Setelah mendapat perintah dari Paus, Hu Linke mengepal tinjunya dengan erat dan melangkah mantap menuju markas yang dikuasainya. Kali ini, harus membuat para manusia-binatang rendahan itu tahu bahwa Harimau lah penguasa sejati bangsa binatang!
Sesampainya di markas, Hu Linke memilih 100 prajurit Harimau terbaik dari pasukan elit militernya yang paling ia percaya.
Setelah persiapan lengkap, seratus prajurit Harimau elit yang mengenakan senjata tajam direbut dari manusia dengan aura mengikuti di belakang Hu Linke bersiap untuk berangkat.
"Yang Mulia Hu Linke." Saat Hu Linke hendak berangkat, seorang agen intelijen bawahannya datang tergopoh-gapah dari kejauhan memanggilnya.
"Ada apa? Apakah ada kabar penting yang harus dilaporkan?" Hu Linke memalingkan kepala dan bertanya.
"Benar, Yang Mulia. Kabar ini mengenai pendeta perempuan rubah kuat yang pernah muncul di Resimen Ketiga." Agen intelijen itu menjawab, lalu menunjukkan ekspresi cemas, "Yang Mulia, sepertinya kami tidak berani menyentuhnya. Menurut investigasi kami, perempuan rubah ini adalah putri dari, pendeta kepala rubah siluman yang sedang menjabat. Jika ini gadis biasa dari bangsa binatang lain masih bisa diatur, tapi klan rubah adalah objek perlindungan bangsa binatang kita. Selain itu, status sangat khusus. Lalu apa yang harus kami lakukan terhadap putrinya ini?"
“Ternyata dia putri Hu Tian.” Setelah mengetahui identitas sang putri, Hu Linke mengerutkan alis. “Sudahlah. Status Hu Tian terlalu spesial. Sebagai pemimpin utama para pendeta suku binatang, kami tidak boleh bermusuhan dengannya saat ini. Tapi untuk berjaga-jaga, besok kirim beberapa orang untuk berjaga di pintu masuknya agar dia tidak ikut campur dalam urusan pembunuhan manusia berambut putih dan Komandan Kecil dari suku singa itu. Asal tidak berlebihan, tidak akan ada masalah.”
“Siap, Yang Mulia Hu Linke.” Agen intelijen itu mengangguk patuh, lalu mundur perlahan.
……
Malam itu, Gao Leihua terus menjelaskan berbagai hal kepada Yue Shi. Meski telah mentransfer memorinya, namun ingatan yang kaku itu masih sulit dipahami sepenuhnya oleh Yue Shi dalam waktu singkat.
“Ji-ji~ Ji-ji~” Tiba-tiba dari jendela kamar Gao Leihua terdengar suara burung yang mendesak. Seekor makhluk angin bersayap bernama Burung Ji-Ji terbang masuk melalui jendela dengan kepakan sayap berdebu.
Burung ji-ji, sejenis unggas angin dengan kecepatan terbang yang cukup cepat. Mereka memiliki kemampuan mengenali jalan yang lebih kuat dibandingkan merpati, sehingga umumnya digunakan untuk mengirimkan informasi darurat atau laporan rahasia.
Gao Leihua mengulurkan tangannya, burung ji-ji itu pun patuh berdiri di telapak tangannya. Jelas terlihat ini adalah burung kurir terlatih yang khusus membawa pesan darurat.
Setelah mengambil secarik kertas dari kaki burung kecil itu, Gao Leihua melepaskan kembali burung ji-ji tersebut.
Setelah membuka kertas tersebut, senyum tipis mengembang di sudut bibir Gao Leihua. Ini adalah pesan dari "organisasi Lei" yang ditujukan padanya - organisasi pembunuh bayaran yang sebelumnya berhasil ditaklukkannya, namun akhirnya dipaksa mengganti nama oleh Gao Leihua.
Ini adalah surat rahasia dari organisasi '' yang menyebutkan bahwa paus suku harimau akhirnya tidak tahan ingin menuntut balas kematian putra mereka. Saat ini lebih dari 100 elit suku harimau yang dipimpin komandan mereka Hu Linke sedang menuju wilayah rubah. Jika tidak ada kejadian tak terduga, mereka mungkin akan tiba besok pagi.
"Menarik." Gao Leihua meletakkan kertas di tangannya sambil tertawa terbahak.
