“Setelah mendengar perkataan Yue Shi, 3.000 manusia harimau itu diam membisu. Bertempur, mungkin akan menjadi adegan mematikan. Kavaleri manusia tidak memiliki fisik sekuat bangsa binatang, tapi kesadaran manusia justru menutupi kekurangan tubuh mereka!”
“Ksatria berat adalah mimpi buruk bagi manusia-binatang. Armor yang dipersenjatai hingga ke gigi membuat senjata kuno bangsa binatang tidak bisa menimbulkan ancaman berarti.”
“Tapi lari membawa makanan dari Yue Shi justru lebih menyulitkan. Bangsa binatang adalah prajurit bawaan lahir. Martir kesatria membuat mereka tak bisa mempermalukan diri dengan kabur sambil membawa makanan. Terutama harus berperan sebagai pelarian di hadapan pasukan campuran ini.”
“Carilah seseorang yang bisa memutuskan hal ini dari antara kalian.” Yue Shi menggendong pedang besar dua tangan di punggung: “Aku tidak punya waktu untuk membiarkan kalian membuang-buang waktu.”
"Huu! Baiklah, Komandan Resimen kecil dari Suku Singa." Saat itu, dari 3.000 pasukan harimau muncul seorang prajurit harimau berbaju zirah berat. Setelah maju ke depan, prajurit zirah berat itu berkata: "Salam, prajurit Suku Singa Jantan. Aku adalah pemimpin 3.000 prajurit Harimau ini, Komandan Hu Linke. Seperti katamu, bangsa binatang tidak memiliki prajurit pelarian. Sekalipun mati, kami akan gugur di medan perang!"
"Tidak boleh Om memutuskan seperti ini! Kehebatan pasukan berkuda manusia sudah kami saksikan. Kami tidak seharusnya lagi bertarung dengan mereka. Senjata kami bahkan tidak bisa menembus baju zirah mereka." Prajurit harimau yang awalnya hendak merebut cincin ruang rubah tua itu segera menentang. Ia menunjuk Yue Shi: "Kalau si kecil ini mau tinggal bersama pasukan dadakannya sendiri, biarkan saja mereka jadi tameng! Ini kesempatan baik bagi kita untuk melarikan diri. Ayo kita kabur sekarang!"
"Plak!" Dengan gerakan cepat, Komandan Hu Linke berbalik dan menampar berat Hu Gang hingga terlempar jauh: "Hu Gang, bajingan pengecut sepertimu tidak layak jadi prajurit suku harimau! Jangan mempermalukan klan kita lagi!"
"Paman Hu Linke." Kilatan ketidakrelaan muncul di mata sang harimau muda: "Tapi kita sama sekali bukan tandingan pasukan berkuda berat manusia! Lagipula mereka punya praktisi sihir yang kuat!"
"Hmph!" Yue Shi mendengus dingin: "Jika mundur lebih jauh, kita sudah masuk zona permukiman Kekaisaran. Aku sudah mengirim orang untuk mengorganisir evakuasi warga, tapi prosesnya butuh waktu. Kalau kita juga mundur, warga sipil pasti mati. Sebagai prajurit bangsa binatang, kau berani mengucapkan kata 'mundur'?"
"Tapi bertahan di sini juga berarti kematian pasti!" Keputusasaan memenuhi sorot mata harimau itu.
“Kau bukan prajurit bangsa binatang.” Bulan Singa memandang dengan merendahkan ke arah manusia harimau: “Prajurit sejati bangsa binatang berperang untuk negaranya. Untuk pengecut sepertimu, lebih baik lari tunggang-langgang kembali ke sarangmu. Di medan perang, kami tak butuh sampah sepertimu.”
“Kau!” Hu Gang mengatupkan giginya hingga berderak, namun hanya sampai di situ. Aura mengintimidasi yang memancar dari tubuh Bulan Singa membuatnya tak berani melanjutkan ocehan.
“Hu Gang, cukup!” Komandan Hu Linke menggelegarkan suaranya: “Jauhkan rasa malumu dari kebanggaan suku harimau! Sekalipun harus mati di sini, itu adalah kemuliaan di medan perang. Mundur selangkah saja, aku takkan pantas lagi disebut sebagai anak bangsa binatang!”
“Lapor!” Beberapa jam kemudian, prajurit elang dari angkasa kembali terbang mendekat: “Komandan kecil, pasukan berkuda musuh sudah berada dalam jarak 10.000 meter!”
“Baik!” Bulan Singa mengangguk, lalu dengan gesit memberi beberapa perintah pada Rubah Tua di sampingnya.
