“Huu~~” Setelah rentetan suara Dug! berakhir, Gao Leihua tersenyum bangkit dari tanah lalu menepuk tangan. Wajahnya terlihat seperti orang yang sembelit tujuh hari tiba-tiba lega. Hmm, metafora ini mungkin kurang tepat, tapi intinya saat ini Gao Leihua terlihat memerah penuh semangat, penuh kesombongan!
Di sisi lain, di sudut kanan bawah Gao Leihua, seekor babi tampan sedang kejang-kejang sambil muntah busa di tanah, kedutan tubuhnya sesekali membuktikan si babi ini masih bertahan hidup.
Oh maaf, salah lihat. Babi ini ternyata adalah——Dewa Peri yang tampan!
"Hei, udah cukup muntah busanya mi?" Gao Leihua duduk di samping Dewa Peri sambil tersenyum bertanya.
"Yu sha mi shi, suo! (Ada apa, bilang.)" Wajah babi Dewa Peri menoleh ke Gao Leihua, berbicara dengan susah payah.
"Tiga hari setelah Tahun Baru tiga bulan lagi, itu hari pernikahanku." Gao Leihua tertawa.
"Yang, hou, ni? (Lalu kenapa?)" Dewa Peri yang wajahnya babak belur ini bertanya dengan susah payah.
"Bawa putriku untuk menghadiri pernikahanku." Gao Leihua berbisik pelan.
"Tidak masalah! Tapi aku tidak akan memberikan hadiah apa pun ya." Begitu mendengar ada pernikahan yang bisa dihadiri, Dewa Peri langsung melompat dari tanah: "Hutang budi tidak akan kubayar, sudah kuberi tahu dari awal."
"Kau, si pelit tak tahu diri." Gao Leihua geram: "Kalau tidak membawa bayaran budi dua kali lipat, jangan harap bisa datang ke pernikahanku!"
"Tidak usah datang juga tidak apa. Bisa menghemat ongkos perjalananku." Dewa Peri bergumam pelan.
"Sialan! Kau pantas dihukum!" Gao Leihua langsung menerjang seperti harimau kelaparan...
Braak! Dug! Braak!
"Huu!" Gao Leihua mengibaskan tangannya, lalu dengan anggun berkata pada Dewa Hewan: "Charlie, kita pergi!"
"Gao... Lei... hua! Kau... akan... kena... kutukan!" Suara penuh ketidakrelaan Dewa Peri bergema dari belakang.
……
Setelah meninggalkan Dewa Peri, Gao Leihua, Dewa Hewan, dan bayangan tak bernama berjalan menuju rumah Gao Leihua di Kekaisaran Cahaya.
Mengenai pulau udara itu, karena barang ini terlalu mencolok, Gao Leihua dan rombongan menyembunyikannya di dekat Hutan Peri yang termasuk dalam Sepuluh Tempat Berbahaya, tepatnya di kedalaman Rawa Iblis yang dijuluki sebagai wilayah paling berisiko. Dengan begini kami tidak khawatir terlihat. Lagipula meski ada yang melihat pulau udara ini, bukan masalah besar! Tanpa Kekuatan Dewa Petir, siapa yang bisa memindahkan pulau udara ini?!
"Gao Leihua, mari kita singgah ke Lembah Arwah dulu." Di tengah perjalanan, Rhein·Charlie Dewa Hewan berkata pada Gao Leihua.
"Ada apa?" Gao Leihua bertanya secara kebiasaan: "Jangan-jangan Dewi Arwah Penasaran mengalami sesuatu?"
"Aku juga tidak tahu." Dewa Hewan tersenyum getir: "Mungkin dia benar-benar dalam masalah. Sudah beberapa hari terakhir aku tidak bisa berhubungan dengan Fisheer. Padahal kami adalah dewa-dewa yang memiliki hubungan khusus, tapi sekarang sama sekali tidak bisa terhubung. Makanya aku ingin kau ikut ke Lembah Arwah untuk memeriksanya."
“Hm, ini tidak masalah.” Gao Leihua menganggukkan kepala: “Ayo pergi, semoga dia tidak mengalami apa-apa.” Dewi Arwah Penasaran selalu baik kepada Gao Leihua, dua wilayah luar biasa dan Ksatria Darah semuanya hadiah dari Dewi Arwah untuk Gao Leihua.
“Kalau sedang terburu-buru, mari kita percepat.” Setelah berkata demikian, Gao Leihua mengangkat tangan kanannya.
