Setelah mengusir Wu Tian, waktu sudah menunjukkan sore hari.
“Waktu berlalu cepat sekali, sudah waktunya makan siang ya.” Gao Leihua menyeringai, lalu menggeliat puas. Setelah sekian lama sibuk di dunia lain, akhirnya dia bisa menikmati masa tenang yang singkat.
Tapi, siapa yang tahu apakah ketenangan sesaat ini hanyalah keheningan sebelum badai besar datang?
“Ya, siapa yang tahu?” Gao Leihua tertawa ringan. Bersama keluarga adalah saat-saat paling membahagiakan baginya. Dengan kehadiran Jingxin dan anak-anaknya, barulah Gao Leihua merasa di dunia asing ini dia bukan lagi seorang diri. Kini dia memiliki pasangan hidup dan beberapa anak yang menyayanginya. Makhluk asing dari Bumi ini akhirnya menemukan rumah di dunia yang bukan miliknya.
Setelah merenung sejenak, Gao Leihua melangkah mantap memasuki rumah.
“Jingxin, waktunya masak. Ayo kita ke dapur.” Setelah berbalik masuk, Gao Leihua meneriakkan perintahnya dengan suara keras.
“Hm.” Jingxin yang duduk di samping berdiri sambil mendengus. Di bawah pengaruh kutukan laut yang “dicintai sekaligus dibenci” Gao Leihua itu, kemampuan berbicaranya kembali hilang.
“Ayah, siang ini aku mau ayam goreng pedas berminyak!” Yue Rui mengangkat tangan berteriak.
“Ibuayah, Ibuayah, Daging Lapis Renyah!” Xiao Jin Sha'er berteriak dengan suara kekanak-kanakan.
“Papa Gao Leihua, Tangcu Paigu!” suara merdu sang Bayi.
“Tuan, beri aku satu porsi nasi goreng telur!” suara manis Mengsi terdengar. Benar, tak ada yang salah dengar. Akhir-akhir ini Mengsi mulai menyukai nasi goreng telur.
“Wu~ wu~” Ini adalah suara Xiao Lu Dongfa, namun sayangnya si kecil seolah ingin menyampaikan sesuatu. Dengan pasrah karena kemampuan bicaranya belum sempurna, hanya suara 'Wu wu' yang keluar... sehingga erangannya langsung diabaikan.
“OK, OK! Segera, segera.” Gao Leihua menjawab riang. Menyiapkan hidangan memang pekerjaan bersusah payah namun membahagiakan, sambil bergegas ke dapur dia terus memenuhi permintaan anak-anak.
Jingxin tersenyum mengikuti di belakang Gao Leihua memasuki dapur. Kemudian dari dalam dapur terdengar suara-suara khas saat menyiapkan hidangan yang berkali-kali berulang.
Seperti pepatah klise: Pria dan perempuan bekerja sama, pekerjaan tak terasa berat. Dengan Jingxin yang membantu di sampingnya, Gao Leihua semakin bersemangat bekerja.
Tak lama kemudian, hidangan pesanan anak-anak ditambah semangkuk sup, makan siang sederhana pun selesai.
Hidangan keluarga Gao Leihua memang penuh ketelitian. Biasanya saat makanan habis, waktu makan pun tepat berakhir. Karena menurut ucapan Gao Leihua, membuang makanan adalah perbuatan memalukan.
……
Setelah makan, seluruh keluarga Gao Leihua jarang-jarang berkumpul di belakang pelataran untuk berjemur. Kecuali Shajia dan Bixi yang masih di ruangan, anggota keluarga lainnya sudah berada di tempat ini.
Menggendong anak-anak di pelukannya, Gao Leihua berbaring nyaman di rerumputan sambil memaparkan cerita-cerita spektakuler dari Bumi kepada mereka.
Setelah menuturkan beberapa kisah, tiba-tiba Gao Leihua menyaksikan wujud asli Jingxin saat ini.
Tangan Jingxin menggendong Mengsi dan Xiao Jin Sha'er. Melihat Jingxin saat ini, Gao Leihua teringat sesuatu.
"Sepertinya aku harus melakukan sesuatu?" Mata Gao Leihua berkilauan. Dia teringat sesuatu. Sesuatu yang sudah lama ingin dibuatnya tapi terus tertunda karena tak ada waktu! Kereta bayi.
"Jingxin, kalian tunggu dulu. Aku punya ide." Gao Leihua berdiri ceria sambil berkata pada Jingxin. Memanfaatkan waktu luang ini, dia ingin segera membuat benda itu.
"??" Jingxin memandang Gao Leihua dengan curiga.
