Memandangi seribu berkas kilat di angkasa, Gao Leihua tersenyum getir. Seribu berkas, sialan! Saat naik level sebelumnya cuma delapan berkas kilat! Seribu vs delapan, berapa lipat kesenjangannya ini! Meskipun seribu kilat ini terlihat jauh lebih lemah kekuatan mematikannya dibandingkan saat aku mengalami tribulasi dulu.
Saat ini, selain tersenyum getir, Gao Leihua terpaksa melanjutkan. Dia benar-benar tidak yakin bisa menahan seribu kilat ini. Ambil contoh seratus kilat tadi: kalau bukan karena Pisau Hukuman tiba-tiba menunjukkan kekuatan, bahkan seratus petir langit itu takkan bisa kuhadapi dengan santai! Tapi seperti dikatakan di awal, membuka busur tak ada panah yang kembali. Dengan membawa wujud mistis Dewa Petir, Gao Leihua nekat menerjang ke depan.
Berbeda dengan ekspresi pasrah Gao Leihua, Pisau Hukuman di tangannya masih bersemangat luar biasa! Melihat senjata legendaris ini, Gao Leihua kini seolah memahami bagaimana "Xie Lin·Luo Di" si Pembunuh dalam cincinnya dulu bertahan melewati Bencana Langit. Mungkin berkaitan dengan kemampuan Pisau Hukuman dalam menyerap energi tribulasi langit ini.
Pisau Hukuman ibarat si gemuk yang tak pernah kenyang! Saat pedang Gao Leihua menyambut seribu kilat itu, sang senjata kembali mulai menyerap energi! Dengan bantuan Pisau Hukuman dan wujud ilusi Dewa Petir, seribu kilat pun berhasil ditahan! Kini wujud mistis di belakangnya semakin terkondensasi, Pisau Hukuman di tangannya telah memancarkan warna ungu kemerahan, dengan aksara "" (Putusan) pada bilah pedang yang tampak semakin tiga dimensi.
Sebenarnya, Gao Leihua sendiri tidak mengerti apa sebenarnya Tubuh Ilusi Dewa miliknya ini. Awalnya dia mengira Ilusi Dewa Petir terbentuk dari Kekuatan Dewa Petir-nya sendiri. Tapi kenyataannya, Tubuh Ilusi Dewa ini ternyata juga bisa menyerap energi petir langit seperti Pisau Hukuman, membuatnya segera menyadari bahwa ilusi di belakangnya ini jauh lebih kompleks dari yang dia bayangkan.
Kali ini, seribu kilat telah berlalu. "Seharusnya sudah selesai kali ini," batin Gao Leihua dalam hati. Meski kilat sangat "bergizi", makan berlebihan juga bisa membuat kekenyangan! Setelah seribu kilat diserap, Pisau Hukuman di tangannya tiba-tiba memancarkan kilauan menyilaukan! Kemudian cahayanya meredup, dan seolah terlelap tidur tanpa reaksi sama sekali. Mungkin terlalu kenyang dan perlu dicerna. Sementara itu, Tubuh Ilusi Dewa di belakangnya kini mulai menunjukkan tanda-tanda materialisasi fisik! Sepertinya sudah tidak bisa menarik kilat lagi!
Sekali lagi, mungkin akan ada 10.000 kilat. Gao Leihua memperhitungkan, jika masih ada lagi, dirinya mungkin tidak sanggup bertahan! Dia tak sadar menatap langit dataran es besar sambil berdoa dalam hati, berharap tidak datang lagi 10.000 hukuman Dewa berupa kilat.
Saat ini, orang-orang di Kota Bingji yang jauh sudah panik bukan main! Masih pantaskah tempat ini disebut "daerah yang tak pernah ada kilat"? Kilat yang padat memenuhi seluruh langit! Tempat ini seharusnya disebut "tempat dengan kilat terbanyak di dunia"!
Seolah mendengar doa Gao Leihua, awan hitam yang menyelimuti seluruh dataran es besar akhirnya menghilang!
Gao Leihua menarik napas lega! Awan gelap telah bubar, itu artinya tribulasi menjadi dewa telah selesai! Kini, seharusnya hanya tersisa satu kilat terakhir, kilat untuk mengubah tubuh Naga Es.
Seperti yang dipikirkan Gao Leihua, setelah semua awan hitam berhamburan, hanya tersisa kilat yang ada sejak awal. Kemudian seberkas petir berwarna ungu-emas menyambar ke bawah! Hanya satu, dan ini akan menjadi yang terakhir! Gao Leihua menghela napas lega, akhirnya melewati semuanya. Petir ini adalah yang akan memodifikasi tubuh Naga Es! Jangan sampai disentuh, harus disisakan untuk dinikmati Naga Es.
Secara tidak sadar Gao Leihua menghindar ke samping, memberi jalan agar petir ini bisa menyambar Naga Es di bawah.
