"Pelan-pelan saja, jangan panik, jelaskan jelas-jelas apa yang sebenarnya terjadi?" Melihat ekspresi panik Ksatria Darah, Gao Leihua tak bisa menahan diri mengerutkan alis. Tingkat kemampuan Ksatria Darah tentu dia pahami, 99 anak buahnya memiliki level Delapan Tingkat. Meski belum mencapai kualifikasi kedewaan, tapi mereka semua sudah menjadi Pembunuh Dewa level delapan.
Karena itu, di seluruh benua, Ksatria Darah sudah menjadi entitas tak tertandingi.
Yang paling penting, jumlah Ksatria Darah yang menemani Yuehua Tian masuk bukan cuma satu dua orang! Yang masuk adalah delapan puluh sembilan Ksatria Darah lengkap! Saat 89 Ksatria Darah bergerak bersama, bahkan Dewa Tingkat Delapan yang sudah memiliki pun hanya bisa melarikan nyawa! Contohnya Dewa Api yang pernah menginjak-injak mobil BB Lao Gao itu, langsung dihajar sampai lari terbirit-birit oleh 89 Ksatria Darah!
“Penguasa baru, semua orang mengalami masalah. Saat kami memasuki pintu terakhir reruntuhan istana, kami secara tak terduga masuk ke wilayah seorang Dewa.” Ksatria Darah berkata gugup: “Penguasa baru, segera selamatkan mereka.”
“Baik, sambil jalan kita bicara.” Gao Leihua menganggukkan kepala, lalu menggendong Yue Rui, dipimpin Ksatria Darah menuju reruntuhan istana peri kuno dengan cepat.
Awalnya Gao Leihua mengira meskipun reruntuhan ini adalah area terlarang suku peri, tapi dengan adanya peri yang ikut bersama Yuehua Tian seharusnya jaminan mutlak. Tapi tak disangka bahkan dalam kondisi seperti ini tetap terjadi masalah.
Kecepatan Gao Leihua dan Ksatria Darah sangat tinggi, dari reruntuhan tempat Gao Leihua awalnya berada hingga pintu besar reruntuhan ini hanya membutuhkan beberapa tarikan napas.
Tak lama kemudian, sampai di depan pintu besar reruntuhan ini. Gao Leihua melangkah maju dan mengetuk pintu besar tersebut.
"Bagaimana caranya membuka pintu ini?" Saat tiba di depan pintu besar, Lao Gao menatap Ksatria Darah. Awalnya ketika Yuehua Tian dan yang lain masuk, pintu dibuka oleh petualang Biru Putih. Gao Leihua jelas bukan Biru Putih, dia tidak memiliki keahlian membuka pintu sehebat itu.
"Maaf, Tuan. Aku juga tidak tahu." Ksatria Darah tersipu malu. Awalnya dia hanya mengikuti Biru Putih masuk, mana sempat memperhatikan cara Biru Putih membuka pintu ini.
"Sudahlah, tidak tahu juga tidak apa. Terpaksa pakai solusi bodoh ini saja untuk masuk." Gao Leihua terus menggendong Yue Rui dengan tangan kiri, lalu mengangkat tangan kanannya. Kekuatan Dewa Petir mutasi mengalir dari dantian Lao Gao seiring tarikan napasnya, terkonsentrasi di kepalan tangan kanannya.
"Hancur!" teriak Gao Leihua. Tinju kanannya yang membawa kekuatan ribuan jun menghantam pintu besar itu dengan keras.
Braak~~Dang~~! Suara lengkingan, tinju Gao Leihua menghantam pintu besar. Seluruh daun pintu bergoyang hebat, tak hanya itu, tubuh gunung tempat reruntuhan istana ini berdiri pun berguncang beberapa kali akibat pukulan ini.
Namun, bahkan di bawah pukulan kuat Gao Leihua yang fenomenal ini, pintu besar itu sama sekali tidak bekerja sama, tak ada secuil tanda akan hancur.
"Sial! Bagaimana mungkin?" Gao Leihua pertama-tama memandang tinju kanannya, lalu dengan ragu dan sulit percaya menengadah ke arah pintu besar.
Pukulan dahsyat Gao Leihua bahkan tak meninggalkan sehelai jejak di permukaan pintu! Jika dihitung, tingkat kekerasan pintu ini hampir menyamai Perisai Pertahanan di lembah arwah-arwah yang dijuluki "pertahanan absolut" oleh Empat Dewa Cahaya.
