Magat, pada dasarnya adalah kedewaan yang telah jatuh dalam kemerosotan. Jadi dalam arti tertentu, magat tetaplah kedewaan. Karena dengan magat, seseorang masih bisa menguasai kekuatan di wilayah ini. Contohnya Dewa Perang, meskipun telah menjadi iblis namun tetap bisa mengendalikan wilayah kecepatan.
Di dunia ini, peraturan yang ditetapkan oleh prinsip dewa pencipta dunia adalah satu dewa untuk satu wilayah. Setiap dewa memiliki tanggung jawab masing-masing, menguasai wilayah yang menjadi milik mereka sendiri. Oleh karena itu, mustahil ada dewa yang menguasai beberapa wilayah sekaligus.
Sebenarnya alasan Sang Pencipta menetapkan pengaturan seperti ini adalah untuk mencegah para dewa saling membantai demi merebut lebih banyak kedewaan. Dengan sistem satu dewa hanya boleh memiliki satu kedewaan, hal ini akan mencegah perang tak karuan antar para dewa demi sebuah kedewaan.
Menurut prinsip tertinggi Sang Pencipta, semua dewa yang memiliki dua kedewaan dalam tubuhnya, hanya akan disambut dengan kehancuran!
Kedewaan iblis tetaplah kedewaan! Meskipun telah jatuh dalam kemerosotan, esensinya tak berubah.
Meskipun Gao Leihua bukan berasal dari dunia ini, namun sejak datang ke dunia ini, dia juga harus mematuhi aturan Sang Pencipta!
Berdasarkan hukum Sang Pencipta, siapapun di dunia ini yang memiliki dua kedewaan hanya akan mendapatkan satu hasil - meledak tubuhnya dan tewas. Ini adalah aturan yang ditetapkan Sang Pencipta, selama kau berada di dunia ini, satu-satunya jalan adalah tubuhmu meledak! Kecuali kau bisa menjadi keberadaan yang lebih kuat daripada Sang Pencipta.
Jadi, saat magha memasuki tubuh Gao Leihua dalam sekejap, Gao Leihua langsung merasakan konflik antara dua kedewaan yang berbeda di dalam tubuhnya. Kedewaan Dewa Perang yang telah tercemar magha dan kedewaan dewa petir milik Gao Leihua saling bertentangan bagai air dan api. Ditambah lagi Dewa Perang sudah kerasukan kegilaan, membuat energi magha dan kedewaan sama sekali bertolak belakang.
Pertemuan dua "kedewaan" ini bagaikan Mars bertabrakan dengan Bumi. Kedewaan dan magha meledak dengan dahsyat di dantian malang Gao Leihua. Kekuatan ledakan ini bahkan langsung melukai tubuh elemen tingkat delapan miliknya!
"Sialan, kau tega menjebakku seperti ini!" Gao Leihua mengatupkan gigi. Tak disangka Dewa Perang memanfaatkan prinsip sang Pencipta Semesta ini untuk memaksakan magha masuk ke tubuhnya.
Gao Leihua mengatupkan gigi, kedua tangan mengepal. Dengan susah payah ia duduk tegak membentuk posisi meditasi. Bagaimanapun Gao Leihua bukan penduduk dunia ini - sistem sirkulasi energi ilahinya sama sekali berbeda dengan prinsip yang berlaku di sini.
Kekuatan ledakan dari dua kedewaan ini sangat tak terbantahkan. Gao Leihua harus mengerahkan seluruh Kekuatan Dewa Petir-nya, lalu menggunakan kekuatan tersebut untuk menetralisir daya penghancur yang dahsyat di dalam dantian. Aliran kekuatan penghancur ilahi ini terus-menerus dinetralisir menggunakan Formula Petir Ungu.
Namun, kekuatan penghancur yang dihasilkan antara kedewaan dan kedewaan iblis ini seolah tak terbatas.
Waktu berlalu detik demi detik, namun kedewaan dan kedewaan iblis tetap bertabrakan dengan gigih.
Kedewaan adalah keberadaan tak ternoda di dunia. Contohnya kedewaan dewa petir, selama masih ada petir di alam semesta ini, kedewaan dewa petir takkan hilang. Tapi akankah petir musnah? Alam semesta begitu luas, di jagat tak bertepi ini terdapat elemen petir yang tak terhitung. Selama elemen petir ada, kedewaan dewa petir mustahil lenyap.
Karena itu, dua kedewaan dalam tubuh Gao Leihua ini juga takkan musnah. Hanya akan terus bertabrakan dan merusak tanpa henti di dalam tubuhnya.
