"Tapi, kalau aku pergi urusan di sini..." Yue Shi gelisah, mengingat masih banyak hal yang harus ditanganinya sendiri.
"Masih ada 'tapi'? Tidak ada 'tapi'! Sekarang aku tanya, kau mau pergi atau tidak?" Gao Leihua memalingkan kepala, sorot mata "mempesonanya" yang memancarkan gelombang 'aura' tertuju pada Yue Shi. Tak ada cara, entah karena putranya ini manusia-binatang. Padahal sehari-hari cukup pintar, tapi dalam hal ikatan emosi jadi bego. Ekspresi Humei'er sudah jelas terpampang, sang gadis kecil sudah ingin kau datang ke rumahnya, tapi kau sama sekali tak bereaksi! Dalam hati Gao Leihua kebakaran jenggot! Bahkan terlintas di pikirannya, setelah urusan ini apakah perlu pulang ke kediamannya untuk memberikan pelajaran khusus tentang pendidikan emosional pada putra lainnya, Shajia.
"Krak!" Melihat tatapan Gao Leihua, ekspresi wajah Yue Shi menjadi kaku. Saat ini, sekalipun ada ribuan kata yang ingin diucapkan, tak berani mengucapkan satu kata "Tidak".
"Komandan Resimen Yue Shi, kau cukup pergi ke rumah gadis kecil dari suku rubah ini." Melihat Yue Shi masih terlihat ragu-ragu, Wakil Komandan Resimen Ketiga Rhein Bruce tak tahan lagi. Ia tersenyum licik pada Yue Shi: "Di sini ada aku dan tujuh tetua dari klan Singa Emas. Tenanglah, dengarkan perkataan ayahmu. Aku berjanji, saat kau kembali, akan kuserahkan Resimen Ketiga yang baru sepenuhnya!"
"Baik, Ayah. Aku patuh padamu." Yue Shi menganggukkan kepala. Kalau sampai Rhein Bruce sudah berkata demikian, apa lagi yang harus dipertanyakan?
"Aku juga akan tinggal sementara di sini." Rhein Charlie di samping menatap ke atas: "Jangan-jangan manusia melakukan serangan balik mendadak. Dengan kehadiranku di sini, kita bisa lebih tenang."
"Baik, kau juga benar. Kalau begitu kami beberapa orang saja yang pergi, Yue Shi siapkan dirimu. Paling tidak berdandan yang tampan dan keren." Gao Leihua berkata pada Yue Shi: "Ini pertama kali aku mengajukan lamaran untuk putraku, tidak mudah menjadi ayah, jangan buat aku kehilangan muka!"
"Baiklah, Ayah, semua akan kupatuhi." Yue Shi menganggukkan kepala.
"Hehe, baru benar!" Gao Leihua tertawa sombong, lalu memalingkan wajah ke Humei'er: "Gadis kecil, bersiaplah menjadi menantu keluarga Gao Leihua, hehe." Gao Leihua mendekati Humei'er, menepuk lembut kepalanya: "Ngomong-ngomong, Humei'er, rumahmu jauh dari sini? Kalau jauh kita naik naga raksasa. Untuk melamar, kemewahan harus diperhatikan, jangan coreng reputasi keluargaku."
"Hm, rumahku tidak terlalu jauh dari sini." Saat ini, kepala kecil Humei'er hampir sejajar dengan dadanya. Meskipun ucapan Gao Leihua membuatnya sangat mesra, hal itu juga membuatnya malu bukan main. Tapi secara keseluruhan, rasa manisnya lebih dominan.
"Kalau begitu, aku akan bawa sepuluh pasukan berkuda serigala." Yue Shi menoleh ke arah sepuluh pemuda Suku Serigala yang terus mendampinginya.
Memandangi kesepuluh pasukan berkuda itu, tatapan Yue Shi tiba-tiba suram. Seharusnya ada dua belas pemuda Suku Serigala. Namun kini hanya tersisa sepuluh.
"Siap, Komandan Resimen!" Kesepuluh pemuda itu dengan tangan kiri menekan dada seragam mereka. Di lengan kanan mereka terikat seragam seutas tali putih. Selama dendam kedua rekan seperjuangan yang gugur belum terbalaskan, tali putih di lengan kanan ini takkan pernah dilepas.