“Merencanakan apa, Saudara Gao Leihua?” Dewa Hewan memandanginya dengan bingung, tidak tahu untuk apa dia mengangkat tangan.
“Wilayah.” Gao Leihua menyeruput ringan: “Kecepatan!”
Braak! Kilatan cahaya hitam samar menyebar dari tubuh Gao Leihua ke arah Dewa Hewan dan bayangan tersebut. Sinar hitam yang merepresentasikan prinsip kecepatan ini dengan cepat mengelilingi mereka.
Seketika, Dewa Hewan merasakan kecepatannya meningkat drastis! Benar-benar wilayah kecepatan! Dewa Hewan terkejut.
“Wilayah kecepatan Dewa Perang?!” Bayangan terkejut memekik. Sebagai musuh bebuyutan Dewa Perang di masa lalu, ia tentu sangat memahami wilayah sang dewa. Wilayah kecepatan sendiri sebenarnya tak membuatnya terkejut. Namun ketika menyaksikan wilayah milik musuhnya itu muncul di tubuh Gao Leihua, ekspresi terkejut Rhein·Charlie sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Bayangan tidak mengetahui fakta bahwa Gao Leihua memiliki dua wilayah. Saat itu di Lembah Arwah, ketika Gao Leihua menjadi dewa, Bayangan sedang tidak berada di lokasi. Hingga kini, ia pun belum mengetahui bahwa Gao Leihua telah menjelma iblis dan menguasai dual domain.
Yang terkejut bukan cuma Bayangan. Bayangan hitam di sampingnya yang dahulu merupakan rival Tiga Dewa Cahaya juga sangat familiar dengan wilayah Dewa Perang. Beberapa kali bentrokannya dengan sang dewa membuatnya cukup memahami prinsip wilayah kecepatan tersebut.
Sejujurnya, Domain Kecepatan Dewa Perang bahkan tidak kalah dengan Domain Kekuatan Dewa Hewan! Sayangnya si brengsek itu terlalu kaku, tidak tahu fleksibilitas. Sebuah domain yang kuat di tangannya hanya menunjukkan sepertiga kekuatannya, sungguh menyia-nyiakan domain sehebat ini.
Perlu diketahui, di antara para dewa-dewa beredar kabar bahwa Domain Kecepatan dan Domain Kekuatan disejajarkan sebagai Wilayah Raja terkuat dalam pertempuran jarak dekat. Hanya saja Dewa Perang di masa lalu gagal menampilkan kewibawaan yang semestinya dari Domain Kecepatan.
Berapa tingkat kemampuan Domain Kecepatan yang bisa ditunjukkan pria ini? Bayangan bergumam dalam hati. Ia tidak terkejut mengapa Gao Leihua memiliki Domain Kecepatan. Karena Dewa Hewan hanya memberitahunya bahwa Gao Leihua adalah seorang ahli, namun tidak menyebutkan bahwa dia adalah Dewa Petir. Maka Bayangan pun mengira domain Gao Leihua adalah Domain Kecepatan.
“GO！”Setelah mengembangkan wilayahnya, Gao Leihua berseru. Kemudian tubuhnya bergerak seketika, membuat Dewa Hewan dan bayangan itu hanya melihat pandangan berkunang-kunang. Saat mereka memfokuskan pandangan kembali, siluet Gao Leihua sudah berada ratusan meter di luar jangkauan.
“Hmph! Baru beberapa hari tidak bertemu, bajingan ini jadi lebih aneh.” Gumam Dewa Hewan kesal. Ia teringat pertemuan pertama dengan Gao Leihua beberapa bulan lalu, saat itu pria itu hanya manusia kuat biasa di matanya. Sebulan kemudian, Gao Leihua sudah setara dengannya sebagai dewa sejati. Melihat kecepatan Gao Leihua saat ini, ia mengusap keringat dingin. Sekarang ini, ia benar-benar tak yakin bisa mengalahkannya.
Menurut Dewa Hewan, mungkin Gao Leihua adalah orang yang mencapai level tercepat dalam sejarah - sang penguasa kuat nan unik ini.
……
Dengan dukungan wilayah kecepatan Gao Leihua, kecepatan ketiganya meningkat minimal dua kali lipat! Dalam kecepatan luar biasa ini, mereka hanya membutuhkan waktu singkat untuk mencapai Lembah Arwah yang tak jauh dari Ibu Kota Kekaisaran.
Ketiganya langsung menembus area pinggiran Lembah Arwah-arwah, memasuki tepi segel emas tersebut.
