Di ketinggian ekstrem, para malaikat terus berjatuhan. Mayat-mayat yang rusak membuat langit terlihat menyilaukan. Asap darah yang mengembang melayang-layang di cakrawala, tak kunjung menghilang. Banyak malaikat yang terluka parah namun belum mati terus meratap di udara, sebelum akhirnya terjun bebas ke gurun di bawahnya.
Raja Kegelapan Berdarah memiliki sifat haus darah, sehingga serangannya secara alami sangat ganas. Sementara Dewa Hewan memang tidak memiliki simpati terhadap para dewa di alam surga, terutama setelah sebelumnya dikhianati oleh Empat Dewa Cahaya yang membuatnya merasakan penderitaan akibat pengkhianatan. Oleh karena itu, Dewa Hewan terus menyimpan dendam ini dalam hatinya. Sekarang serangannya pun menjadi luar biasa kejam, bahkan tak kalah ganas dari Raja Kegelapan.
Ajaibnya, dua karakter kejam ini justru mampu menahan serangan puluhan ribu malaikat hanya dengan kekuatan mereka berdua. Bahkan mereka mendominasi jelas! Dari banyaknya malaikat yang terus terjatuh bagai berondong jagung yang meletus, terlihat jelas bahwa keduanya sedang unggul.
Sebenarnya kekalahan telak 10.000 melawan 2 ini tidak sepenuhnya kesalahan para malaikat malang ini. Perlu diketahui bahwa Dewa Kekuatan Hewan dan Raja Kegelapan Berdarah memang sudah terkenal sebagai karakter kejam. Meskipun jumlah malaikat sangat banyak, namun kualitas mereka tertinggal jauh.
Di sisi lain, Dewi Arwah Penasaran di semak-semak mengawasi dengan waspada adegan sekitar. Sementara Jingxin menggendong beberapa anak-anak di pelukannya, pupil birunya memandang langit di kejauhan.
"Tuan, bunuh, aku juga, bunuh." Sejak pertempuran dimulai, Mengsi yang terus berdiam di samping Jingxin tiba-tiba mengangkat kepala, matanya memerah darah menatap langit saat Gao Leihua melesat ke udara.
"Mengsi, ada apa?" Jin Sha'er setengah naga bertanya dengan suara kekanak-kanakan.
"Bunuh! Apa yang Tuan bunuh, itu yang harus kubunuh!" Usai berkata, Mengsi melesat ke langit dengan gerakan tak stabil. Energi kegelapan ekstrem langsung menyembur dari tubuhnya.
"Tarian Pembunuhan - Gerakan Pertama!" Mengsi menyeruput ringan, sementara siluetnya mulai diperbesar selama terbang. Saat mencapai para malaikat, posturnya sudah seukuran dewasa.
~~Lonceng di kaki Mengsi berbunyi jernih saat ia menari. Suara lonceng itu menyebar ke langit, terdengar jelas di telinga setiap malaikat. Meski pertempuran dahsyat sedang berkecamuk dengan teriakan perang yang menggelegar dan jerit kesakitan, nyatanya suara lonceng kaki ini tetap tak tertutupi!
Menyusul, Mengsi mulai bergerak. Langkah tari indahnya mengambang di udara, koreografi memukau yang membuat klan malaikat—yang terkenal mahir menari—tertegun tak percaya. Para malaikat yang hadir belum pernah menyaksikan tarian sebegitu memesona. Seketika, seluruh perhatian tertuju padanya.
Sayangnya, harga untuk menikmati tarian Mengsi ini sungguh mahal! Untuk menyaksikan keindahan koreografi ini, kau harus membayar dengan nyawamu!
Di setiap wilayah yang dilalui Mengsi, barisan panjang malaikat berjatuhan bak hujan dengan suara swoosh-swoosh.
Bagi Mengsi, para malaikat ini tak beda dengan manusia biasa. Siapa pun yang terpikat oleh "Langkah Kematian" ini, akan menjelma menjadi arwah-arwah yang terikat selamanya dalam tarian maut...
