"Hei, lepaskan tanganmu yang menyebalkan itu." Suara membeku bergema di telinga Ifa. Meski halus, suara itu membuatnya menggigil ketakutan, seolah dingin menusuk hingga ke tulang sumsum.
“Siapa!” Pangeran Ifa berbalik cepat ke arah sampingnya.
Di sisinya berdiri seorang pria berambut putih yang memandangnya dengan dingin. Kilat ungu-emas yang berkedip di mata hitam pria itu membuat Pangeran Ifa merasa tertekan dan gelisah tanpa alasan jelas.
Di sisi lain, Jingxin pun mengangkat kepalanya ke arah sumber suara. Siluet samar Gao Leihua yang familiar segera muncul dalam pandangannya. Begitu melihat sosok itu, Jingxin berhenti meronta. Aura pembunuhan di matanya menghilang, digantikan oleh secercah kelembutan yang tak terhapuskan.
“K-kau?!” Pangeran Ifa menjerit ketakutan. “Berdasarkan kabar dari organisasi, bukankah kau sudah mati? Bukankah kau terjatuh ke retakan besar di Lembah Arwah-Arwah? Bagaimana mungkin kau muncul di sini?”
“Kubilang, lepaskan tanganmu.” Suara Gao Leihua semakin membeku. “Aku tak ingin mengulangi.”
“Atas dasar apa aku harus mendengarmu?” Pangeran Ifa menyeringai. “Apa syaratmu untuk memerintahku?”
“Sudah kukatakan, aku tidak suka bicara sembarangan.” Swoosh, siluet Gao Leihua sudah muncul di depan Jingxin. Plak! Tangan pria itu mencengkeram dengan keras pergelangan tangan Pangeran Ifa: “Kubilang, lepaskan tanganmu!”
“Berdasarkan apa?” Pangeran Ifa menggigit gigi dengan wajah penuh kebencian.
“Hmph! Berdasarkan ini!” Gao Leihua mengerahkan tenaga di tangan kanannya yang mencengkeram pergelangan tangan Ifa. Krak! Suara tulang remuk bergema di telinga semua orang di ruangan itu. Di bawah pandangan terkejut para hadirin, tulang pergelangan tangan sang pangeran hancur berkeping seperti tahu yang diremukkan oleh cengkeraman maut Gao Leihua!
Seketika, sakit menusuk menerobos otak Ifa. “Aaaahhh~~~!” Jerit kesakitan seperti babi disembelih dari Pangeran Ifa menggema di halaman besar rumah Jingxin.
“Aku tidak suka bicara sembarangan.” Gao Leihua berkata dingin, sementara tangan kanannya yang seperti capit besi semakin mengencang. Kilatan-kilatan darah mulai mengalir dari sela jari tangan kanannya yang menggenggam: “Sudah kukatakan untuk kau melepas! Inilah harga yang kau bayar karena tidak patuh!”
“Ah~~” Ifa menjerit kesakitan. Tangannya yang menggenggam Jingxin terlepas karena sakit dari tangan ramping Jingxin.
Begitu tangan Ifa melepaskan genggaman, tangan kanan Gao Leihua langsung melemparkannya ke belakang tanpa ragu-ragu.
Brak! Seluruh tubuh Ifa terlempar mundur seperti peluru meriam, lalu menghantam tanah dengan keras...
“Kau, siapakah kau berani-beraninya bertindak terhadap Yang Mulia! Tidakkah kau tahu ini kejahatan yang pantas dihukum mati?!” Baru setelah Ifa terlempar, para prajurit pengawal di sekitarnya tersadar!
Tadi karena kecepatan Gao Leihua terlalu tinggi, sebelum mereka sempat bereaksi, tulang tangan Pangeran Ifa sudah hancur dan tubuhnya terlempar.
Swoosh! Swoosh! Swoosh! Melihat Pangeran Ifa terluka, semua prajurit yang tersadar segera menghunus pedang mereka mengarah ke Gao Leihua.
Bersamaan itu, dua penjaga berlari mendekati Pangeran Ifa dan membantu bangkit sang pangeran.
"Gao... Lei... Hua!" Pangeran Ifa menggigit gigi sambil menopang tubuhnya, keringat dingin mengucur deras akibat sakit di tangan kanannya yang membuatnya kesulitan bahkan mengucapkan beberapa kata.
"Hmph!" Gao Leihua memandang dingin ke arah Pangeran Ifa, lalu memutar tubuhnya menghadapi para pendekar yang sedang mendekat sambil menghunus pedang. Aura intimidatif tipis mulai menyebar dari tubuhnya, menekan para pendekar di hadapannya.
Begitu bertatapan dengan mata Gao Leihua, para pendekar itu tiba-tiba merasakan getaran di hati mereka! Hanya dengan tatapan mata, seluruh tubuh prajurit-prajurit ini mulai gemetar tak terkendali. Dalam sekejap, belasan prajurit itu seperti patung yang membeku.
“Gao, Leihua!” Hanya saat ini, dipenuhi amarah hingga pusing, Yi Fa tidak merasakan aura dari tubuh Gao Leihua. Matanya yang memandang Gao Leihua berubah merah darah seperti banteng gila: “Kau tak pantas ada di dunia ini! Kau harus lenyap dari muka bumi! Kalian, serang sekarang! Tebas dia! Tebas!”
“Mematuhi perintah, Putra Mahkota.” Beberapa pendekar mengangguk lemah, terpaksa melanjutkan dengan menghunus pedang menyerang Gao Leihua di bawah kekejaman sang pangeran. Meski tahu pria di hadapan ini sama sekali bukan lawan yang boleh diusik, namun sebagai prajurit, perintah sang putra mahkota mustahil dilawan. Walau pria ini terlihat mengerikan, mereka hanya bisa mengatupkan gigi dan maju.
