Di dapur rumah Jingxin, Gao Leihua mengikat celemek di pinggangnya, sementara kedua tangannya terlempar ke udara dengan kecepatan yang membuat decak kagum! Pisau dapur, golok panjang, belati pendek, dan sekop melompat-lompat tak henti di genggamannya! Kecepatan Delapan Tingkat Dewa benar-benar luar biasa, gerakan kilat Gao Leihua yang memusingkan ini sekaligus menunjukkan kecepatan tak tertandingi tingkat delapan.
Kecepatan Gao Leihua dalam menyiapkan hidangan membuat Charlie dan Tetua Agung terkesima! Hampir dalam keadaan terkejut dan tercengang, hidangan-hidangan lezat nan anggun telah tercipta dari tangan Gao Leihua.
Gerakan terampil Gao Leihua juga membuat mereka terperanjat. Meskipun tahu teknologi pemanggangan dagingnya berada di tingkat tertinggi, tak disangka kemampuan memasaknya pun setara. Setiap hidangan memiliki penampilan, aroma, dan rasa yang sempurna, membuat siappaun yang melihat langsung nafsu makannya terbuka!
Sikap Gao Leihua terhadap hal ini adalah——Ayah susu yang tak bisa memasak bukanlah ayah susu yang baik!
Jing Xin yang berdiri di samping menyaksikan gerakan akrobatik Gao Leihua di dapur. Melihat pria tak terduga ini, kilatan senyum tipis muncul di matanya. Dia teringat penampilan Gao Leihua saat pertama kali bertemu——kala itu seluruh tubuhnya hanya tertutup sehelai kain kecil. Persis seperti sekarang, dia sibuk mengurus pemanggangan daging untuk menjamunya.
Di samping Jingxin, Yue Rui sedang ngomong panjang lebar memaparkan petualangan mereka bersama Gao Leihua di Lembah Arwah-arwah yang berbahaya serta berbagai hal mengejutkan yang mereka alami di sana. Namun untungnya Yue Rui juga anak yang pintar, dia tidak menceritakan pada Jingxin bahwa Xiao San adalah seorang gadis kecil maupun fakta bahwa Gao Leihua bukan hanya sekali menangkap "otot dada" Xiao San.
Sambil menyiapkan hidangan, Gao Leihua juga menyimak pembicaraan Jingxin dengan telinga terpasang tegak. Melihat Jingxin tidak membocorkan urusan Xiao San, Gao Leihua tersenyum lega. Rupanya Yue Rui cukup bisa dipercaya, pantas diberi hadiah! Maka, sebagai bentuk penghargaan, diam-diam ia menambahkan porsi ekstra pada hidangan bagian Yue Rui.
Yue Rui yang duduk di samping meskipun sedang memaparkan hal-hal di Lembah Arwah kepada Jing Xin, tapi matanya sesekali melirik Gao Leihua. Hingga akhirnya Gao Leihua menambahkan bobot porsinya, barulah Yue Rui merasa puas. Percuma saja ia membuang-buang air liur bercerita panjang lebar, tujuannya memang agar porsi makan malamnya ditambah, hehe...
……
"Huu~~ Akhirnya selesai." Setelah waktu yang cukup lama, Gao Leihua akhirnya menarik napas lega. Swoosh-swoosh! Berbagai peralatan masak berputar di tangannya sebelum dengan presisi ditempatkan kembali ke posisi semula: "Hehe, sudah beberapa hari tidak serius memasak, jadi agak kaku. Ternyata urusan masak-memasak ini memang tidak boleh diabaikan."
Usai menyelesaikan tugasnya, Gao Leihua menghampiri Jing Xin lalu tersenyum misterius: "Jing Xin, lihat apa yang kubawa untukmu." Dari cincin ruang, ia mengeluarkan sebatang rumput kecil bertepi emas dengan tangkai berwarna ungu.
Jingxin memandang batang rumput kecil ini, dengan tatapan curiga menatap ke arah Gao Leihua. Jelas Jingxin pun tidak tahu benda apa ini dan apa fungsinya.
Gao Leihua dengan lembut menarik tangan Jingxin, lalu membisikkan penjelasan tentang fungsi rumput Hantu Senyap ini di telinganya secara detail.