"Huu." Memandangi segel emas ini, Gao Leihua menarik napas panjang. Ini sudah kali kesekian dia datang ke sini.
"Lembah Arwah-arwah." Gao Leihua melafalkan tiga aksara itu perlahan. Tiba-tiba, wajah cantik nan tegas dan membeku berkilat dalam benaknya - wajah Xiao San, nona yang telah dibawanya ke jalan Ratu.
"Xiao San sekarang mungkin sudah menjadi Ratu Kekaisaran Es." Gao Leihua tersenyum licik: "Cuma tak tahu apakah perlu mengirim undangan pernikahan untuknya."
Namun akhirnya, Gao Leihua menggelengkan kepala: "Sudahlah." Dia menghela napas, Ada perasaan tak terungkap dari Xiao San padanya. Mengirim undangan dalam situasi seperti ini justru mungkin membuat situasi menjadi lebih kacau.
"Memikirkan apa?" Dewa Hewan menepuk bahu Gao Leihua.
"Oh, tidak apa-apa." Gao Leihua mengibaskan kepala.
"Kami, bagaimana caranya masuk ke dalam?" Di tempat ini, bayangan yang terus berdiri di sisi Dewa Hewan akhirnya berbicara.
Suara yang sangat bergemerisik magnetis, memiliki potensi untuk berkembang di dunia perfilman. Ini adalah penilaian Gao Lei terhadap suara dan bayangan ini yang masih bertahan.
"Harus diketahui ini adalah segel abadi yang dibuat Empat Dewa Cahaya." Bayangan berkata pelan, tapi kemudian menepuk kepalanya sendiri; "Aku hampir lupa, Dewa Hewan kamu sendiri kan keluar dari dalam sana."
"Hehe." Rhein·Charlie Dewa Hewan tersenyum licik, lalu mendatangi "segel abadi" yang dijuluki tak terpecahkan ini: "Seperti yang dikatakan Saudara Gao Leihua, tidak ada yang tak bisa dihancurkan di alam semesta. Hanya belum mencapai titik kritis 'penghancuran' saja."
Setelah mengatakan itu, Dewa Hewan mengepalkan tangan kanannya membentuk kepalan kosong, sementara sendi jari tengah di kepalan tangan kanannya menonjol sedikit.
“Hah!” Suara geraman berat bagai guntur musim semi, tangan kanan Rhein·Charlie ditarik ke belakang lalu dihantamkan dengan keras ke segel abadi ini!
Gao Leihua menyaksikan pukulan Dewa Hewan ini sambil tersenyum licik. Setelah beberapa hari tidak bertemu, teknik Poh Shan Kong Rhein·Charlie semakin sempurna. Pantas dijuluki Dewa Kekuatan, dalam ilmu bela diri ia memiliki bakat yang tak dimiliki orang lain!
Dengan suara "Chu~~", kepalan Dewa Hewan membuka lubang besar di "segel abadi" ini. Setelah mencuri ilmu "Poh Shan Kong" Gao Leihua, segel ini bagi Dewa Hewan kini semudah membuka backdoor rumahnya sendiri.
"Ayo masuk." Dewa Hewan melangkah besar memasuki segel, kembali menginjakkan kaki di tempat yang telah dihuninya selama ribuan tahun.
Namun saat Rhein·Charlie memasuki Domain Segel Lembah Arwah-arwah, seketika wajahnya pucat bagai tersambar petir di hari cerah, ia terdiam sejenak.
Seputih pucat, seluruh lembah arwah-arwah dipenuhi warna putih. Yang putih ini bukanlah salju, melainkan debu tulang belulang yang putih berserakan.
"Ini, apa yang terjadi?" Dewa Hewan berseru dengan suara kaku. Debu tulang ini sepertinya adalah sisa-sisa kerangka anak buah Dewi Arwah! Saat teriakan terkejut Dewa Hewan menggema, BRAK~~ BRAK~~ dua ledakan dahsyat bergemuruh dari arah Kuil Dewi Arwah di lembah arwah. Disusul dentuman ledakan, seekor naga tulang yang patah beberapa batang tulangnya melesat ke langit.
Di atas naga tulang itu, Tetua Arwah yang bajunya compang-camping oleh ledakan mengaum marah. Di punggungnya, sepasang sayap tingkat kesucian yang terbentuk dari energi itu ternyata juga rusak parah.
"Ada apa?" Gao Leihua juga melangkah masuk ke lembah, bertanya...
