"Jangan halangi! Biar aku lihat apakah anak ini punya JJ kecil atau tidak, cucu laki atau perempuan!" Yue Zhen Tian·Poseidon memutar tangan kanannya dengan lembut, menggeser Tetua Arwah ke samping. Dengan kekuatan tingkat tujuh saat ini, Tetua Agung Arwah hanya bisa pasrah terdorong. Matanya terbelalak menyaksikan tangan besar Yue Zhen Tian·Poseidon menyibak celana dalam putri kecil!
Seketika, air mata haru membanjiri mata Tetua Arwah!
Halus, tidak punya bagian bawahnya! Yue Zhentian Poseidon mengamati Bayi dengan cermat lalu menghela nafas: "Lagi-lagi anak perempuan!" Alasan di balik keluhannya adalah kegagalannya sendiri yang hanya memiliki tujuh putri sebelum akhirnya dikaruniai seorang putra!
Bayi terbelalak memandangi si pria besar berpostur seperti menara besi di hadapannya. Tak disangka pria ini berani "melecehkan" dirinya di depan umum! Tiba-tiba, ingatannya menyelinapkan nasihat sang Ibu: "Nak, lain kali jika ada pria berani membuka celanamu tanpa izin, hajar dia dengan keras!" (Mungkin ini efek samping dari hubungan cinta berkarakter keras yang pernah dialami Dewi Arwah Penasaran.)
Hajar dia! Niat itu tiba-tiba menyambar dalam benak Bayi seperti kilat!
"Matilah kau!!" Bayi menjerit keras, mengangkat tinju mungil berwarna merah muda lembut yang imut sampai ekstrem, menghantam tanpa ampun ke dagu Yue Zhentian · Poseidon! Bersamaan dengan itu, saat tinju kecil itu melesat, kilat samar-samar berkedip di atas tinju mungilnya yang menggemaskan!
Yue Zhentian · Poseidon memandang penuh tanda tanya ke bayi di pelukannya. Saat melihat tinju mungil itu, dia hanya tersenyum ringan tak ambil pusing. Tinju anak sekecil ini bisa apa? Apakah gelar Dewa Laut Purba dari Suku Dewa tingkat delapan-nya cuma bohongan?
Tapi, yang tidak disangka oleh Yue Zhentian·Poseidon adalah, tubuh Bayi telah mengalami proses aktivasi meridian menyeluruh oleh Gao Leihua! Ditambah lagi Bayi adalah anak dari Dewa Hewan tingkat dewa dan Dewi Arwah tingkat dewa! Nama lain Dewa Hewan adalah——Dewa Kekuatan! Dia mewarisi garis keturunan Dewa Hewan dari suku dewa kuno! Kualitas fisiknya sebenarnya tidak bisa digambarkan sekadar sebagai anak-anak! Meski baru sembuh dari penyakit berat, hal ini tidak mengurangi daya penghancurnya!
Braak! Di bawah pandangan terkejut semua orang, tubuh besar Yue Zhentian·Poseidon terlempar jauh oleh satu pukulan Bayi!
Sementara tubuh Bayi tidak jatuh dari udara, melainkan tetap melayang dengan anggun di langit tanpa sedikitpun mengandalkan kekuatan tambahan! Begitu saja terus melayang!
"Glek!" Semua yang hadir di ruangan itu seakan menjatuhkan dagu mereka ke lantai!
Siapa Yue Zhentian·Poseidon! Dialah Kaisar Laut dari Dewa Kuno! Orang luar biasa penguasa dua domain di level Delapan! Dari segi tingkat evolusi, Gao Leihua pun belum mencapai levelnya! Makhluk hebat seperti ini, ternyata terlempar mundur oleh pukulan mungil bayi ini?!
Yue Zhentian·Poseidon juga tampak agak sulit mempercayai kejadian ini. Dia duduk tegak sambil mengusap dagunya. Sakit!
Ibu mertua Jing Yin menutupi mulutnya sambil tertawa genit, lalu mendekat dan menarik tubuh Yue Zhentian·Poseidon yang masih terduduk.
