"Apa yang terjadi?" Gao Leihua memandangi tangan kirinya dengan curiga. Bagaimana mungkin benda aneh tadi lenyap begitu saja dari genggamannya?
Lalu, Gao Leihua kembali curiga memandangi perutnya. Tadi saat tangan monster itu menghilang, ia merasakan jelas kedewaan mutasinya tiba-tiba memancarkan sehelai aura iblis. Segera setelah aura iblis ini muncul, tangan monster di tangannya pun ikut lenyap. Mungkinkah ini terkait dengan kedewaan mutasinya ini? Gao Leihua bergumam dalam hati.
"Wu!" Siluet samar yang terbelit cambuk panjang jiwa Gao Leihua itu menatap tak percaya ke arah tangan monster yang lenyap dari genggaman Gao Leihua. Saat ini ususnya menyesal sampai menghijau, andai tahu begini tentu tak akan memprovokasi Gao Leihua. Seharusnya begitu mendapatkan Tangan Kiri Setan ini langsung kabur. Sayang tak ada yang jual pil penyesalan di dunia ini, kalau tidak berapapun harganya pasti dibelinya satu butir.
"Tahu tidak betapa sulitnya aku mendapatkan 'Tangan Kiri Setan' ini?!" Sudah hampir puluhan tahun aku mengawasi Yue Naiya, baru hari ini akhirnya berhasil membuka segel "Tangan Kiri Setan" dari tubuhnya. Tapi belum sempat merasakan kehangatan artefak ini, "Tangan Kiri Setan" langsung lenyap di tangan pria beruban ini! Begitu saja menghilang di depan mataku!!
"Aaargh!!" Siluet samar itu mengaum penuh kegeraman ke langit. Dengan pandangan penuh kekecewaan terakhir pada Gao Leihua, tubuhnya yang terkunci Cambuk Panjang Jiwa mulai perlahan terurai dan pecah. Seketika, wujudnya berubah menjadi titik-titik cahaya kecil yang tak terhitung. Berhamburan bagai percikan api malam, ribuan partikel itu menyebar ke segala penjuru dengan kecepatan luar biasa, lolos dari jeratan senjata spiritual tersebut.
"Ingin kabur? Jangan harap!" Jenis pelarian ini pernah Gao Leihua saksikan sebelumnya, Dewa Api sebelumnya juga berhasil meloloskan diri dari tangannya dengan cara seperti ini!
Ketika menghadapi jurus serupa untuk kedua kalinya, Gao Leihua langsung merasa kesal! Dengan sigap tubuhnya melesat laksana macan tutul, tangan kanannya langsung menjangkau ke arah kumpulan cahaya itu.
Sayangnya partikel cahaya ini memiliki kecepatan luar biasa, nyaris menyamai kecepatan terkini Gao Leihua! Ditambah aksinya yang terburu-buru, tangan besarnya hanya berhasil menangkap satu titik cahaya. Sementara sisanya berhamburan ke segala penjuru.
Memandang pasir cahaya yang melarikan diri itu, Gao Leihua menggerutu kesal. Setelah semuanya menghilang di kejauhan, barulah ia membuka genggaman untuk memeriksa satu-satunya titik cahaya yang berhasil ditangkap.
"Eh? Barang apa ini?" Gao Leihua mengerutkan kening saat melihat benda di tangannya, berupa butiran merah muda sebesar kuku kelingking. Meski telah lama mengamati, ia tak bisa mengenali bahan pembuatnya. Ada perasaan familiar yang menggelitik, seolah pernah melihat benda ini di suatu tempat. Tapi semakin dipikir, ingatannya justru semakin kabur.
Setelah mengamati cukup lama, tak tahan lagi ia menjepit benda itu antara ibu jari dan jari telunjuk, lalu memencetnya perlahan.
