"Kau?" Gao Leihua menyeringai dingin menatap pengunjung. Tamu tak diundang itu tak lain adalah pria berbaju hitam di sisi Pangeran Ifa - Soren!
Sesampainya di TKP, Soren terpaku menyaksikan pemandangan bagai neraka asura: "Akhirnya... tetap terlambat. Kerjasama dengan Pangeran Ifa memang kesalahan terbesar. Seharusnya Ketua mendengarkan saranku. Andai saja..."
"Sudah cukup meratapi nasib, Tuan Soren?" Siluet Gao Leihua tiba-tiba muncul di belakang Soren. Pisau Putusan yang membeku mengarah ke leher Soren.
“Terlambat, akhirnya tetap terlambat. Seharusnya Ketua tidak perlu bekerja sama dengan putra mahkota, seharusnya tidak mengabaikan nasihatku, seharusnya tidak melakukan ini.” Soren bergumam pelan, sama sekali tidak menunjukkan reaksi terhadap pedang putusan yang membeku di lehernya.
“Penyesalan di saat ini sudah terlambat. Sejak dulu telah kukatakan padamu, aku benci masalah, apalagi orang yang membuat masalah untukku. Sungguh disayangkan, kalian telah memberiku terlalu banyak masalah.” Gao Leihua tersenyum sinis, mengangkat pedang putusan di tangannya untuk menghancurkan Soren.
“Tuan Gao Leihua, bagaimana jika kami melakukan transaksi?” Soren seolah sama sekali tidak memperhatikan pedang panjang yang hendak menyerangnya, berbisik pelan pada Gao Leihua.
Gao Leihua tertawa ringan, gerakan pedang di tangannya tak berkurang momentumnya, menghantam kepala Soren dengan keras.
Soren menutup matanya, namun tidak memperlihatkan sedikitpun ekspresi ketakutan.
Pedang Gao Leihua berhenti tepat satu jari jaraknya dari lehernya. Tekanan pedang yang digerakkan oleh pedang panjang itu meninggalkan goresan tipis di leher Soren.
"Kau tidak takut aku kehilangan kontrol dan membabat kepalamu?" Gao Leihua tertawa ringan sambil menyimpan Pedang Putusan.
"Seandainya Tuan Gao Leihua bahkan tidak memiliki kemampuan kontrol sedikit pun, maka transaksi yang hendak kubicarakan dengan Tuan pun takkan ada gunanya." Soren berkata datar.
"Haha!" Gao Leihua tertawa terbahak: "Katakan, transaksi apa yang bisa kau tawarkan padaku? Bagi keberadaan yang mengancam keluargaku, nyawamu bukanlah sesuatu yang ingin kusimpan."
"Intelijen." Soren mengangkat kepala menatap langsung Gao Leihua: "Organisasi kami bukan sekadar kelompok pembunuh bayaran, tapi lebih merupakan organisasi intelijen. Seluruh penjuru benua memiliki jaringan informasi kami. Tuan Gao Leihua, kurasa jaringan intelijen organisasi kami akan menjadi kebutuhanmu!"
“Intelijen?” Gao Leihua menekan tangannya ke dahinya sambil berpikir dalam. Setelah waktu yang lama, dia menatap ke atas: “Apa yang akan kau gunakan untuk bertransaksi denganku? Atau, bagaimana caranya aku bisa mendapatkan intelijen organisasimu?”
“Bantu aku menduduki posisi Ketua.” Kilatan keteguhan muncul di mata Soren.
“Haha! Hahaha!” Gao Leihua tertawa terbahak: “Aku membantumu menjadi Ketua, lalu setelah jadi Ketua kau memberikanku intelijen? Menurutmu hal seperti ini mungkin? Transaksi seharusnya saling menguntungkan. Tapi dalam proposalmu, aku sama sekali tidak melihat keuntungan yang memuaskan bagiku.”
“Selain itu.” Suara Gao Leihua tiba-tiba membeku: “Aku tidak melihat alasan keberadaan organisasi yang pernah berniat menyakiti keluargaku ini!”