"Perhatikan baik-baik, benda ini sangat praktis!" Gao Leihua bangkit dari tanah. Dari cincin ruangnya, dia mengeluarkan ranting-ranting dan buah-buah putih pipih yang elastis. Itulah ranting "pentungan bergigi" dan buah dari lembah arwah-arwah. Setelah menyiapkan bahan-bahan, Gao Leihua mulai sibuk memotong ranting, melubangi buah...
Jingxin duduk tenang di sisi Gao Leihua, menopang dagu sambil memandangi Gao Leihua yang sibuk mondar-mandir dengan penuh kebahagiaan. Di sampingnya berjejer Yue Rui, Lu Dongfa, Bayi, serta Mengsi dan Xiao Jin Sha'er.
Saat ini, di tangan Gao Leihua tergenggam buah berkaret dari pohon "" yang dibawa dari domain segel.
Saat menggenggam objek ini, Gao Leihua harus mengakui betapa ajaibnya dunia ini. Buah berbentuk pentungan bergigi ini sama sekali melampaui pemahamannya tentang tumbuhan. Berbeda dengan buah-buahan di Bumi yang memiliki kulit dan daging buah, objek ini hanya memiliki lapisan karet untuk epidermis dan inti kayu. Bentuknya yang pipih menyerupai cakram lebih pantas disebut roda alami ketimbang buah.
Setelah melakukan proses awal terhadap semua bahan, tangan kanan Gao Leihua mulai menggambar desain di atas kertas putih di sampingnya.
"Sejujurnya, saat di Bumi, Gao Leihua hanya pernah melihat bentuk kereta bayi tapi belum pernah menelitinya. Karena meski pernah menjadi ayah susu di Bumi, putri Yuxin saat itu sudah cukup besar sehingga tidak sempat menggunakan kereta bayi. Jadi bagi Gao Leihua, kereta bayi hanyalah benda yang pernah dilihat tapi tak pernah digunakan. Ia hanya samar-samar mengingat bentuk kereta bayi itu.
Tapi, ini sudah cukup. Meski tak bisa membuat kereta bayi yang indah, setidaknya bisa membuat kereta bayi sederhana yang layak digunakan.
Gao Leihua mengerahkan seluruh memorinya, berusaha keras merenungkan konstruksi kereta bayi. Kemudian terus-menerus menggambar konsep yang terbersit di benaknya ke dalam sketsa.
"Ibu~Ayah. Apa yang kau gambar ini, barang?" Ucapan dengan panggilan unik ini tentu saja berasal dari manusia setengah naga Jin Sha'er.
“Bagi panggilan Xiao Jin Sha'er terhadap dirinya, Gao Leihua juga merasa sangat pasrah. Dia pernah mencoba berbagai metode untuk mengubah sebutannya berkali-kali, namun akhirnya semuanya berakhir dengan kegagalan. Seolah di mata Jin Sha'er, Gao Leihua selamanya akan menjadi 'Ibu'-nya, bukan Ayah.”
“Hehe, ini namanya kereta bayi. Sesuatu yang akan membuat ibumu tidak perlu lelah menggendong kalian keluar nanti.” Gao Leihua tersenyum licik.
“Tidak digendong keluar? Lalu apa harus dipanggul keluar?” Xiao Jin Sha'er melanjutkan pertanyaannya.
“Haha, bukan. Kau tunggu saja, setelah aku selesai membuatnya, kau pasti akan mengerti.” Gao Leihua tertawa terbahak, lalu kembali menyantap makanannya dengan lahap.
Sepasang mata indah Yue Rui menatap Gao Leihua dengan senyum semakin mengembang di sudut bibirnya. Dia bukan tipe yang suka menunjukkan perasaan, tapi beruntung Gao Leihua adalah orang yang bisa memahami. Ucapan Gao Leihua tadi membuat hatinya hangat, apa lagi yang sedang dia buat untukku kali ini?
“Hm, hm, bagus, seperti ini. Hm, lebih baik tambahkan tempat untuk si Bola-Bola di kereta bayi ini.” Gao Leihua memperlihatkan senyuman di sudut bibirnya, lalu tangan kanannya dengan cepat menggambar posisi untuk Bola-Bola di peta.
Berbicara tentang Bola-Bola, si kecil ini masih tertidur pulas di ranjang Gao Leihua. Sejak mengikuti Gao Leihua, hidup Bola-Bola hanya berkisar pada makan - tidur - berubah wujud, lalu makan lagi. Siklus abadi ini membuatnya terlihat semakin gemuk beberapa hari terakhir.