"Kalian tenang." Yue Shi juga tidak tahu bagaimana harus menasihati pasukan berkuda serigala ini. Sebenarnya mereka masih anak-anak. Di usia mereka, seharusnya tumbuh dalam kasih sayang ibu dan ayah seperti dirinya beberapa hari lalu. Yue Shi menghela napas pelan. Tanpa disadari, keyakinannya untuk menjaga ras binatang semakin kokoh. Paling tidak, dia ingin anak-anak bangsa binatang mendapatkan lingkungan hidup yang baik: "Tiga negara yang menyerang bangsa binatang itu, aku bersumpah akan membalas mereka dengan serangan balasan selamanya! Di dunia ini, selama ada bangsa binatang, tiga negara itu tidak akan eksis! Jika tiga negara itu masih ada, maka bangsa binatang harus dihapuskan!"
"Komandan Resimen." Sepuluh pemuda suku serigala itu matanya berkilat sesaat. Serigala adalah salah satu makhluk hidup paling kejam di alam semesta. Juga termasuk makhluk paling pendendam. Menyinggung suku serigala, bersiaplah menghadapi balasan seumur hidup dari mereka!
"Bukan hanya itu." Yue Shi mengepal tinju dengan erat: "Suatu hari nanti, aku akan membuat semua negara di benua ini tidak ada yang berani meremehkan bangsa binatang..."
……
“Ayah, penampilanku seperti ini terasa janggal.” Yue Shi duduk di atas kuda putih, mengenakan seragam putih. Saat ini, Yue Shi tampak seperti versi dunia lain dari Pangeran Tampan. Tentu saja, syarat utamanya adalah dia harus mencukur janggut tampannya terlebih dahulu.
“Kau belum paham. Lihatlah semua warna putih di tubuhmu, betapa kerennya.” Gao Leihua tersenyum licik. Sejujurnya, sejak rambutnya sendiri memutih, kehidupan Gao Leihua dipenuhi warna putih. Baju, sepatu, dan semua barang Gao Leihua berwarna putih. Bahkan pakaian Jingxin secara bawah sadar mulai mengikuti tren jubah putih ini. Termasuk Bola-Bola, andai saja ada pewarna, Gao Leihua bahkan ingin mengubah warna si Slime Emas menjadi putih.
“Tapi, ini benar-benar tidak nyaman.” Yue Shi bergumam kesal. Jubah Putih ini hanya akan menjadi beban saat Perang berkecamuk.
“Yue Shi, jangan bergumam terus.” Di belakang Yue Shi, Humei'er duduk penuh kebahagiaan di depan Yue Shi, dia tersenyum berkata pada Yue Shi.
“Baiklah. Aku berhenti bergumam.” Yue Shi mengangguk lemah, lalu dengan sengaja atau tidak, tangan kiri Yue Shi merangkul pinggang Humei'er.
Setelah terus berjalan beberapa saat, ketika mencapai suatu lokasi, Yue Shi tiba-tiba berhenti. Dia menatap sebuah tempat di hadapannya sambil menghela napas perlahan. Tak hanya Yue Shi, sepuluh ksatria serigala di belakangnya juga berhenti serempak, menatap tempat itu dengan ekspresi termangu.
“Ada apa, Yue Shi?” Gao Leihua bertanya heran. Dia mengikuti pandangan Yue Shi ke arah sebuah tempat tinggal manusia-binatang yang tampak tak ada masalah.
"Tidak ada apa-apa." Yue Shi berbicara datar: "Tempat ini adalah wilayah kekuasaan bangsa binatang Suku Serigala, Wilayah Serigala." Setelah berkata demikian, Yue Shi kembali melirik sepuluh pasukan berkuda serigala di belakangnya. Sekaligus, inilah tempat asal kesepuluh ksatria serigala tersebut. Bukan, saat itu yang keluar sebenarnya dua belas orang.
"Yue Shi, apa kita akan masuk?" Humei'er bertanya pada Yue Shi. Dia tahu dulu Yue Shi pernah membawa dua belas pasukan berkuda serigala keluar dari sini.
"Tidak." Yue Shi mengepal tinju dengan erat: "Saat aku kembali ke sini nanti, kewibawaan pasukan berkuda serigala akan dikenal seluruh benua. Baru saat itulah aku punya muka untuk datang dan masuk. Maju!" Teriak Yue Shi sambil memacu kudanya melesat ke depan.