"Ayah, barang apa ini?" Yue Shi bertanya penuh curiga sambil mengambil kertas dari tangan Gao Leihua.
"Itu pasukan harimau itu." Gao Leihua menyeruput teh dengan tenang: "Besok, mungkin mereka sudah sampai."
"Ayah, bagaimana rencana kita menghadapi ini?" Yue Shi tersenyum.
"Cuma seratus bajingan, urusan yang bisa diselesaikan sambil lalu." Gao Leihua tersenyum tipis.
“Ayah, tunggu sebentar. Hal ini, bagaimana kalau aku sendiri yang menyelesaikannya?” Yue Shi tiba-tiba tersenyum: “Kau pernah bilang, jika aku selamanya mengandalkanmu untuk menyelesaikan masalah, aku selamanya hanya akan menjadi anak yang tak bisa dewasa.”
“Kau sendiri yang menyelesaikan?” Gao Leihua menatap Yue Shi.
“Tenanglah, Ayah, aku tidak sendirian.” Kilatan sinar dingin muncul di mata Yue Shi: “Meskipun sama-sama bangsa binatang, tapi perbuatan suku harimau membuat jiwaku membeku. Stempel Kaisar Binatang memberikanku tanggung jawab untuk menjaga ras binatang, tapi juga menganugerahi martir yang menjadi hak seorang raja.”
Yue Shi berdiri di depan jendela, mengeluarkan sebuah gulungan sihir dari tangan kanannya. Setelah menyobek gulungan sihir, Yue Shi melemparkannya ke langit. Seketika, di atas wilayah suku rubah siluman berkilat sebuah kembang api sihir yang indah.
Kaisar Binatang memiliki tanggung jawab untuk menjaga ras binatang, sekaligus kewajiban untuk memberantas anggota ras binatang yang berperilaku buruk.
Di udara, pada sekejap kembang api meledak, prajurit elang yang dikirim Yue Shi sedang berpatroli di angkasa berhasil menangkap bentuk kembang api dengan akurat. Setelah melihat sinyal tersebut, prajurit elang ini langsung berbalik arah dan terbang menuju lokasi Resimen Ketiga di kejauhan. Beberapa manusia elang yang sedang terbang ini bertugas bergiliran memantau perintah Yue Shi di atas domain rubah sesuai sistem regu.
Peluncuran kembang api oleh Yue Shi ini merepresentasikan perintah untuk memanggil 10.000 anggota Suku Singa Emas dari Resimen Ketiga ke tempat ini!
……
Di jalan antara Kota Harimau Liar menuju domain rubah, satu regu berkekuatan seratus orang sedang memacu kuda dengan kecepatan tinggi.
"Yang Mulia Komandan, domain rubah sudah terlihat di depan mata. Perkiraan besok pagi kami akan tiba?" Seorang prajurit harimau melapor kepada Hu Linke.
“Bagus! Bagus sekali!” Sudut bibir Hu Linke memperlihatkan senyum tipis. Dia sudah membayangkan ekspresi puas saat memenggal kepala bocah kecil dari suku singa itu. Setelah bersemangat, dia memalingkan kepala dan meneriakkan perintah ke seratus lebih pasukan harimau di belakang: “Dengarkan! Kita akan membagi pasukan jadi dua. Satu regu bersiap menjaga rumah Hu Tian, regu lainnya bersiap ikut aku untuk menghabisi bajingan yang membunuh Yang Mulia Hu Gang!”
“Yang Mulia Paus pernah berfirman, siapa yang berhasil membunuh komandan cilik Resimen Ketiga itu akan dihargai oleh aliran. Saat itu, meraih kemuliaan bukan lagi mimpi!” Hu Linke tersenyum licik sambil mengangkat pedang raksasa dua tangan berkilauan di tangannya.
“Mematuhi perintah!” Sekitar seratus pasukan harimau itu segera memisahkan dua puluh lebih orang yang bergerak menuju rumah Hu Tian. Delapan puluh sisanya melanjutkan perjalanan menuju lokasi Gao Leihua dan Yue Shi.
Pagi buta, Gao Leihua menggeliat dan melangkah ke jendela. Di sana dia melihat Yue Shi sudah berwujud penuh dengan persenjataan, berdiri di ambang jendela sambil menatap ke kejauhan.
"Sudah pagi." Gao Leihua mendekati jendela dan memandang ke luar. Sekilas matanya langsung menangkap sekitar delapan puluh sosok yang sedang mendekati wilayah rubah dari kejauhan: "Hehe, putra, sepertinya mereka datang. Kau sudah siap?"