Perlu diketahui, kekuatan Gao Leihua saat ini sama sekali berbeda dengan dirinya beberapa bulan yang lalu!
“Tadi, daya penghancur satu pukulan yang terlihat sembarangan ini sama sekali tidak lebih ringan dibanding jurus 'Poh Shan Kong' yang dulu menghantam 'Pertahanan Absolut' Dewa Negara Cahaya!”
“Sial, aku benar-benar tidak percaya aku tak bisa menghancurkan pintu ini! Ksatria Darah, bawa Yue Rui mundur.” Gao Leihua berbalik badan, menyerahkan Yue Rui di tangannya kepada Ksatria Darah.
“Siap, Penguasa.” Ksatria Darah mengangguk patuh, lalu membawa Yue Rui mundur perlahan ke belakang.
“Huu!” Gao Leihua mengepalkan tangan kanannya. Perlahan ia menutup mata, aura perkasa menyebar dari tubuhnya, rambut putihnya berkibar tanpa angin.
Tiba-tiba, Gao Leihua membuka mata lebar-lebar. Seketika, siluetnya melesat seperti peluru menghantam pintu besar itu.
“Graa!” Dengan raungan harimau, kepalan tangannya menghantam pintu dengan kekuatan penuh.
“Meski segala fenomena di dunia ini tak terduga,” Gao Leihua berbisik lirih sementara energi terkumpul di kepalannya: “Untuk menghancurkannya...” Kilatan cahaya tiba-tiba memancar dari matanya: “SATU PUKULAN!”
Krak! Pintu besar akhirnya tak bisa menahan pukulan kekerasan Gao Leihua yang memusatkan seluruh kekuatannya. Di tempat tinju Gao Leihua mendarat, mulai muncul retakan-retakan seperti kulit kura-kura.
Retakan semakin melebar, hingga akhirnya—Plak!—pintu kokoh itu hancur berantakan menjadi beberapa kepingan yang beterbangan, seolah mengumumkan kepada umat manusia tentang kekerasan pria berambut putih ini...
Setelah membuka pintu, Gao Leihua bersama Ksatria Darah dan Yue Rui memasuki reruntuhan istana.
Karena dibangun di dalam tubuh gunung, bagian awal yang mereka masuki adalah terowongan gelap yang dalamnya tak terlihat dasarnya.
Begitu masuk terowongan, Ksatria Darah dengan gelisah bertanya: "Tuan, bagaimana kita harus melanjutkan perjalanan?" Sebab saat masuk tadi mereka dipandu seluruh klan peri, sehingga Ksatria Darah tidak ingat jalan maju.
"Tidak apa-apa, mereka telah meninggalkan jejak untukku. Saat ini cuma perlu mengikuti jejak kakak laki-laki tadi dan maju saja." Gao Leihua pertama-tama mengamati terowongan, setelah melihat beberapa jejak di tepi terowongan, dia tersenyum tipis.
Para peri tetap santai, demi memudahkan Gao Leihua masuk, mereka membuat beberapa tanda secara acak di sepanjang jalan, memungkinkan Gao Leihua masuk dengan santai.
Mungkin saat membuat tanda, para peri membuat Ksatria Darah salah mengira mereka sedang memecahkan mekanisme tersembunyi. Jadi Ksatria Darah tak disangka masih belum tahu para peri telah meninggalkan tanda-tanda ini untuk Gao Leihua.
Mengikuti tanda-tanda ini, Gao Leihua dan Ksatria Darah maju dengan lancar. Setelah berjalan sekitar waktu bakar sebatang dupa...
"Penguasa baru, kami sampai! Di depan sana." Ksatria Darah di sampingnya buru-buru melapor pada Gao Leihua: "Waktu itu, setelah tiba di sini, kami memasuki pintu terakhir yang tertera di peta dibimbing para peri. Tapi saat kami semua masuk bersama, sebuah formasi aneh di ruangan ini langsung memencarkan dan memindahkan kami masing-masing. Aku bersama beberapa Ksatria Darah lain langsung merasakan diri telah memasuki wilayah dewa. Akhirnya, karena tak bisa kabur, terpaksa aku bunuh diri untuk kembali melapor pada penguasa baru."
