Yuehua Tian terbelalak matanya memandang Jingxin yang tak percaya. Saat ini Jingxin duduk sendirian di sisi, di pelukannya ada seorang anak. Meski tertutup baju, Yuehua Tian tak bisa melihat jelas apa sebenarnya yang sedang dilakukan Jingxin. Tapi Yuehua Tian yakin betul bahwa Jingxin bukan sekadar menggendong anak. Sebagai orang yang berpengalaman, Yuehua Tian tahu persis posisi tubuh Jingxin itu pasti sedang menyusui! Sebenarnya, siapapun yang pernah melihat perempuan menyusui pasti bisa mengenali gerakan Jingxin saat ini.
Artinya, dalam waktu singkat dua bulan sejak dia meninggalkan Jingxin, gadis itu telah berevolusi dari seorang perawan menjadi perempuan dewasa!
Dalam kondisi apa seorang gadis bisa memproduksi ASI? Tentu saja setelah membuang status perawannya dan melahirkan anak! Maksudnya, dalam dua bulan ini, bajingan terkutuk mana yang berani menodai adik perempuannya yang polos?! Inilah pemikiran yang melintas di benak Yuehua Tian saat ini!
"Adik, kau... kau!" Yuehua Tian menunjuk Jingxin dengan jari gemetar.
Jingxin mendengar suara lalu mengangkat kepalanya dengan penuh kepercayaan ke arah Yuehua Tian yang masuk melalui pintu. Begitu melihat itu adalah Yuehua Tian, Jingxin memperlihatkan senyuman indah padanya.
"Krak!" Yuehua Tian menatap kosong pada senyuman mempesona Jingxin! Kini ia semakin yakin adik perempuannya telah dinodai! Jika Jingxin masih perawan, Yuehua Tian sampai mati pun tak akan percaya Jingxin yang biasanya dingin bisa menunjukkan senyuman cerah nan indah seperti ini! Penampilan Jingxin saat ini jelas-jelas wujud wanita kecil yang telah disirami cinta!
Di samping, Gao Leihua yang mendengar suara Yuehua Tian segera menoleh ke arah pintu masuk. Ia melihat seorang pria tampan pirang sedang berdiri di depan pintu dengan jari gemetar menunjuk Jingxin. Setelah mengamati lebih detail, Gao Leihua menyadari pria pirang itu adalah Yuehua Tian yang pernah ditemuinya di pulau kecil dulu - cincin ruang di tangannya pun hadiah dari pria ini. Yang terpenting, Yuehua Tian ternyata adalah kakak laki-laki Jingxin. Gao Leihua teringat, setelah mengantarnya dan Jingxin turun dari kapal waktu itu, Yuehua Tian langsung menghilang tanpa pernah mengunjungi adiknya. Kenapa tiba-tiba datang sekarang?
Memikirkan hal itu, Gao Leihua tersenyum dan menyambutnya: "Hehe, Saudara Yuehua Tian, bagaimana caranya kau sempat datang ke sini?"
"Hm? Kau ini?!" Yuehua Tian dengan susah payah menahan guncangan yang ditimbulkan Jingxin. Sebagai seorang pangeran, tata krama yang pernah dipelajarinya tak memungkinkannya bertindak bego di hadapan orang banyak. Yang harus dilakukannya adalah menyelidik siapa yang telah 'menggarap' Jingxin! Setelah meredakan perasaannya, ia memandangi pria berambut putih yang sejak awal berdiri di samping Jingxin. Memandangi lelaki ini, raut curiga muncul di wajah Yuehua Tian. Suaranya terdengar familiar, seolah pernah didengar sebelumnya, tapi ia benar-benar tak bisa mengingat pernah mengenal pria beruban.
"Hm, Saudara Yuehua Tian tak mengenaliku?" Gao Leihua tersenyum sambil mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan cincin ruang anggun itu.
"Ah! Kau, kau adalah Saudara Gao Leihua?" Yuehua Tian menatap terkejut pria berambut putih di hadapannya. Saat di pulau, dia ingat betul rambut Gao Leihua berwarna hitam legam! Sehitam langit malam. Tapi sekarang rambut Gao Leihua justru putih menyilaukan. Sebenarnya perubahan warna rambut saja takkan membuatnya terkesima. Yang membuat Yuehua Tian takjub adalah aura Gao Leihua! Dulu di pulau, Gao Leihua terlihat agak terpuruk, meski saat berhadapan dengan Naga Es sempat menunjukkan sedikit aura yang membuat Yuehua Tian melihatnya dengan pandangan berbeda.
Namun aura Gao Leihua sekarang sama sekali berbeda dengan saat di pulau! Dulu, Gao Leihua memberi kesan kuat! Kini aura yang terpancar justru menekan. Yuehua Tian tak percaya menggosok-gosok matanya sambil menatap rambut putih Gao Leihua: "Benarkah kau Saudara Gao Leihua?"