Rubah Tua segera mengangguk memahami, lalu dengan lincah bergerak mundur ke belakang formasi Resimen Ketiga.
“Sudah siapkah kalian, prajurit Resimen Ketiga.” Yue Shi menghela napas pelan, kalau itu pasukan berkuda, biarkan mereka tahu apa itu musuh bebuyutan pasukan berkuda! Setelah pertempuran ini, dia akan membuat seluruh orang di benua tahu bahwa pasukan berkuda di dataran tidak selalu tak tertandingi.
“Siap! Semua persiapan telah selesai!” Seluruh prajurit Resimen Ketiga berdiri. Kemudian dengan cepat mengenakan baju zirah yang membuat kaum harimau di samping iri itu, yang menutupi seluruh tubuh.
Beberapa saat kemudian, rubah tua berlari terengah-engah kembali dari belakang.
“Apakah barang-barang sudah siap semua?” Yue Shi memalingkan kepala dan bertanya pada rubah tua di sampingnya.
“Semua sudah siap, hanya karena persiapan waktunya terlalu singkat, jadi tidak banyak yang bisa disiapkan.” Rubah tua tersenyum sinis: “Tapi ditambah persiapan yang sudah kita siapkan sebelumnya, meskipun tidak banyak, tetap cukup untuk membuat mereka minum seteko.”
“Baik! Sekarang seberapa jauh jarak mereka dari kita?” Yue Shi bertanya.
“Komandan kecil! Datang! Mereka datang!” Manusia Elang yang berada di udara mulai mendarat. Setelah pertempuran sebelumnya, mereka tak berani terbang di udara lagi karena akan menjadi sasaran empuk bagi penyihir dan pemanah manusia.
“Baik, bersiap!” Yue Shi mengangkat tangan kanannya, menjulurkan jari telunjuk, lalu mengayunkan tangannya ke bawah dengan keras. Di sisi lain Yue Shi, seorang prajurit Suku Serigala yang berdiri di atas gundukan tanah mulai mengibarkan bendera besar berwarna biru setelah melihat isyarat tangan tersebut.
Di kejauhan, sekitar lima kilometer dari posisi Yue Shi, permukaan tanah mulai bergerak-gerak tak beraturan seiring kibasan bendera biru. Pasukan trenggiling dari bangsa binatang mulai mundur cepat dari garis depan.
Manusia Trenggiling adalah ahli penggali terampil di kalangan bangsa binatang. Namun kemampuan ini tak pernah dihargai oleh masyarakat mereka. Bagi ras binatang, bertarung langsung dengan senjata tajamlah yang dianggap sebagai Jalan Kebenaran.
Pada saat yang sama, prajurit-prajurit dari Resimen Ketiga yang berasal dari suku beruang, gajah, dan sapi dengan postur besar keluar dari barisan. Di tangan mereka menggendong batang pohon raksasa yang telah diruncingkan, lalu berbaris rapi membentuk formasi. Mereka menancapkan kayu-kayu besar itu ke tanah dengan sudut 45 derajat ke atas. Karena keterampilan bangsa binatang yang terbatas, mustahil bagi mereka untuk memproduksi tombak naga sepanjang lima meter seperti yang dimiliki kavaleri manusia, namun efek dari batang pohon raksasa ini juga cukup memadai.
Setelah menancapkan batang-batang kayu besar, para prajurit ras binatang berpostur tinggi dan kekar ini meraih kapak perang mereka dan berdiri di depan kayu-kayu tersebut, menggunakan tubuh besar mereka untuk menghalangi siluet kayu dari pandangan musuh.
“Komandan Resimen Yue Shi.” Komandan Suku Harimau Hu Linke mendekati Yue Shi, matanya memandangi dataran luas di hadapan dengan bingung: "Kau berencana bertempur melawan pasukan berkuda manusia di dataran luas ini?" Semua orang tahu, di tanah lapang pasukan berkuda bisa menunjukkan kemampuan terkuat mereka saat menyerbu. Bertempur di dataran terbuka hampir sama dengan mencari jalan kematian, kecuali kau memiliki pasukan berkuda yang lebih kuat dari mereka!
"Hm, benar. Di dataran ini kita akan menghabisi mereka." Senyum penuh kesombongan merekah di wajah Yue Shi saat melihat garis hitam muncul di cakrawala.
Hu Linke masih bingung memandangi Yue Shi. Matanya tertuju pada senyuman percaya diri yang mengembang di wajah komandan itu. Dari mana keyakinan itu berasal? Atau jangan-jangan Yue Shi hanyalah perwira baru yang tak mengerti dasar-dasar pertempuran?
