Gao Leihua mengusap darah hidungnya keras-keras. Baru saja dia melongok ke dada Jingxin yang menyembulkan dua titik merah muda indah, tak disangka Jingxin langsung membuka kancing baju memperlihatkan warna merah muda menggoda. Langsung darah panasnya naik ke kepala, nyaris membuatnya pingsan.
Memandangi penampilan Gao Leihua saat ini, Jingxin memerah wajahnya dan menghentakkan kaki dengan kesal. Dari ekspresinya langsung tertebak apa yang ada dalam pikiran pria itu. Jingxin mengangkat kaki rampingnya yang indah dan kembali menginjak-injak kaki Gao Leihua!
"Wu!!" Kali ini Gao Leihua mengeluarkan dengusan tertahan. Meski masih terasa sakit, ia berhasil menahan diri untuk tidak berteriak.
Dengan wajah kesal, Jingxin menarik telinga Gao Leihua hingga kepalanya menunduk, memaksanya melihat lebih jelas bagian dadanya.
Di bawah sinar bulan purnama, akhirnya Gao Leihua bisa melihat jelas dua titik merah muda di dada Jingxin yang dihiasi sesuatu yang misterius.
Cairan putih susu dengan aroma harum. Itu ASI! Baru sekarang otak Gao Leihua menyadarinya!
"Jingxin, Ap-apakah ini berarti... berhasil?! Apakah rumput Hantu Senyap itu benar-benar bekerja?!" Gao Leihua segera mengusir pikiran mesum dari kepalanya, bertanya penuh semangat pada Jingxin.
Jingxin menganggukkan kepala dengan lembut. Benar, berhasil! Akhirnya "rumput Hantu Senyap" yang susah payah dicari Gao Leihua berhasil!
Tepat di tengah malam, Jingxin yang sudah terlelap tiba-tiba merasakan sensasi berdenyut-denyut di dadanya. Perasaan ini mirip dengan saat dia menyeruput sup ayam sebelumnya, hanya saja kali ini jauh lebih intens. Jika dulu hanya sedikit berdenyut, kini sensasi itu terus-menerus membesar hingga membuatnya kesakitan.
Jingxin yang belum pernah merasakan hal seperti ini langsung panik. Dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya. Ketidaktahuan selalu memicu ketakutan tersendiri pada manusia. Dalam kepanikannya, bayangan Gao Leihua langsung terlintas di benaknya!
Saat itu, pemikiran pertamanya adalah mencari Gao Leihua. Tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, dengan panik ia merangkak bangun dari tempat tidur. Bahkan tak sempat mengganti baju, masih mengenakan pakaian tidur, ia berlari ke depan pintu kamar Gao Leihua. Tangannya mulai mengetuk pintu kamarnya, namun tak disangka saat itu Gao Leihua sedang pergi bersama Charlie sehingga tidak ada di dalam. Setelah mengetuk lama tanpa respon, ketakutan menyelimuti Xing Ling yang tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya. Dalam situasi itu, ia sama sekali tidak menyangka ini adalah reaksi dari "rumput Hantu Senyap", karena selama ini mengira ramuan tersebut sudah tidak berfungsi.
Ketidaktahuan selalu menjadi sumber ketakutan bagi manusia. Dengan cemas, Xing Ling berdiri di depan pintu kamar Gao Leihua. Saat itu, hampir menangis karena panik yang tak tertahankan.
Untunglah Gao Leihua akhirnya muncul saat itu. Hanya saja Gao Leihua tak kenal waktu membawa pulang seorang gadis kecil, Jingxin terpaksa membantu menyiapkan kamar untuk gadis itu. Setelah menyelesaikan semuanya, Jingxin langsung menggandeng Gao Leihua menuju bangunan belakang. Lalu terjadilah peristiwa di bangunan belakang yang nyaris membuat Gao Leihua muntah darah...
Saat ini Gao Leihua memandang penuh suka cita kedua bercak kemerahan di dada Jingxin, tanpa sedikitpun niat lain. Yang ada hanyalah kegembiraan dan sukacita atas keberhasilan!
"Akhirnya, tidak sia-sia jerih payahku selama ini!" Gao Leihua berdecak kagum penuh perasaan.
Jingxin dengan wajah memerah, menganggukkan kepala perlahan. Karena tak bisa bicara, pondasi dasar tak ada solusi untuk menjelaskan kondisinya pada Gao Leihua. Akhirnya cuma terpikir cara bodoh yakni memperlihatkan dadanya langsung agar Gao Leihua memahami situasinya saat ini. Tapi setelah melakukan hal ini, wajah Jingxin terasa seperti terbakar api. Dirinya sendiri tak percaya mereka sendiri berani sengaja melepas baju di hadapan Gao Leihua?!