Jingxin dan Dewi Arwah Penasaran sama-sama terkejut memandang Mengsi yang kuat. Mereka pertama kali melihat jurus andalan Mengsi. Tak disangka seorang gadis kecil bisa sekuat tingkat seperti ini. Ternyata barang-barang yang dibawa Gao Leihua tidak ada yang normal. Dalam hati, keduanya berpikir secara bersamaan...
Di sisi lain, setelah melesat ke langit, Gao Leihua menyelinap ke sisi Raja Kegelapan.
"Guru, Hati-hati!" Tiba-tiba Raja Kegelapan berkata kepada Gao Leihua.
"Hm? Hati-hati? Hati-hati apa?" Gao Leihua membelah beberapa malaikat yang mendekatinya, lalu bertanya.
"Guru, kau harus tahu malaikat-malaikat ini berasal dari alam surga." Pisau rusak di tangan Raja Kegelapan bergerak seperti kesurupan. Malaikat di depannya tak mampu menahan kilatan pedangnya, berjatuhan satu per satu.
"Hm, mereka dari surga. Apa hubungannya?" Tanya Gao Leihua.
“Alam surga, dan benua tempat kita berada sekarang ini adalah dua tempat yang berada dalam dimensi yang sama, tetapi tidak berada dalam ruang yang sama.” Raja Kegelapan menjelaskan pada Gao Leihua: “Untuk datang dari alam surga ke benua kita, ada beberapa metode. Entah menggunakan kemampuan kuat untuk melewati pintu besar yang menghubungkan alam surga dengan dunia tempat kita sekarang, lalu memasuki dunia manusia. Konon pintu besar itu dibuat oleh sesosok dewa dari alam surga sejak lama.
Metode kedua adalah melalui cara tribulasi khusus, membuat jiwa dan kekuatan mengerikan mereka merasuki tubuh kandidat terbaik.”
“Selain dua metode ini, hanya tersisa satu cara terakhir.” Raja Kegelapan sembari menebas malaikat di hadapannya, berkata: “Yaitu dengan mengerahkan dewa tingkat dewa utama yang memiliki kekuatan luar biasa, menggunakan kesaktian besarnya untuk memaksa membuka jalur ruang antara alam surga dan benua dengan ledakan dahsyat, lalu memindahkan para malaikat dan lima dewa itu ke dunia ini.”
“Dengan puluhan ribu malaikat yang bisa melewati jalur ruang ini, bisa dibayangkan betapa kuatnya dewa utama tersebut.” Raja Kegelapan melanjutkan: “Yang kuminta Guru waspadai adalah dewa utama perkasa ini. Karena dia mungkin kapan saja akan menyerang kita.”
“Aku mengerti.” Gao Leihua menganggukkan kepala: “Prioritas utama, aku akan pergi membunuh lima bajingan itu. Puluhan ribu malaikat tak mungkin dibunuh semua, pukul ular harus di titik vital. Tangkap perampok harus tangkap pemimpinnya.” Setelah berkata demikian, Gao Leihua menyerang ke belakang lima dewa tersebut.
Saat ini, memandangi malaikat yang terus-menerus jatuh bagai berondong jagung di langit, lima dewa pemimpin mulai ketakutan. Awalnya mereka mengandalkan jumlah personel yang banyak, ingin menggunakan taktik kerumunan untuk menghabisi Gao Leihua. Tapi sekarang saat menyadari jumlah personel ternyata sama sekali tak berguna, mereka menjadi panik.
“Kami, sekarang, harus bagaimana?” Salah satu dari lima dewa bertanya dengan suara gemetar.
"Aku, aku juga tidak tahu harus bagaimana. Kita, kita, lari saja." Salah satu dari Lima Dewa lainnya menjawab. Dunia ini terlalu gila, perlu diketahui bahwa ketika berhadapan dengan 10.000 malaikat, bahkan dewa utama pun tidak berani seperti dua pria di hadapan ini yang meneriakkan sesuatu lalu menerjang seperti orang gila. 10.000 malaikat, 10.000 penguasa kuat tingkat tujuh-delapan! Dengan satu gigitan saja, dua pria ini bisa dikunyah jadi tulang belulang! Tapi meski begitu, 10.000 orang ini malah dibuat babak belur oleh dua pria itu, menanggung banyak korban jiwa.