Pada saat Yue Shi melihat pasukan berkuda manusia, para kavaleri manusia juga melihat formasi Yue Shi. Ketika mereka menyaksikan beberapa orang besar bangsa binatang yang kesepian berdiri menghalangi dengan kapak raksasa di hadapan mereka, semua pasukan berkuda itu meledak dalam tertawa histeris!
Di mata mereka, regu manusia-binatang ini jelas sedang bercanda! Hanya dengan segelintir orang ingin menghentikan serbuan ksatria berbaju zirah berat?
"Dewa perang menyertai! Kejayaan milik kita!" Para ksatria resimen meneriakkan dengungan keras, sementara itu mulai mempercepat laju penyerbuan! Di dataran tak berujung ini, memang dunia adalah milik para ksatria! Siapa yang bisa menahan pasukan berkuda yang sedang menyapu formasi?!
Memang benar, begitu kavaleri berat yang telah mengumpulkan momentum serangan, bahkan naga raksasa pun harus menghindari puncak kemarahannya! Hampir bisa dikatakan tak ada manusia yang sanggup menahan gempurannya! Tapi, "manusia" yang tak bisa menahan bukan berarti tidak ada barang yang bisa menghentikannya!
Ketika puluhan ribu pasukan berkuda ini mulai melakukan serangan, tiba-tiba dari tanah di depan mereka muncul tali-tali yang terentang lurus. Tanpa pertanda apapun, seolah tali-tali ini muncul begitu saja dari udara!
Pasukan kavaleri sama sekali tidak menyangka di padang rumput luas ini tiba-tiba muncul begitu banyak tali pengikat kuda! Ksatria-ksatria di barisan depan bersama kudanya terjatuh ke tanah, lalu diinjak-injak oleh kuda perang pasukan belakang yang terus menerjang hingga menjadi ampas daging!
Dengan susah payah melewati tali pengikat kuda, beberapa ksatria yang hendak menerjang untuk membasmi gerombolan manusia-binatang sialan itu justru disambut oleh medan lubang jebakan berukuran bervariasi. Sedikit saja kuda perang mereka terperosok ke lubang kecil, sang ksatria akan terpelanting bersama tunggangannya. Kemudian kembali menjadi ampas daging di bawah injakan pasukan kavaleri belakang...
Dalam jarak beberapa kilometer yang pendek, pasukan kavaleri berat manusia menderita kerugian yang sangat mengerikan.
Menyaksikan rekan seperjuangan satu per satu mati di bawah kaki kuda mereka sendiri, pasukan berkuda di belakang hampir kehilangan kendali!
Akhirnya, akhirnya! Dengan semangat pantang mundur ksatria sejati, sisa pasukan berkuda yang berhasil menembus berbagai jebakan licin akhirnya akan menghadapi kaum manusia-binatang!
"Huh! Dewa perang menyertai kita!" Teriakan bergemuruh para ksatria menggema sementara mereka mempercepat laju kuda ke arah manusia-binatang. Pedang panjang di tangan mereka memancarkan sinar dingin yang menyilaukan!
Atas restu dewa perang, seluruh pasukan berkuda kini hanya memiliki satu tekad - menusuk regu manusia-binatang terkutuk itu dengan tombak mereka seperti tusuk sate daging manusia!
Detik-detik terakhir pun tiba! Mereka bahkan sudah bisa melihat wajah-wajah licin para manusia-binatang itu dengan jelas!
Namun di saat yang sama, barisan depan kaum manusia-binatang ini tiba-tiba menepuk-nepuk pantat mundur ke belakang. Setelah mundur, terlihatlah benda yang selama ini tersembunyi di balik tubuh raksasa mereka - tiang kayu runcing yang miring 45 derajat ke atas!
"Oh, tidak! TIDAK!" Seruan putus asa meledak dari mulut ksatria barisan depan. Peribahasa Tiongkok kuno bergema: 'Jangan lakukan pada orang lain apa yang tak ingin kau alami sendiri!'
Pasukan berkuda yang baru saja ingin menyate manusia-binatang kini menghadapi ujian maut! Mereka akan berubah menjadi sate daging manusia di tangan lawan!
Pasukan berkuda lapis baja begitu menerjang tak punya pilihan berhenti. Hanya ada satu jalan: maju! Meski tahu pasti akan mati, dengan air mata mereka tetap menabrak tiang kayu. Lagipula, mustahil menghentikan momentum ini!
"Dewa Perang di atas..." Gemetar, parau oleh isak, teriakan terakhir pasukan barisan depan menggema di udara...
