“Ayah, kau benar-benar tidak santai. Sudah janji akan menyerahkan penyelesaian masalah padaku. Sekarang bahkan tidak menyisakan satu pun untukku.” Yue Shi mengangkat pedang raksasa dua tangannya dengan pose yang sudah dipertahankan lama, namun belum sempat menebaskan satu kali pun. Akhirnya ia tak bisa menahan kekesalannya terhadap Gao Leihua.
“Hehe,” Gao Leihua tersenyum licik, menunjuk Hu Linke yang masih termangu, “Bukankah ada yang besar di sana? Aku sengaja menyisakan satu untukmu?”
“Bajingan ini sama saja dengan mayat.” Yue Shi mengangkat pedang raksasanya mendekati sisi Hu Linke. Ekspresi wajah Hu Linke masih kosong, jelas belum pulih dari keterkejutan: “Sebenarnya saat di medan perang dulu, aku tidak seharusnya menyelamatkan kelompok brengsek ini.” Yue Shi menatap Hu Linke, lalu mengayunkan pedangnya ke arah kepala kecil sang komandan harimau: “Tapi belum terlambat, kepala bajingan ini kuambil!”
“Hmph!” Saat itu, kilatan aura terlihat di mata Gao Leihua! Sekaligus, tangan kanannya melemparkan pedang panjang dengan keras. Kilauan petir ungu-emas berkedip di pedangnya, disertai dentuman gerakan melesat seperti lengkingan naga. Pedang itu melesat cepat ke arah Yue Shi. Kekuatan mengerikan yang terkandung dalam kilat pedang ini menunjukkan kekuatan mematikan yang dibawanya!
Mendengar deruan pedang yang mencekam, Yue Shi menoleh dan memandangi dengan bingung ke arah pedang yang terbang mendekatinya.
“Ding!” Begitu pedang hampir mengenai Yue Shi, tiba-tiba pedang itu berhenti di angkasa! Lalu, suara logam bertabrakan bergema tanpa sumber jelas. Seolah pedang itu sedang bertabrakan dengan sesuatu yang tak terlihat!
Setelah dihambat, Kekuatan Dewa Petir yang terkandung dalam pedang langsung meledak! Gelombang kejut energi menyebar ke segala penjuru!
Dengan seberkas energi dari gelombang kejut ini, ruang hampa di sekitarnya terdistorsi sejenak. Di bawah pandangan tertegun Yue Shi, sosok hitam muncul perlahan di hadapan Yue Shi dan Gao Leihua. Di tangan pria berbaju hitam itu tergenggam erat sebuah arit hitam.
Memandang arit di tangan pria hitam itu, Yue Shi menarik napas lega. Andai serangan pedang Gao Leihua tadi terlambat sedetik saja, mungkin arit di tangan orang itu sudah merobek tubuhnya.
"Tepat! Ahli sejati." Setelah muncul, bayangan itu berbicara pada Gao Leihua dengan nada sarkastik: "Tak kusangka di dunia manusia biasa ada yang bisa menembus teknik menyusupku. Bagus, sungguh bagus!"
"Siapa kau?" Gao Leihua mengerutkan alisnya menatap sosok hitam itu. Aura yang dipancarkan bajingan ini memicu perasaan jijik di dalam dirinya.
“Kecepatanmu cukup bagus.” Bayangan itu tersenyum licik: “Tapi, meskipun kau cepat, masih dalam batas yang bisa kutahan. Penguasa kuat manusia, mari kita nego. Bagaimana kalau kita berhenti sampai di sini hari ini, dan kau bebaskan Hu Linke?”
“Bebaskan?” Gao Leihua menatap ke atas sambil tertawa merendahkan: “Dia sudah mati, apa lagi yang mau dibebaskan?”
“？？” Bayangan itu cepat-cepat memalingkan kepala ke arah Hu Linke. Seketika, ia melihat lubang transparan di dada kiri Hu Linke yang terlihat begitu mencolok! Lubang ini transparan tanpa setetes noda darah, seolah area ini memang sudah kosong sejak awal!!
“Bagaimana caranya kau melakukannya?” Bayangan itu terkejut, menoleh ke Gao Leihua. Tapi saat kepalanya berputar, bahunya tiba-tiba sakit.