Saat ini, jika ada yang melihat kondisi Gao Leihua sekarang, pasti akan terbelalak melihat pemandangan di hadapan mereka. Tubuh Gao Leihua terus-menerus dihancurkan, lalu diperbaiki dengan kecepatan yang sama seperti proses penghancurannya.
Tak terasa berapa lama waktu berlalu. Ketika Gao Leihua merasakan kekuatan mengerikannya semakin melemah, justru kekuatan yang dihasilkan dua kedewaan di dantiannya semakin menguat. Akhirnya, saat energi Gao Leihua benar-benar terkuras, Braak! Tubuhnya tak lagi mampu menahan kekuatan penghancur yang dihasilkan kedua kedewaan ini.
Kekuatan penghancur menyebar ke seluruh tubuh Gao Leihua. Ia hanya merasakan energi tak terbantahkan itu menyobek tubuhnya dalam sekejap.
Dalam seketika, Gao Leihua bahkan secara jelas merasakan kesedihan dan ketidakrelaan yang disampaikan kedewaan dewa petir-nya kepadanya.
Menyusul kemudian, pandangan Gao Leihua tiba-tiba gelap. Perlahan kesadarannya menghilang, terjerumus ke dalam kegelapan tak bertepi...
……
"Cepat, pindahkan batu pecah di pintu masuk ini! Lebih cepat lagi!" Dewi Arwah Penasaran mengomandoi para arwah di pintu masuk yang sedang mengangkut batu pecah. Melihat kecepatan kerja mereka yang begitu lambat, rasa cemasnya semakin menjadi-jadi. Namun ia tak berani menggunakan kekuatan mengerikan untuk menghantam pintu masuk itu, karena setelah serangan Gao Leihua sebelumnya, struktur tersebut sudah tidak mampu menahan pukulan kedua dengan intensitas yang sama. Serangan tambahan mungkin akan membuat seluruh ruang bawah tanah ini tenggelam selamanya.
Jadi Dewi Arwah Penasaran hanya bisa gugup menyuruh tak terhitung arwah bekerja keras mengangkut batu besar di pintu masuk dengan perasaan ketidakberdayaan. Dia hanya bisa gelisah di depan lubang, meskipun terhalang lapisan batu ini, getaran energi pertempuran antara kekuatan mengerikan dan daya magis masih jelas terdengar dari ruang bawah tanah. Getaran energi semacam ini membuat Dewi Arwah merasa resah. Kini dia menyesal telah membawa Gao Leihua ke ruang bawah tanah ini. Awalnya dia berniat baik ingin memberikan kedewaan dewa perang kepada Gao Leihua, tapi tak menyangka justru terjadi hal buruk seperti ini. Perbuatan baik yang berujung malapetaka, mungkin inilah perasaan yang dia alami sekarang.
"Yang Mulia, jangan terburu-buru. Saudara Gao memiliki perlindungan Langit, takkan terjadi apapun padanya." Tetua Arwah di samping Dewi berusaha menenangkannya, namun sebenarnya dia sendiri tak yakin tentang keadaan Gao Leihua. Hanya saja, dalam kesannya, pria berambut putih itu seharusnya bisa berdiri lebih tinggi dan melangkah lebih jauh. Takkan mungkin mati di ruang bawah tanah kecil seperti ini.
Di sisi lain, di rumah Gao Leihua yang terpisah sejauh 10.000 li.
Tiba-tiba, Mengsi menghentikan permainan dengan Xiao Jin Sha'er. Sejak detik ini, dia tak dapat merasakan aura Gao Leihua sama sekali.
"Mengsi, ada apa lagi-lagi?" Xiao Jin Sha'er memandanginya dengan bingung.
"Aura Sang Penguasa baru... lenyap." gumam Mengsi seperti orang linglung.
"Apa maksudmu?" Xiao Jin Sha'er tak mengerti.
"Lenyap! Lenyap!" Teriak Mengsi sambil mengangkat kepala. Pupil matanya tampak tanpa fokus, persis seperti orang yang kehilangan jiwa.
Yue Rui yang sedang menggendong anak dan beristirahat di kursi juga merasakan kegelisahan. Bahkan hatinya sama sekali tak bisa tenang. Seolah ada hal buruk terjadi. Pandangannya tak sengaja tertuju ke arah lembah arwah-arwah.
