"Zirah Es【Bahasa Naga】" Saat hampir memasuki atmosfer Zi Yue, Gao Leihua berseru. Lapisan tipis zirah kristal es muncul di tubuhnya mengikuti mantra yang diucapkan - Zirah Es, salah satu dari sedikit sihir bahasa naga elemen es yang berhasil dipelajarinya. Alasan Gao Leihua mempelajari sihir ini karena Kekaisaran Cahaya yang terletak di tepi laut menjadi cukup panas dan pengap pada musim panas. Sihir ini dipelajarinya khusus untuk mendinginkan diri sendiri dan keluarga selama musim panas...
Ketika "Zirah Es" menyelimuti tubuhnya, Gao Leihua mengangkat alis. Tampaknya elemen es di dunia ini sangat tipis, membuat zirah es yang dipanggilnya hanya setipis ini. Jauh berbeda dengan zirah setebal itu yang biasa muncul saat dipanggil di daratan.
Untungnya, atmosfer di Zi Yue tidak setebal di daratan. Lapisan atmosfer yang tipis juga mengurangi suhu gesekan saat pendaratan, sehingga lapisan es tipis di tubuh Gao Leihua ini sudah cukup.
Lagipula, di belakang Gao Leihua masih ada Divine Body Ilusi. Jadi saat memasuki atmosfer, Gao Leihua sama sekali tidak khawatir.
Setelah seluruh tubuhnya masuk ke atmosfer, "Sayap Dewa" di punggung Gao Leihua menepuk dengan keras. Dengan tenaga tepukan ini, membuat tubuh Gao Leihua mengambang sebentar di udara.
Namun, sebelum Gao Leihua sempat menstabilkan tubuhnya, sebuah gaya gravitasi besar datang dari Zi Yue.
Gaya tarik itu sangat kuat, membuat tubuh Gao Leihua kehilangan keseimbangan dan terhempas ke bawah dengan keras.
Sepertinya mirip dengan sihir larangan terbang di bawah pulau udara Kuil Dewa Petir?! Dalam proses pendaratan, Gao Leihua segera menyadari bahwa di Zi Yue ini tampaknya ada semacam sihir larangan terbang. Karena kemampuan melayang bebas tingkat dewa sama sekali kehilangan efektivitas di tempat ini.
Melihat kecepatan jatuhnya semakin bertambah cepat, Gao Leihua menarik napas dalam-dalam.
"Huu!" Gao Leihua menghirup udara, mengumpulkan Qi dari dantian, memaksakan tubuhnya untuk mengambang di udara.
Berbekal Qi tersebut, siluet Gao Leihua perlahan turun dari langit bagai sehelai bulu.
……
Pada ketinggian sekitar seribu meter dari daratan, Gao Leihua sudah bisa melihat jelas dunia di bawahnya.
“Sialan!” Setelah melihat pemandangan di bawahnya, Gao Leihua terkesima. Tepat di bawah tubuhnya terbentang hutan lebat! Ya, hamparan pepohonan ungu. Bukan hanya pohon, semua benda di sini berwarna ungu. Batu-batu, tanah, rerumputan, bahkan air semuanya ungu! Tempat ini bagai dunia ungu.
"Ada air dan pepohonan, mungkin ada makhluk cerdas yang tinggal di sini." Gao Leihua tersenyum licik sambil mempercepat laju penurunannya.
Saat tubuhnya hanya berjarak dua ratus meter dari daratan, perubahan aneh tiba-tiba terjadi!
Dari permukaan tanah di bawah, kilatan petir hitam menyambar ke atas dengan ganas menuju Gao Leihua!
"Kebodohan!" Gao Leihua menghardik begitu melihat kilatan petir itu.
"Kembali!" Hanya dengan satu perintah singkat, tanpa tindakan lain apapun!
"Kilat hitam ini segera berbalik 360 derajat seperti ular raksasa setelah menerima perintah Dewa Petir, lalu menghujam ke hutan di bawah!
