Dalam tiga hari, seluruh klan Cyclops akhirnya siap sepenuhnya.
Setelah persiapan selesai, Gao Leihua segera membawa mereka bersama Raja Kegelapan bergegas menuju kuil di Laut Tengkorak.
Saat ini, Gao Leihua sangat tidak sabar ingin kembali ke benua! Meskipun Cyclops hanya membutuhkan tiga hari untuk mempersiapkan segalanya, dia tetap merasa kecepatan mereka terlalu lambat.
Tiba kembali di kuil, Gao Leihua memperlihatkan senyuman bersemangat.
Di depan pintu masuk kuil, Ming Long menatap kosong ke arah kelompok Gao Leihua. Setelah bangun dari tidur, hal pertama yang dilihatnya adalah punggung Gao Leihua dan Raja Kegelapan yang sedang mendekat dari kejauhan. Saat menyadari Raja Kegelapan benar-benar mengikuti di belakang Gao Leihua, Ming Long terdiam sejenak.
"Hai!" ucap Gao Leihua sebagai bentuk tata krama saat melihat Ming Long. Kemudian seluruh kelompok masuk ke dalam kuil di bawah tatapan tak percaya dari makhluk penjaga kuil itu.
Di belakang Gao Leihua, lebih dari 10.000 raksasa bermata satu memasuki kuil. Para raksasa ini memiliki cara unik untuk menyimpan rumah-rumah mereka. Rumah raksasa itu untuk sementara disimpan di dalam ruang khusus yang menjadi milik para raksasa bermata satu - kemampuan bawaan lahir yang hanya digunakan saat pindah rumah.
“Guru, formasi teleportasi yang menuju ke benua ada di dalam kuil ini.” Setelah memasuki kuil, Raja Kegelapan menunjuk ke arah formasi teleportasi raksasa di dalam aula sembari berkata pada Gao Leihua.
Suara Raja Kegelapan tidak terlalu keras, tapi Ming Long yang memiliki level dewa utama tetap mendengar setiap aksara yang diucapkannya dengan jelas!
Braak! Mendengar perkataan Raja Kegelapan ini, Ming Long yang sedang termangu kembali tidak mampu menahan serangan dan jatuh pingsan.
Sebelum kehilangan kesadaran, mulutnya masih bergumam: "Mustahil, mustahil. Pasti aku sedang bermimpi, bermimpi. Raja Kegelapan memanggil junior sebagai Guru, ini mimpi, mimpi..."
……
"Huu!" Setelah berdiri di atas formasi teleportasi, Gao Leihua menarik napas dalam untuk menenangkan perasaan gembiranya. Sudah beberapa hari di Zi Yue ini, entah apakah keluarga di benua mengalami masalah atau tidak.
Di sisi Gao Leihua, puluhan ribu raksasa bermata satu berdiri rapi di dalam formasi teleportasi ini. Benar, puluhan ribu raksasa semuanya berdiri di sini. Berdiri di dalam kuil yang terlihat tidak terlalu besar dari luar ini.
Meskipun kuil ini tidak besar, bagian dalamnya menyimpan gua suci. Di dalam kuil ini terdapat sebuah "dimensi lain", ruang yang diciptakan secara paksa dengan kekuatan mengerikan. Walau terlihat kecil dari luar, bahkan jika puluhan ribu raksasa bermata satu lagi dimasukkan, tetap akan muat.
"Guru, harus berhati-hati saat teleportasi." Raja Kegelapan berkata pada Gao Leihua: "Karena ruang dan waktu adalah dua keberadaan yang merger. Jika teleportasi gagal, kita bahkan mungkin sampai di benua 10.000 tahun kemudian."
"Baik, aku tahu." Gao Leihua menganggukkan kepala, lalu dengan berhati-hati menekan tangan pada posisi formasi di "formasi teleportasi" dalam kuil ini.
Sebuah kekuatan dewa petir berwarna ungu-emas mengalir dari tangan Gao Leihua. Kekuatan dewa merupakan eksistensi yang jauh melampaui daya magis. Formasi magis yang seharusnya digerakkan dengan sihir ini ternyata tetap dapat beroperasi dengan lancar di bawah dorongan kekuatan dewa Gao Leihua.
Saat kekuatan dewa petir Gao Leihua meresap ke dalam formasi teleportasi ini, pancaran cahaya emas samar mulai berkedip-kedip di atas formasi tersebut.