"Hm, tekstur yang bagus." Gao Leihua mengangguk pelan. Benda kenyal itu terasa hangat saat ditekan. Dari celah jarinya, aroma menggoda tiba-tiba menyebar - bukan wewangian biasa, tapi sesuatu yang langsung memicu lonjakan hormon prianya.
“Aneh, benda ini teramat jahat.” Gao Leihua mencembungkan bibir. Lalu lagi-lagi memencet dengan lembut……
……
Hanya saja Gao Leihua tak menyadari, ketika tadi ia memencet sebutir benda merah muda itu, sosok yang berada sepuluh li jauhnya dari sini justru "seluruh tubuhnya bergetar".
Sosok ini persis merupakan siluet yang kabur menggunakan teknik rahasia. Saat ini setelah melepas jubah hitamnya, di bawah cahaya bulan kami dapat samar-samar melihat sosok manusia bertubuh ramping.
"Eek!" Saat Gao Leihua memencet sebutir benda merah kecil itu, siluet ramping di kejauhan sepuluh li tiba-tiba mengeluarkan erotan menggoda. Kedua tangannya erat menekan area antara paha, sementara wajahnya memerah tersipu.
“Bajingan terkutuk ini.” Siluet ramping itu mengumpat dengan susah payah. Tapi seketika, saat Gao Leihua kembali memencet partikel merah muda tersebut, tubuhnya langsung melompat duduk ke tanah sambil mengencangkan kaki dengan erat.
“Kau brengsek berambut putih! Aku... aku dan kau tidak bisa hidup berdampingan!” Suara gemetar dengan nuansa aneh dan getir menguar dari siluet itu, dihiasi rona kemerahan di pipinya...
“Hachoo! Hachoo!” Gao Leihua tiba-tiba bersin keras dua kali.
“Aneh, ada yang sedang mengingatku?” Ia menepuk dahinya pelan. Setelah mengamati lama, benda merah kecil yang diambil dari siluet hantu itu tetap membingungkannya. "Jangan-jangan ini bagian tubuhnya?" gumamnya dalam hati. Akhirnya, partikel misterius itu ia simpan di tempat mencolok dalam cincin ruangnya.
"Kalau tak bisa mengingat, ya sudah, pikirkan nanti saja." Namun Gao Leihua merasa frustrasi karena si bajingan itu berhasil kabur. Sekarang dia terpaksa berbalik arah dan melanjutkan perjalanan menuju lokasi Yue Dingtian.
Dari kejauhan, Gao Leihua melihat Yue Dingtian sedang memberikan terapi pada Yue Naiya yang terbaring lemah. Meski "Tangan Kiri Setan" sudah berhasil ditarik keluar dari tubuhnya, proses ekstraksi itu membuat Yue Naiya kehilangan nyali. Tampaknya butuh seratus tahun lebih sebelum kondisinya pulih sepenuhnya.
"Bagaimana? Berhasil mengejar orang itu?" Yue Dingtian mengangkat kepala dan bertanya saat melihat Gao Leihua kembali.
"Tidak, akhirnya si bajingan itu kabur pakai teknik rahasia." Gao Leihua mengangkat bahu pasrah. Dalam hatinya, dia bertekad mengembangkan jurus khusus penangkal teknik pelarian semacam ini. Dua kali dipermalukan seperti tamparan berganda di kedua pipi, sungguh memalukan!
“Bajingan sialan ini, aduh.” Yue Dingtian mengepal tinju dengan erat, setelah marah setengah hari, Yue Dingtian kembali menatap Gao Leihua: “Lalu, Tangan Kiri Setan itu? Apakah berhasil ditemukan?”
“Tidak.” Gao Leihua menjawab langsung tanpa basa-basi.
“Jadi dibawa kabur oleh bajingan itu?” Yue Dingtia bertanya lagi.
“Tidak.” Gao Leihua masih mengucapkan dua kata yang sama.
“Tidak dicuri, juga tidak dibawa pulang?” Yue Dingtia bingung: “Leihua ya, sebenarnya apa yang terjadi ini?”
