah sambil menarik sudut bibir. Seketika, dalam benaknya terbayang adegan serbuan monster ke kota dalam permainan online...
Saat ini, di angkasa atas Suku Singa Emas, lima Death Bone Dragon raksasa sedang menari-nari. Kerangka emas mereka memancarkan kilauan cahaya yang menyilaukan di udara. Dari getaran energi yang terpancar dari tubuh mereka, tidak sulit untuk melihat bahwa mereka adalah makhluk arwah super—Death Bone Dragon! Keberadaan ultimat sistem arwah yang terbentuk dari naga raksasa pasca kematian sejati!
Sekaligus mengerahkan lima Death Bone Dragon super, sepertinya Suku Arwah kali ini hendak bermain besar!
Namun, detik demi detik berlalu, Suku Arwah sama sekali tidak menunjukkan niat untuk menyerang frontal! Meski telah mengepung seluruh permukiman Suku Singa Emas, mereka hanya mengelilingi tanpa melancarkan serangan. Kedua pihak saling berhadapan dengan pasukan di atas tembok pertahanan.
Memandang pemandangan pengepungan arwah ini, Lion Charlie mengatupkan gigi sambil menggenggam erat kapak perangnya. Ekspresinya menunjukkan seolah akan menerjang keluar kapan saja.
"Ayah, apa yang harus kami lakukan sekarang?" Yue Rui menoleh memandang Gao Leihua. Tidak hanya Yue Rui, Xiao San dan Rhine Charlie juga serentak menatap Gao Leihua.
"Hehe." Gao Leihua tersenyum tipis: "Saat ini musuh memiliki jumlah dan kekuatan yang besar, motif mereka pun belum jelas. Sebelum mengetahui tujuan mereka, lebih baik diam memperhatikan situasi. Jika tidak, bisa-bisa kami malah memicu Pertempuran Berdarah antara kedua suku!"
"Baiklah, aku setuju denganmu. Kau benar." Rhine Charlie meletakkan kapak perangnya, lalu menatap arwah-arwah di cekungan dengan tatapan kompleks.
Xiao San dan Yue Rui dengan tenang menyingkir ke samping. Sejujurnya, mereka merasa jijik melihat kerangka-kerangka ini. Hanya dengan keberadaan Gao Leihua di sisi mereka, mereka masih bisa bertahan. Andai tidak, mungkin mereka sudah kabur karena jijik!
……
“Eh? Arwah-arwah sepertinya bukan datang untuk berkelahi, sepertinya mereka datang untuk berunding?” Gao Leihua berbisik pelan sambil menatap naga tulang di udara: “Lihat naga tulang itu.”
Semua orang mengikuti arah tangan Gao Leihua dan menemukan salah satu dari lima naga tulang yang terbang di udara mulai turun perlahan. Setelah mencapai ketinggian rendah, naga tulang ini mulai berputar-putar beberapa kali di udara rendah, lalu sosok manusia berjubah hitam perlahan merangkak keluar dari punggung naga tulang.
Setelah sosok berjubah hitam merangkak ke punggung naga tulang, dia berdiri tegak dan mulai menggunakan sihir pengeras suara untuk meneriakkan kepada Suku Singa Emas: “Dengarkan hai Singa Emas di bawah! Kalian sudah dikepung! Sekarang, letakkan senjata kalian dan menyerah! Kalian sudah tidak punya kesempatan lagi, menyerah adalah satu-satunya pilihan kalian! Sekarang aku ulangi lagi, perhatikan baik-baik Singa Emas di bawah! Kalian sudah dikepung! Sekarang serahkan kembali Yang Mulia Putri kami, maka kami akan membebaskan kalian! Serahkan Putri kami, dan kami akan membuka pengepungan!”
Suara bayangan itu penuh aura, namun kegelisahan yang terselip dalam ucapannya tak bisa disembunyikan! Yang Mulia Putri telah menghilang hampir setengah hari. Mengingat konstitusi fisik sang putri yang tak bisa bertahan lama dalam segel, waktu yang tersisa sangat berbahaya! Para sesepuh baru menyadari kehilangan sang putri setelah lama berlalu!
