"Seperti ini." Kilatan sesaat kesepian muncul di mata Rook: "Kalau begitu, kau datang dengan dalih sebagai suami Nona Jingxin untuk menghadiri rapat wali murid ini?"
“Hm, bisa dibilang begitu.” Tuan Gao Leihua mengangguk lemah.
“Kalau begitu, Tuan Gao Leihua, apakah Anda dan Nona Jingxin sudah berhubungan intim?” Mata Rook dipenuhi kegelapan, sebenarnya setiap pria pasti akan murung. Orang yang dicintai ternyata sudah menikah, namun objek pernikahannya bukan dirinya, perasaan ini tak perlu dijelaskan lagi.
“Hubungan?” Tuan Gao Leihua memandang Rook dengan curiga, kemudian langsung memahami maksudnya. Sepertinya Rook mengira dia dan Jingxin sudah melakukan hubungan tertentu!
Namun, Tuan Gao Leihua sama sekali tidak berniat memberikan penjelasan! Meskipun dia tidak berniat jahat pada Rook, tapi bagaimanapun Rook adalah saingan cinta. Kalau dia salah paham, urusan saya apa? Haruskah saya menjelaskan hubungan saya dengan Jingxin? Lalu mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada hubungan signifikan antara kami, sehingga Rook bisa melanjutkan pengejaran pada Jingxin? Hah! Tuan Gao Leihua sama sekali tidak menganggap dirinya sebagai orang yang mulia seperti itu!
Ada sebuah pepatah: Cinta itu egois! Ketika masih di Bumi, Gao Leihua pernah membaca novel berjudul "Pisau Terbang Xiao Li". Di dalamnya, karakter yang paling dibencinya adalah protagonis Li Xunhuan si munafik! Cinta itu egois, jika saling mencinta, mustahil untuk membagi kasih ini kepada orang lain! Cinta itu buta, di jalan cinta, tak ada kesempatan yang diberikan kepada saingan!
Mengingat hal ini, Gao Leihua berhenti sejenak lalu berkata: "Hehe, meski enggan mengakuinya, tapi mau tak mau harus kuakui. Ya, antara aku dan Jingxin memang sudah terjadi beberapa hubungan!" Sambil dalam hati Gao Leihua bergumam, ini bukanlah kebohongan. Memang sudah terjadi hubungan dengannya. Hal-hal yang seharusnya dilakukan sudah dilakukan, bahkan yang tak seharusnya pun sudah terjadi! (Termasuk ciuman basah, dan dua titik merah muda yang indah itu.)
Begitu kata Gao Leihua selesai, Jingxin yang berdiri di belakangnya sudah diam-diam mendekat. Kedua anak di tangannya telah diserahkan kepada Yue Shi dan Yue Rui. Kemudian tangan mungil Jingxin mencubit daging lembut di pinggang Gao Leihua, memutarnya 180 derajat.
"Ssst!" Gao Leihua menarik napas tajam, lalu menoleh sambil tersenyum getir memandang Jingxin di belakangnya.
Jingxin menyipitkan matanya, memberikan senyuman lebar pada Gao Leihua. Tapi cubitan di pinggang Gao Leihua berubah dari 180 derajat menjadi 365 derajat.
"Tuan Gao Leihua, sungguh aku iri dengan hubunganmu dan Nona Jingxin." Serangkaian gerakan Jingxin ini justru terlihat sebagai gestur mesra di mata Rook. Dia menghela napas pelan: "Kira-kira kapan Tuan Gao Leihua dan Nona Jingxin berencana mengadakan pernikahan?"
"Gao Leihua membuka mulut ingin mengarang tanggal pernikahan, namun aura yang terpancar dari belakang membuatnya tertawa kering: 'Yang lain, sementara belum mencapai tahap pernikahan, hehe, hehe.'"
"Belum mencapai tahap pernikahan?!" Rook tiba-tiba bersemangat seperti mengonsumsi obat perangsang kehidupan kedua! Dia mengangkat kepala dengan serius: "Tuan Gao Leihua, kalau kalian belum menikah, aku tidak akan melepas! Selama ada peluang, aku akan terus mengejar Nona Jingxin!"
"Krak." Gao Leihua menarik sudut bibirnya. Kekakuan Rook melampaui imajinasinya. Meminjam istilah Bumi, Rook adalah kandidat terbaik untuk jadi pihak ketiga - meski pasangan lain sudah terlihat cocok, dia tetap ingin ikut campur.
"Sudahlah, terserah kau! Kami akan masuk, sampai jumpa!" Gao Leihua melambaikan tangan ke Rook, lalu menarik Jingxin dan yang lain kabur ke dalam akademi.
"Hanya Tuhan yang tahu kalau terus ngobrol dengan Rook, apakah dia akan melamar Jingxin di tempat ini. Strategi ke-36: menghindar adalah yang terbaik, lebih baik kita pergi dulu!"
……
Setelah memasuki akademi.
"Yue Rui, apakah pertemuan wali murid kalian dengan Yue Shi dan Shajia diadakan di tempat yang sama?" Gao Leihua menoleh bertanya. "Bukankah Yue Rui dari divisi sihir, sedangkan Yue Shi dan Shajia dari divisi bela diri? Mungkinkah pertemuan walinya digabungkan?"