Mendengar penjelasan itu, Jingxin tersenyum tipis lalu menganggukkan kepala pelan.
"Dengan ini, masalah menyusui bukan lagi mimpi." Gao Leihua berbisik di telinga Jingxin: "Bahkan perempuan yang secara alami tidak bisa memproduksi ASI pun akan bisa menyusui dengan ramuan ini. Nanti malam akan kuhancurkan rumput ini untuk kau coba. Kali ini pasti berhasil!"
"Hm." Jingxin mengangguk dengan tekad bulat!
Demikianlah dua orang yang sama-sama awam dalam hal fisiologi manusia ini memutuskan suatu hal yang kelak akan membuat mereka sendiri antara ingin tertawa dan menangis...
……
Semua persiapan selesai ketika hari sudah mendekati senja.
Setelah mempersiapkan segala sesuatu, Gao Leihua memerintahkan Charlie dan yang lain untuk menunda makan malam. Kemudian seperti biasa, ia menuju ke pintu besar dan bersandar di sana menanti kepulangan anak-anak. Menunggu anak-anak pulang telah menjadi kebiasaan Gao Leihua.
Seperti biasa, tak lama kemudian pintu terdorong terbuka. Yang pertama masuk adalah putra kedua Yue Shi. Shajia menyusul dari belakang melangkah masuk dari luar rumah.
Begitu melangkah masuk, pandangan pertama Yue Shi tertumbuk pada seorang pria berambut putih yang tersenyum ramah menatapnya, seolah telah lama menanti kedatangannya.
"Siapa ini? Selain Ayah, siapa lagi yang akan menunggu kami di sini?" Yue Shi tertegun sejenak sebelum mengamati wajah pria beruban itu dengan seksama. Tiba-tiba tubuhnya kaku membeku!
"Ah!" Teriakan Shajia yang baru saja masuk menggema saat melihat pria berambut putih itu.
Setelah beberapa saat, Yue Shi-lah yang pertama menyadari keadaan!
"Ha! Benar Ayah! Benar-benar Ayah!" Yue Shi menatap dengan mata berkaca-kaca, langsung menerjang dan memeluk Gao Leihua: "Ayah, tahukah kau! Selama kau tidak ada, aku sama sekali tidak nafsu minum teh dan makan nasi! Aku sangat merindukanmu!"
"Ssst!" Ucapan Yue Shi membuat Gao Leihua kejang-kejang. Rupanya kerinduan putra berwajah kasar ini terhadapnya sudah mencapai level yang mengkhawatirkan. Tanpa sadar Gao Leihua menepuk-nepuk punggung Yue Shi dengan lembut, hendak menghiburnya. Namun perkataan berikutnya Yue Shi langsung membuatnya ingin menghabisi si brengsek ini dengan satu telapak tangan!
"Ayah!" Setelah kegembiraannya mereda, Yue Shi melanjutkan: "Aku merindukanmu! Beberapa hari ini siang malam aku terus memikirkan masakanmu. Karena tidak makan masakanmu, nafsu makan dan tidurku terganggu. Lihat, badanku jadi kurus sekali!" Sambil bicara, Yue Shi menarik lengan bajunya memperlihatkan otot lengan yang kekar: "Lihat, aku sudah kurus sekali!"
"Braak!" Gao Leihua tiba-tiba menjadi tidak stabil dan terjatuh keras ke belakang. Sialan, rupanya alasan Yue Shi merindukannya sampai tidak nafsu minum teh atau makan bukan karena rasa kangen, tapi karena lidahnya sudah dimanjakan masakannya sehingga tidak bisa menerima masakan orang lain!
"Ayah, kemana saja kau selama beberapa hari ini? Tidak pulang-pulang. Kalau belum kembali, aku mungkin sudah mati kelaparan." Yue Shi sama sekali tidak memperhatikan wajah Gao Leihua yang semakin merah padam, terus saja mengoceh dengan kata-kata yang mengguncang saraf ayahnya.
"Dasar anak kurang ajar!" Gao Leihua tertawa sambil mengumpat, menepuk lembut kepala Yue Shi dengan telapak tangan. "Ayah hilang beberapa hari, kau malah tidak merindukan Ayah sama sekali, cuma memikirkan masakan Ayah. Benar-benar membuatku kecewa."
