"Baiklah, kalau kau memang bersikeras." Gao Leihua menghela napas pelan: "Tapi, ada satu barang yang ingin kuberikan padamu, mungkin akan berguna bagimu."
"Terima kasih." Xiao San - oh tidak, mungkin sekarang harus memanggilnya Marlen Sophia - Marlen Sophia merendahkan suaranya. Di dunia ini, semua perasaan yang diberikan orang padanya mungkin palsu. Tapi di dunia ini, hanya ada satu orang yang tulus menyayanginya. Dialah pria berambut putih di hadapannya ini. Marlen Sophia yakin, sekalipun seluruh penduduk benua mengkhianatinya, ia takkan peduli. Asalkan di hatinya, ada sang pria itu saja sudah cukup.
Gao Leihua mengeluarkan sebilah pedang panjang berwarna biru es dari cincin ruangnya. Pedang ini terlihat seperti dibuat dari satu keping kristal es utuh. Begitu dikeluarkan, hawa dingin yang menusuk langsung menyebar dari bilahnya, aura dingin yang dipancarkan pedang ini jelas menunjukkan keistimewaannya yang luar biasa!
"Pedang Dewi Es Salju!" Marlen Sophia berbisik lembut. Sejujurnya, dia belum pernah melihat pedang ini sebelumnya. Sejak berdirinya Kerajaan Es dan Salju, Set Perlengkapan Dewi Es Salju tak pernah terkumpul lengkap - selalu kurang pedang ini! Namun dia pernah melihat siluetnya di patung Dewi Es Salju yang berdiri di gerbang Kuil Dewi Es Salju. Hanya saja pedang pada patung itu adalah rekaan pandai besi berdasarkan fragmen memori para pendahulu, masih sangat berbeda dengan pedang aslinya.
Alasan Marlen Sophia bisa langsung menyebut nama pedang ini adalah karena jubah Dewi Salju yang melekat padanya! Senjata dewa set yang terkumpul akan menciptakan resonansi satu sama lain. Jubah Dewi Salju dan Pedang Dewi Salju ini memang merupakan satu set perlengkapan yang utuh, sehingga melalui suara resonansi harmonis dari jubah Dewi Salju, Marlen Sophia akhirnya bisa menebak asal-usul pedang panjang di hadapannya ini.
"Hm, benar, ini Pedang Dewi Salju." Gao Leihua tersenyum ringan. Nama senjata dewa ini sebenarnya diberitahukan oleh Fa Ruien kepadanya.
Marlen Sophia menerima Pedang Dewi Salju dari tangan Gao Leihua, tangan rampingnya mengelus lembut bilah pedang ini.
"Akui aku sebagai tuanmu," kata Gao Leihua kepada Marlen Sophia. "Serahkan set perlengkapan Dewi Salju kepada pemiliknya, jangan sia-siakan peluang ini."
"Tidak boleh, set Dewi Salju adalah milik Kuil Es dan Salju." Marlen Sophia langsung membalas tanpa berpikir. Namun baru saja mengucapkannya, dia sudah mengejek diri sendiri: "Aku belum bereaksi cepat, tetap saja polos seperti ini." Marlen Sophia tertawa pendek, lalu menggerakkan jarinya tanpa ragu di atas Pedang Dewi Salju. Darah merah terang menetes ke Pedang Dewi Salju dan Jubah Dewi Salju.
Ding! Set Dewi Salju mengeluarkan bunyi gemerincing merdu. Kemudian set armor itu secara otomatis menyelimuti tubuh Marlen Sophia, melontarkan lembut gadis kecil dalam pelukannya ke samping.
"Setelah mengenakan set perlengkapan Dewi Salju, jubah kristal es yang menakjubkan dan pedang panjang berkilauan es. Jika Marlen Sophia dilengkapi dengan kitab suci, penampilannya akan sangat mirip dengan patung di pintu masuk kuil." Gao Leihua tersenyum licik.
"Sebelum pulang, menurutku kita perlu meningkatkan kemampuan bertarungmu." Gao Leihua menatap Marlen Sophia: "Ayo, mari kembali. Di perjalanan pulang nanti akan kucarikan sesuatu untukmu."
"Fa Ruien, mau ikut ke Kekaisaran Es tidak?" Gao Leihua menyeringai pada Fa Ruien.
