"Sial! Itu barang milikku!" Gao Leihua mendidih melihat hartanya didominasi orang. Dengan raungan marah, Lao Gao mencengkeram kepala dua penjaga dan BRAK! membenturkan kedua tengkorak itu dengan keras.
BRAK! Dua prajurit bersenjata lengkap itu berkunang-kunang oleh tumbukan. Daya rekoil dahsyat membuat kedua bajingan malang itu pingsan di tempat.
Usai melumpuhkan mereka, Gao Leihua melemparkan kedua tubuh itu ke samping bagai membuang sampah.
"Sialan! Berani menyerang kami?!", teriak sisa pasukan yang menyaksikan rekannya diserang mendadak. Amarah mereka meluap hingga serentak mengaum.
“Energi tempur es！”Lebih dari sepuluh penjaga serentak meneriakkan. Energi tempur es yang merepresentasikan identitas suku laut menyembur dari tubuh mereka. Energi tempur es hanya bisa dipelajari oleh suku laut, sementara ras lain maksimal hanya bisa menguasai "energi tempur air". Lambat laun energi tempur es pun menjadi ciri khas suku laut.
“Oh, suku laut?” Gao Leihua menyipitkan matanya melihat belasan penjaga ini. Bagaimana mungkin anggota suku laut sampai ke daratan?
“Raaawrrr, petualang terkutuk, serahkan nyawamu!” Setelah mengaktifkan energi tempur es, belasan penjaga itu menerjang Gao Leihua bagai serigala dan harimau.
“【Bahasa Naga】Atas namaku, Gao Leihua, membekulah, teknik pembekuan!（Yi en. Ge lei he zhi ming, peng feng ba. Peng feng shu）” Gao Leihua mengucapkan mantra dengan suara ringan. Mengikuti mantra sang Tuan Gao, konsentrasi elemen es yang begitu dahsyat hingga membuat para penjaga ini ketakutan mulai terkumpul di telapak tangannya.
Gao Leihua mengangkat tangannya dan melemparkan dengan lembut ke arah belasan penjaga tersebut. Hanya sebuah teknik pembekuan sederhana, namun berhasil mengubah belasan bajingan yang mengandalkan energi tempur es ini menjadi belasan patung es.
Sejujurnya, terhadap antek-antek kecil ini, Gao Leihua benar-benar malas bertindak.
"Ayo pergi ke pulau udara." Senyum sinis mengembang di wajah Gao Leihua: "Aku ingin melihat siapa yang berani mendominasi pulau udaraku."
"Cekikikan." Raja Kegelapan menjilat sudut bibirnya: "Guru, nanti bolehkah aku bertindak?"
"Tergantung situasi." Bayangan Gao Leihua bergerak, sudah mulai terbang menuju pulau udara itu.
"Aku ingin membunuh!" Raungan Raja Kegelapan menggema, mengikuti dari belakang bayangan Gao Leihua yang melesat ke pulau udara.
Di atas pulau udara
Seekor putri duyung berparas sangat memesona sedang mengamati pulau udara ajaib ini. Di kepalanya terdapat mahkota yang menunjukkan statusnya sebagai putri suku ikan manusia. Dialah Putri Yue Xi, salah satu kakak perempuan Yuehua Tian dan Jing Xin. Dialah putri suku laut yang muncul di akhir peristiwa ketika Gao Leihua dan Yuehua Tian menghadapi Siluman Gurita Caribbean dan Elf Darah di laut.
Saat itu, ketika para Elf Darah menculik Yue Rui dan Putri Peri Kecil, Putri Yue Xi beserta suaminya muncul di permukaan laut bersama para perwira laut mereka.
Suaminya adalah pria berambut emas yang berada di sisinya. Pria berambut emas ini adalah orang asing yang keluar dari kamar kakak laki-laki Yuehua Tian saat Gao Leihua membawa Yue Rui dan Putri Peri Kecil yang trauma akibat melihat mumi kering ke kamar Yuehua Tian. Dialah yang membuat Yuehua Tian tampak merah padam kemarahan, diduga karena pria ini mengatakan sesuatu yang menyinggung Yuehua Tian saat itu.
“Yue Xi, kau bilang pria berambut putih itu benar-benar sudah mati?” Pria berambut emas itu tak beranjak dari sisi Putri Yue Xi.
“Dia bahkan tidak datang ke pernikahannya sendiri, masih mungkinkah pria itu hidup?” Putri Yue Xi tertawa genit. “Sepertinya Bencana Langit di Lembah Arwah sudah benar-benar menghabisi pria berambut putih itu. Bencana Langit mana mungkin bisa ditahan begitu saja.”