"Hehe, merindukan masakan Ayah kan sama saja dengan merindukan Ayah sendiri~" Yue Shi tersenyum licik.
"Sialan!" Gao Leihua tersenyum licik: "Tak mau bertobat, dengan ucapanmu ini, porsi makan malammu malam ini akan dikurangi 10%!"
"Aduh?! Oh, tidak! Ayah, kau terlalu kejam, bagaimana mungkin kau memperlakukan aku seperti ini!" Yue Shi langsung bereaksi setelah mendengar ini: "Ayah, ini namanya menyiksa pemuda belum dewasa!"
"Ah, kau masih belum dewasa?" Gao Leihua memandang janggut lebat yang matang dan seksi di wajah Yue Shi dengan iri: "Penampilanmu lebih tua dariku."
"Hehe, Ayah benar mengurangi 10% porsinya!" Shajia dengan tegas menambahkan: "Menurutku, dia harus dikurangi 10% lagi, lalu kelebihan porsinya dibagi rata antara aku, ibu, dan Yue Rui!"
"Oh tidak, kau si brengsek Shajia! Aku serbu kau!" Yue Shi langsung menerjang Shajia. Seketika keduanya bergulat dan bermain berkelahi...
"Hmm." Gao Leihua tersenyum memandangi mereka yang sedang bermain. Ya, beginilah seharusnya sebuah rumah, bukan?
Melihat kedua saudara yang sedang berkelahi, Gao Leihua tersenyum tipis, juga terbenam dalam rasa keluarga ini...
"Hei! Saudara Gao Leihua! Kapan kita makan? Masakanmu sudah lama dimasak! Aku sudah tidak tahan mencium aroma wangi ini!" Suara keras Rhein·Charlie terdengar dari dalam rumah, kemudian dia muncul: "Apakah kedua anakmu yang lain belum kembali?"
"Oh, hehe, mereka sudah kembali." Gao Leihua menunjuk Yue Shi dan Shajia: "Mari kuperkenalkan. Yang bermata hitam dan berambut hitam seperti penampilanku dulu adalah putra sulung Shajia. Oh, aku lupa, rambut hitamku sudah memutih ketika kau pertama kali bertemu denganku." Dengan senyum, Gao Leihua menunjuk Yue Shi: "Ini putra keduaku, Yue Shi. Lihat, penampilannya sangat mirip dengan seluruh klan Singa Emas kalian! Kumis lebat yang menggairahkan ini, wuih, dulu membuatku iri selama bertahun-tahun!"
"Janggut? Menggairahkan?" Perhatian Rhein·Charlie tersedot oleh ucapan Gao Leihua. Dia memandangi Yue Shi yang sedang bermain dengan Shajia.
"Eh! Aduh! Langit!" Charlie tiba-tiba melangkah cepat mendekati Yue Shi, lalu menarik paksa Yue Shi yang sedang bergulat dengan Shajia. Dengan cermat dia mengamati ekspresi Yue Shi.
"Waah, siapa ini? Lepaskan aku!" Yue Shi yang sedang bermain tiba-tiba digandeng bajunya hingga terangkat ke udara. Di hadapannya terlihat wajah pria kekar berjanggut lebat keemasan!
"Ibu! Monster!" teriak Yue Shi. Tanpa ragu dia menghantamkan tinju berat ke arah Rhein·Charlie yang sedang mengangkatnya.
Braak! Charlie tak disangka langsung terlempar oleh pukulan Yue Shi...
Krak! Gao Leihua tertegun, meski tanpa persiapan, Charlie tidak mungkin selemah hidangan! Gao Leihua sebenarnya sudah menebak-nebak identitas Charlie yang sial ini. Tapi jika Charlie benar-benar orang itu, bagaimana mungkin dia bisa terlempar hanya oleh satu pukulan Yue Shi?
"Haha! Haha! Tepat! Tepat seperti dugaanku!" Charlie bangkit dari tanah tanpa peduli mata panda-nya, lalu melontarkan ucapan yang membuat Gao Leihua menyemprotkan nasi: "Saudara Gao Leihua, sekarang aku yakin, bocah ini bukan jenismu..."