"Hm, aku ini. Palsu." Gao Leihua tersenyum menganggukkan kepala.
“Sepertinya tingkat Tuan Gao Leihua semakin meningkat.” Yuehua Tian tersenyum.
“Hm, benar. Beruntung, naik satu anak tangga lagi.” Gao Leihua menjawab dengan santai.
Jingxin saat ini sudah berdiri, Xiao Lu Dongfa di pelukannya telah dipaksa dilepaskan dari puting susunya. Sebagai ganti, botol susu diselipkan ke mulut Lu Dongfa. Dengan mata berkaca-kaca, Lu Dongfa memandang Jingxin. Botol susu tidak memiliki kehangatan dada Jingxin, dan rasanya juga tidak enak. Meski tidak bisa bicara, pikiran Lu Dongfa tidak seperti anak biasa. Melihat ekspresi Jingxin yang sementara tidak berniat menyusuinya, dia hanya bisa memeluk botol susu sambil menatap Jingxin dengan mata penuh harap.
Jingxin menepuk-nepuk lembut pipi mungil Lu Dongfa, lalu menggendongnya menghadap Yuehua Tian.
“Wah, Adik Jingxin, semakin cantik saja setelah beberapa hari tidak bertemu.” Yuehua Tian tertawa.
Jingxin mengerlingkan mata birunya, lalu mengulurkan tangan ramping ke arah Yuehua Tian.
“Ha!” Yuehua Tian tersenyum, mengeluarkan sekantong koin emas dari pelukannya dan menyerahkannya pada Jingxin.
Gao Leihua memperhatikan gerakan Yuehua Tian dengan rasa malu. Jika tidak salah, uang yang diberikan Yuehua Tian itu merupakan biaya hidup keluarga Jingxin. Sebagai pria dewasa yang telah tinggal di rumah Jingxin selama dua bulan lebih, Gao Leihua masih menggunakan uang Jingxin. Gaji tahunan sebagai instruktur tituler di sekolah belum cair, sehingga sementara ini dia tidak punya sumber pendapatan.
Tanpa ragu, Jingxin menerima koin emas itu dan melemparkannya ke dalam cincin ruangnya. Kemudian dia menggendong Xiao Lu Dongfa sendirian menuju lantai atas, mengabaikan Yuehua Tian.
Yuehua Tian mengangkat bahu, inilah sosok Jingxin yang dia kenal!
"Selamat pagi, anak-anak." Yuehua Tian mendekati kelompok anak-anak sambil menyapa.
"Selamat pagi, Paman Yuehua Tian." Yue Rui, Yue Shi, dan Shajia menyambut dengan suara lembut setelah mengenali tamu mereka.
Sambil menyapa beberapa anak, sudut mata Yuehua Tian diam-diam mengamati beberapa wajah baru di meja makan. Seorang pria tua berbaju jubah hitam (Tetua Arwah), pria kekar berbalut baju zirah kulit (Rhein·Charlie), dan gadis cantik luar biasa (Santa Cahaya Bilisi). Melalui matanya yang kejam, Yuehua Tian bisa menangkap aura kedua pria ini yang jelas bukan ahli biasa, melainkan para petarung level tertinggi!
"Saudara Gao Leihua, tidakkan kau memperkenalkan ketiga teman ini padaku?" Yuehua Tian tersenyum kepada Gao Leihua.
"Hm, yang berbaju jubah hitam ini adalah Tetua Agung Suku Arwah. Yang berzirah kulit berasal dari Suku Singa Emas bangsa manusia-binatang purba. Sedangkan gadis kecil ini adalah Santa dari Kuil Cahaya." Dengan tenang Gao Leihua memperkenalkan mereka pada Yuehua Tian.
Gao Leihua tampak santai tanpa tergesa-gesa, namun Yuehua Tian sampai harus dengan keras memencet keringat dingin. Tetua Agung Suku Arwah bisa tinggal bersama Santa Wanita dari Kuil Cahaya?! Kalau bukan karena benar-benar merasakan aura gelap dan aura terang dari dia dan perempuan itu, Yuehua Tian pasti mengira Gao Leihua sedang berbohong! Pria perkasa di sisi lain ini ternyata berasal dari klan Singa Emas, penguasa kuat zaman purba Suku Manusia-Binatang! Astaga, bagaimana caranya Gao Leihua bisa mengenal para bajingan ini? Lalu bagaimana dia membuat mereka hidup damai bersama? Sepengetahuan Yuehua Tian, hubungan antara Suku Arwah, Bangsa Cahaya, dan Suku Manusia-Binatang belum sebaik sampai bisa makan di meja yang sama...
"Ngomong-ngomong, Saudara Gao Leihua, ada satu hal yang ingin kunego denganmu." Yuehua Tian yang telah banyak melihat dunia hanya terdiam sejenak sebelum segera menjawab. Dia memalingkan kepala dan tersenyum kepada Gao Leihua.