“Benar juga. Jika dia masih hidup, bagaimana pun pasti akan kembali untuk pernikahannya dengan Jing Xin.” Pria berambut emas itu tersenyum. “Sudah tiga bulan, berarti dia memang mati. Tapi ini justru baik - kematiannya menghilangkan ancaman bagi rencana kita memperebutkan posisi Kaisar...”
Ucapan itu terhenti mendadak. Pria itu terdiam sejenak, menatap kosong ke arah depan dengan mulut terkunci.
“Ada apa, Babysiant?” Putri Yue Xi curiga melihat reaksi anak buahnya, lalu memalingkan kepala ke arah pria berambut emas.
Saat Putri Yue Xi berbalik, tubuhnya pun ikut membeku.
Karena dia melihat, di sisi pria berambut emas itu, seorang pria berambut putih berdiri seperti telah ada di tempat ini sejak penciptaan dunia, tegak bagaikan gunung besar di sampingnya.
Rambut putih, ya. Rambut putih satu-satunya di kolong langit. Itu pria kuat itu! Dia belum mati? Pikiran Putri Yuexi kacau balau.
……
Gao Leihua mengulurkan tangan, mencengkeram kerah baju pria berambut emas itu.
Tadi, saat Gao Leihua terbang ke pulau udara ini, dia kebetulan mendengar ucapan pria berambut emas ini: "Dia bahkan tidak datang ke pernikahan Jingxin. Jika masih hidup, pasti akan kembali." Ditambah kalimat: "Sudah tiga bulan, tampaknya dia benar-benar mati."
Tidak datang ke pernikahan Jingxin? Apa maksudnya? Bukankah pernikahannya dengan Jingxin baru akan dimulai tiga bulan kemudian? Kebingungan memenuhi hati Gao Leihua.
"Kau, kau, kau tidak mati?" Gagap setengah hari, akhirnya pria berambut emas ini bisa mengeluarkan satu kalimat.
“Bicara sembarangan, kau mati pun aku takkan mati!” Gao Leihua mengumpat, lalu menggenggam kerah pria berambut emas ini. “Aku tanya satu, kau jawab patuh. Mengerti?”
“Bajingan terkutuk, lepaskan dia!” Putri Yue Xi di samping berteriak kepada Gao Leihua: “Bebaskan dia!”
“Beresok apa!!” Gao Leihua menoleh, pupil iris hitamnya memandang dingin ke arah Putri Yue Xi. Aura pembunuhan di matanya membuat sang putri seperti terjatuh ke ruang es.
Sekilas pandangan itu saja membuat Putri Yue Xi tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
“Baik, baik, aku tahu. Tanyakan, akan kujawab.” Pria berambut emas Babisante gemetar menjawab. Gao Leihua saat ini terlihat sederhana seperti seorang Raja Iblis perkasa, tatapannya membuat aliran kedinginan menyusuri tulang belakang Babisante menuju otak.
“Kutanyakan, tadi kau bilang pernikahan Jingxin sudah lewat, apa maksudmu?!” Gao Leihua bertanya.
“Bukan pernikahanmu dengan Ji Ziyue jatuh pada hari ketiga Tahun Baru? Sekarang sudah memasuki bulan kedua tahun baru.” Babisiant menjawab dengan wajah masam, sambil dalam hatinya bergumam: Jangan-jangan pria di hadapannya ini jadi linglung karena kena sambaran Bencana Langit, sampai tak bisa membedakan waktu?
“Bagaimana mungkin? Baru tiga hari berlalu sejak Bencana Langit itu!” Gao Leihua mengaum.
“Aku tak mengerti maksutmu.” Babisiant berkata: “Yang kuketahui, sudah lebih dari tiga bulan - hampir empat bulan sejak Bencana Langit itu. Pernikahanmu dengan Ji Ziyue sudah lewat setengah bulan lalu.”
“Mustahil!” Gao Leihua mengatupkan giginya. Dari Bencana Langit sampai ke Zi Yue Xing jelas-jelas baru tiga hari!: “Kau mengolok-olokku? Berani kau mati di tanganku?!”
“Aku...” Pria berambut emas itu hanya bisa tersenyum getir.
“Guru.” Raja Kegelapan yang berdiri di samping tiba-tiba menyela: “Mungkin... memang benar sudah tiga bulan berlalu.”