Karena Gao Leihua sudah muncul di sisinya sekejap mata. Tanpa suara, pedang panjang bercahaya kilat di tangan Gao Leihua telah menghantam bahunya.
"Tidak ada yang mengajarimu bahwa perpanjangan diri saat pertempuran adalah kebodohan?" Gao Leihua memandang dingin ke Bayangan itu. Di bawah tatapan tak percaya Bayangan, pedang Gao Leihua membabat tubuhnya dari bahu hingga terbelah dua.
"Berpaling perhatian saat bertarung adalah tindakan bodoh." Gao Leihua menyimpan pedangnya lalu berpaling ke Yue Shi.
"Hehe, aku juga tahu itu." Yue Shi di samping tersenyum licik. Dengan gerakan acuh, pedang raksasa dua tangannya memenggal kepala Hu Linke.
"Komandan Kecil! Kami datang! Lawan siapa? Lawan siapa? Sialan mereka~ Lama tak berkelahi, dengar Komandan Kecil mau berantem, semangat kami berkobar!" Dari kejauhan, derap langkah pasukan besar bergema.
Batalyon Resimen Singa Emas telah tiba. Sesuai permintaan Yue Shi, hanya seribu anggota Suku Singa Emas yang dikerahkan kali ini.
"Maaf, kalian datang terlambat sedikit, tapi tepat waktu untuk membersihkan medan perang." Yue Shi tersenyum licik kepada seribu anggota Suku Singa Emas.
"Komandan! Kau menipu perasaan kami?" Seluruh klan Singa Emas yang darah panasnya sedang mendidih langsung layu seperti terong kena embun beku saat mendengar tidak ada pertempuran!
Yue Shi juga merasa agak malu, berkata kepada Suku Singa Emas: "Tinggalkan beberapa orang untuk membersihkan medan perang, yang lain ikut aku menjemput istriku pulang. Oh ya, bawa juga kepala manusia ini, siapa yang bisa teknik pembekuan?" Yue Shi mengangkat kepala Hu Linke di tangannya.
"Siap, Komandan Kecil!" Prajurit Suku Singa semuanya adalah ahli kultivasi ganda dalam sihir dan bela diri. Sihir adalah masalah kecil bagi mereka. Mendengar perintah Yue Shi, seorang anggota maju dari kerumunan dan dengan santai menggunakan teknik pembekuan pada kepala di tangan Yue Shi, mengawetkannya dengan es.
"Tunggu sebentar. Yue Shi, daya observasimu masih kurang." Tiba-tiba, Gao Leihua memanggilnya sambil tersenyum.
"Ada apa, Ayah?" Yue Shi bertanya heran, mengapa tiba-tiba membahas kemampuan pengamatannya?
"Laporan rahasia kemarin sudah kau baca kan? Masih ingat berapa jumlah pasukan harimau yang disebutkan?" Gao Leihua bertanya sambil tersenyum.
"Hm, seingatku sekitar seratus orang." jawab Yue Shi.
"Lalu berapa mayat pasukan harimau di tempat ini?" Gao Leihua menunjuk ke tumpukan mayat harimau di tanah.
"Ini..." Yue Shi memalingkan kepala menghitung sekilas, lalu memperlihatkan ekspresi curiga: "Delapan puluh lebih! Kok kurang dua puluh orang?"
"Hehe, lain kali harus lebih teliti." Gao Leihua menepuk bahu Yue Shi: "Sebagai Kaisar, kau tak boleh melewatkan satu detail pun! Karena satu detail bisa membuatmu kalah total. Dua puluh orang yang hilang ini, jika bertindak diam-diam, akan menjadi ancaman bagimu."
“Ya, Ayah. Aku mengerti.” Yue Shi dalam hatinya terkejut, tadi dirinya bahkan tidak bisa menghitung jumlah musuh dengan tepat.
“Keluarlah.” Gao Leihua berkata ke arah ruang kosong di belakangnya.
“Ketua Lei.” Tiba-tiba sosok bayangan muncul seperti hantu dari udara: “Sudah ada kabar tentang 20 anggota suku harimau.”