"Para dewa, apakah kalian ingin pergi? Apakah perlu Gao mengantarkan kalian sejauh perjalanan?" Saat Lima Dewa sedang bernegosiasi untuk kabur, tiba-tiba, suara yang sangat ramah dan menyenangkan terdengar di belakang Lima Dewa.
Lima dewa segera menoleh, lalu mereka melihat Gao Leihua yang berambut putih sedang tersenyum sinis menatap mereka.
Tapi saat melihat senyuman Gao Leihua, kelima dewa ini justru gemetar secara serentak. Senyuman itu memberi mereka perasaan akan sesuatu yang disebut... bahaya.
"Huu." Memandang kelima bajingan yang sedang gemetar di hadapannya, Gao Leihua tiba-tiba menyadari bahkan keinginan untuk menghajar mereka pun tak muncul. Kelima makhluk ini sama sekali tak pantas disebut Dewa.
"Tidak, tak perlu, Tuan. Kami bisa pergi sendiri," kelima dewa itu menunjukkan ekspresi tersenyum jujur. Seandainya Gao Leihua tidak melihat wajah mengerikan mereka saat meneriakkan "Bunuh Gao Leihua" sebelumnya, mungkin dia akan mengira mereka adalah orang-orang berwajah jujur yang patuh.
Kelima dewa ini hanyalah dewa-dewa junior yang baru saja mencapai kedewaan di alam surga. Peningkatan level mereka sepenuhnya mengandalkan bantuan senior dewa. Meski telah memiliki kedewaan, kekuatan mereka tak jauh lebih kuat dari Pembunuh Dewa Tingkat Delapan biasa. Ditambah kebiasaan hidup nyaman di surga, mereka sama sekali tak memiliki kesadaran sebagai dewa. Bahkan mungkin para Pembunuh Dewa lebih kompeten daripada mereka.
“Hehe, lima Dewa tidak perlu sungkan. Biarkan Gao Leihua mengantarkan kalian ke akhirat!” Kilatan sinar jahat tiba-tiba muncul di mata Gao Leihua. Pisau Hukuman terangkat dengan gesit, menghunus ke arah leher lima dewa ini. Meski Gao Leihua tak punya niat membunuh, kelima bajingan ini harus dihabisi! Sejak mereka menyerang Gao Leihua dengan wajah mengerikan, takdir kematian mereka sudah ditetapkan.
Kilatan pedang yang luar biasa cepat! Sebelum lima dewa sempat bereaksi, semburan darah sudah memancar dari leher mereka. Tubuh para dewa perlahan terjatuh ke bawah...
Kematian lima dewa membuat para malaikat kehilangan pemimpin. Situasi langsung menjadi kacau balau.
Di saat yang sama, kematian kelima dewa itu langsung terdeteksi oleh seorang pejabat tinggi di alam surga!
“Apa yang terjadi?! Ada masalah apa lagi?!” Tiba-tiba, jalur ruang dimensi raksasa yang digunakan untuk mengirim malaikat tadi kembali terbuka.
Jalur ruang transmisi baru saja terbuka, para malaikat yang tersisa dan sedang mundur bergegas menuju pintu besar yang menuju ke alam surga. Para malaikat ini tidak berani lagi melirik sekalipun ke dunia ini, benua ini telah menjadi tempat yang memberikan pengalaman paling mengerikan seumur hidup mereka. Mulai sekarang, kemungkinan besar kelompok malaikat ini tidak akan lagi memiliki nyali untuk turun dari alam surga ke dunia fana.
"Mengaum, menyebalkan! Kalian para bajingan tidak berguna, berdesakkan omong kosong! Pergi semua dari sini!" Suara ledakan menggema di dalam jalur. "Di mana lima anak buahku? Ke mana mereka pergi? Aaaarrgghh!!"
Mendengar gelombang teriakan mengerikan yang berasal dari jalur ruang ini, Gao Leihua, Dewa Hewan, Raja Kegelapan, serta Mengsi menghentikan pembunuhan. Mereka memandang dingin ke arah jalur tersebut.
"Mengaum, bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana kelima bajingan ini bisa mati?" Suara di dalam jalur itu meraung. Secara bersamaan, lima mayat dewa yang telah dihancurkan Gao Leihua perlahan mengambang ke udara dan masuk ke dalam jalur ruang tersebut.