……
Gao Leihua perlahan membuka matanya, lalu secara kebiasaan melihat anggota tubuhnya. Namun justru terkejut menemukan tubuhnya transparan bagaikan jiwa. Dari dadanya menyebar kesejukan beruntun, saat menunduk terlihat kristal berpendar lembut di dada transparannya. Dia mengenali itu hadiah Jingxin - air mata legenda Dewi Kehidupan, istri Sang Pencipta Semesta. Menurut Rhein·Charlie, ini benda sangat hebat.
Dewi Kehidupan hanya meninggalkan lima tetes air mata. Hasil dari lima kali tangisannya. Setiap kali menangis, hanya satu tetes yang tersisa.
Chu! Suara pecah terdengar. "Air Mata Dewi Kehidupan" di dada Gao Leihua hancur berkeping-keping. Kristal berubah menjadi butiran air yang mengelilingi sosok transparannya.
Kemudian, Gao Leihua memasuki kondisi spiritual ajaib dalam keadaan khusus.
"Itu adalah tempat yang sangat samar-samar." Secara samar-samar dapat dirasakan bahwa ini adalah kuil raksasa. Sangat besar, lebih besar dari semua kuil yang pernah diliat Gao Leihua. Tapi terlihat kabur, membuat Gao Leihua tak bisa melihat jelas seperti apa sebenarnya tempat ini.
"Ah~" Itu adalah helaan napas yang penuh dengan kesedihan tak berujung.
Gao Leihua bisa mengenali bahwa ini adalah helaan napas perempuan. Hanya dengan sekali helaan napas ini, tanpa disadari hati Gao Leihua pun dipenuhi perasaan sedih.
"Kau yakin ingin melakukan ini?" Suara perempuan itu berbisik lembut.
"Tentu saja." Suara pria muda terdengar: "Berdasarkan apa Kakak bisa mendapatkan segala ciptaan Bapa Dewa, sementara aku tidak? Kami sama-sama anak Bapa Dewa, atas dasar apa Bapa bisa membuat keputusan seperti ini! Aku akan bertarung dengan Kakak! Aku akan merebut apa yang ada di tangan Kakak. Karena semua itu seharusnya juga menjadi bagian milikku! Saat menciptakan dunia indah ini, aku juga turut andil!"
"Anak, tapi kau harus tahu, jika kau melakukan ini, kau akan kehilangan perlindunganku. Mulai sekarang, kau takkan lagi mendapat perlindungan nyawa." Suara wanita itu penuh kepasrahan: "Kau akan kehilangan nyawa, menjadi benda mati yang bergerak."
"Tanpa nyawa, aku masih punya metode untuk bertahan. Bahkan, aku bisa hidup lebih kuat." Pria itu tak peduli sama sekali.
"Tapi dirimu yang seperti itu, bukanlah dirimu lagi." Sang wanita berusaha meyakinkannya.
"Asalkan Kakak tak mendapat segalanya, apa masalahnya!" Suara pria itu keras kepala: "Ayah tak boleh egois seperti ini, mengubur jasaku! Aku hanya merebut kembali apa yang menjadi hakku!"
"Lakukanlah semaumu, anakku. Aku tak bisa berbuat apa-apa." Sang wanita menutupi wajahnya sambil duduk, tak lagi memandang pria di hadapannya. Seketika, setetes air mata kristalin meluncur dari sudut matanya. Jatuh ke dunia fana dan berubah menjadi kristal pelangi.
Inikah alasan Dewi Kehidupan menangis? Gao Leihua seolah memahami makna fragmen gambaran tadi.
Ini yang hancur seharusnya adalah air mata Dewi Kehidupan. Segala yang dilihatnya mungkin adalah momen saat air mata itu mengalir, yang tercatat sebelum setetes air mata ini jatuh.
Syuush~~ suara air terdengar, seiring jatuhnya air mata ini, Gao Leihua merasakan dirinya kembali ditarik keluar dari dunia ajaib yang dipenuhi kekuatan misterius ini.
Ketika Gao Leihua mundur dari dunia ini, dia terkejut menemukan tubuhnya telah pulih seperti semula tanpa sedikit pun kerusakan. Bahkan bekas luka sekalipun tak tersisa. Mungkinkah ini benar-benar kemampuan Air Mata Dewi Kehidupan? Mengembalikan tubuh suku dewa yang sudah mati? Hanya dengan setetes air mata bisa sekuat ini? Gao Leihua tak bisa menahan decak kagum. Betapa dahsyatnya kekuatan dari setetes air mata ini!