"Kali ini sudah tak membutuhkan bantuanku lagi." Fa Ruien menatap Gao Leihua dengan senyum penuh arti: "Aku harus segera kembali menemui Guru! Aku adalah naga kelas delapan pertama dari Suku Long dalam 3.000 tahun terakhir! Hah, masa depanku cerlah sekarang!"
"Baiklah." Gao Leihua mengangguk lemah. Sebenarnya di dasar hatinya, dia semula ingin Fa Ruien menemani mereka pulang. Kemudian memerintahkan Qiuqiu berubah menjadi Naga Perak Bersayap Empat. Hehe, dengan dua manusia dan dua naga kembali dengan kemegahan, pasti terlihat sangat keren!
Tapi kalau Fa Ruien memang sibuk, Sudahlah.
Saat ini, gadis kecil berambut hitam yang tadi ditolak oleh jubah Dewi Salju itu dengan kesal berlari mendekati Gao Leihua. Si kecil yang imut ini menggosok-gosokkan tubuh kecilnya ke paha Gao Leihua. Karena ketika Marlen Sophia mengenakan jubah Dewi Salju tadi, jubah itu secara otomatis memisahkan gadis kecil ini dari pelukan Marlen Sophia. Kini si kecil ini merasa sangat tidak puas.
"Ngomong-ngomong, gadis kecil, siapa namamu?" Gao Leihua penuh kasih menggendong si kecil. Saat melihat dua rantai di bahu gadis ini, hatinya terasa perih. Dua rantai ini tidak diketahui terbuat dari apa. Meskipun menembus bahu gadis kecil itu, tidak terlihat jejak penetrasinya. Seolah-olah rantai tipis ini tumbuh alami di bahunya. Gao Leihua bingung cara melepaskannya. Untungnya gadis kecil itu tidak terlihat kesakitan, malah lincah berlarian sambil menyeret rantai itu.
"Meng~ Si~" Gadis kecil itu mengangkat kepala memandang Gao Leihua. Matanya yang hitam pekat bagaikan mata air bawah tanah menyelami jiwa Gao Leihua.
"Mengsi?" Setelah menggendongnya dengan baik, Gao Leihua bertanya: "Mengsi, benar?"
Gadis kecil itu mengangguk, lalu menunjuk dirinya sendiri: "Meng~ Si~"
"Haha, Saudara Gao Leihua, wajah Mengsi sangat mirip dengan Xiao Jin Sha'er. Setelah kau bawa dia kembali ke kediaman, tunjukkan pada Xiao Jin Sha'er ya, haha!" Naga Es Fa Ruien tersenyum pada Gao Leihua.
"Hm, pertama aku akan menyelesaikan urusan di Kerajaan Es dan Salju bersama Marlen Sophia. Setelah itu aku akan membelikan beberapa pakaian untuk Mengsi." Gao Leihua memeluk erat Xiao Mengsi. Kemudian berkata pada Marlen Sophia: "Xiao San, sudah siap?"
"Hm!" Marlen Sophia mengangguk pelan-pelan, menancapkan pedang panjang di pinggang jubah Dewi Salju. Wajah Marlen Sophia kehilangan senyuman indah itu, menjadi dingin seperti lapisan es di dataran es besar. Matanya juga terlihat tanpa secercah emosi.
“Dewi Salju, hmm, benar-benar mirip.” Gao Leihua tersenyum getir. "Xiao San" ini, mungkin sudah menghilang. Mulai sekarang, di dunia tidak akan ada lagi sosok bernama "Xiao San". Yang tersisa hanyalah Ratu Kerajaan Es dan Salju, Marlen Sophia. Tugasku sekarang adalah membalaskan dendam untuk "Xiao San".
“Kalau begitu Saudara Gao Leihua, mari kita berpisah di sini!” Naga Es Fa Ruien mengubah wujudnya, seekor naga es raksasa muncul di hadapan Gao Leihua dan Marlen Sophia. Sayap naga di punggungnya bertambah dari sepasang menjadi dua pasang! Setelah naik level, postur tubuh Fa Ruien membesar seperti daging babi yang diisi air—tentu saja metafora ini kurang tepat tapi sangat nyata. Tubuhnya sekarang benar-benar membesar satu lingkaran penuh dibandingkan sebelumnya!