Tapi tepat saat Gao Leihua menghindar, petir di udara justru tidak menghormatinya. Dengan tiba-tiba petir berbelok membentuk huruf 'Z', lalu menyambar tubuh Gao Leihua yang sedang menghindar! Petir itu langsung menembus seluruh tubuhnya, kemudian dengan dahsyat menghantam Naga Es Fa Ruien di bawah!
Di angkasa, kilat dengan cepat menerjang tubuh Gao Leihua, mengelilingi seluruh tubuhnya dalam kilatan cahaya. Pada saat itu, Pisau Hukuman di tangan Gao Leihua yang awalnya meredup tiba-tiba memancarkan cahaya ungu kemerahan! Aksara "Hukuman" di badan pedang berkilauan, kemudian kilatan cahaya dari Pisau Hukuman menyelimuti Gao Leihua sebelum lenyap seketika...
"Tidak...! Kak Gao Leihua!" teriak Xiao San di bawah dengan pilu! Dia hanya bisa menatap Gao Leihua tertembus oleh kilat tersebut!
Naga Es pun tertegun! Tapi tak ada waktu baginya untuk mempertimbangkan apa pun, karena kilat yang telah menembus tubuh Gao Leihua itu dengan mudah membuka batas energi beku yang dipasangnya, lalu menghantam tubuhnya dengan dahsyat!
Pandangan Naga Es tiba-tiba gelap! Kemudian dia merasakan kesadarannya mulai menghilang...
Setelah kilat berlalu, semuanya lenyap. Batas energi yang dibuat Naga Es telah lenyap, kristal magis di daratan seolah kehilangan daya magisnya dan meredup. Hanya sehelai jubah perempuan yang mengambang di tengah formasi magis yang membuktikan kejadian tadi benar-benar terjadi. Jubah Dewi Salju pantas disebut senjata dewa, mungkin karena sebelumnya berada di tubuh Naga Es, benda ini tetap mengambang dengan tenang di tempatnya tanpa meninggalkan bekas luka sedikitpun.
Namun, Gao Leihua di angkasa dan Naga Es di daratan justru lenyap tanpa bekas! Tak ada yang tersisa, seolah keduanya memang tak pernah ada di dunia ini!
"Tidak...!" Xiao San menyambar ke lokasi jatuhnya kilat, berlutut dan duduk bersila di daratan. Salju yang menumpuk telah dihancurkan oleh kilat tadi, memperlihatkan tanah hitam di bawah lapisan es yang terpukul kilat, serta kristal magis yang kehilangan kilaunya berserakan.
"Mungkinkah mati? Tewas tersambar kilat ini?" Saat ini, Xue Yi'er di sebelah Xiao San menatap tanah yang menghitam terbakar sambil berkata lembut. Tak ada apa-apa, bahkan sehelai jejak pun tak tersisa. Hanya ada satu jawaban: Gao Leihua telah dihancurkan oleh kilat itu tanpa meninggalkan jenazah utuh! Sedangkan Naga Es di tanah pastinya mengalami nasib sama seperti Gao Leihua!
Begitu pikirannya melayang, sorot mata Xue Yi'er berkilat sesaat kegembiraan. Pria beruban ini merupakan bahaya besar baginya. Kematiannya akan memberi manfaat bagi perebutan takhtanya. Xue Yi'er melirik Xiao San dengan senyum tipis, kilatan cahaya unik berkerlip dalam matanya.
"Suo Fei Ya, jangan bersedih. Saat ini misi lebih penting. Mari kami bawa pulang jubah Dewi Salju dan kristal magis yang telah kehilangan kilaunya ini." Xue Yi'er mendekati Xiao San, lalu menunjuk jubah suci dan tumpukan kristal tak bercahaya di tanah.
“Kak Gao Leihua, menghilang.” Xiao San tidak menanggapi ucapan Xue Yier. Ia hanya duduk lesu di lantai, menatap kosong ke area di hadapannya. Tak pernah terbayang dalam mimpinya bahwa pria perkasa yang dikaguminya itu tiba-tiba lenyap? Tak ada jejak tersisa: "Tidak! Kak Gao Leihua pasti baik-baik saja! Aku akan menunggunya di sini! Dia pasti akan muncul kembali! Pasti akan kembali!" Teriak Xiao San dengan nada hampir histeris.
"Baiklah, Xiao San. Tenang dulu. Kalau begitu, mari kita berkemah di sini selama beberapa hari." Xue Yier berkata sambil mengeluarkan tenda portabel dari cincin ruang-nya. Dengan cekatan ia mulai memasang tenda di tempat itu. Sejujurnya Xue Yier masih belum yakin apakah Gao Leihua benar-benar tewas. Kekuatan yang ditunjukkan Gao Leihua di awal pertempuran membuatnya terlalu terkejut. Selama belum bisa memastikan hidup-matinya Gao Leihua, ia masih harus menahan diri. Dua hari menunggu tak ada salahnya untuk dicoba.
