“Hah.” Setelah mendengar perkataan Gao Leihua yang jelas-jelas mengandung ancaman, An menggelengkan kepala dan tertawa: “Gao Leihua, kau tenang saja. Paling tidak, saat ini aku bukan musuhmu. Jadi, kau juga tak perlu diam-diam mengancamku.”
“Hehe.” Gao Leihua tersenyum licik, dalam hati bergumam: _Bajingan di hadapanku ini terlalu blak-blakan. Bukankah lebih baik hal-hal tertentu tetap menjadi rahasia? Meski memang ada unsur ancaman dalam ucapanku, tak perlu diungkapkan secara gamblang seperti ini. Membicarakan hal-hal sensitif begini kan memalukan!_
“Selain itu, meski tak tahu bagaimana rencanamu memancing ikan besar dan mempersiapkan diri menghadapinya,” An menatap tajam, memperlihatkan pupil iris hitam yang sama dengan Gao Leihua: “Banyak ahli pemancing justru terseret arus oleh ikan buruannya. Dan yang mati, tidak sedikit.”
Memandang pupil iris hitam milik 'Gelap', Gao Leihua juga sedikit terharu. Rambut hitam dan mata hitam selalu membangkitkan perasaan tertentu dalam dirinya kapan pun.
"Hoh. Terima kasih atas perhatianmu. Tapi apakah ikan yang akan menyeretku ke air, atau akulah yang akan mengangkat ikan lalu menghabisi mereka, masih menjadi misteri. Namun, terima kasih untuk nasihatnya, aku akan berhati-hati. Lagi pula, bagi pemancing sejati, sebesar apa pun ikannya hanya akan berakhir sebagai tangkapan." Gao Leihua tersenyum tipis sambil menggelengkan gelas anggur di tangannya dengan lembut ke arah 'Gelap'.
“Hah, Gao Leihua, kau masih belum memahami basis para dewa 'alam surga' dan kekuatannya.” An menggelengkan kepala: “Setelah melewati tak terhitung tahun, para penguasa kuat di alam surga telah bersembunyi dan diam-diam melakukan kultivasi untuk mencapai level yang lebih tinggi. Ini menyebabkan yang muncul di hadapan manusia saat ini hanyalah para bajingan yang tidak terlalu kuat. Yang kukhawatirkan adalah, di antara mereka yang turun ke dunia untuk menyerangmu, mungkin ada penguasa yang lebih kuat darimu. Ini bukan hal yang mustahil. Di luasnya alam surga, masih ada orang yang lebih kuat darimu.”
“Bahkan makhluk yang lebih kuat dariku? Hah, bahkan jika mereka datang, apa lagi yang bisa mereka lakukan?!” Tatapan Gao Leihua tiba-tiba membeku: “Selama berani berniat jahat padaku, sekalipun itu Kaisar Langit sendiri, aku akan membuatnya membayar harga yang sangat mahal.”
“Hah, keberanian yang luar biasa. Jika dulu aku memiliki keberanian sepertimu, pasti lebih baik.” An tertawa: “Baiklah, tenanglah melayani tamu-tamumu. Aku tidak akan menimbulkan masalah untukmu.”
“Kuharap begitu.” Gao Leihua mengangkat gelas anggur ke arah An dan Sembilan Neraka, lalu berbalik menuju arah Jingxin.
"You. Pria ini memang memiliki pesona yang tak terungkapkan, pantas saja kau tertarik padanya." Setelah Gao Leihua menjauh, An kembali tersenyum geli pada Jiu You.
"Anda benar-benar tidak menginginkan tangan kiri ini lagi?" Jiu You mengabaikan candaan An. Matanya tak berkedip mengamati An, berbisik pelan: "Harap diketahui, dengan mengambil kembali tangan ini, kekuatan Anda akan bisa dikembalikan lebih banyak."
"Heh. Anggap saja tangan kiri ini sebagai hadiah dariku untuknya." An tertawa ringan: "Mungkin tangan ini justru akan menunjukkan efektivitas lebih baik di tangannya. Ayo kita pergi, You."
"Baik." Melihat An bersikap tegas, Jiu You menghela napas pelan dan mengikuti langkah An menuju pintu.
Saat melangkah gagah melewati pintu besar, sudut mata Jiu You menyipit memperhatikan Gao Leihua. Dia tak mengerti mengapa An tidak mengambil kembali tangannya sendiri. Juga tak paham mengapa Gao Leihua tidak takut menghadapi seluruh langit. An dan Gao Leihua, dua pria yang tak pernah bisa dia pahami atau tebak...