“Tangan Setan itu menghilang.” Gao Leihua menjawab dengan tak bertanggung jawab pada Yue Dingtian.
“Apa? Menghilang?” Mata Yue Dingtian langsung membelalak lebar: “Leihua, maksudmu, tangan itu, tiba-tiba lenyap begitu saja?”
"Hm, menghilang." Gao Leihua menganggukkan kepala menjelaskan: "Saat itu aku menangkap bayangan itu, lalu tangan aneh di tangannya jatuh. Aku langsung meraih tangan aneh itu, tapi setelah menyangganya, tiba-tiba tangan itu lenyap dari genggamanku." Gao Leihua sengaja tidak menceritakan kemungkinan hubungan antara lenyapnya tangan aneh dengan kedewaan bermutasi dalam tubuhnya. Hal seperti ini jika diungkap hanya akan memberi masalah, sedangkan Gao Leihua paling membenci masalah.
"Lenyap di tanganmu? Tiba-tiba menghilang?" Yue Dingtian menggaruk kepala bingung. Tangan kiri Setan itu pernah dipegang beberapa si tua seangkatan mereka, tapi tak pernah ada kasus menghilang dari genggaman.
Setelah lama merenung tapi tetap tak paham, Yue Dingtian akhirnya menghela napas pasrah: "Sudahlah, kalau hilang ya sudah. Nanti setelah kembali ke suku laut akan kucari dokumen terkait barang ini. Jika benda ini tersebar ke luar, pasti sangat berbahaya bagi penduduk benua."
“Hm.” Gao Leihua tidak berkata apa-apa, hanya mengangguk.
“Ngomong-ngomong, Gao Leihua.” Yue Dingtian tiba-tiba menatap ke atas dengan matanya tak berkedip mengamatinya.
“Ada apa?” Gao Leihua tersenyum.
“Terakhir! Kau harus jaga baik-baik cucu perempuanku.” Yue Dingtian menepuk bahu Gao Leihua. “Kini, mari kita berpisah di sini!”
“Oh.” Gao Leihua secara kebiasaan mengangguk. Lalu menyaksikan Yue Dingtian menggendong Yue Naiya dan Hui Tian menghilang dari pandangannya.
“Heh.” Gao Leihua menggelengkan kepala perlahan. Sepertinya Yue Dingtian masih khawatir dia akan membunuh Yue Naiya. Padahal Gao Leihua sudah tak punya niat lagi untuk melakukannya.
“Anggap saja ini kesempatan terakhir untuknya. Jika lain kali masih berani cari masalah,” bisiknya pelan sambil berjalan menuju rumah, “Sekarang, setelah pulang aku harus tanya Mengsi mengapa tiba-tiba mau membunuh Yue Naiya, dan bagaimana dia tahu arah perjalanan spesifik Yue Naiya dan Yue Dingtian.”
……
Dengan hati-hati mendarat di lantai dua rumahnya sendiri, Gao Leihua menginjakkan kaki perlahan di lantai dua. Setelah berjalan beberapa langkah, ia berhenti lalu melepas sepatunya dengan lembut. Sudah larut malam, Gao Leihua tak ingin mengganggu tidur orang-orang tercintanya. Meski dengan kekuatannya saat ini, memakai sepatu pun tak akan mengeluarkan suara sedikitpun, ia tetap melepaskannya. Kini Gao Leihua berjalan pelan seperti bajingan menuju kamarnya.
Tepat saat Gao Leihua hampir sampai di kamarnya, tiba-tiba pintu kamar santa wanita Bilisi di sebelah ruangannya perlahan terdorong. Sosok manusia dengan sepasang sayap hitam di punggungnya muncul sambil tersenyum mesum penuh kepuasan.
Menyusul itu, si pemilik sayap hitam ini menoleh dan langsung bertatapan mata dengan sosok berambut putih yang sedang mengendap-endap di seberangnya.