"Apa maksudnya?!" Gao Leihua bertanya: "Bagaimana mungkin, jangan bilang satu hari di Zi Yue sama dengan sebulan di tempat ini!"
"Tentu saja tidak." Raja Kegelapan berucap dengan licik: "Masih ingat saat teleportasi tadi, kau kaget oleh suara 'Plak' lalu buru-buru menekan formasi teleportasi?"
"Apa hubungannya?" Gao Leihua berkata: "Mungkinkah ruang dan waktu mengalami masalah?" Tiba-tiba ia teringat perkataan awal Raja Kegelapan bahwa jika ceroboh, bahkan mungkin terdampar di dunia 10.000 tahun kemudian.
"Benar. Mungkin kita telah dipindahkan ke waktu tiga bulan kemudian." Kata Raja Kegelapan.
"Sialan!" Gao Leihua melemparkan pria berambut emas itu ke lantai dengan keras. Pernikahannya dengan Jing Xin telah berlalu dalam sekejap saat teleportasi. Dasar! Dengan frustrasi, ia menggaruk-garuk rambutnya sendiri. Kini ia bingung bagaimana menjelaskan ini pada Jing Xin. Sepertinya harus dijelaskan baik-baik setelah pulang. Mengingat karakter Jing Xin, mungkin dia tidak akan marah. Gao Leihua bergumam dalam hati.
“Ngomong-ngomong, pantas mati! Bagaimana mungkin kalian berada di pulau udaraku ini?!” Gao Leihua menatap tajam Putri Yue Xi di sebelahnya.
“Kreek-kreek~~ Kau masih sempat menuntut hal kami ya? Daripada sibuk urusi kami, lebih baik kau segera kembali menemui Jingxinmu.” Putri Yue Xi tiba-tiba tersenyum genit: “Kuberi tahu sedikit, tiga bulan waktu cukup untuk banyak hal terjadi.”
“Apa maksud ucapanmu?!” Gao Leihua menatap tajam putri ini.
“Oh hohoho. Sekarang aku tak ingin bicara lagi.” Putri Yue Xi tertawa genit: “Jika kau mau menghadiahkan pulau udara ini padaku, mungkin aku bisa...”
“Eeek~~” Ucapan Putri Yue Xi terpotong oleh suara muntah keringnya sendiri.
Tinju Gao Leihua telah mendarat di perutnya dalam sekejap.
“Wanita, jangan coba-coba menguji batas bawahku.” Mata hitam Gao Leihua memancarkan sesuatu yang disebut bahaya. Masalah menyangkut Jingxin, mana mungkin Gao Leihua bisa berunding dengan tenang tentang syarat apapun.
“Kau berani memukulku?” Putri Yue Xi menatap tajam Gao Leihua: “Sekarang, jangan harap bisa mendapatkan apapun dari mulutku?!”
“Kurasa, meski kau mati, yang tahu tentang Jingxin bukan hanya kau saja. Misalnya pria berambut emas di sampingmu itu, pengetahuannya tak kalah dari kau.” Mata Gao Leihua memancarkan hawa dingin yang menakutkan: “Membunuhmu lalu membuatnya memberitahuku, sepertinya tak ada bedanya.”
“Baik, akan kuberitahu.” Yue Xi mengatupkan gigi: “Dengarlah, lebih baik kau segera kembali ke suku laut sebelum sore hari. Jika tidak, Jingxin takkan lagi menjadi milikmu! Karena kau tak hadir di pernikahan pertama demi menjaga wajah suku laut, sore hari ini mungkin akan digelar pernikahan kedua untuk Jingxin yang dipaksakan.”
“Menikah? Apa Jingxin juga setuju?” Gao Leihua seketika merasa dadanya sesak.
“Tidak.” Yue Xi tertawa genit: “Tapi meski Jingxin tak setuju, pernikahan ini tetap akan berlangsung.”
“Sialan, selama Gao Leihua masih hidup sehari pun, siapa yang berani menikahi Jingxin!” Gao Leihua mengumpati dengan keras: “Tunjukkan jalan. Bawa aku ke Suku Laut!”
“Berdasarkan apa aku harus...”
“Kuulangi sekali lagi, jangan tantang batas kesabaranku.” Gao Leihua meneriakkan dengan liar.
“Baik, baiklah. Akan kubawa kalian.” Yue Xi mengatupkan gigi, hari ini usahanya benar-benar seperti peribahasa "bukannya mencuri ayam malah kehilangan beras". Kesalahan terbesarnya adalah menggunakan urusan Jingxin untuk mengancam Gao Leihua...