"Sungguh kau menderita." Gao Leihua langsung menepuk bahu Ksatria Darah itu dengan penuh perasaan setelah mendengar pengorbanannya. Sekarang ia sadar, para Ksatria Darah bawahannya bukan lagi mesin pembunuh buta yang hanya patuh pada perintah. Mereka kini telah memiliki kesadaran dan ikatan emosi sejati. Gao Leihua tak lagi bisa memperlakukan mereka seperti mesin.
"Kalian tunggu di sini dulu. Biar aku yang masuk memeriksa lebih dulu." Gao Leihua memalingkan kepala memberi perintah pada Ksatria Darah dan Yue Rui.
“Baik, Ayah (penguasa baru).” Ksatria Darah dan Yue Rui serentak mengangguk.
“Ha.” Gao Leihua tersenyum tipis, sambil menggerakkan Kekuatan Dewa Petir. Kilatan-kilatan kecil berdesis plak-plak seketika terbentuk di sisi Gao Leihua.
Kilat yang semakin intens membentuk lapisan pelindung ungu di sekelilingnya. Meski tak tahu situasi di dalam, lapisan perlindungan ini memberi waktu persiapan.
“Tunggu di sini, jangan ikut!” Gao Leihua berpesan terakhir sebelum mengangkat kaki masuk ke pintu besar terakhir.
Begitu menginjak ambang pintu, pandangan Gao Leihua langsung menggelap.
Sensasi ini sudah beberapa kali dialaminya - pertanda teleportasi akan dimulai.
Seketika, cahaya terang kembali menyapu penglihatannya.
Gao Leihua membuka matanya, lalu ia mendapati dirinya kini berada di ruang berkabut putih. Di sekelilingnya dipenuhi warna putih. Namun di sebelah kirinya ternyata ada pintu hitam yang melayang di tengah ruang putih ini. Tampaknya ini gerbang untuk kembali.
"Siapa yang berani masuk? Tak tahukah kau ini wilayah tabu? Bukan tempat untukmu, segera mundur dari pintu ini! Jika tidak, kau akan menerima hukuman Dewa!" Suara bergemuruh menggema di telinga Gao Leihua.
"Jika tak pergi, kau akan menerima Penghukuman Dewa!"
Gao Leihua tak menjawab, hanya memandang sekeliling dengan tenang sambil merasakan segala sesuatu di sekitar.
"Manusia bodoh! Ini bukan tempatmu. Karena kau tak mau pergi, maka atas namaku, seluruh petir di dunia - hancurkan belenggu ruang! Bentuk formasi Penghukuman Dewa untuk menghukum semua yang masuk ke sini!"
"Wilayah, Penghukuman Dewa!" Suara bergemuruh itu akhirnya meneriakkan komando terakhir!
Begitu mendengar nama wilayah ini, pupil mata Gao Leihua menyempit tajam. Wilayah Hukuman Dewa, itu adalah wilayah lapisan kedua dewa petir! Wilayah yang bahkan hingga saat ini belum dikuasai oleh Gao Leihua!
"Mungkinkah ini lagi-lagi segel yang ditinggalkan dewa petir?" Gao Leihua menggaruk kepalanya dengan bingung. Terhadap hukuman wilayah yang akan datang, dia sama sekali tidak khawatir. Karena dirinya sendiri adalah dewa petir!
"Hukuman Dewa." Setelah suara bergemuruh itu berakhir, Gao Leihua tiba-tiba merasakan sensasi aneh! Perasaan ini seolah-olah ruang tempatnya berada tiba-tiba terpecah menjadi banyak ruang independen namun identik. Sensasinya mirip seperti ruang tempat Gao Leihua berada telah disalin dan ditempel berkali-kali!
Menyusul kemudian, penglihatannya tiba-tiba gelap. Ketika matanya pulih, dia terkejut mendapati banyak versi Gao Leihua berdiri di sekitarnya.
"Dan Gao Leihua bisa memastikan, ini bukan kepura-puraan! Ya, ini bukan kepura-puraan atau ilusi!"
Tak terhitung Gao Leihua di hadapannya, setiap sosok adalah dirinya yang sejati! Para Gao Leihua ini tercipta setelah ruang dihancurkan oleh wilayah hukuman Dewa menjadi tak terhitung ruang, lalu setiap ruang memisahkan satu Gao Leihua.
"'Selanjutnya, bagaimana bisa?'" Gao Leihua menatap penuh antusiasme pada tak terhitung dirinya sendiri...