"Silakan pilih lokasi tujuan teleportasi." Tiba-tiba, suara sintetis elektronik terdengar dari pusat formasi.
"Sssst, tenang." Gao Leihua memalingkan kepala ke arah puluhan ribu raksasa bermata satu. Begitu mendengar perintahnya, para raksasa itu seketika menjadi hening.
"Benua." Setelah para raksasa tenang, Gao Leihua berbalik dan kembali menekan tangan kanannya di pusat formasi sambil berkata.
"Lokasi teleportasi: Benua. Konfirmasi tujuan, silakan tentukan koordinat spesifik di benua tersebut." Kembali suara elektronik itu berbunyi, bersamaan dengan munculnya peta tiga dimensi benua yang terbentuk dari berkas cahaya di pusat formasi.
"Hehe, masih cukup canggih." Setelah beberapa kali melihat "teknologi tinggi bergaya sihir", Gao Leihua tidak lagi menganggap situasi ini aneh. Kemudian, dia mengulurkan tangan kanannya menekan lokasi Hutan Peri yang tertera di peta - pulau udaranya masih berada di "Rawa Iblis" dekat hutan tersebut. Barang ini sebenarnya rencananya akan dikeluarkan saat pernikahan, tapi sekarang terpaksa dikeluarkan lebih awal untuk tempat tinggal para raksasa bermata satu.
Saat tangan Gao Leihua perlahan menekan titik yang menandai lokasi Hutan Peri di peta.
Tiba-tiba, Plak! Suara keras mengguncang dari belakangnya. Terkejut oleh dentuman itu, tangan Gao Leihua bergetar tak terkendali dan tanpa sadar menekan peta.
Begitu tangan menyentuh suatu titik di peta, kilatan emas dari formasi teleportasi melesat vertikal ke langit.
"Lokasi tujuan dikonfirmasi. Hitung mundur teleportasi dimulai: sepuluh, sembilan, delapan, tujuh... empat, tiga..."
"Raaar, Sialan! Siapa yang berisik tadi?!" Gao Leihua marah-marah menoleh ke arah sumber suara Plak tadi. Di ujung pandangannya, seorang raksasa bermata satu menarik kembali kepalanya dengan takut, sementara semua raksasa bermata satu di sekitarnya memandangnya penuh amarah.
"Dewa, tadi... ada nyamuk." Raksasa bermata satu itu mengulurkan tangannya dengan berhati-hati. Di telapak tangannya terdapat seekor "nyamuk" seukuran waskom.
"Satu, nol. Teleportasi dimulai." Saat Gao Leihua hendak berkata, suara sintetis elektronik dari formasi magis itu berbunyi tepat waktu. Gelombang energi ruang angkasa segera mengelilingi mereka semua.
"Teleportasi sukses. Selamat menggunakan formasi teleportasi magis XX Dewa. Silakan gunakan kembali formasi teleportasi magis XX Dewa di lain waktu..."
Inilah kalimat terakhir yang didengar Gao Leihua sebelum menghilang.
……
Setelah teleportasi dimulai, Gao Leihua hanya merasakan pandangannya menggelap. Ketika cahaya kembali terang, ia mendapati dirinya telah keluar dari formasi teleportasi dan tiba di benua.
Usai keluar dari formasi, reaksi pertama Gao Leihua adalah segera mengamati sekelilingnya. Terkejut oleh suara "plak" tadi, ia pun tak tahu lokasi mana yang tidak sengaja ditekannya.
Lao Gao memeriksa sekitar dengan seksama. Syukurlah, hamparan hutan di depannya memberi kesan familiar. Target teleportasi tidak meleset - rombongan Gao Leihua berhasil sampai di tujuan: "Hutan Peri".
"Untunglah, target teleportasi tepat." Gao Leihua menarik napas lega.
"Apakah semua personel sudah terkirim sempurna?" Setelah memastikan tujuan benar, ia berbalik menatap ke belakang.
Di belakangnya terhampar lautan raksasa bermata satu yang hitam pekat, disertai sosok Raja Kegelapan yang mengenakan pakaian rusak parah.
“Tunggu, Dewa.” Arnold Schwarzenegger segera memalingkan kepala, mengamati kerumunan raksasa bermata satu di belakangnya, lalu berkata kepada Gao Leihua: “Dewa kami, seluruh klan raksasa bermata satu telah tiba.”