"Tidak. Akademi mengatur jadwal untuk memudahkan: pagi untuk divisi sihir, sore untuk divisi bela diri." Yue Rui menjelaskan. "Pertemuan wali murid Yue Shi dan Shajia dijadwalkan siang hari!"
"Hm, itu baru masuk akal! Yuk Yue Rui tunjukkin jalannya, waktunya sudah mepet." Gao Leihua mengambil kembali Xiao Jin Sha'er dari pelukan Jingxin. Saat menyapa Rook tadi, dia sempat menitipkan bayi itu pada Jingxin.
"Baik, semua ikut aku ya." Yue Rui menjawab, lalu memimpin jalan di depan.
Pertemuan wali divisi sihir diklasifikasikan berdasarkan setiap regu dalam divisi sihir, setiap regu memiliki tempat sendiri.
Di bawah pimpinan Yue Rui, seluruh keluarga Gao Leihua memasuki lokasi penyelenggaraan pertemuan wali di departemen akademi sihir0451.
"Di sini, ya, Yue Rui?" Gao Leihua memanggil.
"Ya, di sini." Yue Rui mengangguk lemah, sudah bertahun-tahun tak menghadiri pertemuan wali di tempat ini. Memandang sekeliling, perasaan sedih tiba-tiba menyergapnya.
Di bawah arahan Yue Rui, keluarga Gao Leihua menemukan posisi bagus lalu dengan kasar menguasai wilayah tempat duduk. Untungnya area pertemuan wali ini cukup luas, takkan peduli berapa orang anggota keluarga Gao Leihua.
Ketika Yue Rui membawa seluruh keluarga masuk, teman sekelas di departemen akademi sihir0451 memandangnya dengan terkejut.
Yue Rui sudah bertahun-tahun tak membawa wali ke pertemuan ini, kedatangan tiba-tiba kali ini membuat para teman sekelas sangat terheran-heran.
Namun, kali ini tidak ada yang hadir di lokasi yang mengejek Yue Rui dan Jing Xin lagi. Pertama, karena dalam perjalanan ke Lembah Arwah sebelumnya, kekuatan yang ditunjukkan Yue Rui telah membuat semua orang tunduk. Kedua, pria berambut putih yang datang bersama Yue Rui juga menjadi alasan utama. Meskipun pria ini mewarnai rambutnya putih (malam itu, semua siswa yang hadir berpikir demikian), bahkan dengan rambut putih yang dicat, semua siswa yang hadir tetap mengenali pria ini.
Sebelumnya, pria inilah yang membawa adik Jing Xin, Shajia, ke akademi dan dengan santai menghabisi dua putra Pangeran Bielasen. Kekuatan pria ini dan karakter sangat protektif terhadap bawahannya yang absolut telah terpatri dalam di hati semua orang. Jangan-jangan jika tak sengaja membuat marah pria ini, hanya Tuhan yang tahu hal gila apa yang akan dilakukan pria gila ini! Jadi di bawah penjelasan anak-anak, para siswa dan wali kali ini tidak lagi mengejek ibu Yue Rui, Jing Xin.
Para siswa yang mengenal Gao Leihua di lapangan itu terdiam terpana oleh kekuatan fenomenalnya. Bahkan yang tidak mengenalnya pun mulai memahami sifat protektif pria ini melalui penjelasan siswa-siswa lain.
Tapi tidak ada yang mutlak di dunia ini!
Tiba-tiba dari luar kelas masuk seorang siswa bertubuh tembem. Di belakangnya berdiri seorang wali pria yang sama gemuknya.
Begitu memasuki ruangan, siswa gendut itu langsung menatap ke arah keluarga Gao Leihua. Rambut putih menyala Gao Leihua begitu mencolok di kerumunan!
Menyusul kemudian ia melihat Yue Rui yang berdiri di samping Gao Leihua.
"Eh, bukankah ini teman sekelas Yue Rui!" seru siswa gendut itu keras-keras.
Mendengar ada yang memanggil, Yue Rui dan Gao Leihua serentak menoleh ke pintu masuk.
Setelah melirik siswa pria yang memanggil Yue Rui ini, Gao Leihua tak sengaja mengangkat alisnya. Memandangi bajingan di pintu masuk itu, benaknya teringat pada satu makhluk hidup di Bumi——babi! Tubuh tembem, hidung besar, telinga lebar! Dengan "kesempurnaan" wujudnya ini, jika sutradara film di Bumi dulu melihatnya, pasti akan menjadikannya kandidat tak tergantikan untuk peran "Bajie"!
Yue Rui di sampingnya mengerutkan alis setelah melihat siswa pria yang masuk ini, lalu memalingkan kepala tak mau menghiraukan.
"Kenapa? Tidak kenal?" Gao Leihua melirik Yue Rui.
"Bajingan yang menyebalkan," Yue Rui mengerutkan alis: "Waktu Ibu datang ke rapat wali sebelumnya, dia dan ayahnyalah yang paling keras mengumpat, ucapan mereka juga yang paling pedas..."