Suara jerit kesakitan kuda perang yang ditusuk sampai mati bergema di seluruh medan perang, disusul teriakan kesakitan para ksatria yang tertusuk bersama baju zirah mereka...
Memandang pemandangan di hadapannya, Komandan Suku Harimau Hu Kelin terkejut memandang pemuda Suku Singa di sampingnya. Ia tidak mengerti bagaimana otak kecil pemuda ini bisa menghasilkan begitu banyak solusi? Hanya dalam beberapa jam, sebagian besar pasukan berkuda telah dihancurkan. Ini masih pasukan berat manusia yang tadi memburu 3.000 pasukan elit harimau kita? Kini terlihat jelas, pasukan berat ini ternyata selemah ini!
"Humei'er, sekarang giliranmu!" Rencana ini bahkan lebih sempurna daripada yang dibayangkan Yue Shi. Menghabisi anjing terpojok memang hal yang menyenangkan. Maka Yue Shi yang sedang bersemangat langsung meneriakkan perintah kepada Humei'er dengan suara menggelegar.
"Baik, Yue Shi! Selanjutnya serahkan padaku!" Suara Humei'er menggema, lalu seperti biasa. Anggota Resimen 3 dengan Kesepakatan Diam-diam mengelilingi Humei'er membentuk formasi lingkaran. Terlihat sangat mahir, sepertinya mereka sering melakukan hal seperti ini.
"Dewa Hewan, atas nama Humei'er aku memohon pada-Mu, berikanlah kekuatan kegilaan pada prajurit-Mu. Lingkaran Cahaya Kegilaan!" Nyanyian Humei'er yang merdu seperti kidung bergema, diikuti pancaran lingkaran merah lagu perang kegilaan yang memantul dari tubuhnya!
Seperti biasanya, kilatan cahaya merah terus meluas. Hanya beberapa jam kemudian telah membungkus seluruh anggota Resimen 3 di dalamnya.
"Grrr! Kegilaan!" Terbungkus cahaya merah, semua anggota Resimen 3 tubuh harimau mereka bergetar, berseru serentak. Tubuh mereka mengembang, seluruh resimen berubah menjadi ganas bersama-sama!
Di sisi lain, mata Komandan Hu Linke semakin terbelalak! Jumlah anggota Resimen Ketiga mencapai lebih dari 3.000 orang! Gadis ini ternyata mampu memberikan teknik kegilaan kepada lebih dari tiga ribu orang sekaligus dalam satu gerakan! Itupun dengan Lagu Perang Kegilasan yang membuat mereka tetap sadar! Kekuatan seperti ini, bahkan Imam Besar paling hebat di Kuil Dewa Hewan yang dijuluki "Sang Legenda" pun mungkin takkan bisa menandingi!
Dengan gerakan lihai, anggota Resimen Ketiga yang telah berubah ganas menyeret senjata mereka menghantam leher para ksatria berbaju zirah. Baju zirah pasukan berkuda ini memang sangat praktis sekaligus bernilai sejarah. Yang masih utuh pasti memiliki nilai koleksi tinggi.
Di bawah tangan prajurit Resimen Ketiga yang telah berubah ganas, pasukan berkuda manusia bagaikan domba-domba "lembut". Perlawanan pun sia-sia - kekuatan manusia-binatang yang telah kegilaan tak tertahankan...
"Meneriakkan, prajurit suku harimau, kita tidak boleh terpojok! Maju!" Hu Linke tidak tahan duduk diam setelah menyaksikan pasukan Yue Shi menerjang gila-gilaan ke arah kavaleri manusia. Dia memimpin para pejuang harimau untuk maju membunuh.
Perang seperti ini luar biasa menyenangkan! Bertarung dengan mantap! Musuh frustrasi, barang rampasan berlimpah!
Komandan manusia harimau kini juga percaya bahwa barang-barang mewah Yue Shi semuanya adalah hasil jarahan perangnya.
Kavaleri manusia yang kehilangan semangat tempur akhirnya tumbang di tangan sekelompok manusia-binatang Yue Shi. Ketika mereka hampir menghancurkan seluruh pasukan kavaleri, bayangan-bayangan hitam muncul lagi di garis cakrawala jauh.
"Pengawal, cepat periksa siapa mereka!" Yue Shi menggenggam erat pedang raksasa dua tangannya sambil berkata.
“Itu pasukan bangsa binatang kita.” Anggota suku elang di samping Yue Shi berkata, matanya jauh lebih tajam dibandingkan bangsa binatang lainnya: “Tapi sepertinya mereka sedang melarikan diri. Di belakang mereka, sialan! Ada pasukan sekutu manusia tak terhitung! Plus praktisi sihir!”