"Aneh, dari mana gadis kecil ini dapat tenaga sebesar ini?" Yue Zhentian·Poseidon mengusap dagu sambil memandang penuh curiga ke arah si bocah imut ini.
Jing Yin menepuk-nepuk debu di pundak Yue Zhentian·Poseidon: "Salahmu sendiri. Ngapain menarik-narik celana perempuan? Meski cucumu sendiri, tak perlu sampe menarik celananya kan."
“Aku cuma mau lihat ada bagian bawahnya nggak dong!” Yue Zhen Tian·Poseidon tersipu malu.
“Masa sih kau nggak bisa lihat dari penampilannya? Meskipun cucu kita nggak pakai rok, tapi dari penampilannya juga jelas kelihatan ini anak perempuan!” Jing Yin tak kuasa menyalahkan.
“Hahaha! Barusan aku nggak memperhatikan! Benar-benar nggak lihat! Aku terlalu semangat, mana sempat mikirin penampilannya. Yang ada cuma pengen tau ini anak punya bagian bawahnya atau nggak, cowok atau bukan.” Yue Zhen Tian·Poseidon juga mulai malu, tadi karena terlalu bersemangat sampai lalai melihat ekspresi Bayi kecil, langsung aja narik celananya!
“Ayah, Ayah!” Saat itu, bayi kecil memelas terbang mendekati Gao Leihua, lalu menyembunyikan wajahnya di pelukan Gao Leihua: “Dia melecehkanku, Ayah!” Si kecil menunjuk Yue Zhen Tian·Poseidon pada Gao Leihua.
“Hehe.” Gao Leihua tersenyum getir, dengan lembut menggendong bayi itu sambil mengelus-elus rambut indahnya.
"Leihua, inikah anakmu dengan Jingxin?" Setelah mengangkat Yue Zhentian·Poseidon, Jingyin menghampiri Gao Leihua lalu mengamati dengan cermat bayi dalam pelukan pria itu. Mata bayi itu memiliki warna hitam pekat seperti Gao Leihua, berkilauan laksana dua mutiara hitam. Rambut transparan keemasannya sangat cocok dengan penampilannya. Terakhir, wujud asli bayi itu tak perlu diragukan lagi! Persis boneka porselen yang membuat orang tak tega melukainya sehelai rambut pun!
Meski usia sebenarnya bayi itu sudah cukup besar, penampilannya saat ini masih seperti anak kecil.
Tangan Jingyin mengusap wajah mungil sang bayi. Ia tak terkejut dengan pertumbuhan cepat si kecil. Sebab ras mereka memang unik. Siklus reproduksi mereka berbeda dengan manusia - manusia mengandung selama sepuluh bulan, sedangkan mereka hanya dua bulan. Masa bayi mereka pun singkat, hanya beberapa minggu sudah mencapai ukuran anak manusia berusia dua-tiga tahun.
“Ayah.” Bayi membuka mulutnya, mendekatkan diri ke pelukan Gao Leihua. Suaranya bagai mutira jatuh ke piring giok—jernih dan manis! Begitu Bayi berbicara, Yue Zhentian·Poseidon dan Jingyin semakin yakin bahwa Bayi adalah anak Gao Leihua dan Jingxin!
Mata hitam dan Kekuatan Dewa Petir, ini pasti diwarisi dari Gao Leihua. Orang bermata hitam mungkin banyak, tapi aliran khusus Kekuatan Dewa Petir di tubuh Bayi hanya dimiliki Gao Leihua. Sedangkan suara merdu penuh daya tarik Bayi! Suara seperti ini, selain ras Jingyin, siapa lagi yang bisa memiliki suara semenarik ini? Paling tidak pasangan suami istri mereka belum pernah menemukan yang sebanding.
"Ayah!" Bayi melihat Gao Leihua hanya tersenyum tanpa bertindak, wajahnya langsung merajuk: "Siapa pria itu? Dia melecehku. Ayah, hajar dia! Pukul sampai gepeng!"
"Hehe!" Gao Leihua hanya bisa tersenyum getir. Hajar dia? Dia kan mertuanya, tadi sudah dihajar sekali. Kalau sekarang dihajar lagi, apa dia masih mau mengakui Jingxin sebagai istri?!