Sebagai Dewa Petir, semua elemen petir—kecuali Tribulasi Langit milik Dewa Pencipta—harus tunduk pada kemauan Gao Leihua!
Braak!! Suara ledakan dahsyat menggema saat kilat menyambar tanpa ampun ke suatu tempat di hutan ungu, tepat di sumber asal kilat tadi.
"Ah~~" Jerit kesakitan membahana dari hutan, disusul siluet hitam legam yang terpental keluar dari rimbunan pohon ungu.
Gao Leihua menyipitkan matanya mengamati sosok yang terpental. Makhluk hitam setinggi enam meter itu bertubuh mirip manusia, namun dengan satu mata raksasa di tengah dahi—satu-satunya organ penglihatan di wajahnya.
"Raksasa Bermata Satu?" Gao Leihua langsung teringat legenda Bumi tentang monster bermata tunggal yang kejam.
Raksasa hitam itu menyadari bahwa serangannya meleset, malah terkena serangan balik petir dari Gao Leihua. Seketika ia tahu dirinya bukan rival sang dewa petir.
Tanpa menunggu lama, raksasa bermata satu itu segera menyelinap masuk ke dalam hutan ungu setelah mendarat.
Melihat adanya makhluk berkesadaran di permukaan Zi Yue, Gao Leihua langsung berpikir: Sebagai penduduk asli dunia ini, mungkin raksasa ini tahu cara meninggalkan Zi Yue!
Harus diingat, Lao Gao tak punya waktu berlama-lama di bulan ini. Beberapa bulan lagi pernikahannya akan segera digelar. Seluruh pikirannya telah tertuju pada acara sakral itu.
"Berhenti!" Seru Gao Leihua sambil mengerahkan kecepatan penuh mengejar raksasa bermata satu itu.
Meski bertubuh raksasa, makhluk ini memiliki kelincahan luar biasa. Hanya dengan beberapa lompatan gesit, siluetnya telah lenyap di balik pepohonan raksasa ungu. Di bawah naungan vegetasi raksasa ini, mencari jejaknya menjadi pekerjaan yang tidak mudah bagi Gao Leihua.
"Dari udara mustahil rasanya mencari," Gao Leihua pasrah mendarat dari ketinggian.
Saat siluet Gao Leihua menyentuh tanah, Syuush! Suara pepohonan tumbang bergema.
Gao Leihua menoleh, menyadari Divine Body Ilusi-nya telah meremukkan lingkaran pohon saat mendarat.
"Hmph, harus ada cara menyimpan Divine Body Ilusi ini. Tapi energi 'Es-Petir' ini..." Gao Leihua mengerutkan alis. Divine Body Ilusi terlalu besar, menjadi beban dalam situasi saat ini.
"Bagaimana jika menempatkan energi ini ke dalam tubuhku sendiri?" gumam Gao Leihua dalam hati.
Tanpa ragu, Gao Leihua mulai mengalirkan Kekuatan Dewa Petir perlahan, mencoba memindahkan satu gumpalan "Es-Petir" dari Divine Body Ilusi ke tubuhnya.
“Bola es-dan-petir” memiliki kekuatan mematikan yang telah disaksikan Gao Lei, sehingga Gao Leihua ekstra berhati-hati. Sedikit keteledoran saja mungkin akan menyebabkan kerusakan parah pada Divine Body-nya...
……
Saat ini, di suatu tempat di Bulan Ungu, berdiri istana Raja Iblis Lucifer.
"Dewa Kegelapan Yang Agung, tampaknya ada manusia yang datang ke planet Bulan Ungu kami." Seorang pria kekar bersayap iblis di punggungnya melapor kepada Lucifer yang duduk di singgasana.
"Manusia?" Lucifer di singgasana tiba-tiba mengangkat kepala, mata hitamnya kini memancarkan semangat yang berapi-api...