“Ketidaktahuan diri.” Gao Leihua tersenyum merendahkan, sambil melangkahkan kaki kanannya selangkah ke depan, lalu menginjak kuat-kuat ke daratan.
Braak! Ketika kaki Gao Leihua menginjak tanah, gelombang kejut udara yang terlihat mata telanjang memantul ke arah beberapa prajurit di depan saat kaki kanannya mendarat! Sepanjang perjalanan, rerumputan beserta akar batang dan tanah kampungan terangkat oleh gelombang kejut ini. Jelas terlihat bahwa kekuatan mematikan dari gelombang kejut yang tampak sembarangan ini sama sekali tak boleh diremehkan!
Plak! Beberapa orang pendekar terlempar mundur akibat gelombang udara ini, seluruh tubuhnya terbang terbalik sebelum jatuh dengan dahsyat ke tanah sambil kejang-kejang. Bukan mereka tak ingin menghindar, tetapi kecepatan gelombang kejut ini sungguh luar biasa! Begitu kaki Gao Leihua menginjak tanah, gelombang udara itu telah menghantam tubuh mereka bagai palu raksasa. Hanya satu pukulan, sama sekali melumpuhkan kemampuan bergerak mereka.
Semua prajurit seperti anjing mati terbaring di lantai tak bergerak sama sekali, hanya anggota tubuh yang sesekali kejang-kejang merepresentasikan mereka belum pergi ngobrol ngalor-ngidul dengan Dewa Cahaya.
Setelah menyelesaikan masalah sekelompok prajurit yang menjengkelkan itu, Gao Leihua kembali menoleh ke Pangeran Ifa yang sedang ditopang oleh dua prajurit: "Kau adalah Pangeran Ifa dari Kekaisaran Cahaya." Gao Leihua tersenyum merendahkan: "Aku ingat di sampingmu sepertinya ada pria berbaju hitam yang cukup hebat. Panggil dia keluar, kalau tidak, dengan kalian para sampah ini, aku bahkan tidak ada mood untuk menghabisi kalian. Sekarang, katakan padaku, di mana dia?"
"Kau..." Pangeran Ifa menatap Gao Leihua dengan geram, seandainya tatapan bisa membunuh, mungkin Gao Leihua sudah terbunuh beberapa kali.
"Sampah tetap sampah." Gao Leihua mendengus ringan: "Sudahlah, kalau dia tidak mau muncul juga tidak apa. Sekarang dengarkan baik-baik - kali ini kuhancurkan satu tanganmu hanya sebagai peringatan. Lain kali, aku tidak ingin lagi melihat bayanganmu di tempat ini."
"Apakah kau mengancamku?!" Pangeran Ifa berteriak keras.
"Terserah bagaimana kau memikirkannya, entah sebagai ancaman atau peringatan. Yang penting kau ingat, tempat ini tidak menyambutmu." Gao Leihua memalingkan wajah: "Jika kau masih muncul di sini lagi, aku tidak akan ragu untuk membunuhmu!" Saat mengucapkan kata "bunuh", kilatan kilat ungu-emas yang anget menyeramkan berkedip di mata Gao Leihua.
Ditatap oleh mata siluman Gao Leihua yang angker, Pangeran Ifa dan semua penjaganya justru terdiam membeku. Tak seorang pun berani bersuara. Pangeran Ifa kini merasakan dengan jelas - jika dia berani mengucapkan satu kata lagi, pria di hadapannya ini akan seketika menghabisi nyawanya tanpa mempedulikan identitasnya sebagai putra mahkota Kekaisaran Cahaya!
"Hmph!" Gao Leihua mendengus dingin ke arah mereka semua, lalu memalingkan pandangan kepada sang kekasih di sampingnya.
Saat memandangi Jing Xin, mata yang tadi dipenuhi kedinginan itu seketika berubah bagai salju setelah musim semi, meleleh menjadi tatapan penuh kelembutan.
"Jingxin." Gao Leihua memanggil dengan lembut, lalu memandang pergelangan tangan Jingxin yang baru saja digenggam Ifa. Pada pergelangan tangan putih bersih Jingxin, terlihat jelas lima bekas jari merah hasil cengkraman keras Ifa yang kontras menyilaukan mata. Gao Leihua tak kuasa menahan diri untuk menggenggam erat pergelangan tangan Jingxin yang memerah itu.
Tangan Jingxin bergetar halus, namun tak berusaha menarik kembali tangan rampingnya. Ia membiarkan Gao Leihua terus menggenggam tangannya.
"Jingxin, sakit?" Tatapan Gao Leihua penuh kepedihan menyaksikan lima garis merah di tangan Jingxin, sementara amarah membara dalam hatinya. Putra Mahkota Kekaisaran Cahaya ini sudah tak layak hidup! Sejak awal ketika Ifa mengancam Jingxin dengan anak-anak saat memasuki rumah, Gao Leihua sudah menetapkan batas waktu hidup sang pangeran.
Segala hal yang dapat mengancam keamanan anak-anak harus dihancurkan! Ini adalah poin penting yang harus dilakukan oleh seorang ayah susu profesional. Sang Putra Mahkota Ifa dari Kekaisaran Cahaya ini telah mengancam keselamatan anak-anak Gao Leihua.
Oleh karena itu, saat ini begitu mendapatkan informasi tentang organisasi di belakangnya, Gao Leihua berencana menghapusnya dari muka bumi. Karena mencekik bahaya sejak dalam buaian adalah cara teraman. Gao Leihua takkan mempertaruhkan keamanan keluarganya dalam judi, sebab dia tak sanggup kalah, juga tak mampu berjudi...