"Graaah!" Sepuluh ksatria serigala di belakang serentak melengking mendengar ucapan Yue Shi, lalu mengendarai Serigala Tunggangan masing-masing mengikuti punggung Yue Shi yang sedang melaju kencang.
Seperti yang dikatakan Yue Shi, ketika dia melewati tempat ini lagi. Saat itu, pasukan berkuda serigala dari Suku Serigala di bawah pimpinan dua belas komandan berkuda telah menyebarkan kewibawaan mereka ke seluruh benua!
Setelah berjalan cukup lama, Yue Shi yang menggendong Humei'er bertanya: "Mei'er, kira-kira berapa lama lagi sampai ke rumahmu?"
"Sebentar lagi, melewati sini seharusnya sudah masuk Wilayah Rubah." Humei'er menyipitkan matanya memandangi pemandangan yang familiar di depannya. Setelah memasuki Kekaisaran Manusia-Binatang, dia merasa sangat nyaman. Tempat inilah kampung halamannya yang sesungguhnya.
Wilayah kekuasaan Suku Rubah "Wilayah Rubah" terletak di belakang Wilayah Serigala. Di sekeliling Wilayah Rubah berturut-turut terdapat Kota Harimau Buas milik Suku Harimau, Kota Rhein milik Suku Singa, Wilayah Serigala milik Suku Serigala, Kota Liar milik Suku Beruang, dan Kota Gajah Raksasa milik Suku Gajah. Beberapa ras kuat manusia-binatang ini berada di sekitar Suku Rubah, melindungi wilayah mereka.
“Suku rubah adalah objek perlindungan utama bangsa binatang. Bakat ritual suku rubah sangat luar biasa. Hampir mencapai tingkat dimana setiap anggota suku rubah mampu menjadi penyelenggara ritual. Berbagai kemampuan spesial suku rubah, seperti mahkota bunga perawan perempuan rubah, membuat mereka menjadi ras harta nasional tingkat tertinggi di antara bangsa binatang.”
Dengan perjalanan maksimal, akhirnya Gao Leihua dan rombongan berhasil melewati wilayah kekuasaan suku serigala "Wilayah Serigala". Setelah melanjutkan perjalanan jauh ke pedalaman dibawah pimpinan Humei'er, mereka akhirnya tiba di lokasi kediaman suku rubah "Wilayah Rubah".
“Dari sini sudah masuk wilayah kekuasaan suku rubah.” Humei'er menjelaskan kepada Gao Leihua dan rombongan.
“Baik, Yue Shi. Persiapkan dirimu. Tunjukkan sisi terkerenmu sepenuhnya.” Gao Leihua memalingkan kepala dan berseru pada Yue Shi.
“Menurutku jika aku melepas jubah putih ini, itulah penampilan terkerenku.” Yue Shi bergumam pelan, namun tak berani mengatakannya keras-keras.
“Di depan sana, itu rumahku! Bangunan itu, yang paling tinggi itu!” Humei’er menunjuk ke arah sebuah rumah warga di kejauhan saking berseru kepada Gao Leihua dan rombongannya.
Status rumah perempuan rubah kecil Humei’er di kalangan rubah siluman tampaknya cukup terpandang. Tinggi bangunan rumahnya yang menjulang di antara permukiman rubah siluman lainnya ibarat bangau di tengah kawanan ayam, sangat mencolok mata.
Dengan menggebu-gebu mengendarai kuda, beberapa orang itu segera tiba di depan bangunan tertinggi tersebut. Setelah mendekat, Gao Leihua baru menyadari bahwa ini bukan sekadar rumah biasa, melainkan memiliki pelataran luas layaknya rumah bangsawan manusia.
Sesampainya di depan pintu rumah, Humei’er langsung melompat turun dari kuda dengan girang. Ia berlari kecil ke pintu besar itu lalu mengulurkan tangannya. “Braak! Braak! Braak! Braak!” Bunyi ketukan beruntun menggema.
Memandang pintu besar yang familiar ini, Humei'er merasa senang sejenak. Dulu dia sempat mengira takkan punya kesempatan kembali lagi, tapi saat ini sekali lagi dia sudah berdiri di hadapan pintu rumahnya sendiri.