“Sampai jumpa lain kali, Saudara Gao Leihua!” Naga Es Fa Ruien mengepakkan dua pasang sayap naganya! Seluruh tubuh naga segera melesat ke angkasa, perlahan berubah menjadi titik kecil biru es. Fa Ruien yang telah naik ke Delapan Tingkat ini sangat bersemangat, buru-buru ingin memberitahu kabar baik ini pada seluruh suku Long yang dikenalnya!
Setelah Fa Ruien terbang, Gao Leihua dengan sopan melambaikan tangan. Hanya saja setelah lama menunggu, Gao Leihua tetap berdiri di tempat sambil terus melambai, tak kunjung berhenti. Sudah lama melambai, masih saja terus melakukannya.
Marlen Sophia memandangi Gao Leihua dengan bingung, sepertinya melambai tak perlu selama ini! Akhirnya, Marlen Sophia menghampiri Gao Leihua dan memanggil: “Kak Gao Leihua, ada apa denganmu? Hm?!” Ketika sampai di depan Gao Leihua, tak disangka Marlen Sophia tersenyum ringan.
Ternyata wajah tampan Gao Leihua sekarang sudah memerah seperti hati babi, penyebab utamanya adalah "Mengsi" yang sedang digendongnya! Gadis kecil itu tanpa disadari sudah membuka baju Gao Leihua dengan cekatan, lalu mulut mungilnya menggigit keras puting susu Gao Leihua yang mengeras!
Tangan kiri Gao Leihua masih melambai-lambai, sementara tangan kanannya berusaha menarik "Mengsi" yang menempel di tubuhnya. Tapi sayangnya meski badannya kecil, tenaga gadis ini luar biasa besar. Setelah menggigit puting susu Gao Leihua, dia menunjukkan tekad baja untuk tidak mau melepaskan gigitannya!
Gao Leihua pasrah, terpaksa pura-pura terus melambai sambil berjuang melepaskan diri dari cengkeraman Mengsi.
"Haha." Marlen Sophia tertawa ringan, sejenak dia seperti kembali menjadi Xiao San yang ceria tanpa beban.
Setelah "berjuang" lama tanpa hasil, Gao Leihua akhirnya menyerah. Melihat si gadis kecil yang masih tak mau melepas puting susunya, tanpa sadar ia teringat kejadian saat pertama kali tiba di dunia lain ini di Pulau Terpencil. Waktu itu, Xiao Jin Sha'er juga menggigit putingnya dengan gigih seperti ini. Dua gadis kecil yang persis sama melakukan hal yang sama, membuat Gao Leihua merasa seolah kembali ke masa-masa di pulau terpencil itu.
Tanpa terasa, sudah lebih dari tiga bulan ia berada di dunia ini.
Gao Leihua tiba-tiba diam membisu, membuat Marlen Sophia di hadapannya dan "Mengsi" di pelukannya sama-sama menatapnya penuh tanya.
Melihat kesan berkesan di mata Gao Leihua yang tak sesuai dengan usianya, hati Marlen Sophia kembali bergetar. Tapi cepat ia sembunyikan perasaannya: "Kak Gao Leihua, ada apa?" bisik Marlen Sophia lembut.
“Tidak ada apa-apa.” Gao Leihua menyadari dirinya lengah lagi: “Aku kangen rumah.”
“Kak Gao Leihua kangen rumah? Kalau begitu pulang saja dulu. Urusan di istana, aku sendiri bisa menyelesaikannya.” Kilatan dingin terlihat di mata Marlen Sophia. Segala yang Xue Yi'er lakukan padanya, akan dibalas sepuluh kali lipat!
“Bukan, bukan rumah ini. Rumah lainnya. Sebuah rumah yang mustahil untuk kukunjungi lagi selamanya.” Gao Leihua menghela napas pelan lalu mengibaskan kepala dengan keras: “Ayo, kubawa kau untuk meningkatkan kekuatanmu lagi.”
“Bagaimana caranya?” Xiao San bertanya dengan bingung.
“Binatang Gaib.” Gao Leihua tersenyum licik: “Laba-Laba Ibu Meledak, hewan gaib kelas atas. Elemen es, serangan wujud aslinya luar biasa, plus kemampuan memproduksi laba-laba es kecil yang meledak. Itulah yang kita temui di tempat ini sebelumnya.”