“Bagaimana mungkin ini terjadi!” Yue Shi mengatupkan gigi, jebakan yang ada baru saja habis dipakai. Sialan, kenapa baru datang sekarang, bahkan tidak ada waktu untuk menyiapkan formasi. Tak ada waktu lagi, harus langsung bertempur! Memikirkan ini, Yue Shi mengaum keras: “Resimen Ketiga, bersiap, blokir mereka!”
“Siap!” Anggota Resimen Ketiga juga menyadari situasi yang berbeda dari biasanya, semua orang menggenggam erat senjata di tangan.
Di belakang pasukan, Harimau Gang si manusia harimau mendengar kabar pasukan pengejar manusia datang lagi, bahkan membawa praktisi sihir. Matanya berkilat sesaat menunjukkan ketakutan. Ia melambaikan tangan pada beberapa kaki tangannya, lalu menyelinap ke belakang pasukan besar bangsa binatang.
“Namun sebelum melarikan diri, Hu Gang seolah tiba-tiba teringat sesuatu. Ia lalu melambaikan tangan kepada beberapa kaki tangannya. Siluet mereka kemudian menyusup ke lokasi Humei'er yang berada di belakang Resimen Ketiga.”
“Tadi Humei'er menunjukkan kemampuannya dan dia melihatnya. Saat ini, membawa seorang pendeta akan sangat menguntungkan untuk pelarian mereka.”
“Menerobos tembok manusia yang berdesakan, Hu Gang bersama kaki tangannya berhasil mencapai hadapan Humei'er.”
“Gadis kecil dari rubah siluman!” seru Hu Gang setelah mendekati Humei'er.
“Humei'er memalingkan kepala ke arah Hu Gang sambil mengerutkan alis. Ia ingat betul bagaimana pagi tadi manusia harimau ini berusaha merebut barang milik rubah tua. Terhadap bajingan ini, Humei'er tidak punya simpati.”
“Perempuan rubah kecil, kau mengenal benda ini tidak?” Hu Gang mengeluarkan sebuah benda berbentuk token komando dari emas dari pelukannya.
“Tidak kenal.” Humei'er menjawab dengan ketegasan.
“Apa kau ini pendeta?” Harimau Gang tertegun sejenak, membalas bertanya.
“Kau buta mata ya?” Humei'er juga berkata kasar: “Tidak lihat lagu perang yang kugunakan tadi? Tentu saja aku pendeta!”
“Kalau pendeta kok tidak kenal barang ini?” Harimau Gang menggenggam token itu mantap: “Ini Token Paus Kuil Suci Kuil Dewa Hewan Bangsa Binatang! Asalkan kau pendeta, harus patuh pada pemegang token ini!” Katanya penuh kesombongan, ayahnya adalah Paus Kuil Suci yang sedang menjabat!
“Sekarang, ikut kami!” Harimau Gang mengacungkan token ke arah Humei'er.
“Ikut kau? Mau apalagi?” Humei'er mengawasi Harimau Gang dengan waspada, ia ingat betul wajah licik manusia yang pernah menangkapnya dulu persis seperti ini.
“Yang Mulia Hu Gang, tidak perlu banyak bicara dengannya. Asalkan Komando Kepausan ada di tangan, bahkan jika kami memaksakan untuk membawanya pergi, takkan ada yang berkomentar.” Sekelompok kaki tangan di samping Hu Gang melihat bayangan di garis cakrawala semakin mendekat, seketika berbicara dengan gusar.
“Baik! Tak ada waktu lagi, bawa dia secara paksa!” Hu Gang memanggil, namun sebelum mengucapkan ini, dalam hatinya tiba-tiba terlintas mata membeku Yue Shi.
Setelah mendapat perintah Hu Gang, kelompok kaki tangan tersebut langsung meraih tangan untuk menangkap Humei'er.
“Aaa~~ Kalian, merencanakan apa!!” Humei'er langsung menjerit keras. Secara bersamaan, prajurit Resimen Ketiga di sekitarnya berkumpul dengan cepat. Menghunus senjata menghadapi para orang macan ini.
Hu Gang mengangkat token komando ke arah prajurit Resimen Ketiga ini dan mengaum, "Buta! Tidak lihat ini barang apa? Aku bawa dia pergi, siapa berani turut campur? Campur tangan berarti bermusuhan dengan seluruh kuil Dewa Hewan!"
"Hmph!" Tiba-tiba suara dengusan dingin terdengar dari belakang Hu Gang...