"Siapa itu?" Begitu ketukan pintu Humei'er berbunyi, dari dalam pelataran terdengar suara tua renta, disusul derap langkah mendekat.
"Ini aku! Fu Bo, aku, aku! Aku kembali!" Humei'er jelas-jelas mengenali suara orang di depan pintu, seketika berseru penuh semangat.
Creek! Pintu dibuka oleh seorang tua renta dari suku rubah siluman. Mata keriput sang tua mengamati sosok |Humei'er di depan pintu, lalu tiba-tiba berseru lantang: "N-Nona! Ini nona! Oh, |Dewa Hewan yang mulia, nona, benarkah ini dirimu? Syukur |Dewa Hewan melindungi! Akhirnya nona kembali! Kau tak tahu bagaimana rindunya hamba!" |Fu Bo gemetar kegirangan, mengingat ia yang membesarkan |Humei'er sejak kecil, menganggapnya seperti |cucu perempuan sendiri.
"Cepat, masuklah. Nona harus tahu, setelah |hilang, |Nyonya sudah menangis berhari-hari. |mata indah-nya bengkak merah membara. Syukur |Dewa Hewan berkenan mengembalikan nona dengan selamat!" Ujar |Fu Bo dengan getar haru.
“Hm, Fu Bo.” Humei’er berseru penuh emosi: “Ngomong-ngomong, Fu Bo! Fu Bo, aku beri tahu ya, aku bisa kembali kali ini berkat Yue Shi dan teman-temannya. Nah, inilah mereka.” Humei’er ceria menunjuk Yue Shi dan beberapa orang lainnya sambil berkata pada Fu Bo.
“Ah, jangan banyak bicara! Semuanya, cepat ikut aku masuk. Aku akan antarkan kalian menemui Tuan dan Nyonya. Ya Langit, Nona sudah kembali, tak terkira betapa bahagianya Nyonya dan Tuan nanti!” Fu Bo dengan gembira mengusap air matanya. Ia berseru pada Gao Leihua dan Yue Shi: “Cepat, jangan berdiam di depan pintu. Masuklah!”
“Ayo masuk.” Gao Leihua tersenyum licik, lalu melompat turun dari kuda.
Yue Shi juga melompat turun dari kudanya. Begitu kakinya menyentuh tanah, Humei’er langsung menggandeng lengannya dan menariknya masuk ke dalam rumah.
“Humei'er, status keluargamu di klan rubah cukup tinggi, bukan?” Di tengah jalan, Gao Leihua menatap rumah Humei'er sambil bertanya. Pasalnya, di antara bangsa binatang, tempat semewah rumah Humei'er memang sangat langka.
“Ya, ayahku adalah Kepala Ritual klan rubah. Bersama kepala suku, beliau mengatur klan kami.” Humei'er tertawa genit. “Ayah, jangan banyak tanya! Ayo cepat, kubawa kalian menemui ayahku.” (Humei'er memanggil Gao Leihua sebagai "Ayah", sedangkan ayah kandungnya dipanggil "Ayah".)
Di bawah pimpinan Humei'er, ketika Gao Leihua dan rombongan baru memasuki ruang utama, tiba-tiba terdengar suara nyaring dari dalam rumah: “Putriku!”
Kemudian seorang wanita rubah berparas cantik dengan postur tubuh yang luar biasa berlari keluar. Sekilas, wanita rubah itu langsung melihat Humei'er yang sedang memeluk Yue Shi. Melihat hal tersebut, sang wanita rubah langsung menyambar Humei'er dan memeluknya erat di dada.
"Putri! Putri! Di mana?!" Lalu, di belakang wanita paruh baya rubah ini, seorang sesepuh rubah juga bergegas keluar dari dalam rumah.
"Ibu, Ayah." Humei'er memanggil wanita rubah dan sesepuh rubah tersebut dengan suara jernih penuh keakraban.
"Eh?" Gao Leihua memandangi kedua orang tua Humei'er yang selisih usianya hampir separuh ini, sebuah frasa tak sengaja terlintas dalam benaknya——mungkinkah ini yang disebut legenda "rubah tua makan rumput muda"? Oh tidak. Tepatnya yang terlihat di hadapannya ini lebih mirip——rubah tua mengunyah vegetasi muda...