“Tuan Gao Leihua, Anda orang pintar. Seandainya tidak ada seorang pun dalam organisasi yang maju memimpin organisasi ini dengan baik, maka anggota yang tersisa justru akan menjadi masalah terbesar bagi Anda. Namun jika ada seseorang yang memimpin organisasi ini, hal seperti ini tidak akan terjadi.” Soren menatap Gao Leihua sambil berkata perlahan: “Tuan Gao Leihua, Anda memang sangat kuat. Tapi kumpulan anggota organisasi ini tetap bisa memberi Anda banyak hambatan!”
“Selain itu,” Soren melanjutkan sambil memandang Gao Leihua, “selain intelijen, organisasi kami juga mengelola merek pakaian ternama di benua 'Xue Sha'. Asalkan Tuan bersedia membantu saya menjadi Ketua organisasi, saya bisa menyerahkan seluruh 'Xue Sha' kepada Tuan!”
“Xue Sha?” Gao Leihua tertawa ringan. “Jelaskan lebih spesifik.”
“Xuesha adalah merek pakaian nomor satu di benua yang dikelola langsung oleh organisasi kami. 'Xuesha' didirikan oleh ketua pertama organisasi kami, dan saat itu juga menjadi sumber dana penting saat organisasi baru berdiri. Namun sekarang 'Xuesha' telah menjadi merek paling terkenal di benua, dengan hanya menjual sejumlah kecil pakaian secara terbatas setiap tahun. Barang langka lebih berharga, ini membuat 'Xuesha' benar-benar menjadi pakaian kelas atas di benua yang bahkan dengan uang sekalipun belum tentu bisa didapatkan.” Soren menjelaskan dengan sabar kepada Gao Leihua: “Bagi kekasih Tuan Gao Leihua, Nona Jingxin, 'Xuesha' seharusnya menjadi hadiah yang cukup bagus.”
Gao Leihua merenung sejenak. Perkataan Soren sangat menarik, terutama kalimat terakhir. Tidak ada perempuan di dunia ini yang tidak menyukai pakaian indah, sehingga kalimat penutup Soren memiliki daya tarik besar bagi Gao Leihua.
“Baik, deal.” Gao Leihua menyimpan Pedang Putusan: “Tapi saat ini, para elit organisasimu sudah kuhabisi semua. Apakah tidak akan ada masalah jika kau mengambil alih organisasi ini?”
“Ini jangan kau khawatirkan.” Setelah mendengar Gao Leihua menyetujui, Soren tak bisa menyembunyikan kelegaan dalam hatinya: “Sebenarnya mati semua juga baik, begini lebih mudah bagiku untuk merapikan organisasi kembali.”
Gao Leihua berkata pada Soren: “Kau sendiri yang mengatur organisasi itu. Jika ada orang yang perlu diselesaikan, aku akan membantumu menyelesaikannya. Dan jangan lupa segera serahkan kepemilikan merek pakaian itu ke tanganku.”
“Hal seperti ini, aku pasti akan mengaturnya dengan baik.” Soren mengangguk lemah.
“Ada satu hal lagi.” Gao Leihua memalingkan kepalanya: “Soren, kau orang pintar. Orang bijak tak perlu bicara berbelit. Kuharap kau jangan punya pikiran yang merugikanku. Tentu, anggap saja ini sebagai peringatanku.”
“Aku tahu.” Soren kembali mengangguk lemah.
“Terakhir, urusan Pangeran Ifa itu, jangan kau turut campur lagi.” Gao Leihua berkata dingin: “Karena dia tinggal punya beberapa hari lagi untuk hidup.”
“Ya, kurasa aku tahu harus berbuat apa.” Soren mengangguk lemah...
……
Sinar matahari senja yang indah, sayangnya menjelang malam.
"Ada apa, Saudara Gao Leihua. Kenapa kau membebaskan bajingan ini?" Tetua Arwah tersenyum pada Gao Leihua.
"Aku juga tak tahu mengapa." Gao Leihua tertawa ringan: "Intuisiku mengatakan informasi darinya mungkin berguna di masa depan."
"Kau yakin dia akan memberimu intelijen yang kau mau dengan patuh?" Tetua Agung tertawa.