Namun Gao Leihua tidak tahu, energi seperti apa yang terkandung dalam setiap tetes air mata Dewi Kehidupan. Itu adalah kekuatan paling fundamental miliknya, yang terpisah dari matanya saat kesedihan paling dalam melanda.
"Kali ini, Jingxin yang menyelamatkan hidupku." Gao Leihua tak bisa menahan keluh kesah. Andai saja bukan karena untaian air mata Dewi Kehidupan pemberian Jingxin, pasti nasibnya akan sangat mengenaskan. Setelah berubah menjadi jiwa, Gao Leihua pun tak tahu apa yang akan terjadi pada jiwanya.
Setelah memastikan tubuhnya tidak mengalami kerusakan, Gao Leihua kembali mengarahkan kesadarannya spiritual ke area dantian-nya. Ia masih jelas mengingat bagaimana dua kedewaan yang berbeda di lokasi ini telah memperlakukan tubuhnya sebagai medan perang, hingga akhirnya menyebabkan tubuhnya meledak.
Saat Gao Leihua menyelamkan kesadarannya ke dantian, ia menarik napas tajam. Karena ia menemukan dantiannya ternyata terbagi menjadi dua bagian atas dan bawah. Di bagian atas terdapat kedewaan dewa petir berwarna putih, sementara di bawah terdapat roh kecepatan jahat berwarna hitam! Kedewaan dan roh jahat ini bertumpuk seperti tumpukan Arahat. Setelah diamati lebih rinci, kedua roh ini sebenarnya tidak benar-benar terpisah. Antara keduanya terdapat lapisan yang saling terhubung, bagian inilah yang menyatukan kedewaan dan roh jahat. Gao Leihua bisa merasakan dengan jelas bahwa kedewaannya perlahan-lahan menyatu dengan roh jahat.
Dua kedewaan sedang menyatu? Lalu apa yang akan terbentuk setelah penyatuan ini? Bagaimanapun Gao Leihua bukan penduduk asli dunia ini, pengetahuannya tentang kedewaan dan roh jahat masih terbatas. Oleh karena itu, setelah keterkejutan awal melihat dua kedewaan yang menyatu, rasa ingin tahunya mulai muncul.
Sebenarnya apa yang terjadi tadi, bukannya seorang dewa hanya memiliki satu kedewaan? Lalu apa statusku sekarang? Gao Leihua menatap dua kedewaan yang sedang menyatu di dantiannya, kemudian mencoba memasukkan kesadaran spiritualnya ke dalam inti iblis di bagian bawah.
Begitu kesadaran Gao Leihua menyusup ke inti iblis, Kekuatan Dewa Petir dalam tubuhnya langsung mengalir deras mengikuti kesadaran tersebut masuk ke dalam inti iblis. Tak lama kemudian, inti iblis hitam bergetar halus, sebuah wilayah hitam tiba-tiba mengembang dari tubuh Gao Leihua.
Itu adalah wilayah kecepatan dewa perang hitam!
Setelah inti iblis hitam bergerak, kedewaan putih yang menempel di atasnya ikut bergetar. Seketika, lingkaran wilayah emas mengembang dari tubuh Gao Leihua. Itu adalah wilayah putusan dewa petir.
Tapi kali ini wilayah putusan tidak melahap elemen yang dibutuhkan wilayah kecepatan seperti sebelumnya.
Sekarang dua wilayah bertumpuk layaknya tumpukan Arahat. Ranah Kecepatan di bawah, Ranah Dewa Petir di atas.
Gao Leihua memandangi tubuhnya dengan bingung, seolah aturan dewa pencipta dunia kembali tak sengaja dihancurkannya. Dan kali ini, ada kaki tangan kuat yang ikut melanggar aturan dewa pencipta dunia - istri sang dewa pencipta dunia sendiri, Dewi Kehidupan.
Bang! Tepat di saat itu, pintu masuk gua berhasil ditembus oleh Dewi Arwah Penasaran yang berada di luar.
Dewi Arwah Penasaran berlari penuh semangat mendekat. Namun segera setelah itu, ia memandang Gao Leihua dengan panik. Setelah menatap tajam cukup lama, tiba-tiba ia mengangkat tangan dan melesatkan tombak tulang ke arah Gao Leihua. Bersamaan, Tetua Arwah dan segerombolan prajurit Suku Arwah di belakangnya terlihat siap menyerang sekuat tenaga.
Gao Leihua menatap penuh tanya ke arah Dewi Arwah Penasaran, tak mengerti alasan mereka tiba-tiba menyerang dirinya...