“OK~ Dengan mengikuti pola seperti ini, pasti sukses!” Gao Leihua penuh kesombongan menghunus Pisau Dewa Petir, lalu mulai menggunakan senjata itu untuk mengukir ranting "pentungan bergigi".
Alasan menggunakan Pisau Hukuman untuk menebang pohon ini bukan karena Gao Leihua suka menggunakan pisau sapi, melainkan karena ranting ini terlalu keras. Perlu diketahui bahwa ranting "pentungan bergigi" adalah senjata andalan klan manusia-binatang emas, senjata biasa sulit melukainya sedikitpun. Karena itu Gao Leihua pasrah harus menggunakan Pisau Hukuman untuk memotongnya.
Setelah memiliki desain, seolah-olah semuanya menjadi jauh lebih mudah.
Di tengah kekaguman Jingxin dan rombongannya, siluet samar Gao Leihua mulai bergerak dengan gesit.
Seketika, mata Jingxin dan rombongannya hanya melihat bayangan Gao Leihua yang tak terhitung jumlahnya bergerak naik turun seperti ilusi.
"Hah! Hahaha! Akhirnya selesai juga!" Gao Leihua berdiri dengan angkuh, mengusap keringat sebelum menyingkapkan karya agung di belakangnya——"Kereta BB!"
Melihat ciptaan Gao Leihua, Yue Rui dan anak-anak lainnya langsung membelalakkan mata mereka, tak berkedip memandangi benda aneh di belakangnya.
"Ini, ini, yang lain. Ayah, bolehkah aku bertanya, barang apa ini?" Yue Rui merasakan alisnya tak terkendali naik ke atas. Sebenarnya dia tak ingin menyerang Gao Leihua. Tapi barang buatan Gao Leihua itu benar-benar, sungguh tidak indah dipandang. Atau bisa dikatakan, intinya hanya beberapa batang ranting yang dipaku, disusun menjadi dua pagar kayu. Lalu menyambungkan kedua pagar itu, akhirnya di bagian dasar pagar dipasangi beberapa benda bundar.
Dari penjelasan awal Gao Leihua, seolah Ayah ingin Ibu Jingxin menggunakan benda ini untuk membawa Lu Dongfa mereka keluar. Begitu terbayang, Yue Rui merasa alisnya terus-menerus berkedut tak terkendali. Bahkan dia membayangkan Jingxin mendorong benda ini sementara di dalamnya ada dua anak yang diletakkan...
"Seperti yang kau lihat, ini disebut kereta bayi! Bisa menaruh anak di dua bagian ini, lalu didorong keluar!" Gao Leihua dengan penuh kesombongan menunjuk mahakaryanya.
"Hah, hah!" Setelah mendengar ucapan Gao Leihua, Yue Rui segera menoleh dan mengarahkan tatapan penuh niat jahat ke arah Lu Dongfa. Karena Xiao Lu Dongfa seharusnya menjadi batch pertama pengguna barang ini!
Begitu Xiao Lu Dongfa menerima pandangan Yue Rui, seketika ia merasakan merinding dalam hati. Meski belum bisa berbicara, dia bukanlah anak manusia biasa. Sebagai bayi yang memiliki pemikiran, sebuah firasat buruk mulai muncul dalam hatinya.
"Hm, sepertinya kalian belum paham cara menggunakan ini. Aku akan tunjukkan contohnya. Ayo, Xiao Lu Dongfa, coba duduk di sini." Gao Leihua tersenyum penuh kelembutan sambil berjalan mendekati Lu Dongfa, mengulurkan tangan penuh kasih sayangnya.
"Tidak~ tidak~, tidak~" Lu Dongfa menjerit protes begitu melihat Gao Leihua mendekat. Dalam ketakutan terhadap "kereta bayi" ini, dia memuntahkan kata pertamanya sejak lahir ke dunia fana - atau lebih tepatnya aksara pertama - "Tidak~".
“Jangan panik, cuma duduk sebentar saja. Coba percobaan ini, bekerja sama ya.” Gao Leihua tersenyum pada Xiao Lu Dongfa.
“Tidak...! Tidak~” Lu Dongfa menggelengkan kepala sekuat tenaga, membuatnya duduk di barang kurang estetis jenis ini? Dibunuh pun ogah.
“Hoho.” Jingxin di samping tersenyum menyaksikan adegan di hadapannya. Matinya berpindah dari desain gambar Gao Leihua ke produk jadinya. Hm? Sudut bibir Jingxin berkedut tak terkendali.
Karena yang tergambar pada desain Gao Leihua sama sekali berbeda dengan produk jadinya. Atau mungkin yang dibuat sekarang hanyalah prototipe dasar dari gambarnya. Padahal desain yang digambarnya adalah barang cantik luar biasa.