……
"Jingxin" terus duduk bersama anak-anak, sementara matanya tak henti mengikuti siluet samar Gao Leihua.
"Ibu, ekspresi Ibu saat ini sungguh memukau." Yue Rui yang duduk di samping Jingxin memandang penuh kagum ke gaun indah yang melekat di tubuh ibunya: "Sejak kecil hingga kini, menurutku penampilan Ibu sekarang adalah yang tercantik."
"Hmm." Jingxin menepuk lembut tangan Yue Rui: "Dalam hidup manusia, selalu ada momen sakral seperti ini. Nanti, ketika Rui'er mencapai hari pernikahanmu sendiri, pasti akan lebih anggun daripada Ibu sekarang."
"Benarkah?" Yue Rui menggenggam lengan Jingxin. Kesempatan ibu dan anak untuk berbincang akrab seperti ini sungguh langka. Di daratan, Jingxin memang tak bisa bersuara.
Yue Rui sangat menyukai versi Jingxin yang bisa bicara ini. Andai Ibu selalu bisa berkomunikasi seperti ini. Gumam dalam hatinya. Beberapa hari lalu meski sama-sama berada di dasar laut, ketiadaan kabar dari Gao Leihua ditambah tekanan pernikahan paksa dari pihak Ibu Laut membuat Jingxin terus-menerus membisu.
“Tapi, aku rasa meski aku menikah nanti, takkan ada yang bisa menandingi kecantikan Ibu.” Yue Rui tersenyum tipis: “Di dunia ini, tak mungkin ada pria kedua seperhatian Ayah terhadap istrinya. Lagipula, selain Ayah, siapa lagi yang bisa menciptakan gaun pengantin secantik ini? Hihi.”
“Hm, Bayi juga merasa, baju yang dikenakan Ibu Jingxin ini paling indah di dunia. Sepanjang hidup Bayi, belum pernah melihat yang lebih cantik dari ini.” Baobao di samping mengangguk setuju.
“Yi ya yi ya!” Lu Dongfa menggenggam tinju kecilnya, seolah berusaha keras menyampaikan maksudnya. Sayangnya, bahkan Jin Sha'er yang lebih muda darinya sudah bisa bicara, membuatnya menjadi satu-satunya anak yang belum bisa berbicara.
“Hahaha.” Saat ini, Gao Leihua baru saja berpisah dengan Jiu You dan An, ketika kembali ke sisi Jingxin dia mendengar percakapan Jingxin dengan anak-anak: “Xiao Rui'er, kalau kau menikah nanti, Ayah akan mendesainkan gaun pengantin yang tak kalah indah dari yang dipakai ibumu ini. Biar putriku menikah dengan penuh kemegahan.” Gao Leihua tersenyum pada putrinya.
“Nggak mau.” Yue Rui memeluk erat Jingxin: “Aku nggak mau nikah, mau terus di samping Ibu.”
“Hehe.” Jingxin memeluk Yue Rui dengan lembut.
“Hmm.” Gao Leihua menggaruk-garuk kepalanya.
“Lei, duduklah.” Jingxin menggendong Yue Rui dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menepuk-nepuk area kecil di sampingnya.
“Hm.” Gao Leihua duduk di sisi Jingxin. Lalu diam-diam memandang sekitar. Pernikahan antara dirinya dengan Jingxin ini terasa agak aneh, meskipun Gao Leihua dan Jingxin adalah protagonis pernikahan, namun kedua mempelai kini justru duduk tenang di sudut ini. Sebaliknya, Raja Lautan Yue Zhen Tian·Poseidon justru seperti protagonis yang menerima semua doa dari para tamu.
“Jingxin, pernikahan ini tidak semeriah yang kubayangkan.” Gao Leihua berkata: “Banyak teman-teman kami yang tinggal di daratan, memaksa mereka datang ke dasar laut memang agak memaksamu ya.”
“Hm.” Jingxin menganggukkan kepala, pernikahan ini hampir semuanya orang tak dikenal, sehingga suasana pun tidak begitu meriah.
“Jingxin!” Setelah hening sejenak, Gao Leihua tiba-tiba menatap Jingxin dengan intens.
“Hm?” Jingxin mengangkat kepala memandang Gao Leihua dengan bingung.
“Setelah sampai di darat nanti, kita menikah lagi!” Gao Leihua berkata dengan sungguh-sungguh.