“Hm, bagus kalau semuanya sudah sampai.” Gao Leihua menganggukkan kepala, lalu melirik ke arah Hutan Peri di sampingnya.
“Dewa, apakah kita akan masuk?” Arnold Schwarzenegger bertanya lembut saat melihat Gao Leihua terus menerus memandang hutan itu.
“Tidak, tak perlu.” Gao Leihua menggelengkan kepala perlahan. Di dalam Hutan Peri ini, Yue Rui seharusnya masih berlatih keras di bawah bimbingan Dewa Peri. Saat ini belum saatnya baginya untuk mengganggu.
“Kita, pergilah.” Gao Leihua berbalik badan dan mulai berjalan ke depan.
“Dewa kami, ke mana kita pergi sekarang?” tanya raksasa bermata satu.
“Sepuluh Tempat Berbahaya, Rawa Iblis.” Gao Leihua tersenyum: “Rumah kalian di masa depan akan berada di sana.”
“Ah?” Begitu mendengar Rawa Iblis, para raksasa bermata satu langsung terkejut. Mungkinkah Dewa ingin mereka tinggal di tempat mengerikan itu? Rawa Iblis dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Tempat Berbahaya.
Sepuluh Tempat Berbahaya masing-masing memiliki ciri khas. Tempat-tempat ini mungkin dihuni ras-ras berbahaya atau memiliki mekanisme tersembunyi yang mustahil didekati. Bagaimanapun, semua Sepuluh Tempat Berbahaya memiliki kesamaan: nekat memasuki sana berarti sembilan mati satu hidup.
Rawa Iblis termasuk yang paling spesial di antara Sepuluh Tempat Berbahaya. Di sini tak ada ras berbahaya maupun perangkap buatan. Ini adalah bentukan alam murni yang meski tanpa penduduk berbahaya, dihuni monster-monster legendaris kuat. Meski tak ada jebakan buatan, alam menciptakan tak terhitung perangkap alami.
Sebelumnya, saat kembali dari Hutan Peri ke Kekaisaran Cahaya, Gao Leihua menempatkan pulau udaranya di Rawa Iblis karena bentuk pulau yang terlalu mencolok.
Berdasarkan ingatan sebelumnya, Gao Leihua membawa para raksasa bermata satu dengan lancar menuju kedalaman Rawa Iblis.
Dari kejauhan, para raksasa bermata satu telah melihat pulau raksasa yang misterius itu mengambang di udara.
"Dewa Langit, apa itu?!" teriak Arno de Schwarzenegger kaget saat melihat pulau raksasa tersebut.
"Tempat itu akan menjadi kediaman kalian," Gao Leihua tersenyum licik. "Tunggu di sini dulu. Aku dan Raja Kegelapan akan memeriksa lebih dulu. Siapkan rumah-rumah kalian untuk ditempatkan di pulau udara itu nanti."
"Ah? Itu tempat tinggal kami?" Pemimpin raksasa bermata satu berteriak gemetar: "Siap, Dewa kami! Kami segera mempersiapkan."
Gao Leihua tertawa pendek, lalu berjalan menuju pulau udara bersama Raja Kegelapan yang berpakaian compang-camping.
Saat Gao Leihua dan Raja Kegelapan hampir mendekati pulau udara tersebut, sekelompok penjaga bersenjata lengkap menghadang di depan Gao Leihua.
"Berhenti! Depan adalah wilayah kekuasaan pribadi, segera mundur!" Regu penjaga ini menghardik Gao Leihua dan Raja Kegelapan.
"Hm?" Gao Leihua mengamati para penjaga ini, dari tubuh mereka terasa kemampuan elemental sihir air yang cukup baik. Apakah pasukan ini merupakan makhluk yang menguasai sihir dan bela diri sekaligus?
"Wilayah pribadi? Aku tidak tahu Rawa Iblis pernah menjadi milik siapa?" Gao Leihua tersenyum sinis: "Membuka."
"Pulau udara yang mengambang di depan itu adalah milik Yang Mulia Yue Xi!" Beberapa penjaga ini mengarahkan senjata ke Gao Leihua dan Raja Kegelapan: "Kalian para petualang jangan bermimpi menyentuh pulau udara ini!"
"Pulau udara kalian?......"