"Itulah masalahnya." Gao Leihua tersenyum getir, saat ini ia benar-benar berharap dirinya seperti protagonis novel YY. Cuma perlu mengeluarkan aura penyu laut, orang-orang langsung tunduk di kakinya sambil nangis merengek-rengek ingin mempertaruhkan nyawa untuknya.
"Hehe, Saudara Gao Leihua. Aku pun satu siasat." Tetua Arwah tersenyum licik: "Jika ingin kesetiaan abadi, ilmu hitam arwah kami adalah pilihan terbaik!"
"Ilmu hitam apa? Mungkinkah ada sihir yang bisa menumbuhkan loyalitas?" Gao Leihua tersenyum licik.
“Mana mungkin ada sihir jenis ini.” Tetua Arwah tertawa mengumpat: “Ingat kemampuan spesialku yang kubahas tadi——produksi Pembunuh?”
“Hm.” Gao Leihua mengangguk, sementara sudut bibirnya memperlihatkan senyum jahat: “Maksudmu?”
“Benar, itu maksudku.” Tetua Arwah tersenyum licik: “Pembunuh adalah arwah yang menyimpan semua memori dan teknik bela diri semasa hidup. Saat itu, kita cuma perlu melakukan ini untuk jaminan mutlak!”
“Memang pantas disebut Tetua Arwah!” Gao Leihua menepuk punggung Tetua Arwah dengan keras, rencana ini layak!
“Ayo, kami kembali ke kediaman.” Gao Leihua tersenyum tipis, memandang punggung Soren yang menjauh sambil tersenyum sinis. Benda paling setia di dunia bukan anjing, melainkan arwah. Bukan begitu?
Setelah Tetua Arwah menyimpan Resimen Kesatria Arwah dan Naga Tulang, waktu sudah mendekati senja. Setelah menyelesaikan urusan, perasaan Gao Leihua dan Tetua Arwah cukup baik. Keduanya bersenandung kecil sambil menginjakkan kaki di jalan pulang. Gao Leihua senang karena telah memahami wilayah. Sedangkan Tetua Arwah gembira karena mendapatkan tubuh penguasa kuat tingkat Dewa.
Saat kembali ke kediaman, sinar matahari senja telah dengan tidak punya jiwa kesatriaan melempar Gao Leihua dan Tetua Arwah - turun dari bukit.
Dengan lembut mendorong pintu rumah, Gao Leihua dan Tetua Arwah memasuki halaman.
"Hai Kak Gao Leihua, kau kembali ya. Tiket lelang malam ini sudah kurebut!" Xiao San langsung menyapu keluar dari dalam rumah begitu melihat Gao Leihua kembali: "Itu pun tiket ruang VIP, butuh sepuluh hari lebih baru bisa dapat! Hehe, kami juga tak perlu membeli tiket-tiket eceran lagi!"
"Haha, Xiao San hebat!" Melihat Xiao San yang sedang menunjukkan prestasinya, Gao Leihua secara alami dan sudah menjadi kebiasaan mengulurkan tangan untuk menepuk lembut kepala Xiao San. Dewa Petir bersumpah, ini benar-benar hanya kebiasaan Gao Leihua semata! Tapi tampaknya Gao Leihua sendiri adalah Dewa Petir itu.
Swoosh! Wajah mungil Xiao San seketika memerah padam. Meski saat ini berpenampilan pria, dia tetaplah seorang perempuan!
Gao Leihua segera menyadari gerakannya yang agak ambigu itu. Dengan cepat dia mengalihkan topik: "Ngomong-ngomong Xiao San, apakah anak-anak belum kembali?"
"Hm, mereka belum kembali," jawab Xiao San sambil menundukkan kepala dengan suara lemah.
"Oh, begitu. Kalau begitu aku akan mandi dulu, lalu menyiapkan makan malam sambil menunggu semua pulang. Setelah makan kita berangkat bersama ke lelang." Gao Leihua menggaruk-garuk kepalanya sendiri, lalu bergegas kabur dengan alasan mau mandi.
“Ayah!!” Tiba-tiba, dari depan pintu terdengar teriakan Yue Shi yang memekakkan telinga: “Ayah, cepat siapkan uang. Malam ini belikan satu barang untukku di lelang, kumohon…”