"Hmph! Cucu kecilku! Bukan begitu maksudku. Aku ini kakekmu, kakekmu! Bukan mau melecehkanmu! Ayo manis, panggil aku Kakek!" Yue Zhengtian·Poseidon langsung panik mendengar tuduhan pelecehan. Dia buru-buru mendekati Bayi sambil memamerkan senyuman paling lembut yang bisa dia buat.
Begitu melihat senyuman Yue Zhengtian·Poseidon, wajah mungil Bayi langsung memucat! Struktur wajah pria berkarakter keras itu saat tersenyum... Wuih! Jauh lebih mengerikan daripada wajah orang menangis!
"Bayi sayang, dia benar-benar kakekmu. Panggil dia Kakek." Gao Leihua apa lagi yang bisa dilakukan? Terpaksa melanjutkan sandiwara ini! Paling-paling nanti dia dan Jingxin bikin lebih banyak anak buat ganti rugi ke Yue Zhengtian·Poseidon.
"Kakek!" Bayi memanggil dengan enggan ke arah Yue Zhentian·Poseidon setelah mendengar perkataan Gao Leihua.
"Bagus! Bagus! Anak yang pintar!" Yue Zhentian·Poseidon langsung bersemangat! Hanya Tuhan yang tahu berapa lama ia menunggu panggilan "kakek" ini. Meski punya banyak anak, tak satu pun yang memberinya cucu selama bertahun-tahun: "Ngomong-ngomong, Gao Leihua, cucuku terlihat sangat lemah!" ujarnya dengan nada kesal.
"Hm, memang. Beberapa waktu lalu dia sakit cukup parah, sampai sekarang masih belum pulih sepenuhnya," jawab Gao Leihua setengah jujur setengah bohong.
"Apa?!" Yue Zhentian·Poseidon berteriak: "Bagaimana caramu menjaga anak? Sampai-sampai bisa jatuh sakit?"
"Ah, tidak serius. Sekadar kena angin," Gao Leihua mengelap keringatnya. Tiba-tiba ia teringat pepatah dari Bumi: "Saat kau mulai berbohong, kau harus menciptakan seribu kebohongan baru untuk menutupinya!"
“Gao Leihua, biarkan aku menggendong cucu perempuan kita.” Jingyin yang pertama kali menjadi nenek tersenyum ringan, meraih tangan untuk mengambil Bayi dari pelukan Gao Leihua.
Bayi melirik ke Gao Leihua. Gao Leihua tersenyum padanya lalu menyerahkan Bayi ke Jingyin: "Baiklah. Anak ini baru saja bangun, aku akan membuat bubur encer. Baru sadar tidak cocok makan makanan berminyak." Gao Leihua menepuk kepala Bayi: "Ini Nenek, ingat ya."
"Hm." Bayi mengangguk pelan-pelan, dengan tenang membiarkan Jingyin menggendongnya di pelukan.
"Ngomong-ngomong, Gao Leihua." Jingyin tersenyum saat melihat Gao Leihua menuju dapur: "Dari Shajia dan yang lain, kudengar keahlian memasakmu luar biasa. Demi urusanmu dengan Jingxin malam ini, kami dan Ayahnya bahkan belum makan malam langsung bergegas ke sini! Kalau sudah memasak untuk Bayi, sekalian saja buatkan kami juga satu porsi!"
Gao Leihua mengangguk mengiyakan: "Baik, kebetulan sudah larut malam, anggap saja ini santap malam!"
Di samping, Jingxin tiba-tiba tertawa ringan, lalu berlari ke hadapan Gao Leihua dan menggenggam erat tangannya.
"Mau masak bersama?" Gao Leihua tersenyum tipis.
"Hm!" Jingxin mengangguk lembut, sambil tersenyum menarik tangan Gao Leihua menuju dapur...
Mengingat ini hanya camilan malam, tak butuh waktu lama. Segera saja, Gao Leihua menghidangkan porsi-porsi makanan kecil.
Usai semua selesai, dia dengan lembut menggendong bayi itu kembali, lalu menyuapi si kecil bubur perlahan menggunakan sendok. Di sebelah Gao Leihua, Jingxin duduk sambil menyuapi Xiao Jin Sha'er. Akhirnya, ibu mertua Jingyin juga tak tinggal diam - misi menyuapi Lu Dongfa pun berada di tangannya!