Dengan cepat, Xue Yi'er memasang tenda, lalu memaksa Xiao San membawa jubah Dewi Salju masuk ke dalam untuk beristirahat.
Di bawah arahan Xue Yi'er, Xiao San memeluk erat jubah Dewi Salju dengan tatapan kosong, duduk di dalam tenda sambil menatap lahan hitam yang hangus terbakar kilat.
Demikianlah, perlahan sehari berlalu. Xiao San tidak makan dan minum, hanya terus memeluk jubah Dewi Salju sambil menatap kosong ke arah tanah hitam di hadapannya.
Xue Yi'er juga menyisir area sekitar sepanjang hari, namun sama sekali tidak menemukan jejak apapun.
Tiga hari kemudian...
Demikianlah, tiga hari telah berlalu. Xue Yier sekarang sudah bisa memastikan bahwa Gao Leihua telah mati. Di bawah kilat dahsyat seperti itu, Xue Yier juga tidak percaya pria berambut putih itu masih hidup! Pandangan Xue Yier tertuju pada Xiao San di dalam tenda, sudut bibirnya memperlihatkan senyum kejam. Pertarungan di keluarga kerajaan tak pernah mengenal ikatan darah maupun persahabatan! Tak perlu ada rasa kekeluargaan atau persahabatan!
Xue Yier perlahan mendekati Xiao San. Awalnya dia takut pada kekuatan Gao Leihua. Xue Yier adalah tipe orang yang suka mengendalikan segalanya. Beberapa hari sebelumnya, karena kekuatan Gao Leihua yang terlalu mengerikan, dia tidak berani melakukan sesuatu pada Xiao San. Namun sekarang, tiga hari telah berlalu! Pria kuat berambut putih itu pasti sudah mati! Kilau dingin muncul di mata Xue Yier saat dia mendekati Xiao San.
"Kakak Xue Yier, menurutmu... apakah dia sudah mati?" Tiga hari tanpa makan dan minum membuat Xiao San terlihat lemah luar biasa. Pandangan matanya kosong menatap ke depan.
Melihat kondisi Xiao San saat ini, senyum mengejek berkilat di mata Xue Yi'er. Bahkan Langit sedang membantunya! Xiao San sebelumnya adalah Guru Perunggu. Meski levelnya tidak tinggi, Xue Yi'er tetap perlu waktu untuk menundukkannya. Tapi setelah tiga hari tanpa makanan dan minuman, tak perlu banyak tenaga untuk mengakhirinya!
Terlebih, dia bahkan sudah menyiapkan alasan kematian Xiao San! Tetua Agung Lislin terlalu baik padanya. Pasukan mantra larangan Kuil Dewi Es Salju ini sengaja melepaskan mantra terlarang tepat saat dia dan Xiao San tiba di dataran es besar!
Kini, dia bisa menyalahkan mantra larangan "Hancurkan Dunia dengan Es" dari pasukan ahli sihir Tetua Agung sebagai penyebab kematian Xiao San! Semua tanggung jawab akan dibebankan ke pundak Tetua Agung!
"Adik Sofia, menurutku pria itu sudah mati." Xue Yi'er mendekati Xiao San dengan senyum sadis.
Saat ini, Xiao San sama sekali tidak menyadari keanehan Sofia. Ia hanya menatap kosong ke depan. Area hitam yang selama tiga hari tertimbun salju kini telah sepenuhnya tertutup salju. Tiga hari, tiga hari telah berlalu, tapi Gao Leihua masih belum memberikan kabar sedikitpun.
"Ya, mungkin... dia sudah mati." Xiao San berbisik lemah. Tangannya yang ramping menggenggam erat jubah Dewi Salju di tangannya. Tugas mengantarkan jubah sihir inilah yang telah membunuh Kak Gao Leihua. Matanya terasa perih, seolah ingin menangis, tapi bahkan cairan tubuh pun sudah tak tersisa. Air mata tak bisa lagi mengalir.
"Adik Sofia, jika kau begitu merindukannya, aku bisa mengantarmu menemuinya." Xue Yi'er berkata pada Xiao San.
"Benarkah?!" Kilatan harapan terpantul di mata Xiao San.
“Tentu saja benar.” Xue Yi'er duduk di depan Xiao San, tangan kanannya dengan lembut menempelkan pada tubuh Xiao San: “Sekarang aku akan mengantarmu, untuk menemuinya!” Xue Yi'er tertawa ringan, tangan kanan yang menempel di tubuh Xiao San tiba-tiba memancarkan kilatan cahaya warna perak! Dan tangan kanannya, tepat menempel di dada Xiao San! Bagian kiri dada Xiao San, tempat jantung berada! Kilatan perak yang meledak dari tangannya adalah energi perak!
Di mata Xiao San berkilat sesaat keterkejutan, tapi segera digantikan oleh senyum getir...