“Ah?!~ Menikah lagi sekali?” Sorot mata Jingxin dipenuhi keheranan, kebingungan, dan senyuman. Sepasang kekasih menikah dua kali, ide semacam ini hanya bisa muncul dari Gao Leihua.
“Ya, ya! Menikah dua kali!” Gao Leihua berkata dengan penuh kesombongan: “Nanti, aku akan memasak sendiri beberapa meja hidangan lezat di rumah kami. Lalu mengundang orang-orang yang kami kenal. Bagaimana? Hanya mengundang orang yang kami kenal. Lalu kita menikah lagi sekali!”
“Ayah, nanti bolehkah aku mengundang orang yang aku kenal?” Yue Rui di samping bertanya pada Gao Leihua.
“Benar, juga teman-teman anak-anak. Hehe! Bolehkah, Jingxin?” Gao Leihua menggenggam erat tangan Jingxin: “Aku ingin memberimu pernikahan yang sesungguhnya, menjadi milik kami, bukan seperti pernikahan tanpa suasana ini!”
“Ya!” Jingxin menganggukkan kepala dengan lembut: “Lei, mulai hari ini, apa yang kau inginkan adalah yang aku inginkan.” Ucapan Jingxin menunjukkan sikapnya.
“Lao Gao, saat menikah lagi jangan sampai melupakan Charlie ya.” Dewa Hewan tiba-tiba muncul di belakang Gao Leihua seperti hantu.
“Kau sudah ikut sekali, saat bersua kembali tak perlu hadir lagi.” Gao Leihua tersenyum licik.
“Tidak! Pernikahan berikutnya mustahil tanpa aku!” Kilatan determinasi berkerlap di mata Dewa Hewan: “Sialan~~ Dari jauh aku sudah dengar kau akan masak sendiri hidangan lezat. Dengar baik-baik, meski kau tak undang, aku akan memaksa ikut!” Ekspresinya berubah sakral: “Kenikmatan, Hidup!”
“Jangan lupakan aku juga, adik ipar tercinta.” Seolah menangkap kata 'kenikmatan', Yuehua Tian yang tadi tak terlihat tiba-tiba muncul entah dari mana.
“Ngomong-ngomong, jangan lupakan hal paling penting hari ini.” Dewi Arwah Penasaran dan Jingyin, sang mertua perempuan Gao Leihua, berjalan mendekat dari kejauhan.
“Apa hal penting itu?” Beast God bertanya heran.
“Hihi.” Dewi Arwah Penasaran mengetuk kepala Beast God: “Kau bilang, setelah pasangan pengantin menikah, apa yang harus dilakukan?”
“Oh! Aku tahu!” Wajah Beast God dan Yuehua Tian langsung menunjukkan ekspresi memahami.
Lalu, Yuehua Tian mengangkat tangan memanggil sekelompok anggota keluarga suku laut. Atas perintah Yuehua Tian, mereka berisik mendorong Gao Leihua dan Jingxin masuk ke kamar Jingxin.
Kemudian, Dug! Pintu ditutup rapat-rapat.
Di dalam ruangan hanya tersisa Gao Leihua dan Jingxin...
Saat ini, di sudut tersembunyi Auditorium Utama suku laut.
Seorang pria berpakaian compang-camping sedang menggores lingkaran di tanah dengan pisau rusaknya.
“Jahat, ingkar janji. Sudah berjanji akan mengajarkan seni bela diri suci setelah membunuh Dewa Matahari. Aku mengutukmu, semoga kau gagal masuk kamar pengantin malam ini! Karena kau tak mau mengajariku seni bela diri, karena kau tak mau mengajariku seni bela diri...”
Dalam kutukan si pria berpakaian compang-camping ini.
Dengan panik mempersiapkan kamar pengantin, Gao Leihua menggendong Jingxin dengan lembut ke tempat tidur kecil yang empuk.
Lalu, detak jantung Jingxin dan Gao Leihua berdegup kencang serempak. Meski ini bukan pertama kalinya bagi mereka, tapi inilah malam pengantin sesungguhnya! Momen yang sangat spesial!
Bibir Gao Leihua menyergap bibir merah Jingxin dengan garang, menjelajahi manisnya madu di mulut sang dewi.
Tangannya yang sudah hafal medan merayap turun, namun begitu mencapai tujuan, seluruh tubuhnya tiba-tiba kaku.
Pandangannya tertuju ke bawah, dan Gao Leihua bagai tersambar petir! Malam ini, dia tak berani melanjutkan ritual pernikahan...