“Kak Gao Leihua ingin menangkap monster ini untukku?” Marlen Sophia bertanya dengan bingung: “Tapi monster ini belum pernah ada yang berhasil ditangkap karena kesulitannya. Pertama, menemukan mereka yang transparan di dataran es putih yang luas adalah hal yang sulit. Bahkan jika ditemukan, menangkapnya pun sangat sulit. Semua yang mencoba menangkapnya mati di bawah serbuan laba-laba es meledak kecil yang memenuhi langit. Meski berhasil menangkap induknya, sang induk akan meledak sendiri. Pondasi dasarnya tidak mungkin tertangkap.”
“Tenang, serahkan semuanya padaku! Ikut aku. Seorang pertapa punya metode jitunya sendiri!” Gao Leihua tertawa sambil mengeluarkan Slime Emas dari tenda dan menggendongnya di pelukan. Kemudian ia juga menggendong "Mengsi" dengan erat, meski sakit, ia membiarkan Mengsi menggigit puting susunya.
Laba-laba Es Meledak, ranjau versi sihir. Dengan monster ini, keamanan Xiao San di masa depan akan terbantu besar. Gao Leihua berpikir dalam hati, Xiao San, yang bisa kulakukan untukmu hanya sebatas ini.
Meskipun kehilangan pemandu Xue Yi'er yang berniat jahat, Gao Leihua sekarang tidak khawatir tersesat! Saat ini sudah punya kunci kemenangan di tangan! Hehe!
Gao Leihua mengeluarkan "Alat Pemosisi Sihir Seluruh Benua" dari cincin ruang yang diambil dari Naga Es Fa Ruien! Dengan benda ini, Gao Leihua hanya perlu memasukkan sedikit energi ke dalam kristal ini, lalu bisa melihat posisi mereka di bagian benua mana melalui kristal ini! Seperti peta kecil di sudut kanan atas saat bermain game "Legend" dulu.
Adapun cara mencari Labah-labah Induk Peledak! Di bawah kesadaran spiritual Gao Leihua, bahkan seekor ulat bulu kecil pun bisa ditemukan di dataran es besar!
Dengan cepat, dibantu oleh kristal tersebut, Gao Leihua membawa Marlen Sophia kembali ke tempat mereka sebelumnya yang pernah menyentuh labah-labah es kecil yang meledak. Marlen Sophia hampir cedera karena tak sengaja menginjak seekor labah-labah es kecil di sini.
“Berdiri baik, aku akan mengaktifkan kesadaran spiritual.” Gao Leihua berbisik pelan kepada Marlen Sophia. Berkat efek setelan Dewi Salju, Marlen Sophia kini bisa berjalan di lapisan salju tanpa terbenam, jadi papan seluncur pun tak diperlukan.
“Hm.” Marlen Sophia menganggukkan kepala lalu berdiri di samping.
Gao Leihua membentangkan tangannya, gelombang kesadaran spiritual menyebar dari tubuhnya ke segala penjuru!
“Ketemu.” Gao Leihua membuka matanya yang kini memancarkan pupil iris ungu-emas. Setelah beberapa pengalaman, dia paham fungsi mata ajaib ini - "Mata Dewa", ciri khas makhluk yang telah mencapai kedewaan. Kemampuannya setara dengan "Mata Kebenaran" klan Naga, bahkan lebih unggul.
Julukan "ras paling dicintai Dewa Pencipta" pada klan Naga memang beralasan. Mata Kebenaran dan aura naganya sebenarnya versi mini dari kemampuan tingkat Dewa.
“Di depan. Hati-hati!” Gao Leihua membawa Xiao San ke lapisan es yang tidak terlalu mencolok namun agak menonjol: “Di sana, tempat bersarangnya Labah-labah Induk Es dan Salju...”
Labah-labah Induk Es sebenarnya tidak terlalu kuat dalam pertempuran perorangan, tapi unggul dalam kuantitas!
Bertahun-tahun kemudian, Gao Leihua merasa lega dengan keputusannya menangkap induk labah-labah ini untuk Xiao San. Karena Labah-labah Induk Pecah ini bukan hanya sekali menyelamatkan nyawa Xiao San...