Krak! Keduanya membeku seketika. Shajia membelalakkan matanya menatap Gao Leihua di hadapannya, sementara Gao Leihua juga membelalak memandangi Shajia.
"Ahm... A-Ayah. S-Selamat malam." Suara Shajia terdengar kaku sambil berseru lemah.
"Hm." Gao Leihua menganggukkan kepala, lalu melirik ke arah asal Shajia—ruangan Bixi.
"Ayah, jangan salah paham. Aku cuma menemani Bixi ngobrol." Shajia buru-buru menjelaskan dengan ekspresi yang persis seperti "tidak ada perak tiga ratus kati di sini".
"Sst." Gao Leihua berbisik, "Jangan berisik. Semua hal kita bicarakan besok. Sekarang tidur dulu."
"Oh." Shajia mengangguk patuh lalu berjalan jinjit ke kamarnya. Sebelum pergi, ia menggaruk-garuk kepala bingung: Mengapa Ayah tiba-tiba muncul di sini? Lagipula pakaian ketat yang melekat di tubuh Ayah itu untuk apa?
Memandang punggung Shajia yang menjauh, Gao Leihua mengelus dagu sambil berbisik: "Jangan-jangan si kecil Shajia benar-benar sudah melahap Bixi. Wuih! Dua kali lebih hebat dariku!" Mengapa disebut dua kali lipat? Ini karena belum lama ini Shajia baru saja merayakan ulang tahun ke-15. Jadi usianya sekarang 15 tahun. Sedangkan Gao Leihua sendiri baru saja mengakhiri status keperjakaannya tahun ini, di mana usianya tepat dua kali lipat usia Shajia. Hanya saja setelah melintas ke dunia ini, penampilan Gao Leihua menjadi jauh lebih muda sehingga terlihat seperti baru dua puluhan.
Tapi, apakah usia Shajia terlalu dini untuk hal seperti ini? Gao Leihua terus mengelus dagu sambil berjalan pelan. Mungkin, tanpa sadar aku selalu menganggap mereka masih anak-anak. Gao Leihua menggelengkan kepala, lalu mendorong pintu kamarnya.
Tapi begitu pintu terbuka, seketika Gao Leihua terpaku oleh adegan di dalam kamar.
Di dalam rumah, siluet ramping sedang duduk di tepi tempat tidur Gao Leihua. Cahaya bulan menyusup dari jendela, bagai tabir kabur perak yang menyampir tubuhnya. Rambut biru panjangnya terurai seenaknya, justru memancarkan daya tarik yang berbeda bagi Gao Leihua.
Seekor Slime emas terdiam di bahu Jingxin, desisan halus terdengar keluar dari hidung makhluk lendir itu.
Suara lembut ini sama sekali tidak merusak pemandangan indah di hadapannya, malah menambahkan keanggunan tak terkatakan pada lukisan alam tersebut.
Jingxin duduk dengan tenang memandang bulan purnama di langit, entah apa yang dipikirkannya. Senyum tipis mengembang di sudut bibirnya. Waktu yang dihabiskan bersama Gao Leihua baru beberapa bulan belakangan. Itupun, kebersamaan mereka sesungguhnya tak seberapa.
Namun, jumlah senyuman Jingxin selama beberapa bulan terakhir ini telah melampaui total dua puluh tahun sebelumnya.
Gao Leihua terpana. Pada saat ini, Jingxin bagaikan peri yang terjatuh ke dunia fana.
Gao Leihua yang mendorong pintu masuk tidak melanjutkan gerakan lebih lanjut, dia hanya berdiri di pintu masuk memandang Jingxin di hadapannya.
Sudah beberapa bulan berkenalan dengan Jingxin, namun Gao Leihua menyadari bahwa dirinya sama sekali belum menemukan semua sisi kecantikannya. Jingxin adalah wanita seperti ini. Dia memiliki sisi-sisi indah yang tak terhitung, hanya menunggu Gao Leihua untuk secara bertahap menemukan keindahannya...