"Tentu saja." Yue Shi menghunus pedang raksasa dua tangannya. Tatapannya tajam tertuju pada komandan pasukan harimau, Hu Linke yang berada di barisan terdepan.
"Ayo mulai." Gao Leihua tak banyak bicara. Dengan gerakan santai, ia mengeluarkan sebilah pedang panjang dari cincin ruangnya. Untuk menghadapi bajingan seperti ini, Pisau Hukuman sama sekali tak diperlukan.
Setelah memasuki wilayah rubah, Hu Linke membagi pasukannya menjadi dua kelompok. Dua puluh prajurit harimau berbalik arah menuju rumah Hu Tian, sementara delapan puluh sisanya terus melaju ke lokasi Gao Leihua dan Yue Shi.
Di tengah derap kuda yang menggebu, tiba-tiba muncul dua siluet berbaju putih - satu tinggi satu pendek - menghadang di jalan yang sedang mereka lalui.
"Minggir! Jangan halangi jalan!" Seorang prajurit suku harimau berteriak keras ke arah bayangan itu. Saat ini langit baru saja terang, mereka tak bisa melihat jelas sosok di tengah jalan. Tapi dia yang sedang memacu kudanya tak berniat berhenti. Cambuk panjang di tangannya diayunkan untuk mengusir bayangan tersebut.
Namun, baru saja cambuknya terayun, yang menyambutnya justru sebilah pedang berpendar kilat!
Swoosh! Sebuah pedang melesat membelah udara, menorehkan rangkaian gerakan indah bagai bunga di angkasa. Hanya dengan sekali tebas, si pengayun cambuk beserta kudanya terbelah dua secara sempurna!
Tubuh harimau yang terpotong itu masih meluncur karena inersia, baru terjatuh tak berdaya jauh di belakang Gao Leihua...
Setelah menyelesaikan jurus pedangnya, sosok yang lebih tinggi di tengah jalan tersenyum tipis. Angin sepoi-sepoi mengibarkan rambut putihnya yang berkibar-kibar.
“Kau!” Hu Linke menarik tali kekang kuda, membelalakkan mata memandang Gao Leihua. Dia mengenali Gao Leihua, juga Komandan Kecil dari suku singa yang berada di sisi Gao Leihua.
“Bunuh! Bunuh mereka berdua, inilah target kita!” Teriak Hu Linke histeris ke prajurit Harimau di belakangnya begitu melihat Gao Leihua dan Yue Shi. Seketika, dia sendiri memimpin serbuan ke arah Gao Leihua dan Yue Shi.
“Seni bela diri kuno——Pedang Kilat.” Gao Leihua berbisik lirih. Siluetnya berkedip-kedip terus-menerus, pedang panjang di tangannya melesatkan semburan cahaya ungu yang menyapu tubuh delapan puluh lebih prajurit Harimau.
Sejak Magi Core kecepatan dewa perang bersemayam di tubuhnya, kecepatan Gao Leihua kini mungkin tak tertandingi! Petir memang kekuatan ilahi dengan kecepatan maha dahsyat, ditambah ilmu meringankan tubuhnya, kini diperkuat Magi Core kecepatan—kecepatan Gao Leihua benar-benar mencapai puncak!
Menarik jejak bayangan samar yang panjang, sosok Gao Leihua melesat melewati sekitar delapan puluh prajurit Harimau. Pedang panjang di tangannya sekaligus melesati tubuh belasan orang.
Hanya sekejap mata, siluet Gao Leihua berkilat dari depan delapan puluh prajurit Harimau lalu muncul di garis belakang mereka.
Pedang panjang bergetar halus. Gao Leihua dengan lembut mengibaskan noda darah dari bilah pedangnya.
Syuush! Pada detik berikutnya, sekitar delapan puluh prajurit Harimau bahkan belum sempat mencabut senjata, seluruh tubuh mereka telah berubah menjadi genangan darah.
Hanya Hu Linke yang berdiri di barisan terdepan prajurit Harimau itu yang masih melotot kosong di tempat. Pupil irisnya membesar, bagai patung tak bernyawa yang membeku. Bibirnya bergetar mencoba berkata, namun tak ada suara keluar. Elit kebanggaan Suku Harimau, ternyata tak sanggup menahan satu tebasan pedang musuh...