"Berhasil, akhirnya berhasil!" Gao Leihua tiba-tiba melangkah maju, memeluk erat Jingxin lalu berputar-putar di titik awal!
"Aku sukses, akhirnya aku sukses!" Gao Leihua tak peduli apakah akan mengganggu keluarga di ruangan, dengan ceria menggendong Jingxin berotasi di dalam rumah bagian belakang ini.
Untungnya posisi geografis rumah belakang Jingxin cukup unik. Suara di sini tidak mudah terdengar sampai bagian depan. Meski suara Gao Leihua agak keras, tapi belum sampai membangunkan kelompok orang yang sedang tidur pulas di kamar barat.
Wajah Jingxin yang sedang dipeluk dan diputar oleh Gao Leihua tiba-tiba memerah lebih dalam. Tadi, setelah membuka baju, kancing baju Jingxin belum dikancingkan! Saat ini Gao Leihua memeluknya di pinggang sambil berputar-putar. Postur tubuh Jingxin sangat bagus, tinggi badannya hampir sama dengan Gao Leihua, tidak jauh lebih pendek darinya.
Jadi, saat Gao Leihua memeluk pinggangnya, posisi kepala Gao Leihua tepat berada di - area dada Jingxin. Saat berputar belum terlalu terasa pengaruhnya, karena Gao Leihua memeluk sambil sedikit mencondongkan tubuh ke belakang, sehingga kepalanya juga menengadah melihat wajah Jingxin. Namun setelah beberapa putaran, Gao Leihua pasti perlu bernapas kan? Akhirnya kepala Gao Leihua sedikit tegak dan maju mendekat!
Gerakan mendekat ini tanpa sengaja membuat bibir Gao Leihua menyentuh ringan bagian dada Jingxin.
“Eek~” Jingxin mengerang pelan. Saat ini, payudaranya terasa sangat sensitif. Sentuhan Gao Leihua tadi membuatnya bergetar halus seperti kesetrum, memancing suara manis keluar dari mulutnya.
Jingxin tak bisa menahan diri lagi. Ia memeluk erat kepala Gao Leihua, memaksa wajah pria itu tertekan keras ke dadanya.
Gao Leihua tertegun. Sebelum sempat bereaksi, kepalanya sudah ditarik paksa Jingxin dan dihimpitkan ke dada perempuan itu. Tanpa sengaja, mulutnya menyedot benda sebesar kacang. Cairan manis mengalir ke lidahnya...
……
Keesokan harinya pagi-pagi buta
Baru pukul lima lewat sedikit, Gao Leihua sudah melonjak dari tempat tidur. Peristiwa semalam terasa seperti mimpi. Ia bahkan tak ingat kapan berpisah dengan Jingxin, bagaimana bisa kembali ke kamarnya sendiri, atau kapan akhirnya tertidur.
Singkatnya, ketika kepalanya menekan dada Jing Xin, seketika benaknya menjadi kosong.
Satu-satunya yang dia tahu adalah, setelah kemarin kepalanya sendiri meninggalkan dada Jing Xin, tidak ada langkah selanjutnya yang dilakukan.
Setelah kembali tidur, benak Gao Leihua masih kosong, tak terhitung malaikat kecil yang bahagia terbang di area kosong ini.
"Sudahlah, sudah bangun juga tak bisa tidur lagi. Mempercepat waktu bangun untuk membuat sarapan saja." Gao Leihua menghela nafas pasrah, lalu melesat dari ranjangnya.
"Ibu yang sedang dalam masa menyusui harus mengonsumsi nutrisi harian yang meliputi: Karbohidrat 500~700 gram, telur sekitar 200 gram (kira-kira 4 butir), daging 200~250 gram, produk kedelai 50~100 gram, susu dan produk susu 250 gram, kuah sup 1000~1500 mililiter, sayuran 500 gram dengan sayuran hijau tidak kurang dari 250 gram." Setelah bangun tidur, Gao Leihua mengingat kembali tentang nutrisi yang harus dikonsumsi ibu menyusui. Meskipun kemarin pulang dalam kondisi limbung, tapi Gao Leihua masih mengingat satu hal penting - "rumput Hantu Senyap" terbukti efektif, Jingxin sudah bisa memproduksi ASI.
Oleh karena itu, begitu pagi tiba, Gao Leihua dengan cepat merencanakan hidangan yang akan disiapkan untuk Jingxin beserta metode nutrisi paling ilmiah yang harus dipenuhi.