Jingxin tersenyum kecil, lalu perlahan melangkah menuju kamar dalam.
Sementara Gao Leihua masih melakukan negosiasi dengan Xiao Lu Dongfa, Jingxin keluar dari rumah membawa banyak barang.
"Kalau dipikir, meski Jingxin adalah putri suku laut dan juga seorang pendekar dengan level yang tidak rendah, hal-hal yang biasa dilakukan perempuan tetap bisa ia lakukan. Contohnya keterampilan menjahit wanita kuno."
Sementara Gao Leihua masih terus berunding dengan Xiao Lu Dongfa, di sisi lain Jingxin sudah memodifikasi seluruh kereta bayi sesuai desain yang ada di gambar rancangan Gao Leihua.
"Kau mau duduk atau tidak? Kalau tidak, malam ini tidak kuberi makanan lezat." Gao Leihua menggunakan ancaman makanan untuk menekan Xiao Lu Dongfa.
"Wu! Wu~~" Di seberang, Xiao Lu Dongfa masih menggelengkan kepala kecilnya. Ia pantang naik ke kereta bayi ini. Lagipula, ia sama sekali tidak percaya Gao Leihua benar-benar akan menghentikan jatah makannya - inilah yang disebut berani karena punya sandaran.
Jingxin menggelengkan kepala perlahan, lalu mendekati Gao Leihua sambil tersenyum dan menepuk bahunya dengan lembut.
"Hm? Jingxin, ada apa?" Gao Leihua menoleh memandang Jingxin.
“Ha.” Jingxin tertawa ringan, lalu menggunakan tangannya yang ramping untuk memalingkan kepala Gao Leihua, mengarahkan pandangannya ke kereta bayi yang telah dimodifikasi.
Seketika, mata Gao Leihua terbelalak lebar! Di hadapannya bukan lagi kereta BB yang jelek, melainkan kereta bayi yang sangat indah sesuai imajinasinya! Gao Leihua memandang Jingxin dengan terkejut: "Ha! Jingxin, ini... ini karyamu?"
"Hm." Jingxin mengeluarkan suara dengusan hidung lembut, kemudian menampilkan senyuman mempesona.
"Haha! Benar-benar sempurna~ Sepersis yang kubayangkan." Gao Leihua tersenyum lebar sambil memandangi kereta bayi hasil modifikasi Jingxin.
Di saat bersamaan, tatapan Xiao Lu Dongfa juga tertuju ke kereta bayi itu. Ekspresi matanya berubah drastis. "Ayah, Ayah!" Pria kecil itu mengucapkan kata kedua dalam hidupnya, lalu mengulurkan tangan mungilnya ke Gao Leihua dengan sikap berlagak mulia, bersiap untuk uji coba.
“Kau sekarang ingin naik?” Gao Leihua tersenyum jahat memandangi Xiao Lu Dongfa.
“Hm-hm!” Xiao Lu Dongfa mengangguk sekuat tenaga, sambil berpura-pura menjadi pahlawan yang sedang menguji kereta bayi.
“Hehe, mau naik? Haha, tapi Ayah mengubah pikiran. Sekarang Ayah takkan mengizinkanmu.” Gao Leihua tersenyum licik, lalu dengan satu tangan menggendong Xiao Jin Sha'er dan tangan satunya mengangkat Mengsi. Dengan sikap sombong, ia menempatkan kedua gadis kecil yang mirip kembar itu di kereta bayi. Kemudian sambil bersenandung riang, ia mulai mendorong kereta itu di pelataran.
Di sisi lain, Xiao Lu Dongfa tetap duduk kaku di rerumputan dengan tangan kanan terangkat. Di tengah tiupan angin dingin, alunan musik suram seakan mengiringi momen ini...
“Sudahlah, Ayah hanya bercanda.” Melihat ekspresi ingin menangis di wajah Xiao Lu Dongfa, Gao Leihua segera menggendong keluar Jin Sha'er dan Mengsi dari kereta, lalu berjalan menghampiri anak lelaki itu.
Saat Gao Leihua menggendong dua gadis kecil itu menuju Xiao Lu Dongfa, dari belakang tubuhnya terdengar suara "Braak!" disusul suara sesuatu yang hancur berkeping-keping!
Gao Leihua menoleh dengan kaku, lalu wajahnya langsung suram.
Di belakang mereka, arah kereta bayi itu mengeluarkan gelombang asap tebal. Dalam asap itu tampak sosok manusiawi yang seluruh tubuhnya seolah terbakar api.
"Sialan!" Gao Leihua meledak marah, "Siapa yang berani menginjak-injak mobil BB-nya aku..."