Memandangi adegan keluarga berkumpul duduk bersama menikmati makan malam, Gao Leihua merasakan kehangatan. Adegan seperti inilah yang paling disukainya. Seluruh keluarga duduk dengan hangat, makan dengan ceria, menjalani kehidupan dengan gembira. Sudut bibir Gao Leihua memperlihatkan senyuman tipis.
Jingxin di sampingnya melirik Gao Leihua, juga tersenyum. Bukan karena alasan lain, tapi karena kebahagiaan Gao Leihua membuatnya turut bahagia.
"Braak! Braak! Braak!" Tepat saat keluarga ini menikmati hidangan lezat, ketukan pintu yang mendesak terdengar dari luar.
"Siapa itu?" Shajia menjawab keras, dengan enggan meletakkan makanannya. Setelah memberikan tatapan peringatan ke Yue Shi dan Rhein·Charlie di sebelah, barulah ia berlari ke pintu. Sebelum pergi, ia masih terus menengok untuk memastikan kedua bajingan itu tidak diam-diam mengambil porsi makanannya.
Saat Shajia membuka pintu, ternyata yang mengetuk adalah Xiao San.
Pada sekejap Xiao San membuka pintu, Yue Shi dan Rhein·Charlie dengan kesepakatan diam-diam mengulurkan sumpit di tangan mereka! Sumpit ini masih buatan Gao Leihua. Setelah kedatangan Gao Leihua, keluarga penuh konsentrasi telah mengganti kebiasaan menggunakan pisau garpu dengan sumpit!
Bagi Yue Shi dan Rhein·Charlie, sumpit ini benar-benar barang praktis! Tak mengkhianati namanya "sumpit", sumpit sumpit! Cepat, satu kata saja!
Saat makan malam, Gao Leihua menyiapkan steak dipanggang terpotong menjadi beberapa bagian kecil untuk Shajia dan yang lain. Begitu Yue Shi dan Rhein·Charlie mengulurkan sumpit, dua keping steak di piring Shajia langsung lenyap!
“Hehe, Leihua, anak-anakmu benar-benar menghibur.” Jingyin yang sedang menyuapi Lu Dongfa bubur tersenyum memandangi Yue Shi. Hal merebut makanan seperti ini mustahil terjadi dalam kehidupan Jingyin. Di benua dengan tata krama bangsawan ini, makan harus dilakukan sesuai standar ketat kalangan aristokrat. Namun kini, saat menyaksikan Yue Shi dan yang lain berebut makanan, Jingyin tiba-tiba menyadari: inilah yang disebut rumah sejati. Di bawah protokol bangsawan, ritual makan terasa membeku seperti es.
“Heng! Yue Shi! Kau bajingan!” Teriakan Shajia menggema dari pintu masuk. Saat menoleh, ia melihat sumpit Yue Shi untuk kedua kalinya menjarah piringnya! Dengan teriakan kemarahan, Shajia menerjang masuk dari pintu!
Xiao San di depan pintu sempat tertegun melihat ekspresi Shajia, lalu tersenyum ringan. Ia membuntuti Shajia masuk ke dalam rumah: “Kakak Gao Leihua!” Panggilan lembutnya menggema di dalam ruangan.
"Hm? Xiao San ya. Ada apa? Ada urusan apa sampai larut begini?" Gao Leihua menengok ke arah Xiao San sambil tersenyum. Setelah lelang usai, Xiao San kembali ke tempat ayahnya. Sampai sekarang Gao Leihua masih belum tahu siapa sebenarnya ayah Xiao San. Xiao San tak mau bercerita, Gao Leihua pun tak bertanya.
"Kak Gao Leihua." Xiao San tersipu malu: "Sudah selesaikah urusanmu? Tampaknya kita harus segera berangkat! Ada masalah di sana, Naga Es kembali mencuri kristal magis es yang telah disimpan Kerajaan Es dan Salju selama bertahun-tahun. Jadi misi kita harus dipercepat..."