“Di mana?” Gao Leihua bertanya.
“Depan rumah Nona Humei’er.” Bayangan itu berbisik, ciri khas anggota organisasi ini. Menghemat kata seperti kerang mutiara.
“Apa? Di rumah Humei’er?! Sialan, Ayah, cepat! Ke rumah Humei’er sekarang!” Yue Shi langsung panik mendengar kabar itu.
“Tenang.” Gao Leihua menenangkan: “Mereka justru memberimu kesempatan emas. Bawa pasukan Suku Singa Emas, ini saat tepat untuk menunjukkan wibawamu. Biarkan ayah mertua keras kepalamu itu melihat kekuatanmu. Di dunia yang mengutamakan kekuatan ini, kau harus punya kemampuan agar tak diremehkan.”
“Siap! Ayah!” Yue Shi menjawab dengan suara meninggi, lalu memimpin seribu prajurit Suku Singa Emas yang penuh aura pembunuh menyerbu rumah Humei'er...
Setelah pasukan pergi, Gao Leihua mengerutkan alis memandang bayangan hitam yang terpotong dua di tanah. Entah kenapa sosok hitam ini membuatnya jengkel. Apa aku terlalu paranoid? Gao Leihua mengibaskan kepala, lalu berjalan menuju domain rubah.
Begitu siluet Gao Leihua menghilang, tubuh terbelah dua bayangan hitam yang seharusnya mati itu tiba-tiba bergerak perlahan. Potongan tubuh yang terpisah itu mulai bergerak-gerak seperti ulat, perlahan menyambung kembali.
"Pria yang kuat sekali." Setelah tubuhnya utuh, bayangan hitam yang semestinya mati itu membuka matanya dengan senyum getir. "Terlalu kuat. Cuma satu tebasan pedang, sudah membuatku mati sekali."
"Nomor Satu, kau tadi mati?" Tiba-tiba muncul bayangan hitam identik di sampingnya.
“Ya.” Bayangan di tanah itu tersenyum getir. “Kalau bukan karena wujud asli kami adalah Dewa Kematian yang menguasai kekuatan 'kematian', aku pasti sudah dihancurkan.”
“Siapa yang membunuhmu? Di dunia manusia ini, mungkinkah ada yang bisa melukaimu?” Sosok bayangan yang baru muncul bertanya heran.
“Seorang pria berambut putih.” Bayangan bernama Nomor Satu menghela nafas. “Hanya dengan satu tebasan pedang, dia langsung memotongku. Meskipun aku agak lengah.”
“Apakah lawannya dewa?” Bayangan yang baru datang itu berbisik pelan.
“Tidak tahu. Seharusnya tidak, karena aku tidak merasakan aura kuat seperti tingkat Dewa darinya. Tapi aura tubuhnya membuatku bingung.” Nomor Satu yang sudah pulih sepenuhnya berdiri. “Dia memiliki kekuatan kegelapan yang mencapai titik ekstrem. Bahkan lebih gelap dari kekuatan kami. Aku tidak berani membayangkan kekuatan macam apa itu, kekuatan itu seolah-olah——Iblis! Tapi juga tidak mirip. Bagaimanapun, perasaanku tentang dia sangat aneh!”
“Baik, aku akan mengirim pesan ke sepuluh avatar lainnya agar jangan berkonflik dengan si brengsek berambut putih akhir-akhir ini.” Bayangan gelap kedua menghela napas pelan, “Selain itu, Nomor Satu. Wujud asli sudah memerintahkan kita para avatar ini untuk secepatnya menemukan si Dewa Hewan itu. Jika tidak segera menemukan bajingan itu, kita semua akan dihancurkan. Kemunculan barang itu semakin sering belakangan. Jika tidak segera menemukan Dewa Hewan, kita benar-benar sial!”
“Ya, ya. Aku juga tahu.” Pria berbaju hitam yang disebut Nomor Satu menghela nafas, “Pria tadi, hanya dengan satu tebasan pedang sudah memenggalku. Meski kita cuma avatar, tapi tetap memiliki sebagian kekuatan wujud asli! Pria itu... bukan dewa, bukan pula iblis, lalu makhluk apa sebenarnya...”