"Telur 200G, hm burung di dunia lain ini ukuran cukup besar, satu telur saja sudah hampir cukup. Daging cukup sederhana, untuk kuah sup bisa dibuat sup daging. Hm, pagi ini harus menyiapkan susu untuk Jingxin. Lalu sayuran." Setelah bangun, Gao Leihua langsung menuju dapur. Pertama-tama menyusun menu untuk Jingxin. Semuanya mengutamakan kebutuhan ibu yang sedang menyusui.
"Hm, produk kedelai bisa disajikan siang hari, sayuran juga bisa sebagian disimpan untuk malam. Pagi ini sajikan satu porsi telur ditambah sup daging kecil." Tangan Gao Leihua dengan lihai mengolah berbagai peralatan dapur, sayuran, daging, dan telur berubah menjadi hidangan-hidangan lezat di tangannya.
"Eh? Tuan Gao Leihua? Kau sudah bangun begitu pagi?" Suara jernih terdengar dari belakangnya.
Saat Gao Leihua menoleh, ia melihat santa wanita Bilisi sedang memandangnya dengan terkejut. Memang benar, di rumah ini selain santa ini siapa lagi yang akan memanggilnya "Tuan Gao Leihua"?
“Ada apa? Memandangiku dengan pandangan seperti ini?” Gao Leihua tersenyum melihat ekspresi tak percaya di wajah Bixi.
“Tuan Gao Leihua bisa memasak?” Bixi terlihat terkejut, mengingat di dunia ini hampir tidak ada pria yang belajar memasak.
“Hah, ini bukan hal aneh.” Gao Leihua mengangkat bahu. “Memasak adalah hobiku.” Setelah beberapa kali mengalami hal ini, Gao Leihua sudah terbiasa dengan ekspresi terkejut orang saat melihatnya memasak. Orang-orang di dunia ini tidak terbiasa melihat cultivator level super memasak di dapur.
“Bagaimana denganmu, gadis? Untuk apa kau bangun pagi-pagi begini? Tidurmu tidak nyaman?” Tangan Gao Leihua dengan lihai mengolah telur dadar sambil bertanya.
"Tidak, bukan, aku tidur nyenyak." Bixi sibuk mengibaskan tangannya. "Hanya saja setiap pagi buta adalah waktu terpenting untuk berdoa kepada Dewa Cahaya. Aku harus bangun untuk melakukan doa pagi. Kasih sayang Dewa Cahaya ada di mana-mana, memuji-Nya di waktu fajar adalah hal yang seharusnya."
"Hmph!" Gao Leihua mengerang pasrah. Terhadap para dewa cahaya itu, Leihua sangat tidak suka. Apalagi setelah orang-orang Kuil Cahaya menyentuh putrinya, perasaannya semakin jengah terhadap mereka.
Andai bukan karena takut repot, Leihua bahkan sempat berpikir untuk menembakkan mantra larangan ke altar Dewa Cahaya. Namun begitu membayangkan kekacauan pasca penghancuran Kuil Cahaya, ia pun melepas ide menggoda itu. Memang menghancurkan Kuil Cahaya mudah, tapi pengikutnya tersebar di seluruh benua. Rakyat jelata itu akan menimbulkan masalah tak terbayangkan baginya.
Bixi yang tahu kebencian Leihua terhadap Kuil Cahaya pun diam seribu bahasa di sampingnya.
"Baik, sudah hampir selesai!" Gao Leihua memasukkan semua sarapan yang telah disiapkan ke dalam kuali besar, lalu menyalakan api kecil di bawahnya untuk menjaga kehangatan.
"Waktunya hampir tiba." Gao Leihua melirik jam sihir di dapur: "Kau juga harus bersiap-siap, gadis kecil. Kita masih ada acara pagi ini."
"Mempersiapkan apa?" Bixi bertanya dengan curiga.
"Cari baju olahraga yang nyaman." Kata Gao Leihua: "Pagi ini kita akan lari pagi."
"Aku tidak punya pakaian cadangan." Bixi tersenyum getir: "Anda kemarin langsung membawaku datang. Selain diriku dan pakaian yang melekat di badan ini, aku tidak punya apa-apa lagi."
"Haha, ini memang kelalaianku." Gao Leihua mencuci tangan, melepas celemek lalu berdiri: "Ayo, anak-anak juga sebentar lagi bangun. Posturmu mirip dengan Yue Rui, nanti tanyakan padanya apakah ada baju yang cocok." Gao Leihua tertawa: "Ikut aku, sudah hampir pukul enam. Kita harus membangunkan anak-anak ini..."