Segera mereka memobilisasi semua arwah di domain segel, menyebarkan seluruh pasukan Suku Arwah ke setiap sudut wilayah terkunci, berharap menemukan sang putri secepatnya. Sayangnya hingga tengah hari, tak ada secuil kabar mengenai keberadaan sang putri!
Akhirnya, Suku Arwah yang pasrah terpaksa mengundang peramal terakhir dalam klan mereka untuk melakukan ramalan. Di Suku Arwah, setiap 100 tahun akan muncul seorang peramal yang hanya bisa membuat 10 ramalan seumur hidup. Peramal agung ini telah melakukan sembilan ramalan untuk sukunya. Kali ini adalah kesempatan terakhirnya!
Kesempatan meramal kali ini akhirnya digunakan untuk mencari keberadaan Yang Mulia Putri.
Pada akhirnya, melalui ramalan sang peramal, Suku Arwah mengetahui lokasi Yang Mulia Putri.
Ramalan sang peramal saat itu: "Yang Mulia Putri saat ini berada di wilayah kekuasaan klan 'Singa Emas', dan kemungkinan bersama anggota kuat dari klan tersebut. Tampaknya ada beberapa entitas yang sama sekali bukan berasal dari Domain Segel! Sayangnya teknik ramalan ini tidak sepenuhnya berhasil, kami hanya tahu bahwa hilangnya Sang Putri pasti terkait dengan klan Singa Emas!"
Maka, para Tetua Suku Arwah yang dikejar waktu pun turun tangan langsung, memimpin pasukan besar menyerbu wilayah Singa Emas dan dalam sekejap mengepung seluruh klan tersebut!
"Yang Mulia Putri, kau harus bertahan untuk kami para tua-tua!" Tetua Agung di atas Naga Tulang berdoa dalam hati.
Begitu ucapannya selesai, dari benteng batu kaum manusia-binatang muncul sebuah kepala yang mengaum: "Sialan kau! Aku bilang nggak nyulap! Udah berapa kali dijelasin! Beraninya turun sini! Aku gebukin kau sampai mati! Udah berapa kali diteriakin, tetap aja nggak percaya kami nggak nyulap putri kalian!"
"Dasar singa emas terkutuk!" Tetua Agung di atas Naga Tulang ikut memaki: "Sialan, kalian kaum singa emas jahanam. Dewa Hewan kalian udah nyiksa Dewi Agung kami, sekarang malah mau lukai Yang Mulia Putri kami! Kasih waktu 10 menit, kalau nggak serahin putri, kami bakal kasar! Aku..." Namun sebelum tetua selesai bicara, dari benteng batu wilayah manusia-binatang emas meluncur sebuah kapak perang raksasa yang langsung mengincarnya!
"Sekaligus kepala singa di benteng batu itu menjulur lagi:"Kalian arwah memang resek! Sudah kami bilang nggak nyulik kok nggak percaya-percaya, cuma cari-cari alasan buat berantem sama kami manusia-binatang aja! Mau nyerbu ya silakan, siapa takut siapa! Kami para..." Prajurit gagah berani ini belum selesai bicara langsung ditutup mulutnya dan ditarik paksa oleh beberapa rekannya.
"Dasar manusia-binatang tolol! Aku XXOO!" bayangan di punggung naga tulang mengumpat keras, kapak tadi nyaris mengenainya: "Sialan, sepuluh menit! Kalau nggak serahkan Yang Mulia Putri, kami Suku Arwah langsung serbu!"
"Lapor~~" burung-burung tulang tak terhitung datang dari kejauhan: "Sesepuh Agung, kami sudah menggeledah seluruh domain segel, pondasi dasar tidak ditemukan jejak Putri!"
“Tepat! Sialan! Yang Mulia Putri ada di tangan manusia-binatang yang jahat ini! Sekarang, manusia-binatang terkutuk, apa lagi alasan kalian?” Tetua Agung menunjuk benteng batu sambil mengumpat: “Serahkan Putri kami, atau kedua suku kita akan punh bersama! Tanpa Putri, kami para tetua juga tak mau hidup lagi!”
Di sisi lain, Gao Leihua menyimak dengan tenang perkataan pria berbaju hitam di atas naga tulang itu.
“Putri?” Gao Leihua melirik lembut bayi yang menyembunyikan seluruh wajahnya di dadanya...