"Hm? Baik, ada hal apa?" Gao Leihua menjawab.
"Tentang adik perempuanku Jingxin." Yuehua Tian menarik Gao Leihua menuju sudut halaman besar: "Mari kita berdiskusi baik-baik, kemarilah ke sini."
“Ayo, jongkok, kita saudara berdua perlu berdiskusi baik-baik.” Yuehua Tian menarik Gao Leihua lalu berjongkok di sudut Korps Darat ini, membelakangi Jingxin dan beberapa orang.
Melihat ekspresi Yuehua Tian yang sangat serius, berbeda dengan sikap bercanda saat baru datang, Gao Leihua menganggukkan kepala lalu meniru Yuehua Tian berjongkok di sudut ini: “Ada masalah apa, Saudara Yuehua Tian?” Setelah berjongkok, dia bertanya dengan curiga.
“Hah!” Yuehua Tian batuk dengan berat: “Saudara Gao Leihua, di hadapan orang bijak tak perlu bicara berbelit! Sekarang kuajukan satu pertanyaan, harap kau jujur menjawab!”
“Baiklah, tanyakan saja apa pun. Aku akan jujur sepenuhnya.” Gao Leihua mengangguk, heran mengapa Yuehua Tian menariknya ke sudut dengan kerahasiaan ekstrim ini. Mungkinkah ada kabar penting yang hendak disampaikan?
“Kalau begitu aku akan bertanya dengan kasar!” Yuehua Tian menatap Gao Leihua dengan serius: “Jawablah jujur, Saudara Gao Leihua – apakah kau melakukan hal memalukan terhadap adik perempuanku Jingxin?”
Begitu kata-kata Yuehua Tian meluncur, wajah Gao Leihua tak bisa menahan diri hingga memerah. Ucapan Yuehua Tian langsung mengingatkannya pada dua titik merah muda yang tak sengaja terlihat di kamar Jingxin waktu itu, juga bibirnya yang "tak sengaja" menempel di payudara Jingxin di gubuk kayu belakang pelataran, menyeruput tetesan pertama ASI manis...
Tanpa disadari, wajah Gao Leihua semakin merah. Terlihat sangat malu!
Tepat! Melihat ekspresi Gao Leihua, Yuehua Tian langsung yakin tebakannya benar! Pasti telah terjadi hubungan intim antara Jingxin dan Gao Leihua. Tapi demi memastikan kesempurnaan bukti, Yuehua Tian memutuskan untuk menggali lebih dalam:
"Saudara Gao Leihua sepertinya sulit menjawab pertanyaan tadi." Yuehua Tian menepuk bahunya sambil memasang ekspresi 'saya mengerti': "Pria memang begitu, masalah jenis ini memang sensitif. Kalau begitu saya ajukan pertanyaan lain."
“Hm.” Gao Leihua tersipu malu menganggukkan kepala. Terhadap Yue Jingxin, dirinya benar-benar melakukan hal yang tak pantas. Jadi sungguh malu menjawab pertanyaan Yuehua Tian tadi.
“Baik, langsung saja kubicara.” Yuehua Tian bersikap serius: “Tak perlu bahasa indah, lebih baik kasar saja. Saat masuk tadi kulihat adik Yue Jingxin mengeluarkan ASI. Singkatnya, apa ada hubunganmu dengan produksi ASI adikku ini?”
“Oh, hm. Ada hubungannya. ASI Jingxin adalah hasil perbuatanku.” Gao Leihua mengangguk. Saat itu tak terpikir olehnya bahwa "rumput Hantu Senyap" bukanlah pengetahuan umum. Bahkan jika Yuehua Tian tahu tentang "rumput Hantu Senyap", mungkinkah dia menghubungkan ASI Jingxin dengan tumbuhan itu dalam situasi ini?
"Bagus, Saudara Gao Leihua, kau memang jujur!" Yuehua Tian tak menyangka jawaban Gao Leihua begitu blak-blakan. Ternyata adik perempuannya yang polos sudah 'dioles' Gao Leihua! Meski sejak awal dia sengaja tak sengaja ingin mempertemukan Gao Leihua dengan Jingxin - toh Gao Leihua mirip sekali dengan orang itu. Dia tak ingin Jingxin terus hidup dalam bayang-bayang orang itu. Diam-diam dia selalu berusaha menjodohkan mereka, hanya saja tak menyangka hubungan mereka berkembang secepat ini.
Setelah menghela nafas, Yuehua Tian menepuk keras bahu Gao Leihua: "Saudara Gao Leihua, tak perlu penjelasan lagi! Kalau sudah berani berbuat, kau harus bertanggung jawab pada adikku! Besok, eh tidak, malam ini juga aku pulang! Akan kukabarkan pada Ayah, suruh dia persiapkan pernikahan kalian berdua..."