Setelah kelima mayat itu terbang masuk ke dalam jalur, tiba-tiba muncul sepasang mata di ujung jalur tersebut - mata raksasa berukuran sebesar tubuh Gao Leihua.
"Sialan, siapa yang membunuh lima anak buahku!" Suara bergemuruh menggema di dalam jalur.
Wajah Raja Kegelapan Berdarah berkedut saat melihat mata itu. Diam-diam, siluetnya bersembunyi di balik tubuh Dewa Hewan yang gagah.
"Hei, kaliankah pelakunya?" Mata raksasa itu mengamati Gao Leihua dan kelompoknya satu per satu.
Pandangannya bergerak dari Gao Leihua, akhirnya tertuju pada sosok ramping yang sedang melakukan Tarian Pembunuhan - tubuh Xiao Mengsi yang sementara berubah ke ukuran dewasa.
"Apa... ini?" Suara bergemuruh itu terdengah-dengah terkejut.
"Jiu, Xiao Jiu. Benarkah ini kau?" Tiba-tiba suara itu berubah lembut. Sepertinya suara pemilik mata raksasa ini mengenali gadis kecil itu?
“Xiao Jiu. Oh, pantas mati!” Sosok manusia di sisi lain jalur ruang seolah ingin mengatakan sesuatu lagi, tapi tepat di sini, jalur yang dibukanya mulai mengecil perlahan.
“Menyebalkan, aku akan kembali! Mengaum, kalian bajingan-bajingan ini, semua kembalilah! Kembali ke kediamannya.” Jalur ruang itu tiba-tiba melebar sesaat.
Semua malaikat yang mendengar suara ini langsung membanjiri jalur ruang seperti aliran air.
Dug! Begitu malaikat terakhir masuk, jalur ruang tersebut dimatikan.
“Kalian tunggu saja, aku pasti kembali! Xiao Jiu, kau tunggulah aku!!” Dari sisi lain ruang bergema suara ledakan yang mengaum...
……
Para malaikat datang cepat, pergi lebih cepat. Tak sampai beberapa jam seluruhnya telah mundur, seluruh langit tiba-tiba menjadi hening.
Gao Leihua mengangkat alis, saat ini andai bukan karena mayat-mayat malaikat yang bertebaran di daratan, dia tentu mengira tak mengalami serangan apa pun tadi. Karena kecepatan mundur para malaikat benar-benar luar biasa.
Memandangi mayat-mayat malaikat tak terhitung di daratan ini, Gao Leihua tersenyum dingin.
"Kilat!" Lao Gao berseru. Petir tak terlihat mulai terkonsentrasi di udara. Masalahnya mayat-mayat di daratan tidak bisa dibiarkan begitu saja, akhirnya misi membersihkan mayat jatuh ke tangan Gao Leihua. Lagi pula hanya atribut elemen listriknya yang bisa dipakai untuk menghancurkan mayat dan menghapus jejak.
Tak terhitung kilat menghujam dari langit ke daratan. Konsentrasi tinggi kilat bagai menyapu lantai, membalik seluruh permukaan bumi. Bukan hanya mayat malaikat, saat ini bahkan sehelai bulu malaikat pun sulit ditemukan di sini...
Hanya Dewi Arwah Penasaran yang sakit hati memandangi mayat-mayat malaikat yang dihancurkan ini. Bagi Dewi, jenazah-jenazah ini sangat berguna. Sayangnya dia tidak bisa membawanya, akhirnya terpaksa meminta Gao Leihua menghancurkannya di tempat...
Di sisi lain, pria bersayap kelelawar di kejauhan itu menyaksikan seluruh pertempuran dengan lahap.
"Baru setelah jalur ruang ini benar-benar tertutup," pria bersayap kelelawar Lucifer perlahan mendekati Gao Leihua dan rombongan. "Mengingat mereka telah membantu kami membunuh pasukan pengejar, tentu perlu menunjukkan rasa terima kasih."
"Eh, bukankah ini Batman tadi?" Gao Leihua memandang siluet Lucifer yang mendekat...
